BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

PENDAHULUAN Latar Belakang

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Renstra BKP5K Tahun

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

Gambar I.1 Jumlah Petani Indonesia tahun 2013 (Sumber : BPS, 2013)

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kemiskinan dan pengangguran yang meningkat menjadi ketimpangan masyarakat merupakan tantangan dalam pembangunan, Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan rendahnya tingkat pendidikan sehingga semakin tertinggal jauh oleh masyarakat lainnya. Kemiskinan ditandai dengan rendahnya ekonomi termasuk rendahnya pendapatan Perkapita, dan keterlantaran Pendidikan ditandai oleh banyaknya penduduk yang tidak memperoleh kesempatan memasuki pendidikan formal dan kalupun memperoleh kesempatan di Formal hanya sampai tingkatatan Sekolah Dasar Hikmat (2010:127). BPS - Badan Pusat Statistik (2013) Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan. Dalam Berita Resmi Statistik No. 06/01/Th. XVI, 2 Januari 2013 profil kemiskinan di Indonesia september 2012 Jumlah penduduk miskin september 2012 mencapai 28,59 juta orang. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2012 mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2012, maka selama enam bulan tersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,54 juta orang. Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2012 September 2012, baik penduduk miskin di daerah perkotaan maupun perdesaan sama-sama mengalami penurunan, yaitu masing-masing turun sebesar 0,18 persen (0,14 juta orang) dan 0,42 persen (0,40 juta orang) tersedia dalam berita BPS di tersedia di http://www.bps.go.id. Mengacu pada strategi nasional penanggulanggan kemiskinan dalam (Guntur 2009:163), definisi kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan tidak terpenuhi hak-hak dasarnya

2 untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Seperti terpenuhinya kebutuhan panggan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial pilitik, baik perempuan ataupun laki-laki. Dalam Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 37 intinya menyatakan bahwa kekayaan Negara dikuasai oleh Negara dan di gunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat, dimana seharusnya Negara Bertanggung jawab dalam menggupayakan penghidupan bagi rakyat dan mengembangkan serta memberdayakan usaha yang di upayakan oleh rakyat. Pemerintah harus mengupayakan program-program pembangunan masyarakat dalam upaya penurunan kemiskinan, dimana program pemerintah harus mengembangkan masyarakat dan memberdayakan masyarakat dengan memangfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar masyarakat itu sendiri. Pembangunan masyarakat merupakan proses yang dirancang untuk menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri. Dimana pembangunan masyarakat di ciptkan untuk peningkatan ekonomi yang lebih meningkat dengan adanya partisipasi Dari masyarakat dengan adanya kepercayaan antar masyarakat. Hikmat (2010:67) berpendapat bahwa pembangunan masyarakat merupakan hasil dari perencanaan yang sistematis dari atas yang menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan dimana masyarakat tidak hanya sebagai objek dari pemerintah tapi sebagai subjek yang dimana penempatan masyarakat sebagai aktor utama dalam pembangunan masyarakat. masyarakat dituntut memiliki keahlian dan keterampilan dalam melaksanakan kegiatan atau program baik dari pemerintah atau atas dasar program dari masyarakat itu sendiri untuk menciptakan masyarakat yang kreatif dan inovatip untuk pembangunan masyarakat. Peran aktif segenap

3 lapisan masyarakat dalam pembangunan harus ditingkatkan, merata dan berkualitas dalam memikul beban dan tanggung jawab pembangunan, maupun menikmati hasil pembangunan itu sendiri. Penanggulangan kemiskinan dilakukan dalam rangka pemberdayaan mayarakat miskin melalui berbagai proses pendidikan berkelanjutan yaitu menolong diri sendiri melalui peningkatan kemampuan. Dengan demikian masyarakat mampu menggali dan menempatkan potensi yang ada dalam dirinya untuk menyiapkan berbagai persiapan yang tersedia baik dari aspek sumberdaya, permodalan, teknologi ataupun pasar. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal dengan pendekatan kelompok dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan pengangguran dengan menciptakan kelompok usaha. Dimana masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan satu wadah usaha dalam mempermudah jaringan atau kemitraan sesama masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan merupakan suatu upaya peningkatan pembangunan masyarakat untuk lebih sejahtera di berbagai sisi, ekonomi, sosial, dan budaya. Pemberdayaaan masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak cukup hanya dengan pemberian modal bergulir, tapi juga harus ada penguatan dari sumberdaya manusia, penyediaan prasarana. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi adalah proses kegiatan ekonomi rakyat yang kokoh dan modern, pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak dapat dilakukan melalui pendekatan individu melainkan di butuhkan pendekatan kelompok.pemberdayaan petani adalah satu kondisi yang dapat ditumbuhkan melalui proses pemberdayaan (empowerment), yakni pemberian kekuatan atau daya. Pemberdayaan petani sangat penting dalam pembangunan masyarakat, petani merupakan pelaku utama dalam mengembangkan usaha taninya. Strategi pemberdayaan pada masyarakat tani untuk menumbuh kembangkan kawasan industri pertanian dan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan pertanian

