BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian sosial, sehingga diharapkan hukum atau peraturan

dokumen-dokumen yang mirip
Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. lain karena manusia merupakan makhluq sosial. Begitu juga dalam bekerja

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB I PENDAHULUAN. lain, agar mereka saling tolong menolong dan saling tukar menukar kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada fungsi sosial LAZ, Baznas, dan lembaga pengelola wakaf.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka. berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman. 1 Allah berfirman dalam surat al-

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang bagus, sebagai alat yang sangat penting dalam pencapaian

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah mempunyai arti menghambakan diri kepada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia diciptakan di dunia ini sudah dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

& '() *+ )#*+ &-.& *0. 12"

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM SLAM TERHADAP TRANSAKSI SHARE SWAP DAN AKIBAT HUKUMNYA

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pengikut atau karyawan. mempengaruhi perilaku seseorang pengikut atau para pengikut dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI UANG RUSAK (STUDY KASUS DI PASAR KAYEN PATI) SKRIPSI

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan sejahtera dalam rumah tangga Islam, sehingga terwujud sendi-sendi

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal I Komang Ardana, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta,

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

ض ذ ل ولا ف ام ش وا ف ي م ن اآ ب ه ا و آ ل وا م ن ر ز ق ه و إ ل ي ه ال نش و ر (الملك: ١٥)

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG-PIUTANG BERSYARAT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. ragam. Dan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya maka manusia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

SESUAI PROFESI, BOLEHKAH SAYA MENASEHATI PENCARI KERJA UNTUK BEKERJA DI PERUSAHAAN HARAM?

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB IV ANALISIS PERILAKU NASABAH BANK MINI SYARIAH UNTUK MENJADI NASABAH BANK MINI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UINSA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mencapai hajat hidup dengan meningkatkan taraf

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah salah satu kegiatan ekonomi yang mendapat tempat

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu peraturan atau hukum dibuat adalah sebagai salah satu sarana dalam pengendalian sosial, sehingga diharapkan hukum atau peraturan tersebut dapat melembaga atau bahkan mendarah daging dalam diri masyarakat yang bersangkutan. Agar hukum dapat dijadikan sebagai sarana pengendalian sosial, maka perlu adanya kondisi yang mendasari suatu sistem hukum, agar dapat dipakai sebagai alat untuk merubah masyarakat. Kondisi tersebut adalah; pertama: hukum merupakan aturan-aturan umum yang tetap, kedua: hukum tersebut harus jelas dan diketahui oleh masyarakat yang kepentingannya diatur oleh hukum tersebut, ketiga: sebaiknya dihindari penerapan peraturan yang bersifat retoaktif, keempat: hukum tersebut harus dimengerti oleh umum, kelima: adanya korelasi antara hukum dengan pelaksanaan atau penerapan hukum tersebut. 1 Syarat-syarat dan kondisi tersebut termuat dalam sebuah peraturan atau hukum, agar peraturan atau hukum tersebut tetap eksis di masyarakat. Adapun yang mempunyai kaitan erat dengan permasalahan yang dibahas adalah yang berkenaan dengan kondisi yang mendasari suatu peraturan. Dan agar peraturan tersebut dapat tetap terpakai harus ada korelasi antara peraturan dengan pelaksanaannya. 1 Suryono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Rajawali, Cet. ke-1, 1980, hlm. 138 1

Bagi umat Islam, mematuhi dan melaksanakan peraturan adalah merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh diabaikan, sebab bagaimanapun juga peraturan tersebut dibuat oleh pemerintah dengan telah memuat tujuantujuan syari at secara umum, yang berarti bahwa peraturan tersebut ditujukan untuk kemaslahatan umat manusia dan berfungsi untuk memberikan kemanfaatan dan menolak kemadlaratan. 2 Sebagaimana diketahui bahwa peradaban manusia semakin maju seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan dengan itu pula timbul berbagai permasalahan dalam kehidupan manusia yang sangat kompleks, yang menuntut adanya pemecahan, sehingga syari ah dalam hal ini fiqh Islam dituntut untuk bisa memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah tersebut. Allah SWT telah menjadikan manusia untuk saling tolong menolong dan saling membutuhkan dalam segala urusan dan kepentingan yang menyangkut hajat hidup manusia pada umumnya, hal ini telah disebutkan dalam al-qur an surat al-maidah ayat 2 yang berbunyi: و ت ع او ن وا ع لى ا لب ر و الت قو ى و لا ت ع او ن وا ع لى ا لا ثم و ا لع د و ا ن Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam hal kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong kamu dalam hal berbuat dosa dan pelanggaran. ( QS. al-maidah : 2 ). 3 2 Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis, alb, Yudian Wahyudi Asmin, Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet. ke-2, 1991, hlm. 127 3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan terjemahannya, Hlm. 157 2

