BAB I PENDAHULUAN. kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Sebagaimana. firman Allah Swt dalam (Qs. Ali Imra>n: 97).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV TINJAUAN MASḶAHẠH TERHADAP PENERAPAN FATWA DSN NO. 29/ DSN-MUI/ VI/ 2002 TENTANG PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI DI BRI SYARIAH SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan keuangan salahsatunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan

ANALISIS PENERAPAN AKAD QARD} WAL IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam, selalu berbondong-bondong dan saling berebut porsi

DALIL DASAR HUKUM HAJI

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan terlihat sangat kompleks,dengan bebagai. dengan meningkatnya pembangunan nasional pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

Pembiayaan Multi Jasa

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari bahasa Arab al-hajj, yang berarti mengunjungi atau mendatangi. 1

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

PERSPEKTIF FATWA MUI ISTITHA AH KESEHATAN DALAM HAJI. Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai landasan dalam pembahasan. Adapun teori-teori yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tempat untuk meminjam uang. Secara umum pengertian bank. menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, pengembangan ekonomi Islam telah diadopsi ke. dalam kerangka besar kebijakan ekonomi. Paling tidak, Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

ANALISIS DANA TALANGAN HAJI BERDASARKAN FATWA NO.29 / DSN-MUI / VI / 2002 (Studi Kasus Pada BPRS Dana Mulia Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

PELAKSANAAN AKAD RAHN PADA PRODUK IB RAHN EMAS (Studi Kasus Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang)

BAB III DANA TALANGAN HAJI

PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan saat ini menunjukkan betapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh : AISYAH YUNITA SARI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang syamil (integral), kamil (sempurna) dan

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia, salah satu negara mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS SADD AZ -Z ARI> AH TERHADAP PELARANGAN DANA TALANGAN HAJI OLEH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan didalam babbab

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. manusia kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di

BAB V PEMBAHASAN. bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengembangan karir dan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya.

PEMBIAYAAN MULTI JASA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi alasan mereka untuk mau berhubungan dan menjadi nasabah adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, sehingga merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam (Qs. Ali Imra>n: 97). و ل ل هع ل ى الن ا س ال بي ت ح ج م ن اس ت ط اع إ ل يه س ب يلا و م ن ك ف ر ف ا ن االله غ ني ع ن ال ع ال م ين Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. 1 Sanggup mengadakan perjalanan dalam hal ini bukan hanya menyangkut materi, namun juga menyangkut kesanggupan fisik serta rohani. Ketiga syarat tersebut merupakan syarat mutlak untuk menunaikan ibadah haji. Jika salah satu syarat belum terpenuhi, maka kewajiban untuk menunaikan ibadah haji tersebut akan gugur. Sebaliknya jika ketiga syarat tersebut telah terpenuhi, maka ibadah haji akan menjadi suatu kewajiban yang mana jika tidak dilaksanakan akan berdosa. 49. 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), 1

2 Berdasarkan tiga syarat ibadah haji tersebut, persoalan yang paling sering dihadapi oleh masyarakat adalah mengenai kecukupan materi. Banyak masyarakat yang ingin melakukan ibadah haji, namun dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pembayaran biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). Selain itu biaya untuk mendapatkan porsi haji juga relatif besar, sehingga tidak jarang masyarakat yang sebenarnya telah mampu secara materi maupun fisik enggan mengurus atau sekedar mendaftarkan diri untuk mendapatkan porsi haji dengan pertimbangan dana pengikat porsi haji relatif besar, sedangkan pelaksanaannya masih beberapa tahun kemudian, sehingga bagi mereka akan lebih menguntungkan jika dana tersebut digunakan sebagai modal investasi lain. Sementara jika dana tersebut digunakan untuk mengikat porsi keberangkatan haji maka dana tersebut akan mengendap sia-sia tanpa membuahkan hasil dalam kurun waktu yang cukup lama. 2 Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa jumlah dana pengikat porsi haji yang relatif besar tersebut menjadi salah satu penyebab hilangnya minat masyarakat untuk mendaftar haji. Berangkat dari alasan itulah, Dewan Syariah Nasional (DSN) melalui Fatwa Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah memberikan kesempatan pada lembaga keuangan syariah (LKS) untuk merespon kebutuhan masyarakat dalam berbagai 2 Lailatul Maghfiroh, Pelaksanaan Talangan Haji Pada PT. Bank Syariah Mandiri (Persero), Tbk Cabang Surabaya, (Skripsi Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya, 2010), 1.

