LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN IMBAL JASA LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI UTARA NOMOR : 14 TAHUN 2000 TENTANG PUNGUTAN MASUK PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL BUNAKEN

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI DONGGALA PERATURAN BUPATI DONGGALA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANTUL

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 18 Tahun 1994

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 6 SERI E

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN BURUNG SRITI DAN ATAU WALET DI KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN KOLONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 17 TAHUN 2005 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU LINTAS KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 103 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANAU LINDU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 1999 SERI D NO. 7

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 10 SERI C NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PADA PIHAK KETIGA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 6 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 1 Tahun : 2012 Seri : C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

KABUPATEN LOMBOK BARAT

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR...

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

NOMOR 7 TAHUN 2017 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa sumberdaya alam yang tersebar di daerah merupakan kekayaan yang potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal sebagai penunjang dalam kegiatan pembangunan daerah dan pembangunan nasional pada umumnya serta kesejahteraan masyarakat daerah pada khususnya dengan tetap memperhatikan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta upaya perlindungan dan pelestariannya ; b. bahwa sumber daya alam di daerah saat ini terus mengalami perubahan yang memperlihatkan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan sebagai akibat pemanfaatan obyek jasa lingkungan secara illegal ; c. bahwa untuk mempertahankan, meningkatkan dan melestarikan potensi sumber daya alam dan kandungannya perlu dilakukan pengelolaan yang berkelanjutan dengan mengembangkan potensi jasa lingkungan secara bijaksana dalam rangka menumbuhkan perekonomian dengan memperhatikan aspek ekologis, ekonomis dan karakteristik sosial budaya masyarakat ; d. bahwa untuk membangun upaya perlindungan dan pelestarian terhadap potensi sumber daya alam di daerah perlu dilakukan dengan membangun upaya pendanaan yang mandiri ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, b, c, dan d, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958, tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655) ; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831); 3. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419) ; 4. Undang-undang...

2 4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3429) ; 5. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687) ; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Repoblik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ; 7. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) ; 8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377); 9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Produk Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 10. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004, tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433) ; 11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) ; 12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 25) ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998, tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3767) ; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998, tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776) ; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004, tentang Perlindungan Hutan ; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyedia Air Minum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4490) ; 19. Peraturan...

3 19. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2006 tentang Irigasi ; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan(Lembaran Negara Tahun 2007 nomor 22); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang Nasional; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 17 Tahun 2000, tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lombok Barat (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 167) ; 23. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 2 Tahun 2001 tentang Perlindungan Sumber Air Baku (Lembaran Daerah tahun 2001 Nomor 3, Tambahan lembaran Daerah Nomor 20) 24. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 14 Tahun 2001, tentang Usaha Perikanan (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2001 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 32) 25. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 18 Tahun 2001, tentang Pembentukan Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Lombok Barat (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 18) ; 26. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 22 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 14 Tahun 2000, tentang Kewenangan Urusan Rumah Tangga Kabupaten Lombok Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2001 Nomor 23, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 40) ; 27. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 12 Tahun 2002 tentang Usaha Pariwisata (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2002 Nomor 21, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 60) ; 28. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 4 Tahun 2003, tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2003 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 68). D e n g a n P e r s e t u j u a n B e r s a m a DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT dan BUPATI LOMBOK BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Barat ; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati...

4 3. Bupati ialah Bupati Lombok Barat ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalan Badan Legislatif Daerah ; 5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan adalah dinas teknis daerah Kabupaten Lombok Barat yang mempunyai tugas melakukan urusan kehutanan dan perkebunan ; 6. Dinas Kelautan dan Perikanan adalah dinas teknis Kabupaten Lombok Barat yang mempunyai tugas melakukan urusan kelautan dan perikanan ; 7. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya adalah dinas teknis Kabupaten Lombok Barat yang mempunyai tugas melakukan urusan kepariwisataan, seni dan budaya ; 8. Dinas Pertambangan adalah dinas teknis Kabupaten Lombok Barat yang mempunyai tugas urusan melakukan pertambangan; 9. Perusahaan Daerah Air Minum atau yang disebut dengan PDAM adalah PDAM Menang Mataram; 10. Jasa Lingkungan adalah suatu produk/stock dari pengelolaan sumber daya alam yang dapat berupa manfaat langsung/tangible (seperti air, udara, karbon, dll) dan tidak langsung/intangible (seperti wisata alam, rekreasi, perlindungan, sistem hidrologi, kesuburan tanah, pengendalian erosi, banjir, dll) ; 11. Pengelolaan Jasa Lingkungan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi jasa lingkungan meliputi penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian; 12. Pembayaran Jasa Lingkungan adalah imbalan yang diperoleh dari orang dan atau badan hukum yang menikmati keindahan alam sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta memperoleh manfaat dari sumberdaya air, laut (bahari), dan hutan. 13. Pengunjung adalah setiap orang yang melakukan kunjungan ke obyek wisata ; 14. Taman Wisata Alam atau yang disebut dengan TWA adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam ; 15. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, serta zona-zona yang diperlukan maupun yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi ; 16. Air Bawah Tanah adalah air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah; 17. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah; 18. Pemegang Otoritas Pengelola adalah pemegang kewenangan untuk mengelola suatu obyek jasa lingkungan. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pengelolaan Jasa Lingkungan diselenggarakan dengan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas keterpaduan, dan asas akuntabilitas. (2) Tujuan Pengelolaan Jasa Lingkungan adalah untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dalam rangka mendukung kegiatan konservasi dan pembangunan di daerah khususnya untuk masyarakat sekitar obyek jasa lingkungan melalui pembayaran jasa lingkungan. BAB III...