Secara garis besar, hukum Islam dibagi menjadi dua golongan, yaitu hukum ibadah dan hukum mu amalah. 4 Fiqh ibadah meliputi aturan-aturan yang mengatur tentang sholat, puasa, zakat, haji dan semua ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT. Sedangkan fiqh muamalah adalah memuat seperangkat aturan yang mengatur hubungan antar manusia, seperti perikatan, sangsi, hukum, dan lain sebagainya yang bertujuan agar terwujud ketertiban dan keadilan baik secara perorangan maupun kemasyarakatan. Salah satu bentuk hubungan antar individu yang membutuhkan suatu pedoman khusus yang harus dipegang adalah donor darah. Karena apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada maka akan menimbulkan kerusakan dalam masyarakat, karena tujuan dari adanya pedoman tersebut adalah untuk menjamin keselarasan dan keselamatan dalam kehidupan manusia. Ulama fiqh menetapkan bahwa perbuatan menyumbangkan darah adalah diperbolehkan, untuk membantu sesama manusia yang amat membutuhkan. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah : Sesungguhnya Allah akan menolong hamba-nya selama hamba itu menolong saudaranya. Disamping bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia juga bertujuan untuk menghindari segala kemadlaratan atau yang merugikan manusia. Menyumbangkan darah untuk orang lain yang sangat membutuhkan menurut fuqaha termasuk dalam kerangka tujuan syari at Islam yaitu 4 Drs. Ahmad Rofiq, MA, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, Hlm. 10 3

menghindarkan salah satu kemadlaratan yang akan menimpa diri seseorang, oleh sebab itu ulama fiqh menetapkan bahwa perbuatan menyumbangkan darah adalah termasuk dalam tuntutan Allah SWT sebagaimana yang terdapat dalam surat al-maidah ayat 32 : و م ن ا ح ي اه ا ف ك ا ن م ا ا ح ي ا الن اس ج م يع ا Artinya: Dan barang siapa yang memelihara kehidupan manusia maka seolah-olah dia memelihara kehidupan manusia seluruhnya.( QS. Al-maidah: 32) 5 Jadi menyumbangkan darah bagi kemanusiaan sangatlah dianjurkan dalam Islam, baik itu disumbangkan secara langsung kepada yang membutuhkan maupun diserahkan lewat Palang Merah Indonesia atau bank darah guna disimpan agar sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menolong orang apabila ada yang membutuhkan. Palang Merah Indonesia atau yang biasa disebut sebagai PMI merupakan lembaga yang mempunyai kewenangan khusus untuk menampung dan mendistribusikan darah. Dan sudah barang tentu PMI mempunyai aturanaturan tersendiri yang mengatur kedua hal tersebut di atas. Aturan-aturan tersebut dimaksudkan agar supaya dalam penampungan atau pendistribusian bisa dilaksanakan dengan baik dan teratur tanpa adanya suatu pelanggaran atau penyalahgunaan dalam kedua hal tersebut dengan tujuan-tujuan tertentu seperti diperjual belikan atau dikomersilkan. Aturan tentang larangan jual beli darah ini telah jelas tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1980 Bab 3 pasal 3 yang berbunyi: Dilarang memperjual belikan darah dengan 5 Departemen Agama Republik Indonesia, Op.cit., hlm. 164 4

