2015 PERBAND INGAN KECEPATAN REAKSI D AN ANTISIPASI REAKSI PAD A PENJAGA GAWANG D ALAM OLAHRAGA SEPAKBOLA D AN FUTSAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

I. PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mulai dari anak-anak,

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. futsal mulai terkenal di dunia dan banyak di gemari oleh. semua masyarakat dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

MAKALAH FUTSAL. ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

WAHYU ILAHI, 2015 ANALISIS PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN FUTSAL ANTARA ANGGOTA BARU DAN ANGGOTA LAMA UKM FUTSAL PUTRA UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan majunya kebudayaan manusia saat ini, banyak terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan manfaat bagi berbagai pihak. Suatu aktifitas yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FUTSAL. Materi Futsal Kelas X Semester disusun oleh Bramasto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

2016 PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 3 DINAMIKA SEPAKBOLA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 )

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

Keterangan: X1 : Pengukuran Reaksi X2 : Pengukuran Antisipasi Y1 : Penjaga Gawang Sepakbola Y2 : Penjaga Gawang Futsal

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

C. TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persepakbolaan nasional khususnya Sumatera Utara, banyak anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan olahraga pendidikan. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi potensi

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

DAFTAR PEMAIN (FUTSAL)

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy

LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reaksi merupakan bagian dari sebuah pergerakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, reaksi mempunyai definisi sebagai kegiatan yang timbul karena suatu pengaruh atau suatu peristiwa. Kemampuan seseorang untuk bergerak cepat begitu menerima rangsangan atau stimulus merupakan proses dari sebuah reaksi. Proses reaksi ini sangatlah berguna bagi manusia dalam proses gerak yang dilakukan dalam hidup. Dengan adanya kemampuan untuk melakukan reaksi maka manusia akan mampu memutuskan gerakan yang akan dilakukan selanjutnya. Dalam proses gerak, ada pula proses yang bernama antisipasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, antisipasi adalah perhitungan terhadap hal-hal yang akan (belum) terjadi. Proses antisipasi menitik beratkan kepada langkah yang akan diambil dalam menghadapi suatu kejadian. Dalam melakukan proses antisipasi, seseorang memerlukan perencanaan dan pemikiran yang cepat agar langkah yang diambil menjadi sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan. Sepakbola saat ini merupakan olahraga yang disebut sebagai olahraga paling populer di dunia. Asal mula olahraga sepakbola sampai saat ini masih menjadi bahasan yang belum bisa disimpulkan secara jelas. Hal ini disebabkan karena banyaknya negara yang mengakui bahwa olahraga ini berasal dari negara mereka. Negara-negara seperti Inggris, Yunani hingga China mengklaim bahwa sepakbola pertama kali dimainkan di negara mereka. Namun sampai saat ini telah banyak sumber yang menyebutkan bahwa Inggris merupakan bapak sepakbola dunia. yang baik. Dewasa ini, sepakbola di Indonesia sedang mengalami perkembangan Keberhasilan tim nasional U-19 dalam ajang piala AFF dan

2 kualifikasi piala AFC U-19 seakan membangkitkan kembali gairah sepakbolaa di Indonesia. Semua orang membicarakan masa depan persepakbolaan Indonesia yang menemukan titik terang setelah tim nasional U-19 berhasil memecah dahaga gelar yang terjadi selama 22 tahun. Hal ini berimbas pula kepada perkembangan seluruh lapisan usia dalam perepakbolaan Indonesia. Mulai dari tim nasional U-14 hingga tim nasional senior kembali menjadi topik yang disenangi oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat berharap gelar juara akan kembali datang dari semua lapisan usia sepakbola Indonesia. Futsal bisa diartikan sebagai sepakbola mini yang diadakan di dalam ruangan. Menurut FIFA, futsal berasal dari Montevideo, Uruguay pada tahun 1930. Futsal pertama kali dikenalkan oleh seorang pelatih sepakbola berkebangsaan Argentina bernama Juan Carlos Ceriani. Klaim FIFA bahwa futsal berasal dari Uruguay tidak diterima begitu saja oleh banyak negara di belahan bumi ini. Ada beberapa negara yang juga mengklaim bahwa futsal berasal dari negara mereka, contohnya adalah Kanada dan Brazil. Oleh karena itu, sama seperti sepakbola, hingga kini belum jelas negara mana yang pertama kali memprakarsai olahraga ini. Akan tetapi, sampai sekarang Brazil bisa dikatakan sebagai kiblat futsal internasional. Dalam kurun waktu 5 tahun belakangan, futsal terus berkembang di Indonesia. Perkembangan futsal yang luar biasa terjadi di Indonesia. Hal yang mendasari terjadinya perkembangan ini adalah mulai maraknya turnamen futsal di Indonesia yang dimanfaatkan untuk mencari bakat yang akan menjadi pemain tim nasional futsal Indonesia. Pada tahun 2010, tim nasional futsal Indonesia meraih gelar bergengsi, yaitu menjuarai kejuaraan futsal Asia Tenggara. terkuat di Asia Tenggara, yaitu Thailand. sudah mulai berbicara di pentas Asia Tenggara. Akan tetapi, kejuaraan ini tidaklah diikuti oleh tim Terlepas dari itu, tentunya futsal Dalam permainan sepakbola dan futsal tentu ada posisi penting. Posisi itu adalah posisi penjaga gawang (goalkeeper). Tugas utama penjaga gawang adalah menjaga agar gawang tidak kebobolan oleh outfield player tim

