LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2009 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 12

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG. Tahun 2009 Nomor 4 Seri CA Nomor 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 9 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 15 TAHUN 1997 SERI B.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 6 TAHUN 2006 SERI : E NOMOR : 2

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 1998 SERI : B

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK RESTORAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 10

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PELELANGAN IKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN PANTAI

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 18 TAHUN : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pengelolaan hasil sumber daya kelautan dan perikanan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan taraf hidup masyarakat nelayan, perlu menyelenggarakan tempat pelelangan ikan; b. bahwa agar tempat pelelangan ikan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat dimanfaatkan secara optimal, perlu pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan perlindungan terhadap penyelenggaraannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia untuk Penggabungan Daerah Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta menjadi satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 101); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 1 2

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang- Undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Djawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4230); 7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 20 Tahun 2007 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007 Nomor 4 Seri D); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO dan BUPATI KULON PROGO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGA- RAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kulon Progo. 4. Tempat Pelelangan Ikan yang selanjutnya disingkat TPI adalah tempat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pelelangan ikan. 5. Penyelenggara TPI adalah organisasi berbadan hukum yang dibentuk oleh kelompok nelayan setempat yang menyelenggarakan pelelangan ikan di TPI. 6. Izin Penyelenggaraan Pelelangan Ikan yang selanjutnya disebut izin adalah surat izin menyelenggarakan pelelangan ikan di TPI yang diberikan kepada organisasi berbadan hukum yang dibentuk oleh nelayan. 7. Instansi adalah Lembaga Perangkat Daerah yang mempunyai fungsi, tugas dan tanggung jawab di bidang perikanan dan kelautan. 8. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. 9. Pelelangan ikan adalah penjualan ikan dihadapan umum dengan cara penawaran meningkat. 3 4

10. Peserta lelang adalah orang atau sekelompok orang yang mengikuti proses membeli dan menjual ikan dengan cara menawarkan kepada penawar, menawarkan tawaran harga lebih tinggi, dan kemudian menjual barang kepada penawar harga tertinggi. 11. Ikan adalah semua jenis biota perairan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud disusunnya Peraturan Daerah ini adalah untuk memberikan pengaturan mengenai penyelenggaraan TPI melalui pembinaan, pengawasan, pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang, prasarana, sarana dan penyelenggaraan pelelangan ikan. (2) Tujuan disusunnya Peraturan Daerah ini adalah untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan lelang, pemberdayaan dan pembinaan kelompok nelayan dan meningkatkan taraf hidup kesejahteraan nelayan. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup penyelenggaraan TPI terdiri dari : a. penyediaan lokasi TPI; b. izin penyelenggaraan pelelangan ikan; dan c. kegiatan pelelangan ikan di TPI. BAB IV PENYEDIAAN DAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN Pasal 4 Pemerintah Daerah menyediakan lokasi TPI. Pasal 5 (1) TPI harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan; b. mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan disanitasi dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan mempunyai sistem pembuangan limbah cair yang memenuhi syarat kebersihan (hygiene); c. dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bahan pencuci tangan, pengering sekali pakai dan toilet dalam jumlah yang mencukupi; d. mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan dalam pengawasan hasil perikanan; e. kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat mempengaruhi mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan berada dalam TPI; f. dibersihkan secara teratur paling sedikit setiap selesai penjualan, wadah harus dibersihkan dan dibilas dengan air bersih; g. dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok, meludah, makan dan minum, dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas; 5 6