3 produknya, termasuk pengurusan haji dan talangan perlunasan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). 3 Berdasarkan fatwa tersebut, perbankan syariah yang mana salah satu fungsinya adalah menyalurkan dana kepada masyarakat, turut serta memberikan solusi bagi masyarakat yang kekurangan dana untuk mendaftar ibadah haji yakni melalui produk dana talangan haji. Melalui produk tersebut, masyarakat dapat meminjam dana pengikat porsi haji kepada bank menggunakan akad qard{ yakni transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam untuk mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu, serta akad ija>rah yang mana merupakan transaksi sewa atas suatu barang/jasa dengan imbalan (ujrah) yang telah disepakati. 4 Skemanya adalah nasabah meminjam sejumlah uang dari bank syariah untuk mendaftar atau mendapatkan porsi haji melalui produk talangan haji perbankan syariah menggunakan akad qard{. Pada akad tersebut, peminjaman diberikan secara cuma-cuma, sehingga bank menyertakan akad lain, yakni ija>rah untuk mengambil keuntungan. Hal tersebut dilakukan agar bank tidak merasa dirugikan. 3 Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/Dsn-Mui/Vi/2002. 4 Setiawan Budi Utomo, Produk Talangan Haji Perbankan syariah, Seminar dalam Http://Tarjih.Muhammadiyah.Or.Id/Muhfile/Tarjih/Download/Produk%20talangan%20haji%20perba nkan%20syariah_sbu.pdf (17 Maret 2012).

4 Produk talangan haji perbankan syariah mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Sebagaimana pernyataan beberapa bank syariah di Indonesia, salah satunya yakni BNI Syariah yang menyatakan bahwa kenaikan dana talangan haji sebesar 20 hingga 30 persen setiap tahun. Akhir Agustus 2012 lalu, nilai dana talangan haji yang disalurkan oleh BNI Syariah mencapai Rp 500 miliar. Begitu pula dengan BRI Syariah yang telah membukukan pembiayaan talangan haji sebesar Rp 360 miliar atau sekitar 40% dari total dana haji sebesar Rp 800 miliar. 5 Besarnya pembiayaan talangan haji yang dilakukan oleh kedua bank syariah tersebut merupakan salah satu bukti tingginya minat masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah. Perkembangan produk dengan akad qard{ wal ija>rah tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ketahun. Hal tersebut juga dapat dilihat melalui data statistik bank syariah sebagai berikut: Tabel 1.1: Komposisi Pembiayaan Akad Qard{ dan Ija>rah Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah 6 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Ija>rah 765 1305 2371 3431 4129 Qard{ { 959 1829 4731 12319 11201 5 Tri Wahono, Pemerintah Akan Melarang Dana Talangan Haji, dalam Http://Bisniskeuangan. Kompas. Com/Read/2012/09/25/10070127 /Pemerintah Akan Melarang Dana Talangan Haji. 6 Badan Statistik Bank Syariah, Komposisi Pembiayaan Akad Qard{ dan Ija>rah Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, 2012.

5 Namun kehadiran produk talangan haji perbankan syariah ternyata mengundangi pro dan kontra. Sebagian orang menganggap produk talangan haji perbankana syariah merupakan produk yang bermanfaat dan solusi tepat bagi masyarakat yang mengalami kesulitan dana untuk mendaftar atau mendapatkan porsi haji. Sebagian lain menganggap bahwa produk talangan haji Perbankan syariah harus dihapuskan, karena produk tersebut tidak sah dan memiliki dampak buruk bagi masyarakat salah satunya yakni masyarakat berbondong-bondong mendaftar haji tanpa berfikir panjang. Muhammad Arifin Badri, pengamat agama mengatakan bahwa akad yang digunakan pada produk talangan haji tidak sesuai. Penggabungan akad qard{ dan ija>rah dalam satu aplikasi dilarang. Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa adanya produk talangan haji ini malah justru memberatkan masyarakat. Melalui kemudahan yang ditawarkan oleh produk tersebut, masyarakat berlomba-lomba untuk melakukan pembayaran secepat mungkin guna mendapatkan kepastian jadwal keberangkatan. Hal tersebut tentu saja berdampak pada psikologi masyarakat. Mereka akan merasa hawatir melihat banyaknya antrean. Pada akhirnya mereka akan memaksakan untuk mendaftar pula, meskipun sebenarnya belum ada kesiapan. 7 7 Soal Jawaban Tahun ke II Syawal 1432H, Majalah dalam Al-Furqon, Edisi 2, (September- Oktober, 2011), 177. Dipublikasikan Ulang Oleh Ibnu Abbas, Dana Talangan Haji Solusi atau Pembenahan Diri, dalam Http://Ibnuabbaskendari.Wordpress.Com/2011/10/17/Dana-Talangan-Haji- Solusi-Atau-Pembebanan-Diri/.