3 lawan. Tak jarang pula, serangan ke arah gawang lawan bermula dari lemparan atau tendangan dari penjaga gawang. Dalam melakukan pertahanan, penjaga gawang adalah orang yang akan memberikan komando kepada rekan-rekannya dengan tujuan merapatkan barisan pertahanan dalam menggempur serangan lawan. Seorang penjaga gawang memerlukan kekuatan, kecepatan, kelincahan serta reaksi dan antisipasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Hal ini akan menentukan kualitas seorang penjaga gawang. Tidak jarang kita lihat, penjaga gawang sering kekurangan atau lost dalam hal reaksi dan juga antisipasi. Hal ini akan berakibat fatal karena bisa saja berdampak kepada hasil akhir pertandingan, dimana gol akan terjadi di gawangnya. Dalam perkembangan dunia teknologi olahraga, ada berbagai alat yang dibuat untuk membantu meningkatkan performa seorang atlet. Dalam penelitian ini, waktu reaksi dan antisipasi menjadi komponen yang akan dilakukan pengukurannya. bernama Whole Body Reaction Time. waktu reaksi yang dimiliki oleh seseorang. antisipasi terdapat Speed Anticipation Test. Untuk pengukuran reaksi, ada sebuah alat yang Alat ini digunakan untuk mengukur Sedangkan alat untuk mengukur Alat ini digunakan untuk mengukur seberapa tepat dan cepat reaksi antisipasi yang dilakukan oleh seorang atlet. Kedua alat ini akan membantu penelitian dalam menghitung reaksi dan antisipasi yang diniliki oleh seorang penjaga gawang. Perkembangan cabang olahraga sepakbola dan futsal di lingkungan UKM Universitas Pendidikan Indonesia saat ini sedang berada di tahap perkembangan yang cukup baik. berbagai turnamen baik tingkat daerah maupun nasional. Futsal putri UPI berhasil menjuarai putra UPI seakan sulit untuk menembus tingkat nasional. daerah pun, senantiasa kesulita untuk mencapai partai final. sepakbola, hal yang sama juga berlaku. Akan tetapi futsal Dalam tingkat Untuk UKM Saat ini, dalam setiap kejuaraan, contohnya LISMAJAB (Liga Mahasiswa Jawa Barat) mereka selalu gagal menembus partai final. Meskipun semua lini bertanggung jawab terhadap sebuah tim, akan tetapi faktor penampilan penjaga gawang menjadi sorotan

4 peneliti sehingga peneliti ingin mengangkat sampel penjaga gawang dalam penelitiannya kali ini. Contoh yang sering kita lihat adalah ketika seorang penjaga gawang kurang cepat dalam melakukan antisipasi ataupun salah dalam melakukan antisipasi serangan lawan. Kejadian ini sering kita lihat bukan hanya di Indonesia akan tetapi juga di seluruh liga yang berlangsung di dunia. Contoh teranyar adalah ketika partai Real Madrid vs Elche. Ketika itu Gareth Bale melepaskan tendangan yang keras dari luar kotak penalti dengan kecepatan 100,5 km/jam dengan jarak tempuh bola menuju gawang adalah 28 meter dan waktu tempuh bola adalah 1,05 detik. Penjaga gawang Elche, Manu Herrera saat itu tidak bisa menghalau bola tersebut karena cepatnya waktu bola menuju gawangnya (Harian TopSkor, 22 Februari 2014). Jika seorang penjaga gawang mampu bereaksi cepat maka antisipasi yang dilakukan juga akan berbuah tepat. Contoh kasus Manu Herrera yang gagal menghalau tendangan Gareth Bale menjadi indikasi bahwa penjaga gawang tentu harus mampu bergerak dengan cepat dalam menghalau dan membaca tendangan yang dilepaskan lawan. Hal ini bisa terlihat dalam contoh lain, ketika Real Madrid berhadapan dengan Manchester United di perdelapan final UEFA Champions League 2012/2013. Ketika itu David De Gea menghalau tendangan keras Fabio Coentrao dari dalam kotak penalti dengan menggunakan kaki kanannya. Reaksi serta antisipasi yang ditunjukkan David De Gea saat itu membuat Real Madrid gagal menjebol gawang Manchester United (Harian TopSkor, 15 Februari 2013). Dalam futsal, reaksi serta antisipasi seorang penjaga gawang diperlukan lebih karena perbedaan ukuran lapangan antara sepakbola dan futsal. Dalam futsal, penjaga gawang akan lebih sering menerima serangan dari tim lain. Peneliti yang berkali-kali menjadi panitia sebuah pertandingan futsal, baik tingkat daerah maupun nasional sering melihat bagaimana seorang penjaga gawang yang tidak memiliki reaksi dan antisipasi yang baik akan menjadi bulan-bulanan oleh pemain lawan. Sedangkan penjaga gawang