h. mempunyai fasilitas pasokan air bersih yang cukup; i. mempunyai wadah khusus yang tahan karat dan kedap air untuk menampung hasil perikanan yang tidak layak untuk dimakan; dan j. mempunyai tempat sampah yang mewadahi. (2) TPI harus memenuhi penerapan sistem rantai dingin. Pasal 6 (1) Setiap penangkapan ikan di daerah perikanan wajib dijual secara lelang di TPI. (2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap : a. hasil penangkapan ikan untuk di konsumsi sendiri; b. hasil penangkapan ikan untuk kepentingan sosial; atau c. hasil penangkapan ikan untuk kepentingan penelitian ilmiah. (3) Terhadap kepentingan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b harus diberitahukan terlebih dahulu kepada penyelenggara TPI paling lambat 1 (satu) hari sebelum melaut. Pasal 7 Pasal 8 (1) Peserta lelang harus menyerahkan jaminan penawaran kepada penyelenggara TPI berupa uang sebesar 10 % (sepuluh per seratus) dari perkiraan harga lelang sebelum mengikuti pelelangan. (2) Bagi peserta lelang yang memenangkan lelang, uang jaminan diperhitungkan dalam pembayaran harga lelang. (3) Bagi peserta lelang yang kalah, uang jaminan dikembalikan setelah lelang selesai. (4) Apabila pemenang lelang mengundurkan diri, maka uang jaminan disetorkan ke Kas Daerah dan selanjutnya dilaksanakan lelang ulang. Pasal 9 (1) Penawaran harga dalam pelelangan dilakukan secara meningkat dan harga jual ditetapkan menurut permintaan harga tertinggi. (2) Pemenang lelang harus membayar lunas harga transaksi kepada penyelenggara lelang setelah selesai pelaksanaan lelang. (3) Penyelenggara lelang harus membayar lunas harga transaksi kepada nelayan setelah selesai pelaksanaan lelang. Penyelenggara pelelangan ikan di TPI adalah penyelenggara TPI. 7 8

BAB V PERIZINAN Bagian Kesatu Tata Cara Pengajuan dan Syarat Memperoleh Izin Pasal 10 (1) Setiap penyelenggaraan pelelangan ikan di TPI wajib mempunyai izin. (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati. Pasal 11 (1) Izin Penyelenggaraan Pelelangan Ikan diberikan kepada penyelenggara TPI. (2) Apabila di satu TPI terdapat organisasi berbadan hukum yang dibentuk oleh kelompok nelayan lebih dari satu, maka untuk pemberian izinnya dilakukan seleksi. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 12 (1) Untuk memperoleh Izin, pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. foto kopi akta pendirian badan hukum; b. susunan pengurus dan pengawas/komisaris; c. daftar nama karyawan; d. neraca keuangan terakhir; dan e. surat pernyataan kesanggupan untuk menyelenggarakan pelelangan ikan secara baik dan benar serta berkeadilan. (2) Izin diberikan atas nama pemohon. (3) Izin diberikan dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan beserta persyaratannya secara lengkap dan benar. (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah habis dan izin belum dikeluarkan atau permohonan izin belum ditanggapi, maka permohonan izin dianggap diterima dan izin segera dikeluarkan tanpa persyaratan tambahan. (5) Permohonan izin ditolak apabila tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (6) Penolakan permohonan izin harus dinyatakan secara tertulis disertai alasan penolakan dan disampaikan kepada pemohon. Bagian Kedua Masa berlaku dan Pencabutan Izin Pasal 13 (1) Izin penyelenggaraan pelelangan ikan berlaku selama penyelenggara TPI menjalankan kegiatan usahanya dan wajib dilakukan daftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali. 9 10

(2) Permohonan daftar ulang izin diajukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya izin dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1). Pasal 14 Izin dicabut apabila : a. dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak dikeluarkan/diterbitkan izin, tidak dilakukan kegiatan/usaha pelelangan ikan; b. tidak memenuhi ketentuan dan kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam izin; dan c. melanggar ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perikanan. Pasal 15 Izin berakhir masa berlakunya apabila : a. tidak dilakukan daftar ulang; b. dikembalikan oleh pemegang izin; dan c. melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14. BAB VI KEWAJIBAN DAN HAK Bagian Kesatu Kewajiban dan Hak Pemerintah Daerah Pasal 16 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban : a. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas penyelenggaraan TPI; b. memfasilitasi tabungan dana paceklik dan dana sosial kecelakaan laut bagi nelayan; c. melaksanakan perbaikan atas sarana dan prasarana TPI; dan d. memberikan perlindungan keamanan dalam berusaha. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 17 Pemerintah Daerah berhak : a. menolak permohonan izin dengan memberikan alasan penolakannya; b. memberikan peringatan kepada pemegang izin; c. mencabut izin. d. menerima retribusi; dan e. menerima uang jaminan bagi pemenang lelang yang mengundurkan diri. Bagian Kedua Kewajiban dan Hak Pemegang Izin Pasal 18 Pemegang izin berkewajiban : a. menjaga ketertiban, kebersihan, dan keamanan di TPI; b. memungut dan mengumpulkan Retribusi serta menyetorkannya ke Kas Daerah tepat waktu; c. melaksanakan tertib administrasi penyelenggaraan pelelangan ikan; d. melaporkan secara tertulis pelaksanaan penyelenggaraan pelelangan ikan setiap bulan kepada Instansi; 11 12

