BENZIL ALKOHOL BENZYL ALCOHOL

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

MINYAK JARAK CASTOR OIL

RHODAMIN B RHODAMINE B

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

BENDIOKARB BENDIOCARB

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

N - Heptana. N - heptane

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

Asam Maleat MALEIC ACID

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

Polietilen Tereftalat (PET)

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM BORAT BORIC ACID

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

Material Safety Data Sheet

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

BARIUM SULFAT BARIUM SULFATE

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

KARBON HITAM CARBON BLACK

Lenkote Alkali Resisting Primer

MENTOL MENTHOL. 1. N a m a Golongan Alisiklik, Alkohol (1).

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PROPILEN GLIKOL PROPYLENE GLYCOL

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

Lembaran Data Keselamatan Bahan

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

Lembaran Data Keselamatan Bahan

ALUMINIUM HIDROKSIDA ALUMINUM HYDROXIDE

TIMBAL ASETAT LEAD ACETAT

ASAM ASETAT ACETIC ACID

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

Lembaran Data Keselamatan Bahan

HEKSAKLOROBENZEN HEXACHLOROBENZENZE

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

: Prevathon 50 SC Insektisida

KAPTAN CAPTAN. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Thioftalimida; Sulfenimida

Jenis Penggunaan Untuk Campuran Cat Kedap Air ( Waterproofing ) PT. Avia Avian

: FERTERRA 0.4 GR Insektisida

ALUMUNIUM N a m a Golongan Sinonim / Nama Dagang Nomor Identifikasi : Sifat Fisika Kimia Nama bahan Deskripsi

Lembaran Data Keselamatan Bahan

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

NATRIUM TIOSULFAT SODIUM THIOSULFATE

Transkripsi:

BENZIL ALKOHOL BENZYL ALCOHOL 1. N a m a Golongan Alkohol, aromatik (1) Sinonim / Nama Dagang (1,3) Benzemethanol; benzenecarbinol; (Hydroxymethyl) Benzene; Alpha- Hydroxytoluene; Phenylmethanol; Phenylmethyl Alcohol; Alpha-Toluenol; alcoolbenzylique; Bentalol; benzalalcohol; Benzalcohol; Benzenemethan-lo; benzenmethanol; Benzoyl alcohol Nomor Identifikasi Nomor CAS : 1000-51-6 (1,3,4) Nomor OHS : 02800 (1) Nomor RTECS : DN3150000 (1) Nomor EC (EINECS) : 202-859-9 (1,3,4) Nomor EC : 603-057-00-5 (1) 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Benzil alkohol (1) Deskripsi (1,3) Bentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, berasa seperti terbakar; Berat molekul108,5; Rumus Molekul C 6 H 5 CH 2 OH; Titik didih 205 o C (401 F); Titik beku -15 o C (5 F); Tekanan uap 0,04 mmhg @ 20 o C, Kerapatan (udara=1) 3,72; Gravitasi spesifik (air=1) 1,0419 @ 24 o C; Kelarutan dalam air 3,5% @ 20 o C; Larut dalam alkohol, eter, kloroform, aseton, benzena, dan pelarut aromatik. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1) : Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi

Kebakaran 1 = Dapat terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC (1,4) Xn = Berbahaya R20 = Berbahaya jika terhirup R22 = Berbahaya jika tertelan R21 = Berbahaya jika bersinggungan/kontak dengan kulit R36 = Menyebabkan iritasi pada mata R37 = Menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit R40 = Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik R43 = Dapat menyebabkan sensitisasi bila kontak dengan kulit R45 = Dapat menyebabkan kanker R20/22 = Berbahaya bila terhirup dan tertelan R23/24/25 = Beracun bila terhirup, bersinggungan/kontak dengan kulit dan jika tertelan R36/37/38 = Iritasi pada mata, saluran pernapasan dan kulit S23 = Beracun jika terhirup S26 S24/25 = = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan mata S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan mata 3. Penggunaan Telah digunakan dalam farmasetikal, kosmetik, dan/atau makanan sebagai pengawet dan perisa/ parfum/wewangian (2). 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: berbahaya jika terhirup, iritasi saluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi mata, depresi sistem saraf pusat (1).

Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi, mual, muntah, diare, nyeri perut, kehilangan suara, kesulitan bernapas, sakit kepala, gejala mabuk, kejang (1). Kontak dengan kulit Sama dengan efek yang dilaporkan pada rute terhirup paparan jangka pendek, iritasi, gejala mabuk (1). Kontak dengan mata Iritasi, keluar air mata, pandangan kabur. (1) Tertelan Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan melalui rute lain, koma. (1) Paparan jangka panjang Terhirup Gangguan pencernaan, kerusakan paru-paru (1). Kontak dengan kulit Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1) Kontak dengan mata Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Tertelan Tidak ada informasi mengenai efek samping yang signifikan (1). 5. Stabilitas dan Reaktivitas (1) Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal (1) Kondisi yang harus dihindarkan : Panas, nyala, percikan, dan sumber nyala lain. Hindarkan kontak dengan bahan tancampurkan (1). Bahan tak tercampurkan Benzil alkohol dengan : Asam, logam, bahan pengoksidasi, garam logam, zat yang mudah terbakar (1).

Asam : Tancampurkan (1) Asam + Besi : Kemungkinan terjadi polimerisasi secara eksotermik pada suhu yang semakin meningkat tinggi (1) Aluminium Hidrogen bromida+besi : Kemungkinan bereaksi dengan panas (1) : Polimerisasi secara eksotermik pada suhu di atas Asam Nitrat : 100 o C Bahaya kebakaran dan ledakan (1) Pengoksidasi (kuat) Permanganat Plastik Asam sulfirat Asetaldehid : Bahaya kebakaran dan ledakan (1) : Bahaya kebakaran dan ledakan (1) : Kemungkinan bereaksi (1). : Terdekomposisi dengan ledakan pada 180 o C : Reaksi kondensasi kuat (1). Barium perklorat : Pembentukan ester perklorat yang sangat eksplosif (1). Klorin Pembentukan alkil hipoklorit yang bersifat sangat Dietil aluminum : eksplosif : Pembakaran spontan (1) bromida Etilen oksida : Dapat terjadi ledakan (1) Eksametilen diisoksianat : Dapat terjadi ledakan jika tidak terdapat pelarut (1) Hidrogen peroksida + : Dapat terjadi ledakan (1) asam sulfirat Asam hipoklorus : Pembentukan alkil hipoklorit yang ebrsifat sangat : eksplosif (1). Isosianat : Kemungkinan terjadi ledakan jika tidak terdapat : pelarut (1). Litium aluminum hidrida Nitrgen tetraoksida Asam perklorat Asam permonosulfirat : Reaksi yang kuat (1). : Kemungkinan terjadi ledakan (1). : Interaksi yang berbahaya Kemungkinan terjadi ledakan jika kontak dengan akohol primer dan sekunder.

Tri-iso-butil aluminum Reaksi kuat (1). Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida karbon (1) Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (1) 6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku (1). Simpan dalam wadah tertutup rapat (1). Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan (1). Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (1). 7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia LD 50 manusia melalui rute oral adalah 1610 mg/kg bb. Pemaparan secara inhalasi selama 4 jam dan 12 mg/l aerosol atau debu masing-masing tidak menyebabkan kematian dan tidak memperlihatkan toksisitas akut untuk senyawa tersebut (2). Data pada hewan Data iritasi (1) : Iritasi ringan: kulit-kelinci 10 mg/24 jam; manusia (man) kulit 16 mg/48 jam; Sedang: kulit-kelinci 100 mg/24 jam, kulit-babi 100%; Berat: mata-kelinci 750 µg. Data toksisitas (1) : LD 50 oral-tikus (rat) 1230 mg/kg; LC 50 inhalasi-tikus (rat) 1000 mg/kg LD 50 intraperitoneal-tikus (rat) 400 mg/kg; LD 50 intravena-tikus (rat) 53 mg/kg; LD 50 intraarterial-tikus (rat) 441 mg/kg; LD 50 oral-tikus (mouse) 1360 mg/kg; LD 50 intraperitoneal-tikus (mouse) 650 mg/kg; LD 50 intravena-tikus (mouse) 324 mg/kg; LD 50 oral-kelinci 1040 mg/kg; LD 50 kulit-kelinci 2 g/kg; ; LD 50 oralmarmot 2500 mg/kg; LD 50 oral-burung liar 100 mg/kg. Data Karsinogenik