5 BAB III OBYEK DAN SUBYEK PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN Pasal 3 (1) Obyek pembayaran jasa lingkungan di Daerah digolongkan : a. berdasarkan manfaat langsung yang terdiri dari air permukaan dan air bawah tanah yang dikomersialkan b. berdasarkan manfaat tidak langsung yang terdiri dari wisata alam, hutan raya, hutan adat, hutan lindung, dan hutan wisata. (2) Penetapan obyek jasa lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. (3) Subyek pembayaran Jasa Lingkungan adalah orang pribadi dan badan hukum yang menikmati atau memanfaatkan jasa lingkungan. BAB IV PENGELOLAAN OBYEK JASA LINGKUNGAN Pasal 4 Pengelolaan atas obyek jasa lingkungan di daerah dilakukan oleh instansi terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pasal 5 (1) Untuk membantu menjalankan tugas-tugas dalam pegelolaan jasa lingkungan di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah ini, dibentuk institusi multipihak sebagai mitra pemerintah. (2) Institusi multipihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan forum bersama antara (a) instansi terkait, (b) sektor bisnis, (c) wakil masyarakat setempat, (d) LSM, (e) akademisi dan (f) pelanggan PDAM. (3) Susunan organisasi, tata kerja dan tugas dan wewenang institusi multipihak ditetapkan dengan Peraturan Bupati. (4) Instansi multipihak dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Bupati. Pasal 6 Masyarakat yang mengelola jasa lingkungan secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok diakui keberadaannya dan dapat bekerjasama dengan institusi multipihak dalam pengelolaan jasa lingkungan. BAB V...

6 BAB V PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN Bagian Pertama Subyek Pembayaran Pasal 7 (1) Setiap orang dan atau badan hukum yang memanfaatkan dan atau menikmati jasa lingkungan harus membayar jasa lingkungan. (2) Setiap orang yang memanfaatkan dan atau menikmati jasa lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pengelola dan pengunjung obyek jasa lingkungan pada lokasi yang ditetapkan. (3) Badan hukum yang memanfaatkan jasa lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah badan usaha yang memanfaatkan air bawah tanah dan air permukaan yang dikomersialkan dan badan usaha yang mengelola obyek-obyek yang telah ditetapkan oleh peraturan daerah sebelumnya. (4) Obyek jasa lingkungan di luar kewenangan pemerintah daerah pelaksanaan pembayarannya dilakukan melalui kerjasama dengan pemegang otoritas pengelola (5) Setiap orang dan atau badan hukum yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) dapat dikenakan sanksi berupa tidak dibolehkan masuk lokasi obyek jasa lingkungan, teguran dan pencabutan izin usaha. (6) Tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 8 (1) Pengunjung obyek jasa lingkungan berdasarkan asalnya dibedakan antara pengunjung Mancanegara dan pengunjung Nusantara. (2) Pengunjung obyek jasa lingkungan berdasarkan tujuannya dibedakan atas pengunjung untuk tujuan rekreasi, olahraga, penelitian, ritual keagamaan, ataupun untuk pengambilan/pembuatan film dan promosi. Bagian Kedua Tata Cara dan Besarnya Tarif Pembayaran Jasa Lingkungan Pasal 9 Tata cara pembayaran dan besarnya tarif pembayaran jasa lingkungan diatur dengan Peraturan Bupati dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPRD. BAB VI...