e. memperbaiki bangunan TPI apabila terdapat kerusakan ringan; f. melaporkan secara tertulis kerusakan berat bangunan TPI kepada Bupati dengan tembusan Kepala Instansi; g. melaporkan secara tertulis kepada Bupati dengan tembusan Kepala Instansi apabila bermaksud menghentikan usaha/penyelenggaraan pelelangan ikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum saat penghentian; dan h. menaati ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perikanan. Pasal 19 Pemegang izin berhak : a. melakukan kegiatan pelelangan ikan sesuai ketentuan dalam izin; b. memperoleh pembinaan penyelenggaraan pelelangan ikan di TPI; c. mendapat jaminan perbaikan TPI jika terjadi kerusakan berat; d. mendapat perlindungan keamanan dalam melakukan kegiatan pelelangan ikan; dan e. menempati bangunan TPI dan fasilitasnya untuk kegiatan pelelangan ikan. BAB VII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 20 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah; b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian perkara; c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan/atau surat yang ada hubungannya dengan tindak pidana; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik Polisi Republik Indonesia (Polri) bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik Polri memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana. 13 14

BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 21 (1) Setiap Penyelenggara Tempat Pelelangan Ikan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) diancam dengan hukuman kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Setiap nelayan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) diancam dengan hukuman kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah pelanggaran. (4) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapus kewajiban untuk memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Diundangkan di Wates pada tanggal 22 Oktober 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KULON PROGO, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo. Cap/ttd BUDI WIBOWO Ditetapkan di Wates pada tanggal 22 Oktober 2012 BUPATI KULON PROGO, Cap/ttd HASTO WARDOYO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012 NOMOR 18 Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 15 16

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN Dalam pelaksanaan otonomi daerah, daerah mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Kesejahteraan nelayan dan masyarakat yang hidup dari hasil kekayaan laut harus terus ditingkatkan. Selain hal tersebut, aspek keamanan pangan juga harus diterapkan untuk hasil perikanan dengan harapan kesehatan konsumen dapat terjamin. Penyelenggaraan pelelangan ikan di TPI dimaksudkan untuk dapat lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan melalui pencapaian harga ikan yang wajar, yang dapat melindungi nelayan dari persaingan yang tidak sehat yang banyak dilakukan oleh para pedagang maupun tengkulak. Pembelian ikan secara terbuka dengan cara lelang akan melepaskan nelayan dari cara pembelian yang tidak sehat serta ikatan dari para pengijon atau pelepas uang yang selama ini telah banyak mengikat dan merugikan para nelayan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo tentang Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan sistem rantai dingin adalah ikan laut harus dalam kondisi di es sejak dari penangkapan hingga ke tangan konsumen terakhir Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksud dengan daerah perikanan adalah daerah penangkapan dan daerah pembudidayaan ikan. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan untuk dikonsumsi sendiri adalah ikan yang dipakai untuk lauk pauk keluarga nelayan selama tidak diperjualbelikan. Huruf b Yang dimaksud dengan untuk kepentingan sosial adalah ikan yang dihadiahkan kepada panti asuhan/panti jompo/badan/lembaga yang bergerak di bidang sosial dan/atau ikan untuk kepentingan upacara adat yang berkaitan dengan kenelayanan. Huruf c Ayat (3) Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 17 18

Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Huruf a Ketentuan jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak dilakukan kegiatan/usaha perikanan gugur dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure). Huruf b Huruf c Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan kerusakan ringan adalah kerusakan yang dalam pembenahannya tidak memerlukan pembiayaan. Huruf f Huruf g Huruf h Pasal 19 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan kerusakan berat adalah kerusakan yang dalam pembenahannya memerlukan pembiayaan. Huruf d Huruf e Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 ooo000ooo 19 20