Pada studi karsinogenik selama 2 tahun, benzil alkohol diberikan dengan minyak jagung pada 50 ekor tikus (rats) Fischer 344/N jantan dan betina pada dosis 0, 200, atau 400 mg/kg/hari dalam 5 hari dalam seminggu selama 103 minggu. Dilaporkan tidak ada efek karsinogenik (1). Data Mutagenik Perbaikan DNA Bacillus subtilis 21 mg/disc; Kerusakan DNA hati tikus (rat) 10 mmol/l; mutasi pada mikroorganisme limfosit tikus (mouse) 250 mg/l (+S9) (1). Benzil alkohol tidak bersifat mutagenik pada tes Ames dengan dan tanpa aktivasi metabolit. Uji mutasi balik pada Escherichia coli menunjukkan hasil negatif dengan dan tanpa aktivasi metabolik (2). Data Reproduksi 6 mg/kg oral-tikus (mouse) TDLo 6-3 hari kehamilan tetap berlanjut (1). Benzil alkohol beracun dengan cara menyebabkan gasping syndrome pada neonatus. Bayi dapat mengalami kerusakan neurologis bertahap yang khas, asidosis metabolik yang berat, pernapasan yang terengah-engah, trombositopenia, gagal hati, gagal ginjal, hipotensi, kolaps kardiovaskular, dan kematian. Pada setiap bayi, benzil alkohol yang tidak dimetabolisme teridentifikasi di urin (2). Sebaiknya dihindari penggunaan produk yang mengandung benzil alkohol untuk pasien dengan kehamilan. Pemberian dengan dosis kecil pun memiliki kemungkinan melewati barier plasenta dengan cepat (2).. Benzil alkohol biasa digunakan sebagai pengawet pada sediaan injeksi dan larutan. Jumlah kematian neonatal dan komplikasi respirasi dan metabolik pada bayi prematur dapat dihubungkan dengan penggunaan agen ini (2). Informasi Ekologi Toksisitas pada ikan : LC 50 (kematian) Bluegill (Lepomis macrochirus) 10000 µg/l selama 96 jam (1). Pada lingkungan dan kondisi yang sesuai, toksisitas akut dari benzil alkohol pada ikan, daphnia, dan bakteri >100 mg/l (2).

Toksisitas pada invertebrata : EC 100 (abundance) Water flea (Daphnia magna) 100 mg/l selama 24 jam (1) Toksisitas pada tumbuhan perairan, misalnya alga : EC100 (Pertumbuhan populasi) Green algae (Scenedesmus quadricauda) 1000 ug/l 12-14 minggu EC 50 Alga (Chlorella pyrenoidosa) 95 mg/l selama 3 jam (2) EC 50 Haematococc us pluvialis 2600 mg/l selama 4 jam (2) Toksisitas mikroorganisme : EC 0 (16-18 jam) Pseudomonas putida 658 mg/l (Knie et al., 1983) (2) EC 0 (48 jam) Eschericia coli 1000 mg/l (Bringmann & Kuhn, 1959) (2) 8. Efek Klinis (1) Keracunan akut Terhirup Benzil alkohol: Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan menyebabkan sensasi terbakar. Pada paparan uap dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, radang tenggorokan, batuk, bersin, laringitis, sulit bernapas (dyspnea), vertigo, diare, kelemahan, hipotensi, kebodohan, fatigue, mual, muntah dan nyeri abdomen. Pada kasus yang parah, stimulasi respiratori dapat diikuti dengan paralisis saluran pernapasan dan otot, kejang, nerkosis, dan kematian dapat terjadi. Kontak dengan kulit Benzil alkohol: Kontak dengan bahan dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, luka pada jaringan, dan anestesi temporer. Jika terabsorbsi melalui kulit, efeknya seperti yang dijelaskan pada paparan inhalasi akut. Meskipun jarang, reaksi sensitivitas telah dilaporkan.

