BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mata Ajar                   : Keperawatan Komunitas. Pokok Pembahasan    : Rematik (Artritis reumatoid dan Osteoartritis)

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

Resep. Penggunaan obat berlabel dan tidak berlabel Aspek legal. Pengertian Unsur resep Macam-macam resep obat

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

2. Bentuk setengah Padat contohnya salep,krim,pasta,cerata,gel,salep mata. 3. Bentuk cair/larutan contohnya potio,sirop,eliksir,obat tetes,dan lotio.

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak.

ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK KELURAHAN WONOKARTO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. racun yang jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat membahayakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gangguan Pada Bagian Sendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT KEPALA PADA KONSUMEN YANG DATANG DI ENAM APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak,

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah pengobatan sendiri, meskipun belum terlalu populer, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

Kelompok 6 (adri, diah, yuyun, irfan, rama)

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

Gonore Menyebabkan Vagina Bernanah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, semakin berkembangnya perekonomian telah memunculkan

BAB II LANDASAN TEORI

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan obat secara baik bagi siswa sekolah tingkat dasar, merupakan faktor

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan 2.1.1 Pengertian Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, 4

5 tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri (Sulastomo, 2000) 2.1.2 Kesehatan menurut Undang-Undang Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan (Anonim, 2004) 1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. 3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna 2.2 Konsep Pengetahuan 2.2.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Budiono, 2003)

6 Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala sesuatu perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat terwujud barang-barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal (Arman, 2006). Menurut Suparlan (2005) pengetahuan adalah proses mengetahui dan menghasilkan sesuatu. Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu, dengan kata lain pengetahuan adalah hasil ungkapan apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005). 2.2.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Bloom (1956), yang dikutip dari Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

7 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recaal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat penetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam kompnen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

8 dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (syntesis) Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2. Pekerjaan Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan yang diperoleh.

9 3. Umur Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin bertambah umur seseorang semakin banyak pengetahuan yang di dapat. 4. Sumber informasi Data yang merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadiankejadian dan kesatuan nyata apa air, apa alam, apa manusia dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). 2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan 1. Cara coba salah (Trial dan Error) Cara yang paling tradisional, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah cara coba-salah trial and error. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. 2. Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisitradisi yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi-generasi berikutnya. 3. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman itu adalah guru yang baik, demikianlah bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

10 merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. 4. Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. b. Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah (Notoadmodjo, 2005). 2.3 Konsep Masyarakat 2.3.1 Pengertian Masyarakat Dalam buku Sosiologi, Kelompok dan Masalah Sosial dijelaskan bahwa diduga perkataan masyarakat mendapat pengaruh dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, masyarakat asal mulanya dari kata musayarak yang kemudian berubah menjadi musyarakat dan selanjutnya mendapatkan kesepakatan dalam bahasa Indonesia, yaitu Masyarakat". Musyarak, artinya bersama-sama, lalu musyarakat, artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sedangkan pemakaiannya dalam bahasa Indonesia telah disepakati dengan sebutan Masyarakat (Syani, 1987).

11 Menurut Taneko (1984), secara sosiologis masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan individu atau sebagai penjumlahan dari individu-individu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Ringkasnya,masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut sebagai sistem kemasyarakatan. 2.3.2 Unsur Pembentuk Masyarakat Menurut Soekanto (1982), masyarakat mencakup beberapa unsur, yaitu sebagai berikut: a. Manusia yang hidup bersama. Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan beberapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritas, angka minimnya adalah dua orang yang b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginankeinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbulah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.

12 c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya. 2.4 Obat Tanpa Resep 2.4.1 Definisi Obat tanpa resep adalah obat untuk jenis penyakit yang pengobatannya dianggap dan ditetapkan sendiri oleh masyarakat dan tidak begitu membahayakan jika mengikuti aturan memakainya. Obat yang beredar dimasyarakat dibagi atas empat golongan, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat narkotika (Anief, 1997). Resiko dari pengobatan sendiri adalah tidak mengenali keseriusan gangguan. Keseriusan dapat dinilai salah satu atau mungkin tidak dikenali, sehingga pengobatan sendiri bisa dilakukan terlalu lama. Gangguan bersangkutan dapat memperhebat keluhan, sehingga dokter perlu menggunakan obat-obat yang lebih keras. Resiko yang lain adalah penggunaan obat yang kurang tepat. Obat bisa digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam takaran yeng terlalu besar. Guna mengatasi resiko tersebut, maka perlu mengenali kerugian-kerugian tersebut (Tjay dan Raharja, 1993). Pada setiap produk obat selalu dicantumkan nama obat, komposisi, indikasi, informasi mengenai cara kerja obat, aturan pakai, peringatan, perhatian, nama produsen, nomor batch atau lot, nomor registrasi, dan tanggal kadaluwarsa.