4 holtikultur baik dari produksi ataupun pemasaran, yang dapat di capai dengan penumbuhan pertanian yang tangguh dalam menghadapi persaingan dan mampu memangfaatkan peluang-peluang usaha pertanian. Pemberdayaaan masyarakat tani harus dikembengkan kearah kemandirian dengan menyiapkan dan menumbuhkan pengembangan konsep diri agar konsep diri dan motivasinya bersifat positif dan kuat. Undang-undang nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan memberi arahan bahwa untuk memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang serta aman; mengembangkan usaha pangan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di lakukan antara lain melalui penetapan kaidah penganekaragaman pangan, pengoptimalan pangan lokal, pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi usaha pengelolaan pangan lokal, pengenalan jenis tanaman baru, termasuk pangannan lokal yang belum termangfaatkan, pengembangan diversifikaasi usaha tani dan perikanan, peningkatan ketersediaan dan akses benih dan bibit tanaman, ternak dan ikan, pengoptimalan pemangfaatan lahan termasuk lahan pekarangan; penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah di bidang pangan, serta pengembangan industri pangan yang berbasis pangan lokal. Sejalan dengan program pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pemberdayaan masyarakat, serta permintaan pasar berikut konsumen yang tinggi. Meningkatnya permintaan terhadap tanaman holtikultura sayuran perlu di imbangi dengan peningkatan produktifitas para petani dalam tanaman holtikultura, sehingga permintaan pasar terhadap tanaman holtikultura dalam rangka memenuhi pesanan dan kekurangan tersebut.permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap tanaman holtikultura, Permintaan yang cukup tinggi terhadap tanaman holtikultura, merupakan peluang bagi kelompok tani untuk mengembangkan dan meningkatkan produktifitas tanaman holtikultura. Permasalahan yang di hadapi oleh para anggota dalam tanaman holtikultura adalah permodalan dan teknis penanaman tanaman holtikultura sayuran yang produktif.

5 Dalam meningkatkan produktifitas petani di perlukan berbagai program pemberdayaan pertanian salah satu program pemberdayaan masyarakat tani dengan program pengembangan model kawasan rumah pangan lestari yang dibangun dalam suatu kawasan (dusun, desa, kecamatan dst) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Beberapa prinsip dimana pengembangan KRPL sangat penting untuk (a) pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, (b) peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat, (c) pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pemasaran produk KRPL dan penguatan modal usaha, dan (d) antisipasi perubahan iklim. Keberlanjutan program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di lapangan dilakukan melalui : (a) penyediaan dan distribusi benih/bibit melalui Kebun Bibit Desa (KBD) dan Kebun Bibit Induk (KBI), (b) jaminan pasar produk KRPL, (c) penumbuhan dan pengembanganpertanian, (d) penyediaan infrastruktur utamanya penyediaan sumber air, dan (e) dukungan kelembagaan dan pembinaan pemerintah daerah setempat. Tujuan pengembangan model kawasan rumah pangan lestari dalam panduan pelaksanaan KRPL menurut (kementrian pertanian 2011) adalah: 1. Tujuan jangka pendek; a) memenuhi kebutuhan panggan dan pekaranggan secara lestari; b) meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemangfaatan lahan pekaranggan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayur, dan tanaman obat, pemeliharaan ternak dan ikan, dan pengelolaan limbah rumah menjadi kompos; c) mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemangfaatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman panggan lokal untuk masa depan dan; d) mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga mampu