5 yang memiliki reaksi dan antisipasi yang baik akan bisa mengamankan semua tendangan yang mengarah ke gawangnya. Contoh kasusnya terjadi dalam partai final sebuah kejuaraan futsal antara SMAN 18 Bandung menghadapi SMAN 16 Bandung. Penjaga gawang SMAN 18 Bandung, Avip menunjukkan reaksi dan antisipasi yang luar biasa ketika berturut-turut menahan tendangan yang dilakukan oleh dua pemain SMAN 16 Bandung. Setelah satu tendangan berhasil diblok, tendangan lain menyusul, akan tetapi Avip mampu bangkit dengan cepat sehingga tendangan itu kembali berhasil diblok dengan baik. Di akhir pertandingan, SMAN 18 Bandung menjadi juara dan akhirnya Avip terpilih sebagai best player dalam kejuaraan tersebut. Dari contoh kasus di atas, maka penulis beranggapan bahwa penjaga gawang haruslah mempunyai kualitas yang baik dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Memang banyak hal yang menjadi faktor penilai kualitas penjaga gawang sepakbola maupun futsal, akan tetapi penulis mengangkat wacana mengenai waktu reaksi dan antisipasi yang perlu dimiliki oleh penjaga gawang, baik itu dalam sepakbola maupun futsal menjadi faktor yang akan menentukan kualitas seorang penjaga gawang. Berbekal dari pemikiran ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : PERBANDINGAN KECEPATAN REAKSI DAN REAKSI ANTISIPASI PADA PENJAGA GAWANG DALAM OLAHRAGA SEPAKBOLA DAN FUTSAL. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah yang dikemukakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan kecepatan reaksi antara penjaga gawang dalam olahraga sepakbola dan futsal? 2. Apakah terdapat perbedaaan kemampuan antisipasi antara penjaga gawang dalam olahraga sepakbola dengan futsal?

6 3. Dari kedua penjaga gawang, manakah yang memiliki waktu reaksi dan kemampuan antisipasi yang lebih baik? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan hal-hal yang tertera dalam masalah penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui apakah terdapat perbandingan kecepatan reaksi yang signifikan antara penjaga gawang dalam olahraga sepakbola dan futsal. 2. Mengetahui apakah terdapat perbandingan kemampuan antisipasi yang signifikan antara penjaga gawang dalam olahraga sepakbola dan futsal. 3. Mengetahui gambaran mengenai penjaga gawang yang memiliki waktu reaksi dan kemampuan antisipasi yang lebih baik. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut: 1. Secara teoritis: a. Dapat digunakan sebagai informasi bagi perkembangan olahraga sepakbola dan futsal, khususnya berkaitan dengan peran penjaga gawang dalam sebuah tim sepakbola ataupun futsal. b. Dapat dijadikan bahan acuan pembelajaran bagi pembaca dalam hal peran aktif pengembangan olahraga sepakbola dan futsal. c. Dapat mengenalkan alat whole body reaction time dan speed anticipation time dalam fungsinya sebagai alat tester untuk waktu reaksi dan antisipasi. 2. Secara praktik mengharapkan agar penelitian ini bisa menjadi masukan bagi seluruh praktisi olahraga, khususnya di cabang olahraga sepakbola dan futsal mengenai kecepatan gerak, dalam hal ini mengenai reaksi dan antisipasi. E. Struktur Organisasi Skripsi

7 Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan sistematik dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bab I membahas mengenai pendahuluan yang berisikan mengenai: latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II membahas mengenai kajian teoritis yang akan memaparkan mengenai: sepakbola, futsal, karakteristik sepakbola dan futsal, penjaga gawang, kondisi fisik yang dibutuhkan penjaga gawang, kecepatan gerak, waktu reaksi, whole body reaction time, antisipasi, speed anticipation time. 3. Bab III membahas mengenai metode penelitian yang akan membahas secara terperinci mengenai: desain penelitian, partisipan, lokasi penelitian, subjek populasi/sampel penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. 4. Bab IV akan memaparkan dan membahas mengenai hasil penelitian lengkap dengan pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. 5. Bab V akan mamaparkan kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang didapatkan setelah melakukan penelitian ini.