13 Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dibeli tanpa resep di apotek dan toko obat.biasanya obat bebas dapat mendorong untuk pengobatan sendiri atau perawatan penyakit tanpa pemeriksaan dokter dan diagnose (Anief, 1997). Obat yang dapat diperoleh tanpa resep sering digunakan pasien atas anjuran paramedik. Sikap dokter terhadap praktek pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep umumnya tidak keberatan dalam batas-batas tertentu.profesi kedokteran meyakinkan bahwa pengobatan sendiri adalah terbatas pada kondisi kecil yang pasien mampu mengenal dengan jelas pengalaman sebelumnya dan rasa kurang enak yang diderita adalah bersifat sementara (Anief, 1997). Menurut Anief juga pada penggunaan obat tanpa resep perlu diperhatikan: a. Apakah obatnya masih baik atau tidak. b. Bila ada tanggal kadaluwarsa, perhatikan tanggalnya apakah lewat atau belum. c. Keterangan pada brosur atau selebaran yang disertakan oleh pabrik, dibaca dengan baik, antara lain berisi informasi tentang: 1) Indikasi yaitu petunjuk penggunaan obat dalam pengobatan penyakit. 2) Kontraindikasi yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan, karena berlawanan dengan kondisi tubuh kita. 3) Efek samping yaitu efek yang timbul, bukan efek yang diinginkan. Efek samping dapat merugikan atau berbahaya. 4) Dosis obat yaitu besaran obat yang boleh digunakan untuk orang dewasa atau anak-anak berdasarkan berat badan atau umur anak. 5) Waktu kadaluwarsa. 6) Cara penyimpanan obat.

14 Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/Menkes/Per/X/1993 disebutkan bahwa penyerahan obat tanpa resep harus memenuhi kriteria pada penggunaan obatnya, yaitu: a. Tidak kontra indikasi untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia dua tahun, orang tua diatas 65 tahun. b. Pada pengobatan sendiri, tidak memberi resiko pada kelanjutan penyakit. c. Tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. d. Diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. e. Memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dijamin untuk pengobatan sendiri (Anief, 2000). 2.4.2 Penggolongan Obat tanpa Resep Menurut penggolongannya obat dibagi menjadi 4 golongan yaitu: 1) Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam contoh paracetamol (Anonim, 2006). 2) Obat Bebas Terbatas Selain tanda khusus obat bebas terbatas, terdapat pula tanda peringatan. Tanda peringatan ini diberikan karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman dipakai untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam, yaitu:

15 a) P.No.1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan memakainya. b) P. No. 2: Awas! Obat keras.hanya untuk kumur, jangan ditelan. c) P. No. 3: Awas! Obat keras.hanya untuk bagian luar badan. d) P. No.4: Awas!Obat keras.hanya untuk luka bakar. e) P. No.5: Awas! Obat keras.tidak boleh ditelan. f) P. No.6: Awas! Obat keras.obat wasir jangan ditelan (Anonim, 2004) 3) Obat Keras Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. (Anonim, 2000) 4) Obat Narkotika dan Psikotropika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Anonim, 2000).

16 5) Obat Wajib Apotik (OWA) Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA. OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien.walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA. Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal (Anonim,2000). Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan: 1. Tidak dikontra indikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. 2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. 3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. 4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. 5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri (Anonim,2000).

