BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB III PERANCANGAN DAN PENERAPAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

Latar Belakang dan Permasalahan!

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

ANALISA EFISIENSI MODUL SURYA 50 WATT PEAK PADA RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SEBAGAI ENERGI CADANGAN LAPORAN AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

Merencanakan PJU Tenaga Surya Contents

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL)

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Modifikasi Air Conditioner dan Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai Sumber Catu Daya

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

Sistem PLTS Off Grid Komunal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB V HASIL KALIBRASI DAN UJI COBA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

PERHITUNGAN EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL PADA SOLAR WATER PUMP

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

BAB III PERANCANGAN ALAT

Paul Togan Advisor I : Advisor II :

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Komponen dan diagram rangkaian PLTS. Gambar 2.2. Instalasi PLTS berdaya kecil [2]

BAB II TINJAUAN UMUM

PJU Tenaga Surya. Penerangan Jalan Umum Mandiri

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

Transkripsi:

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai analisa yang akan dibutuhkan dalam pembuatan perangkat lunak sistem uji pembangkit listrik tenaga surya. Komponen-komponen yang dibutuhkan untuk menunjang dalam pembuatan aplikasi SIA UMB antara lain sebagai berikut: 1. PT. Chint Indonesia; 2. Proses pengumpulan data; 3. Proses Penghitungan. 3.1.1 PT. Chint Indonesia PT. Chint Indonesia merupakan perusahaan yang berdiri pada September 2005 dan bergerak di bidang Elektrikal. Pabriknya dengan nama CHINT Group sendiri telah berdiri sejak 1984 dan merupakan pabrik dengan kapasitas terbesar di Tiongkok. Bidang elektikal yang dicakup adalah peralatan elektrikal tegangan rendah, menengah, tinggi baik arus searah maupun bolak balik dan energi baru terbaharukan dengan energi matahari sebagai sumbernya. Berfokus kepada bidang energi baru terbaharukan, sampai saat ini PT. Chint Indonesia telah mengerjakan 8 pembangkit yang tersebar di daerah timur dari Indonesia. Keseluruhan pembangkit ini merupakan kerjasama pihak PT. PLN (Persero) yang merupakan perusahaan BUMN yang menangani listrik di Indonesia dengan PT. CHINT Indonesia. 3.1.2 Proses Pengumpulan Data Perhitungan Proses ini diawali dengan mengumpulkan data-data produk yang termasuk di dalam pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas kecil. Produk-produk yang dicari adalah produk yang telah saya jelaskan pada bab II sub bab 2.1 mengenai PLTS. Penjelasan mengenai spesifikasi produknya adalah : 1. Solar Panel a. Tegangan Arus Searah (VDC) 17

Seperti diketahui bahwa radiasi matahari tidak dapat kita atur kondisinya dalam rentang waktu yang sama, maka dalam tegangan yang dihasilkan oleh solar panel menggunakan rentang tegangan. Rentang tegangan menggunakan 2 batasan yaitu, batas tegangan tertinggi (maximum) dan batas tegangan terendah (minimum). b. Arus (A) Seperti dijelaskan sebelumnya perihal radiasi, pada arus yang dihasilkan oleh solar panel juga menggunakan rentang arus. Rentang arus juga menggunakan 2 batasan, yaitu batasan arus tertinggi (maximum) dan batas arus terendah (minimum). c. Kapasitas Solar Panel Memiliki satuan Wp (Watt Peak) yang artinya satuan watt atau enegi yang dihasilkan oleh solar panel pada saat puncak. Satuan watt didapat dari faktor kali antara tegangan dan arus, yang artinya watt pada waktu puncak dihasilkan dari satuan tegangan tertinggi dikalikan dengan satuan arus tertinggi. 2. Inverter a. Kapasitas Inverter Memiliki satuan Watt. Merupakan satuan kapasitas yang menggambarkan besaran watt yang dapat di alirkan pada keluaran dari inverter. Pemilihan kapasitas inverter didasari pada besarnya total kapasitas yang digunakan oleh pengguna. Jika total kapasitas masih di bawah dari kapasitas inverter, maka inverter yang akan digunakan sesuai dengan kapasitas yang terdapat di dalam modul, jika ternyata total kapasitas melebihi maka terdapat pembatas pengisian pada perhitungan. b. Tegangan Input Baterai Memiliki satuan tegangan arus searah (VDC) dikarenakan baterai berjalan dengan tegangan arus searah. Merupakan total tegangan baterai yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam inverter. Tegangan tersebut tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih berdasarkan hasil kali seri baterai terhadap tegangan dari baterai. 18