6 Dalam sisi fiqh, produk tersebut dianggap tidak sesuai dengan prinsip haji yakni bagi yang mampu. Selain itu produk talangan haji dikatakan salah satu penyebab daftar antrean untuk naik haji semakin panjang. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Anggito Abimanyu yang mengatakan bahwa akibat penggunaan dana talangan, masyarakat justru yang memenuhi syarat kemampuan secara finansial harus menunggu bertahun-tahun untuk dapat menunaikan ibadah haji. Berbeda lagi dengan pendapat Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Syariah (Dirut BRI Syariah), Hadi Santoso mengatakan produk dana talangan haji sudah ada fatwanya, sehingga sah saja. Dana talangan haji hanya untuk membeli kursi, bukan untuk membiayai keberangkatan haji. Jika produk tersebut dihapus dianggap tidak adil bagi masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap. Beliau juga mengatakan bahwa selama ini bank syariah membiayai dana talangan haji bagi nasabah yang mampu secara finansial. Lagipula dana talangan haji hanya untuk booking atau jatah pencatatan nasabah untuk naik haji. Prinsip ibadah haji bagi mereka yang mampu juga terpenuhi dengan ketentuan bahwa calon anggota jamaah haji wajib melunasi semua kewajibannya ke bank sebelum berangkat ke tanah suci. 8 8 Wahono, Pemerintah Akan Melarang Dana Talangan Haji.

7 Pendapat positif juga datang dari Presiden Direktur Iqtishad Consulting, Agustino. Beliau mengatakan produk talangan haji mempunyai peran penting untuk menambah dana haji, yang mana dana tersebut sangat potensial untuk membangun ekonomi umat. Dana tersebut juga akan mendatangkan hasil bagi pemerintah, yakni berupa bagi hasil. Selain itu, produk talangan haji akan menjadi penambah kinerja perbankan syariah di Indonesia yang mana hal tersebut merupakan lambang kemajuan gerakan ekonomi rakyat. 9 Berdasarkan fenomena di atas, penulis terdorong untuk mengetahui bagaimana pendapat atau penilaian masyarakat mengenai adanya produk talangan haji perbankan syariah, mengingat bahwa minat masyarakat secara umum jika dilihat dari besarnya pembiayaan talangan haji yang disalurkan oleh perbankan syariah. Berdasarkan data statistik bank syariah terhadap akad Qard{ dan Ija>rah di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan produk talangan haji perbankan syariah juga cukup signifikan dari tahun ketahun. Maka ada baiknya jika persepsi masyarakat tersebut dihubungkan dengan minat masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah sebagaimana teori pembentukan persepsi yang menyatakan bahwa terdapat 9 Dewi Mardiani, Talangan Haji Tak Perlu Dilarang, dalam Http://Www.Republika.Co.Id/Berita/Dunia-Islam/Umroh-Haji/12/10/30/Mcp6gp-Talangan-Haji-Tak- Perlu-Dilarang.

8 hubungan antara persepsi dengan minat seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. 10 Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai produk talangan haji perbankan syariah. Di antaranya yakni penelitian yang dilakukan oleh Nur Uyun dan Lailatul Maghfiroh. Nur Uyun meneliti bagaimana manajemen pembiayaan dana talangan haji pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang dapat membantu nasabah calon jamaah haji menutupi kekurangan dana dan memperoleh seat/porsi haji secara cepat, serta mengetahui prinsip penyaluran dana talangan haji yang dijalankan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pembiayaan dana talangan haji PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang mampu dan efektif dalam membantu nasabah (calon jamaah haji) untuk menghindari permasalahan pembiayaan dengan prinsip 6 C s Analysis. Faktor selain itu, yakni dengan adanya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang baik. Lailatul Maghfiroh meneliti tentang pelaksanaan talangan haji pada PT. Bank syariah Mandiri Cabang Surabaya 12. Hasil penelitian menunjukkan 10 Iwan Nova Rohman, Persepsi dan Minat Pemuda Terhadap Usaha Ayam Pelung, (Skripsi pada IPB, Bogor, 2008)<, 24. 11 Nur Uyun, Manajemen Pembiayaan Dana Talangan Haji pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang, (Skripsi pada UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2010). Surabaya. 12 Lailatul Maghfiroh, Pelaksanaan Talangan Haji pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

9 talangan haji merupakan jenis pembiayaan yang sangat menguntungkan dalam proses menjalankan ibadah haji. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya terletak pada objek pembahasan yakni produk talangan haji. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini bertujuan mengukur sikap masyarakat melalui persepsi dan minat mereka pada produk talangan haji perbankan syariah serta hubungan antara persepsi dan minat tersebut. Adapun masyarakat yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah masyarakat Kecamatan Panceng. Penentuan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan jumlah pemeluk agama Islam di Kecamatan Panceng, yakni mayoritas penduduknya muslim yang mana hal tersebut cukup erat hubunganya dengan ibadah haji dan jumlah jama ah haji di Kecamatan Panceng yang terus meningkat dari tahun ketahun serta pertimbangan akan kemampuan peneliti baik dari segi psikologi, waktu dan dana. B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah?