17 2.5 Penyakit Rematik 2.5.1 Pengertian Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. Reumatik di definisikan sebagai setiap kondisi yang di sertai rasa nyeri dan kaku pada sistem tulang otot (muskuloskeletal) dan penyakit yang terjadi pada jaringan ikat (connective tissue). Atau lebih sederhananya penyakit ini dapat di artikan sebagai suatu penyakit yang menyerang sendi, otot, dan jaringan tubuh. Ini merupakan istilah dalam ilmu kedokteran, serta dalam ilmu kedokteran penyakit ini di masukkan dalam kelompok penyakit sendi atau reumatologi karena peristiwa mengalirnya mukus ke sendi terjadi pada persendian. Namun jika di kaji dari penyebab terjadinya reumatik, penyakit ini berupa suatu penyakit yang di sebabkan oleh kerusakan rawan sendi. Rawan sendi berfungsi sebagai bantalan untuk meredam benturan maupun beban berat akibat gerakan sendi dan meneruskan beban tadi ke tulang bawah sendi. Rawan sendi terbentuk dari sel rawan sendi yang di sebut kondrosit dan matriks rawan yang sebagian besar terdiri dari air, proteoglikan, dan kolagen. Rawan sendi yang normal selalu

18 mengalami proses kerusakan dan perbaikan secara terus-menerus. Tapi, terkadang kedua proses yang terjadi ini tidak berjalan lancar seperti biasanya, karena di akibatkan oleh rawan sendi yang rusak atau terjadi peradangan. Akibat kerusakan yang terjadi timbul rasa nyeri dan sakit yang bukan kepalang rasanya. Keadaan ini terjadi akibat adanya cairan jahat yang di sebut mukus. Cairan ini mengalir dari otak ke sendi dan struktur lain dalam tubuh. Kondisi ini dalam bahasa Yunani di sebut rheumatismos. Pada umumnya, masyarakat umum menyebutnya Rheumatism, reumatik, atau rematik (Utami, 2003). 2.5.2 Pengobatan Rematik Pengobatan reumatik biasanya lebih dipercaya dengan ramuan tradisional di bandingkan berobat dengan bantuan dokter. Contohnya adalah ramuan dari beberapa simplisia seperti; belimbing wuluh yang di tumbuk halus, di campur dengan daun cempaka, cengkeh (biji), lada hitam serta tambahan perasan air jeruk dan sedikit minyak kayu putih. Setelah semua bahan di campur gosokkan pada bagian yang terasa nyeri sambil di urut-urut dengan perlahan, selama 2-3 kali sehari. Ada juga alternatif lain yang juga sangat efektif, yaitu ramuan dari tumbuhan pegagan (Centella asiatica). Dengan cara merebus semua bagian tanaman, kemudian air rebusannya di minum 2-3 kali sehari. Pegagan ini bersifat antiinflamasi sehingga dapat menyembuhkan peradangan (Lasmadiwati, 2003). 2.5.3 Gejala Umum Rematik Gejala umum dari reumatik adalah nyeri sendi, kaku pada sendi, bengkak pada sendi, gangguan fungsi sendi, sendi tidak stabil, sendi berbunyi, pengecilan

19 otot (Atrofi), timbul tofi, perubahan fisik di bagian jari dan kuku, kelainan di bagian selaput lendir, gangguan penglihatan, gejala lain, seperti: berat badan menurun, rasa lelah dan lesu, susah tidur, aktivitas seksual suami istri terganggu, dan selain itu muncul depresi (Utami, 2003) 1. Nyeri Sendi Nyeri sendi merupakan keluhan utama setiap penderita rematik. Jika rematik sampai menyerang bagian syaraf, nyeri sendi dapat menjalar jauh hingga keseliruh tubuh. Nyeri sendi ada dua macam, yaitu nyeri mekanis dan nyeri inflamasi (nyeri radang). Nyeri mekanis biasanya muncul setelah manusia melakukan aktivitasnya yang umum dan nyeri ini akan hilang setelah beristirahat. Sedangkan nyeri inflamasdi biasanya akan timbul di pagi hari ketika seseorang bangun tidur. Nyeri inflamasi ini akan di sertai rasa kaku pada sendi dan rasa nyeri yang hebat bagi penderita ketika awal gerak dari masa istirahatnya (tidur). Biasanya rasa nyeri baru akan hilang setelah beberapa saat melakukan aktivitas dengan bertahap. 2. Kaku pada Sendi Kaku sendi adalah kaku yang di akibatkan karena terjadinya desakan suatu cairan di sekitar jaringan tubuh yang sedang mengalami peradangan, seperti kapsul sendi, sinovia, atau bursa. Gejala ini di tandai dengan sukarnya persendian untuk digerakan. Kaku sendi terjadi pada pagi hari dan akan berkurang setelah beristirahat dan aktifitasnya