c. Efficiency Efisiensi pada Inverter ini menggambarkan besaraan nilai maksimum yang dapat dihasilkan oleh inverter tersebut. Hal ini dipahami karena banyak sekali arus yang hilang baik itu dari konsumsi internal inverter maupun dari tingkat suhu yang terdapat pada inverter ketika berjalan. Satuan yang digunakan adalah persen. 3. Baterai a. Tegangan Baterai Memiliki satuan tegangan arus searah (VDC). Satuan tegangan ini berdasarkan banyaknya dan besarnya sel yang terdapat di dalam baterai. b. Arus / Jam Memiliki satuan Ampere Hour (Ah), yang artinya berapa banyak arus yang dapat dialiri dalam waktu 1 jam. c. DOD (Deep of Discharge) Merupakan penentu besaran kapasitas total dari baterai yang dapat digunakan. Besaran DOD bergantung dengan jenis baterai yang digunakan, dan pada pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas kecil ini penulis menggunakan tipe tubular dengan DOD 80%. Satuan yang digunakan adalah persen. 4. MPPT a. Tegangan Input Solar Panel Dikarenakan variasi tegangan yang diberikan oleh solar panel, maka untuk tegangan input yang disediakan oleh MPPT juga harus memiliki rentang dari yang terendah ke yang tertinggi. Hasil untuk tegangan yang masuk ke dalam MPPT ini merupakan hasil dari rangkaian seri dari solar panel. b. Arus Input Solar Panel Sama hal nya dengan tegangan, arus input untuk solar panel juga harus memiliki rentang dari yang terendah ke yang tertinggi. c. Kapasitas Satuannya adalah watt, dan merupakan besaran total input yang diberikan oleh solar panel. Pemilihan kapasitas MPPT harus disesuaikan 19

dengan jumlah rangkaian seri dan disesuaikan dengan rentang tegangan pada MPPT dan rankaian paralel dan disesuaikan dengan rentang arus pada MPPT. Setelah didapat rengkaian seri dan paralel, barulah kita mnedapatkan kapasitas MPPT yang sesuai dan kapasitas total solar panel. 3.1.3 Proses Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Penulis akan menjabarkan beberapa teori bagaimana menentukan besaran kapasitas masing-masing produk dan keterkaitannya satu sama lain di dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya yang terkait dengan aplikasi ini. Penulis akan menjabarkan berdasarkan urutan dalam menghitung kapasitasnya : 3.1.3.1 Proses penghitungan Inverter Untuk menghitung kapsitas inverter kita membutuhkan grand total kapasitas yang diisikan dari pengguna. Kepngambilan data tersebut didasari oleh besaran daya yang akan di pikil oleh sistem dalam satu waktu tertentu. Dikarenakan di dalam module, penulis telah menggunakan kapasitas yang tetap pada inverter yaitu 10.000 Watt, maka grand total kapasitas tidak boleh melebihi dari 10.000 Watt. 3.1.3.2 Proses Penghitungan Baterai Pertama yang perlu kita ketahui adalah kapasitas yang memang seharusnya dipikul oleh baterai. Kapasitas yang memang seharusnya dipikul dan kapasitas total terpasang di dalam sistem akan berbeda. Kita akan mengambil data dari grand total daya, yang kemudian akan ditambahkan 80% DOD baterai. DOD merupakan kepanjangan dari Deep of Discharge, yang merupakan kapasitas maksimum yang bisa di serap dari baterai. Baterai tipe PLTS harus memiliki cadangan sistem sebesar 20% tersimpan di dalam baterai nya atau baterai tersebut akan drop. Jadi rumusnya adalah : Min. Daya baterai yang diperlukan = grand total daya * (100% + (100%- 80%)) 20

Kita memperbesar kapasitas baterai berdasarkan dari grand total daya yang diisikan oleh pengguna sebesar 20%. Setelah mendapatkan min. Daya yang diperlukan, berikutnya kita akan mencari besaran Ah baterai yang diperlukan dan disesuaikan dengan produk yang ada di dalam module. Pertama kita harus menemukan rangkaian seri dari baterai tersebut. Rangkaian seri harus terlebih dahulu dicari karena rangkaian ini angkanya selalu tetap. Yang kita harus lihat sebagai acuan adalah pada spesifikasi inverter, pada tegangan input baterai inverter. Pada module kita memberikan variabel tetap yaitu 120 VDC, dan pada tegangan baterai adalah 12VDC per sel. Sehingga rangkaian seri nya adalah : Quantity rangkaian seri baterai = tegangan input baterai pada inverter / tengangan per sel pada baterai Quantity rangkaian seri baterai = 120 VDC / 12VDC Dan didapat angka 10 buah baterai yang akan dirangkai secara seri di dalam sistem. Dan selanjutnya kita akan mencari Ah min. di dalam sistem. Min. daya yang diperlukan / tegangan input baterai pada inverter = arus per jam yang harus disediakan baterai Dari perhitungan di atas, setelahnya akan disesuaikan pada produk yang terdapat di dalam module. Jika arus per jam masih di bawah dari kapasitas baterai yang ada maka kapasitas yang digunakan adalah kapasitas produk pada variable module. Tetapi jika kapasitas per jam ternyata melebihi dari kapasitas variable module, maka akan dicari rangkaian paralel dari sistem. Rangkaian paralel = arus per jam yang dibutuhkan / kapasitas baterai pada variable module 21