6 meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau, bersih, dan sehat secara mandiri. 2. Tujuan jangka panjang; a) kemandirian pangan keluarga; b) deversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal; c)pelestarian tanaman untuk masa depan; dan d) peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Kelompok sasaran kegiatan optimalisasi pemangfaatan pekarangan adalah kelompok wanita yang beranggotakan minimal 30 rumah tangga yang berdomisili berdekatan satu desa. Pemangfaatan pekarangan dengan menanam tanaman sumber pangan (sayur, buah, dan umbi) ataupun ternak dan ikan. Hasil dari pekarangan ini dapat di konsumsi sendiri atau pun dijual secara bersama- sama. Kelompok Tani Bunda Asri merupakan kelompok usaha yang berada di Desa Karyawangi Kecamatan Kabupaten Bandung Barat yang didiriakn Tahun 2011 yang menghimpun ibu-ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap untuk melakukan kegiatan yang berguna untuk menunjang penghasilan tambahan sedikitnya bisa membantu ekonomi keluarga yang dimana mayoritas masyarakat karyawangi merupakan petani dan peternak. Tujuan dari kelompok tani Bunda Asih yaitu untuk mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok, meningkatkan produktifitas dan produksi lahan pekarangan sebagai penopang ekonomi keluarga, dan meningkatkan komoditas budidaya yang ditanam di lahan pekarangan. Program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) yang sedang dilaksanakan di kelompok tani Bunda Asri antara lain, a. pengembangan pekarangan bunga dan demplot, b. kebun bibit. c. pengembangan kebunsekolah,d. budidaya sayuran dan bunga potong. Adanya kemitraan dengandinas pertanian, dinas ketahanan pangan dan pasar sayuran, mempermudah kelompok tani dalam melaksanakan pendampingan dan pemasaran hasil pertanian, serta bantuan permodalan baik berupa barang seperti bibit, alat-alat pertanian, media pertanian dll, ataupun berupa uang.

7 Program kawasan rumah pangan lestari merupakan program pemanfaatan pekarangan kosong yang dijadikan lahan pertanian dengan menggunakan media pertanian seperti penggunaan pelastik polibek, penggunaan pupuk organik maupun kompos dan pemeliharaan pertanian, dengan begitu aggota kelompok dapat mendapatkan pendapatan yang lebih untuk menambah penghasilan keluarga dan mengsejahterakan keluarga. Perencanaan program kawasan rumah pangan lestari dilakukan dengan seluruh partisipasi anggota melalui musyawarah kelompok, sasaran perencanaan program KRPL antara lain anggota dan masyarakat sekitar kelompok tani yang memiliki lahan pekarangan yang tidak produktif degan identifikasi secara langsung kepada anggota kelompok tani dan masyarakat sekitar. Tujuan dari perencanaan program KRPL untuk mempererat silaturahmi, dan untuk membuat tahapan-tahapan pelaksanaan agar mencapai tujuan. Dan Pesrsiapan program KRPL di kelompok tani Bunda Asri adalah: 1. Persiapan bibit tanaman sayuran, buah, dan umbi umbian. 2. Persiapan lahan kebun bibit 3. Peralatan dan media untuk pembibitan antara lain: Polybag(ukuran kecil,sedang dan besar), pot, tanah, kompos, sekam, dll. Serta menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembibitan. 4. Persiapan pendistribusian bibit dan pembangian tugas pengelolaan dan pengawasan. Pengurus kelompok tani Bunda Asih melakukan kegiatan pembinaan dan pemantauan program (KRPL) pada anggota secara rutin dalam rangka mendorong kemandirian pangan dan penganekaragaman konsumsi pangan terhadap anggota kelompok tani pelaksanaan program KRPL di kelompok tani Bunda Asri telah berjalan selama tujuh bulan. Bentuk pelaksaan program KRPL pada kelompok tani sosialisasi dan praktek secara langsung dengan pembinaan secara langsung degan memberikan materi pengenalan jenis tanaman, penggunaan pupuk organik, dan pemasaran hasil pertanian, mengenalkan beberapa organisme pengganggu

8 tanaman (jamur, bakteri, virus, serangga) dan penyuluhan tentang pangan yang beragam, bergizi,seimbang, dan aman untuk hidup sehat aktif dan produktif. pendampingan oleh pengelola dan pembinaan oleh pengelola dilakukan secara rutin dengan pembinaan 1bulan sekali kepada anggota kelompok dengan pemantauan proses KRPL di lapangan. Pendampingan dan pembinaan secara langsung oleh dinas pertanian terhadap kelompok tani Bunda Asih meningkatkan produktifitas pertanian anggota kelompok tani dalam program kawasan rumah pangan lestari(krpl), sehingga anggota dapat lebih mandiri dengan adanya pembinaan dan pendampingan dalam proses program kawasan rumah pangan lestari. Hasil yang di dapatkan dari oleh anggota selain di konsumsi sendiri juga di jual, sehingga anggota dapat membeli kebutuhan yang tidak terpenuhi sebelumnya sehingga anggota menjadi mandiri dalam usaha pertanian. Dan tindak lanjut program KRPL dengan melaksankan pemangfaatan lanjutan seperti pembuatan keripik sayur dan aneka juice buah-buahan sebagai produk kelompok tani. Visi dari kelompok tani Bunda Asri adalah mampu meningkatkan penghasilan dan dapat mensejahterakan anggota kelompok dan warga sekitar Desa Kariawagi, sedangkan Misi dari kelompok tani Bunda Asri adalah meningkatkan kemampuan manejemen bisnis dari tanaman holtikultura, meningkatkan kemampuan teknis penanaman holtikultura sayuran, dan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan kelompok tani. Strategi dalam kelompok tani Bunda Asri yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan manajemen bisnis tanaman holtikultura, mengajukan permohonan pembinaan, bimbingan, dan bantuan modal usaha kepada pihak pemerintah dan instansi terkait, menggunakan ahli atau narasumber yang sudah berpengalaman dalam tanaman holtikultura, menggunakan media elektronik (internet) dalam mengakses informasi tanaman holtikultura.