Kontak dengan mata Benzil alkohol: Kontak dengan bahan dapat menyebabkan iritasi parah pada membran konjungtiva, rabun pada kornea, kemerahan, nyeri, berair, dan pandangan kabur. Benzil alkohol kuat dapat diuji dengan mengaplikasikannya dan meneteskannya pada mata kelinci, angka 8 pada skala 1 sampai 8. Tertelan Benzil alkohol: Menelan bahan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan efek yang sama dengan paparan akut melalui inhalasi. Jika terjadi aspirasi ke paru-paru, dapat menyebabkan pneumonitis. Pada tikus (rat), dosis tunggal dapat menyebabkan depresi dan koma dalam waktu 10-15 menit, eksitabilitas, dan kematian. Keracunan kronik (1) Terhirup Benzil alkohol: Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, ganggguan gastrointestinal, dan efek narkotik. Kontak dengan kulit Benzil alkohol: Paparan jangka panjang atau berulang dengan iritan dapat menyebabkan iritasi dan sensitisasi dermatitis. Kontak dengan mata Benzil alkohol: Pengulangan atau paparan jangka panjang kemungkinan dapat menyebabkan konjungtivitis. Tertelan Benzil alkohol: Pada 16 studi, binatang pengerat diberi 1000 mg/kg/hari menunjukkan letargi pada hewan uji, serta terjadi pendarahan pada mulut dan hidung, perdarahan subkutan, darah pada saluran urin dan gastrointestinal, serta beberapa kematian dapat terjadi. Pada 2000 mg/kg/hari semua hewan uji mati sebelum studi berakhir. Pada minggu ke-13 studi, 800 mg/kg/hari menyebabkan hewan uji lemas dan lunglai, kesulitan bernapas, pendarahan, dan luka histologi pada otak, thymus, otot rangka,

dan ginjal pada tikus (rat), serta beberapa kematian pada mencit (mice). Efek reproduktif juga telah dilaporkan pada beberapa hewan. 9. Pertolongan Pertama Terhirup (1) Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (1). Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. (1) Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga, miringkan kepala ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (1). 10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran cerna Arang aktif tidak dianjurkan karena keterbatasan kapasitas serap untuk Benzyl alcohol, akan memerlukan penggunaan dalam jumlah besar. Selain itu, ada risiko muntah dan aspirasi paru setelah pemberian arang aktif. Antidotum : tidak ada antidotum yang spesifik untuk keracunan benzil alkohol 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan benzil alkohol: 10 ppm (44 mg/m 3 ) AIHA direkomendasikan TWA (1) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat atau sistem ventilasi tertutup. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan (1). Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (1). Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (1). Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (1). Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan diperlukan proteksi saluran pernafasan. Proteksi saluran pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan sebelum penggunaan (1).

Setiap respirator debu dan kabut yang dilengkapi masker wajah penuh (1). Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan filter partikel berefisiensi tinggi (1). Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi masker wajah penuh dan filter partikel berefisiensi tinggi (1). Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (1). Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh (1). 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan (1). Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, busa tahan alkohol (1). Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air (1) Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan bahan dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan lebih lanjut. Gunakan bahan pemadam di sekitar api. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah (1). 13. Manajemen Tumpahan Hentikan tumpahan jika memungkinkan tidak beresiko. Tumpahan kecil: Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk (1).

14. Daftar Pustaka 1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 2. http://www.inchem.org/documents/sids/sids/benzoates.pdf (diunduh Juni 2011) 3. http://www.chemicalbook.com/productchemicalpropertiescb3852587_e N.htm#MSDSA (diunduh Juni 2011) 4. http://msds.chem.ox.ac.uk/be/benzyl_alcohol.html (diunduh Juni 2011) 5. http://www.toxinz.com/ (diunduh November 2011) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------