Barulah kita dapat menjumlahkan total kapasitas baterai yang terpasang did alam sistem Rangkaian seri baterai * rangkaian paralel baterai * tegangan baterai per sel * arus / jam baterai = kapasitas total baterai terpasang di dalam sistem 3.1.3.3 Proses Penghitungan Solar Modul Pertama kita mengambil angka acuan dari min. daya baterai yang diperlukan. Dari kapasitas ini langsung dibagikan dengan angka 4. Angka 4 merupakan nilai variable yang digunakan sebagai faktor pembagi besaran rata-rata radiasi di Indonesia. Min.daya solar panel dibutuhkan = min. daya baterai yang diperlukan / 4 Setelah itu kita mengacu kepada tegangan input solar panel dan arus input solar panel pada MPPT. Awalnya kita mencari rangkaian seri untuk solar panel. Kita ambil tegangan maksimum yang diperbolehkan pada MPPT, yang pada variable module adalah 120 VDC, lalu kita bagikan dengan tegangan tertinggi solar panel. Karena kita mencari kuantiti, maka angka tersebut tidak boleh maksimal dan harus dibulatkan ke bawah. Rangkaian seri solar panel = maks. Tegangan input solar panel / tegangan tertinggi solar panel Setelah itu kita akan mencari rangkaian paralel solar panel. Setelah mendapat total rangkaian seri dan min. daya solar panel dibutuhkan, makan untuk mendapatkan total paralel adalah denhan membagi nilai tersebut. Rangkaian paralel solar panel = min. daya solar panel dibutuhkan / total rangkaian seri / kapasitas solar panel per buah 22

Hasil untuk rangkaian paralel tersebut pun harus bulat, maka dari itu hasil pembagi harus dibulatkan ke atas. Setelah mendapatkan rangkaian seri dan paralel, baru kita dapat mengetahui nilai total kapasitas solar panel yang akan terpasang di dalam sistem. Total kapasitas solar panel = rangkaian seri * rangkaian paralel * kapasitas solar panel per buah 3.1.3.4 Proses Penghitungan MPPT Dikarenakan variable yang tetap di dalam sistem dan pembatasan nilai yang diisikan oleh pengguna, maka kapasitas MPPT tidak perlu ada penjelasan lebih lanjut dan cukup dengan menggunakan yang ada pada variabel module. Spesifikasi MPPT hanya perlu digunakan sebagai dasar perhitungan pencarian total produk lainnya. 3.2 Perancangan Penulis akan membagi perancangan menjadi dua bagian yaitu perancangan proses, perancangan interface. Sub bab - sub bab berikut memberikan penjelasanpenjelasan dari bagian perancangan tersebut. 3.2.1 Perancangan Proses Perangkat lunak uji kelayakan pembuatan pembangkit listrik tenaga surya ini diawali dengan tampilan menu input pengguna yaitu Hitung PLTS yang dia atasnya terdapat menu untuk melihat spesifikasi produk yang akan terpasang di dalam pembangkit listrik tenaga surya. Untuk data spesifikasi data produk hanya untuk di view dan tidak untuk di ubah datanya. Data spesifikasi produk tersebut sudah menggunakan standar sistem PLTS terkecil dan telah didefinisikan sebagai variable dalam perangkat lunak ini. Pada menu hitung PLTS, pengguna diminta untuk memasukkan data-data besarnya beban listrik yang akan di pikul oleh PLTS : 1. Quantity : banyaknya tipe produk yang akan digunakan 23