9 Kelompok tani Bunda Asri memiliki 30 anggota yang semuanya merupakan petani ataupun buruh tani dan luas lahan pekarangan 1200 M. Kelompok tani Bunda Asri dapat dijadikan sebagai wadah usaha tani bagi anggota dalam upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang pada umumnya para petani di Desa karyawangi dapat menjadi suatu fasilitas bagi masyarakat. dari hasil kajian di atas peneliti tertarik untuk menggangkat permasalahan tentang Pelaksanaan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dalam Mendorong Kemandirian Anggota Kelompok Tani Bunda Asri Di Desa Karyawangi Kecamatan Kabupaten Bandung Barat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, terdapat beberapa masalah yang telah teridentifikasi diantaranya: 1. Sasaran program KRPL di kelompok tani Bunda Asri merupakan anggota yang memiliki lahan pekarangan yang tidak produktif. 2. Perencanaan program KRPL di laksanakan oleh pengelola dengan adanya partisipasi seluruh anggota melalui musyawarah dan sosialisasi. 3. Pelaksanaan program KRPL merupakan program dengan sistem (top down) tapi di laksanakan sistem (Bottom up) dimana pelaksanaan di lakukan oleh masyarakat didasari dari kebutuhan masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. 4. Tindak lanjut program KRPL dengan memaksimalkan hasil dari pemangfaatan pekarangan dengan membuat produk keripik dan hasil olahan buah-buahan dalam upaya mendorong kemandirian kepada anggota. C. Rumusan Masalah

10 Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut tersebut, untuk mempermudah dan mengarahkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam menganalisis permasalahan sehingga jelas dan terarah. Berdasarkan hasil dari indentifikasi maka peneliti merumuskan masalah secara umum sebagai berikut: Bagaimana Pelaksanaan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari Dalam Mendorong Kemandirian Anggota Kelompok Tani Bunda Asri?. Untuk menjabarkan rumusan masalah di atas disusun pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam meningkatkan kemandirian angota Kelompok Bunda Asri? 2. Bagaimana pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam meningkatkan kemandirian kelompok Bunda Asri? 3. Bagaimana tindak lanjut program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam mendorong kemandirian anggota kelompok tani Bunda Asri? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas adalah untuk mendapatkan jawaban dari hasil permasalahan yang peneliti dapatkan, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui perencanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam meningkatkan kemandirian angota Kelompok Bunda Asri. 2. Mengetahui pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam meningkatkan kemandirian kelompok Bunda Asri. 3. Mengetahui tindak lanjut program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam mendorong kemandirian anggota kelompok tani Bunda Asri.

11 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan dapat di pergunakan untuk kepentingan sebagai berikut: 1. Manfaat penelitian secara teoritis a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi pengembang ilmu yang berkenaan teori dan konsep manajemen dan pemberdayaan masyarakat. 2. Manfaat penelitian secara praktis a. Penelitian ini dapat bermangfaat bagi pengembangan kelompok Mitra Usaha. b. Bagi peneliti di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara praktis dalam pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di kelompok tani Bunda Asri. F. Struktur Organisasi Skripsi Untuk mempermudah dalam penulisan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, berikut ini adalah sistematika penulisan yang terdiri dari : BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Landasan Teoritis terdiri dari landasan teoritis dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian. BAB III Metode Penelitian yang terdiri atas Metode Penelitian, Alat Pengumpulan Data, dan Prosedur Pengolahan Data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, gambaran program kelompok tani Bunda Asri, serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

12 BAB V Kesimpulan dan Saran yang terdiri dari kesimpulan beserta saran yang merupakan penjelasan terakhir dari keseluruhan penelitian.