BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani berkualitas yang diperlukan adalah daging. Daging merupakan makanan sumber protein hewani, yang diperlukan penyediaannya selain dari ternak besar dan unggas. Kelinci merupakan ternak alternatif yang mempunyai peluang sebagai penyedia sumber protein hewani yang sehat dan berkualitas tinggi. Kelinci sangat cocok dikembangkan pada negara yang populasi penduduknya padat seperti di Indonesia. Usaha-usaha ke arah untuk meningkatkan produksi daging kelinci perlu dilakukan, karena dipastikan permintaan daging kelinci di Indonesia akan meningkat. Banyak cara bisa dilakukan dalam usaha ini antara lain dengan cara kawin silang antara kelinci pejantan unggul yang mempunyai pertumbuhan cepat dan mencapai bobot potong yang tinggi dalam waktu relatif singkat. Hal lain yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas daging kelinci adalah meningkatkan kualitas kelinci jantan. Hal ini akan tercapai, salah satunya dengan meningkatkan kualitas sistem reproduksi jantan seperti kualitas dan kuantitas spermatozoa, kualitas organ reproduksi jantan dan kualitas hormon reproduksi yang akan mempengaruhi fertilitas jantan akhirnya berpengaruh juga terhadap kemampuan reproduksi. 1
2 Perbaikan kualitas jantan dapat dicapai dengan perbaikan kualitas pakan pada ternak (Anggorodi, 1994). Whendrato dan Madnyana (1999), juga menyatakan bahwa kualitas pakan sangat mempengaruhi kualitas spermatozoa kelinci. Kualitas pakan yang baik sangat diperlukan agar kualitas kelinci jantan meningkat. Bahan pakan komersial untuk kelinci yang kandungan nutriennya sudah disesuaikan banyak diproduksi dan dijual tetapi dengan harga yang tidak murah. Oleh karena itu, maka perlu dicari alternatif pakan kelinci yang murah, gampang didapat, ketersediaannya berkesinambungan dan berkualitas tinggi. Kelor merupakan tanaman leguminosa yang produksinya berkesinambungan dan memiliki nilai lebih dalam kandungan protein, mineral dan vitamin sehingga dapat mengatasi kendala ketersediaan pakan sepanjang tahun. Pemakaian tepung daun kelor sebagai sumber protein dalam pakan penguat telah banyak diterapkan. Tepung daun kelor dapat menggantikan bungkil biji kapok sebagai suplemen pakan 20% dari pakan domba sedang tumbuh (Murro et al. 2003). Kelor merupakan tanaman perdu yang banyak dijumpai di Indonesia sebagai tanaman pagar dan memiliki manfaat sangat luas. Menurut Hartwell (1971), bunga, daun, dan akar tanaman kelor bisa dipakai sayuran dan sebagai obat tradisional. Daunnya bisa digunakan sebagai bahan pakan ternak domba, kambing, sapi, babi, kelinci dan cocok untuk pakan ikan-ikan budidaya. Kulit kayu, daun dan akar mempunyai bau yang sangat tajam dan menyengat, juga dapat digunakan untuk merangsang atau meningkatkan pencernaan. Berbagai penelitian menyatakan bahwa
3 pada daun kelor terdapat komposisi vitamin A, B, kalsium, zat besi, protein serta kandungan lainnya yang tinggi. Akar kelor sering digunakan sebagai bumbu campuran untuk merangsang nafsu makan (Suriawiria, 2005). Fuglie (1999) menyatakan bahwa, daun kelor kering mengandung 12 kali vitamin C buah jeruk, 17 kali kalsium susu, 10 kali vitamin A wortel, 15 kali potassium pisang, 25 kali zat besi bayam dan 9 kali protein yogurt. Astuti et al. (2005) menyatakan bahwa, kandungan protein daun kelor dapat mencapai 43% jika diekstrak dengan etanol. Kelor sebagai salah satu jenis tanaman leguminosa memiliki zat anti nutrisi yang tergolong rendah dibandingkan jenis tanaman leguminosa lainnya. Anti nutrisi yang terkandung dalam daun kelor yaitu tannin 0,3%; saponin 6,4%; asam phytat 2,3% dan total phenol 2,7%. Sedangkan jika daun kelor telah diekstraksi ataupun diubah menjadi tepung daun, kadar anti nutrisinya akan lebih rendah (Astuti et al. 2005). Zade et al. (2013), juga melaporkan bahwa ektrak air daun kelor yang diberikan pada tikus putih jantan sebanyak 100, 200 dan 500 mg/kgbb selama 21 hari sama sekali tidak bersifat toksik. Banyak literatur menyebutkan bahwa pengobatan herbal terbaik untuk infertilitas adalah bunga kelor (Krisnadi, 2013c). Abu et al. (2013), menyatakan bahwa penambahan tepung daun kelor 5%, 10% dan 15% dalam pakan tidak merusak testis dan tidak menurunkan kualitas spermatozoa epididimis kelinci jantan. Ini menunjukkan bahwa daun kelor dapat digunakan sebagai pakan kelinci, karena tidak bersifat toksik