2. Kapasitas : kapasitas atau beban per produk yang akan dipikul dalam satuan watt 3. Lama menyala : perkiraan selama berapa lama setiap produk tersebut akan menyala selama 1 hari Pada menu sudah terdapat jenis-jenis barang yang umumnya digunakan pada rumah tangga seperti lampu, kulkas, televisi, dispenser, komputer dan water heater. Data yang diisikan oleh pengguna boleh merupakan bilangan bulat dan desimal. Ketika melakukan pengisian data, pengguna dibatasi pada grand total kapasitas dan grand total daya dengan rentang data yang telah ditentukan. Pada grand total kapasitas rentang data yang diperbolehkan adalah 500 10.000 dan pada grand total daya rentang data yang diperbolehkan adalah 13.500 22.500. Rentang data ini ada untuk membatasi agar isian oleh pengguna tidak melebihi produk standar kapasitas kecil pada pembangkit listrik tenaga surya yang telah didefinisikan sebagai variabel dalam perangkat lunak ini. Ketika melakukan validasi data dan data isian pada total kapasitas dan total daya diluar dari rentang data yang diperbolehkan, maka akan keluar jendela baru sebagai peringatan untuk melakukan pengisian data kembali. Untuk total kapasitas dan total daya sudah merupakan sistem otomatis untuk mempermudah pengguna untuk mengubahnya dan melihat apakah telah sesuai dengan rentang data yang diperbolehkan apa tidak sebelum di validasi. Setelah melakukan validasi, pengguna akan segera diberikan tampilan single line diagram dari sistem PLTS beserta dengan kapasitas untuk masing-masing produk yang akan terpasang. Pada tampilan ini terdapat 4 produk utama sesuai dengan 4 produk yang telah didefinisikan pada awal yaitu solar panel, MPPT, inverter dan baterai. 3.2.1.1 Flowchart Perancangan Sistem PLTS Berikut adalah gambaran yang dilakukan pengguna dan sistem saat melakukan pengisian data pada masing-masing produk sampai dengan validasi data sistem PLTS dan nilai investasi : 24

Gambar 3.1 Flowchart perancangan sistem PLTS Berikut penjelasan flowchart di atas : 1. Start, aplikasi dimulai. 2. Pengguna melakukan pengisian data, pada bagian ini pengguna melakukan pengisian data-data beban sesuai dengan ketentuan. 3. Apakah grand total kapasitas dan grand total daya sesuai, pada bagian ini perangkat lunak melakukan pemeriksaan terhadap nilai total hasil pengisian dari pengguna. Apakah grand total kapasitas berada dalam rentang data 500 10.000 dan apakah rentang data untuk grand total daya 13.500 22.500. 4. Tampilkan hasil perhitungan PLTS dan nilai investasi, pada bagian ini perangkat lunak akan menampilkan 2 hal, yaitu metode penghitungan yang dilakukan sistem untuk dapat mencapai nilai kapasitas masingmasing produk dan nilai investasi yang diperlukan jika menggunakan sistem pembangkit tenaga surya. 25

5. Tampilkan single line diagram PLTS, pada bagian ini perangkat lunak akan menampilkan single line diagram PLTS dengan kapasitas masingmasing produk yang sesuai dengan pengisian data dari pengguna. 3.2.2 Perancangan Interface Perancangan aplikasi sistem uji kelayakan pembangkit listrik tenaga surya berbasis web. Prangkat lunak ini memiliki beberapa buah form, diantaranya : a. Form Perhitungan. b. Form Module. c. Form Hasil Perhitungan dan Nilai Investasi. d. Form Single Line Diagram. 3.2.2.1 Form Perhitungan Form ini berfungsi sebagai form dimana pengguna melakukan pengisian ke dalam sistem. Di dalam form ini, pengguna hanya perlu melakukan pengisian pada data pada kolom qty (pc/s), kapasitas (watt) dan lama nyala (hours). Gambar 3.2 Rancangan Form Perhitungan 26

Keterangan : Kolom A : merupakan kolom dimana penggunakan melakukan pengisian data Kolom b : merupakan kolom yang secara otomatis akan menampilkan hasil pengisian data pada kolom A 1 : merupakan tombol yang akan menampilkan form pehitungan 2 : merupakan tombol yang akan menampilkan form module 3 : merupakan tombol yang akan menampilkan form hasil perhitungan dan nilai investasi 3.2.2.2 Form Module Form ini berfungsi untuk menampilkan spesifikasi 4 produk utama yang akan menjadi dasar perhitungan pada form hasil perhitungan dan investasi. Di form ini, pengguna tidak dapat mengubah variabel datanya. Gambar 3.3 Rancangan Form Module 27

Keterangan : 1. : merupakan tombol yang akan menampilkan form pehitungan 2. : merupakan tombol yang akan menampilkan form module 3.2.2.3 Form Hasil Perhitungan dan Nilai Investasi Gambar 3.4 Rancangan Form Hasil Perhitungan dan Nilai Investasi 28

Keterangan : 1. : merupakan tombol yang akan menampilkan form pehitungan 2. : merupakan tombol yang akan menampilkan form module 3. : merupakan tombol yang akan menampilkan single line diagram PLTS 3.2.2.4 Form Single Line Diagram Merupakan form yang menampilkan bentuk rangkaian single line diagram beserta dengan kapasitas masing-masing produk utama PLTS. Gambar 3.5 Rancangan Form Single Line Diagram Keterangan : 1 : Merupakan tampilan kapasitas solar panel 2 : Merupakan tampilan kapasitas MPPT 3 : Merupakan tampilan kapasitas inverter 4 : Merupakan tampilan kapasitas baterai 5 : Merupakan tombol untuk kembalu ke form perhitungan 29