10 2. Bagaimana minat masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah? 3. Bagaimana hubungan antara persepsi dengan minat masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini ditujukan: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis persepsi masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis minat masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah. 3. Untuk membuktikan dan menganalisis hubungan antara persepsi dengan minat masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah. D. Manfaat Penelitian Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis a. Menambah keilmuan tentang persepsi dan minat masyarakat, serta hubungan antara keduanya terhadap produk talangan haji perbankan syariah, yang mana dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengerjakan tugas atau skripsi lain. b. Memberikan masukan para akademisi untuk melakukan kontribusi terhadap pengembangan dan inovasi produk perbankan syariah,

11 khususnya produk talangan haji perbankan syariah berdasarkan persepsi dan minat masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi perbankan, sebagai masukan dan bahan intropeksi terhadap produk perbankan syariah khususnya pada produk talangan haji, serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan produk perbankan syariah. b. Bagi masyarakat, sebagai masukan dan evaluasi dalam memilih produk perbankan syariah, khususnya produk talangan haji. E. Batasan Penelitian Batasan masalah diperlukan agar penelitian terfokus, maka dalam penelitian ini penulis membatasi pada: 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan deskriptif korelasional. 3. Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data angket jawaban masyarakat terkait persepsi dan minat produk talangan haji perbankan syariah, data karakteristik Kecamatan Panceng, Fatwa DSN terkait pelaksanaan produk talangan haji perbankan syariah. 4. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Panceng, khususnya pada Desa Sumurber dan Desa Siwalan.

12 5. Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013. F. Definisi Operasional Definisi operasional yakni mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati oleh peneliti. Maka untuk menghindari keragu-raguan dalam penafsiran yang berbeda, penulis perlu memberikan penegasan istilah atau pengertian pada judul skripsi ini sebagai berikut: 1. Analisis Analisis dalam penelitian ini merupakan proses menggali informasi/data yang telah diperoleh dari responden, agar diketahui bagaimana persepsi dan minat masyarakat terhadap produk talangan haji perbankan syariah serta hubugan keduanya. 2. Persepsi masyarakat Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra. 13 Maka persepsi masyarakat yang dimaksud disini adalah tanggapan masyarakat Kecamatan Panceng mengenai baik buruknya atau positif negatifnya produk talangan haji perbankan syariah, yang akan diukur melalui tanggapan mereka terhadap kesesuaian agama, manfaat, serta dampak dari produk talangan haji perbankan syariah. 3. Minat masyarakat 13 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1980), 69.

13 Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 14 Maka minat masyarakat dalam penelitian ini adalah bentuk ketertarikan masyarakat Kecamatan Panceng terhadap produk talangan haji perbankan syariah yang diukur melalui perhatian, perasaan dan kemauan. 4. Produk talangan haji perbankan syariah Dr. Setiawan Budi Utomo, anggota Dewan Syariah Nasional MUI menyatakan bahwa: Produk talangan haji perbankan syariah merupakan produk pembiayaan yang dikeluarkan oleh perbankan syariah dalam bentuk konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang ditentukan oleh Kementrian Agama untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan menggunakan akad qardh. 15 G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan adalah pengurutan pembahasan dalam penyusunan karya ilmiah. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan menelaah isi yang terdapat dalam tulisan ini. Adapun secara global karya tulis ini dibagi menjadi lima bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, definisi operasional, sistematika pembahasan. 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), 151. 15 Utomo, Produk Talangan Haji Perbankan Syariah.

14 Bab kedua merupakan tinjauan pustaka yang terdiri dari kajian teoritik mengenai teori tentang persepsi, teori tentang minat, teori tentang masyarakat, teori tentang produk talangan haji, dan teori tentang perbankan syariah, serta penelitian terdahulu yang relevan. Bab ketiga merupakan metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, obyek penelitian, variabel penelitian, hipotesis, instrumen penelitian, data dan sumber data, serta teknik analisis data. Bab keempat merupakan hasil dan pembahasan yang memuat tentang deskripsi umum objek penelitian, analisa data, serta pembahasan Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.