7 BAB VI PEMBAGIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEMBAYARAN Pasal 10 (1) Hasil penerimaan pembayaran jasa lingkungan merupakan penerimaan daerah dan disetorkan ke Kas Daerah (2) Penerimaan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperuntukkan sebagai berikut : a. 25% (dua puluh lima perseratus) untuk Pemerintah Daerah; b. 75% (tujuh puluh lima perseratus) untuk kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan di daerah yang dikembalikan ke alam dan pembangunan daerah khususnya untuk masyarakat sekitar lokasi obyek jasa lingkungan. (3) Penerimaan pembayaran jasa lingkungan sebagaimana dimaksud huruf b. dapat dikelola langsung oleh institusi multipihak dan digunakan sebagai dana untuk pelestarian, pemeliharaan, kebersihan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi obyek jasa lingkungan Kabupaten Lombok Barat BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 11 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan daerah ini dilaksanakan oleh instansi terkait. Pasal 12 (1) Setiap orang baik perseorangan maupun kelompok dapat melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan jasa lingkungan (2) Apabila dalam pengelolaan jasa lingkungan diduga terjadi penyimpangan, masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilan. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 Pelaksanaan dan pengelolaan pembayaran jasa lingkungan yang berasal dari PDAM dilakukan melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah lainnya. BAB IX...

8 BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat. Ditetapkan di Gerung pada tanggal 9 Juni 2007 BUPATI LOMBOK BARAT, H. ISKANDAR Diundangkan di Gerung pada tanggal 11 Juni 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Drs. H. LALU SERINATA, M.M. Pembina Utama Madya (IV/d) Nip. 610 006 062 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2007 NOMOR 4

9 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN I. UMUM Bahwa penggalian kekayaan alam secara optimal dan lestari adalah merupakan salah satu unsur pelaksanaan daripada pembangunan ekonomi di daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu perlu dimaklumi bahwa ruang lingkup kegiatan pembangunan dewasa ini jauh lebih besar dibandingkan dengan waktu yang lampau. Pembangunan sebagai upaya sadar dalam mengolah dan memanfaatkan sumberdaya alam untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran lahir maupun untuk mencapai kepuasan bathin. Oleh karena itu, penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat serta bertambahnya industri yang memanfaatkan sumberdaya alam cenderung meningkat sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Penerimaan Daerah. Dalam rangka memberikan pedoman yang kongkrit bagi upaya pelestarian sumber daya alam sesuai situasi dan kondisi daerah Kabupaten Lombok Barat, maka perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 poin 1 s/d 18 Pasal 2 Ayat (1) Berdasarkan asas tanggung jawab negara, di satu sisi, negara menjamin bahwa pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan. Di lain sisi, negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dalam wilayah yurisdiksnya yang menimbulkan kerugian terhadap wilayah yurisdiksi negara lain, serta melindungi negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah negara. Asas keberlanjutan mengandung makna setiap orang memikul kewajibannya dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang, dan terhadap sesamanya dalam satu generasi. Asas keterpaduan mengandung pengertian bahwa pengelolaan jasa lingkungan dilakukan secara terpadu dalam mewujudkan keserasian untuk berbagai kepentingan dengan memperhatikan sifat alami jasa lingkungan yang dinamis. Asas...

10 Asas akuntabilitas mengandung pengertian bahwa pengelolaan jasa lingkungan dilakukan secara terbuka dan bertanggung jawab. Asas manfaat mengandung pengertian bahwa pengelolaan jasa lingkungan dilaksanakan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan umum secara efektif dan efisien. Ayat (2) Pasal 3 Ayat (1) dan ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan Badan Hukum adalah Perseroan Terbatas, CV, BUMD, BUMN, Koperasi dan PDAM Menang Mataram. Pasal 4 Yang dimaksud dengan instansi terkait adalah Dinas kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Dinas Pertambangan Kabupaten Lombok Barat, Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lombok Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Lombok Barat, PDAM Menang Mataram Pasal 5 ayat (1) s/d ayat (2) Ayat (3) Untuk pertama kali pemilihan anggota institusi multipihak difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Ayat (4) Pasal 6 Pasal 7 ayat (1) s/d ayat (6) Pasal 8 ayat (1) Pasal 8 ayat (2) Khusus pengunjung untuk tujuan penelitian dan ritual keagamaan di kawasan konservasi, seperti Taman Wisata Alam, Taman Wisata Alam Laut, dan Taman Nasional harus mendapatkan Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (SIMAKSI) dari instansi pengelola obyek jasa lingkungan untuk lebih meningkatkan manajemen pengelolaan, pengembangan dan koordinasi pemeliharaan dalam melestarikan obyek-obyek jasa lingkungan. Pasal 9 Pasal 10...

Pasal 10 ayat (1) s/d ayat (3) 11 Pasal 11 Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 82