dalih apapun. Karena banyak sekali kasus yang terjadi dalam masyarakat tentang jual beli darah secara illegal tanpa diketahui oleh pihak-pihak yang berwenang. Alangkah tidak etisnya apabila hal tersebut ternyata betul-betul terjadi dalam masyarakat atau bahkan telah membudaya, padahal jelas sekali sudah ada peraturan dan lembaga yang berhak mengatur masalah tersebut. Melihat fenomena yang demikian, maka penulis mengangkat judul Study Analisis Terhadap Praktek Pembiayaan Transfusi Darah di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang Relefansinya dengan Pasal 9 ayat 1 PP No. 18 Tahun 1980 untuk mengungkap lebih jauh tentang pembiayaan transfusi darah yang terjadi di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang dan pendapat para Ulama fiqh tentang hal tersebut, kemudian dari hasil penelitian akan dirangkum kedalam sebuah skripsi. B. Rumusan Masalah Dalam pendahuluan tersebut diatas telah digambarkan sedikit tentang sekilas permasalahan yang melatar belakangi penyusunan skripsi ini. Gambaran diatas masih berupa abstraksi jalan pemikiran yang masih belum kongkrit pokok permasalahannya sehingga perlu adanya perumusan yang lebih kongkrit. Pokok permasalahan yang paling menonjol dan akan dicari titik penyelesaiannya dalam skripsi ini adalah : 5

1. Bagaimana praktek pembiayaan transfusi darah yang dilakukan oleh Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang terkait dengan pasal 9 ayat 1 PP No. 18 Tahun 1980 tentang pembiayaan transfusi darah 2. Bagaimana pendapat Ulama fiqh terhadap pembiayaan transfusi darah C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis membahas skripsi dengan judul tersebut diatas ialah: a. Untuk mengetahui praktek pembiayaan transfusi darah yang dilakukan oleh Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang kaitannya dengan pasal 9 ayat 1 PP No. 18 Tahun 1980 b. Untuk mengetahui pendapat ulama fiqh tentang pembiayaan transfusi darah. D. Telaah Pustaka Untuk menghindari duplikasi dari sebuah penelitian maka penulis akan melakukan telaah pustaka terhadap hasil penelitian dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Abul Fadl dalam bukunya Kloning, Eutanasia, Transfusi darah, Transplantasi organ, dan eksperimen pada hewan menjelaskan bahwa umat Islam boleh melakukan transfusi darah pada kondisi-kondisi yang mengancam nyawa seseorang, memandang transfusi darah sebagai suatu pengobatan untuk kasus kehilangan darah, dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan 6

gangguan darah. Dan dijelaskan pula tentang pendapat para ulama' yang sepakat dengan larangan menjual darah. Karena menurut hukum Islam, darah yang mengalir keluar dari tubuh adalah benda najis, dan menurut prinsip hukum Islam, jika suatu benda dinyatakan terlarang bagi muslim maka jual beli atas benda tersebut juga dilarang. 6 Selain itu dalam skripsinya M. Nashihin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap PP No.18 Tahun 1980 tentang Transfusi Darah. Di situ hanya menjelaskan mengenai transfusi darah dilihat dari sudut pandang hukum Islam dan penjelasan mengenai aturan-aturan tentang transfusi darah yang termuat dalam PP No. 18 Tahun 1980. 7 Perbedaan yang paling mendasar antara skripsi M. Nasihin dengan skripsi yang penulis buat adalah terletak pada praktek pembiayaannya. E. Metodologi Penelitian Metode merupakan alat bantu yang utama dalam setiap penulisan ilmiyah, baik untuk memahami permasalahan maupun di dalam menyusun tulisan karya ilmiyah itu sendiri. Adapun jumlah dan jenis metode yang akan dipergunakan, ditentukan oleh sifat dan jenis penelitian. Sehingga penelitian dapat mencapai hasil yang optimal dan pelaksanaannya terarah dan rasional. Adapun penulisan skripsi ini menggunakan beberapa metode agar diperoleh 6 Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Kloning, Eutanasia, Tranfusi darah, Transplantasi organ, dan Eksperimen pada Hewan Telaah Fiqih dan Bioetika Islam, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, Cet. ke-1, 2004, hlm. 163 7 M. Nasihin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap PP No.18 tahun 1980 Tentang Transfusi Darah, Skripsi Sarjana Hukum Islam Syari'ah, Yogyakarta : Perpustakaan Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga, 1996, hlm. 11 7