4 Beberapa peneliti juga mengungkapkan manfaat lain dari kelor di antaranya daun kelor sebagai anti anemia (Oduro et al., 2008), daun dan batang kelor dapat digunakan sebagai penurun tekanan darah tinggi dan obat diabetes (Giridhari et al. 2011), dan kulit pohon kelor sebagai obat radang usus besar (Fuglie, 1999) serta manfaat lainnya. Fuglie (1999), Sidduraju and Becker (2003) menyatakan bahwa kelor mengandung 46 antioksidan yaitu senyawa yang melindungi tubuh dari pengaruh radikal bebas. Pengukuran kadar malondialdehyde (MDA) merupakan cara pengukuran aktivitas radikal bebas secara tidak langsung sebab yang diukur adalah produk dari reaksi radikal bebas. Tingginya kandungan antioksidan dalam daun kelor, tentunya akan melindungi tubuh dari radikal bebas sehingga kadar MDA dalam organ reproduksi maupun dalam darah akan seimbang. Kelor dikatakan tanaman ajaib karena dapat digunakan sebagai bahan makanan dan bahan obat. Daun kelor juga dapat meningkatkan fungsi seksual jantan seperti libido, kualitas spermatozoa mengobati disfungsi ereksi (Prabsattroo et al., 2012). Mengingat lengkapnya kandungan nutrien pada kelor maka diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti pakan komersial yang sudah ada sehingga didapatkan pakan murah, ketersediaannya berkesinambungan dan mengandung nutrien yang lengkap. Belum ada penelitian mengenai sampai berapa persen kelor dapat sebagai pengganti pakan komersial dan berapa persen yang mampu menghasilkan kualitas reproduksi jantan yang optimal. Berdasarkan hal itu, maka penelitian mengenai
5 dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kemampuan reproduksi kelinci jantan perlu dilakukan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kemampuan kawin (pendekatan, menunggang dan kopulasi) kelinci jantan. 2. Bagaimana dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap performa (berat badan, konsumsi dan konversi pakan) kelinci jantan. 3. Bagaimana dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kadar hormon testosteron dalam darah kelinci jantan. 4. Bagaimana dampak susbstitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kadar MDA dalam darah kelinci jantan. 5. Bagaimana dampak susbstitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap berat organ reproduksi (testis dan kelenjar asesori) kelinci jantan. 6. Bagaimana dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kualitas (motilitas, viabilitas, morfologi, integritas membran plasma) dan kuantitas (jumlah) spermatozoa epididimis kauda kelinci jantan. 7. Bagaimana dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kualitas gambaran histologis testis kelinci (diameter, tebal epitel, jumlah sel epitel germinal) tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig kelinci jantan.
6 1. 3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kemampuan reproduksi kelinci jantan. 1.3.2. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kemampuan kawin (pendekatan, menunggang dan kopulasi) kelinci jantan. 2. Untuk mengetahui dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap performa (berat badan, konsumsi dan konversi pakan) kelinci jantan. 3. Untuk mengetahui dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kadar hormon testosteron dalam darah kelinci jantan 4. Untuk mengetahui dampak susbstitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kadar MDA dalam darah kelinci jantan. 5. Untuk mengetahui dampak susbstitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap berat organ reproduksi (testis dan kelenjar asesori) kelinci jantan.
7 6. Untuk mengetahui dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kualitas (motilitas, viabilitas, morfologi, integritas membran plasma) dan kuantitas (jumlah) spermatozoa epididimis kauda kelinci jantan. 7. Untuk mengetahui dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kualitas gambaran histologis testis kelinci (diameter, tebal epitel, jumlah sel epitel germinal) tubulus seminiferus. dan jumlah sel Leydig kelinci jantan. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah tentang dampak substitusi pakan komersial dengan tepung daun kelor terhadap kemampuan reproduksi kelinci jantan. 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat yang beternak kelinci untuk menggunakan daun kelor sebagai pengganti sebagian pakan komersial dalam rangka efisiensi biaya pakan mengingat pakan komersial yang harganya cukup mahal.