20 3. Bengkak pada Sendi Bengkak sendi terjadi karena adanya cairan yang menumpuk di sekitar kapsul sendi, sehingga sendi terasa kaku. Cairan yang menumpuk membuat peradangan pada sendi tengah dalam jaringan lunak dan tulang. Biasanya di tandai dengan memerahnya warna kulit dan terasa panas jika di raba. 4. Gangguan Fungsi Sendi Gangguan fungsi sendi di sebabkan oleh terjadinya tekukan pada posisi persendian. Tekukan ini sebenarnya adalah kesengajaan oleh si penderita karena ingin menghilangkan rasa nyeri yang di derita. 5. Sendi Tidak Stabil Ketidakstabilan suatu sendi diakibatkan seseorang mengalami trauma atau radang di bagian ligamen dan kasul sendinya. Dan juga bisa di akibatkan oleh kerusakan rawan sendi atau robeknya ligamen. Sendi tidak stabil umum terjadi pada penderita osteoartritis di bagian lutut. 6. Sendi Berbunyi Sendi akan berbunyi atau terjadi krepitasi ketika sendi sedang di gerakkan. Bunyi yang di timbulkan di bagi menjadi dua, yaitu: bunyi yang kasar dan bunyi yang halus. Bunyi yang kasar, berarti menandakan adanya kerusakan di bagian rawan sendi atau tulang, bunyi bisa di dengar dan di raba sepanjang tulang. 7. Pengecilan Otot (Atrofi) Pengecilan otot sekitar sendi yang rusak terjadi jika rematik telah berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama (lebih dari 10 tahun). Akibat adanya atrofi, fungsi sendi akan terganggu.

21 8. Timbul Tofi Tofi atau nodul atau benjolan kecil biasanya terjadi dalam jaringan di bawah kulit. Biasanya gejala ini nterjadi pada penderita rematik gout atau reumatoid artritis. Tofi biasanya muncul di permukaan ekstensor, yaitu di punggung tangan, siku, tumit belakang, dan sacrum. (Utami, 2003) 9. Perubahan Fisik di Bagian Jari dan Kuku Kelainan hanya terjadi pada beberapa jenis reumatik yang bersifat sistemik. Biasanya, kuku menjadi berlubang atau jari tangan membesar. Keadaan ini terjadi karena adanya tofi yang semakin membesar, menimbulkan koreng, dan akhirnya mengeluarkan suatu cairan kental seperti kapur (Utami, 2003) 10. Kelainan di Bagian Selaput Lendir Kelainan ini terjadi karena adanya ulkus di bagian rongga mulut, kelamin, dan selaput lendir hidung. Akibat yang di timbulkan oleh adanya kelainan ini adalah berupa gannguan saat menelan makanan, gannguan aktivitas seksual, dan bernafas (Utami, 2003) 2.5.4 Jenis Penyakit Rematik Ditinjau dari lokasi patologik maka jenis rematik tersebut dapat di bedakan dalam dua kelompok besar, yaitu rematik artikular dan rematik non artikular. Rematik artikular merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada persendian, di antaranya meliputi arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non artikular merupakan gangguan rematik yang diebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya bursitis, fibroitis dan sciatica (Hembing, 2006).

22 2.5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rematik Faktor yang mempengaruhi rematik tergantung pada jenis rematiknya. Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya rematik yaitu: 1. Faktor usia, setiap persendian tulang memiliki lapisan perlindungan sendi yang menghalangi terjadinya gesekan antar tulang. Dan didalam sendi terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakan dengan leluasa. Pada mereka yang berusia lanjut, lapisan perlindungan mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat di gerakan biasanya menyerang pada usia 60 tahun ke atas. 2. Jenis Kelamin 3. Infeksi 4. Pekerjaan 5. Jenis makanan 6. Faktor keturunan 7. Psikologis 8. Latihan fisik (anonim, 2006)