suatu hasil yang falid sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, metode tersebut adalah: 1. Metode pengumpulan data Riset lapangan atau Field Research Yaitu penelitian yang didasarkan obyek lapangan di daerah atau lokasi tertentu guna mendapatkan data-data yang nyata dan benar. 8 Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian lapangan di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang untuk mencari data-data yang berhubungan dengan permasalahan skripsi tersebut, selanjutnya penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Interview ( wawancara) Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaanpertanyaan pada para responden. 9 Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan Pengurus Unit Transfusi Darah Cabang kota Semarang sie Bina donor Dra. Ani Siswati. Metode ini penulis terapkan pada bab III untuk memperoleh penjelasan tentang sejarah, visi dan misi serta struktur organisasi yang ada di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang. 8 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hlm. 31 9 Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1990, hlm. 129 8

b. Observasi Yaitu suatu pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian di adakan pencatatan. 10 Metode ini penulis gunakan untuk menunjang dan sebagai bahan penguat pada bab III yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja petugas Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang. c. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data lewat pengumpulan bahan-bahan sebagai pelengkap melalui petugas atau mencarinya sendiri dalam filefile yang tersedia, 11 dalam hal ini penulis mencari dokumen atau suratsurat resmi yang berkaitan dengan kebijaksanaan Unit Transfusi darah Cabang Kota Semarang dalam menentukan biaya transfusi darah. 2. Metode Analisis Data Sebagai tindak lanjut dalam pengumpulan data, maka metode pengumpulan data menjadi signifikan untuk menuju sempurnanya penelitian ini. Dalam analisis data, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menggambarkan atau melukiskan obyek-obyek permasalahan berdasarkan fakta secara sistematis, memberikan analisis secara cermat, kritis, luas dan mendalam terhadap obyek kajian dengan mempertimbangkan kemaslahatan. 12 Dengan demikian analisis ini, penulis 10 P Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-1, 1999, hlm.63 11 Koentjoroningrat, Op.cit., hlm. 46 12 Hadari Nawawi, Op. Cit, hlm.30 9

gunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan usaha kesehatan dibidang transfusi darah di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang kemudian menganalisisnya dengan bukti kebenaran yang ada. Dalam hal ini analisis difokuskan pada praktek pembiayaan transfusi darah di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang. Analisis ini akan digunakan pada bab IV. F. Sistimatika Pembahasan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab, adapun sistimatikanya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan, supaya pembahasan skripsi ini tidak meluas, penulis membuat ulasan dengan pokok permasalahan agar menjadi jelas dan lebih terarah tujuannya. Dengan telaah pustaka, maka akan dapat diketahui posisi masalah yang sedang dibahas dengan hubungannya penelitian yang telah dilakukan oleh para pendahulu. Kemudian menggunakan metode penulisan yang sesuai dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai pendukungnya, yang terakhir dalam bab ini penulis menyusun terlebih dahulu sistematika penyusunannya, hal ini diharapkan agar lebih mudah dalam mengerjakannya. Dengan demikian dalam Bab I ini ada enam sub bab yang akan dibahas yaitu antara lain, latar belakang permasalahan, permasalahan dan ruang lingkup tujuan penulisan, telaah pustaka, metode penulisan dan sistematika pembahasan. 10

Bab II berisi tinjauan umum tentang PP No. 18 Tahun 1980 tentang transfusi darah, dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang Peraturan Pemerintah, pengertian transfusi darah, proses pengadaan darah di indonesia, dan perbuatan yang dilarang berkenaan dengan transfusi darah Bab III berisi tentang praktek pembiayaan transfusi darah di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang, dalam bab ini akan dijelaskan tentang profil Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang yang meliputi sejarah berdirinya serta visi dan misinya dan struktur organisasinya. Kemudian tentang sistem pelayanan permintaan darah dan sistim pembiayaan serta pendapat ulama fiqh terhadap pembiayaan transfusi darah. Bab IV berisi tentang analisis terhadap praktek pembiayaan transfusi darah di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang relefansinya dengan pasal 9 ayat 1 PP No. 18 Tahun 1980, mencakup tentang analisis pendapat ulama fiqh terhadap praktek pembiayaan transfusi darah dan analisis terhadap praktek pembiayaan transfusi darah di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang relefansinya dengan pasal 9 ayat 1 PP No. 18 Tahun 1980. Bab V berisi penutup yang sekaligus merupakan bab terakhir, dalam bab ini mencakup kesimpulan, saran-saran dan penutup. 11