BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan koneksi matematis perlu dimiliki. Yuniawati (2011:14) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari, seperti perhitungan dalam jual-beli, menghitung kecepatan

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

I. PENDAHULUAN. untuk membedakan manusia dengan makhluk lainnya, sehingga berpikir menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah. kependidikan yang lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung secara terus menerus selama individu itu hidup. Bagaimana juga pendidikan itu suatu keharusan, karena dengan adanya pendidikan manusia akan memiliki kemampuan yang lebih baik. Sebagaimana kita ketahui pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan bagi suatu bangsa dikatakan sudah tercapai bila tercermin dari pandangan dan keyakinan-keyakinan hidupnya, tindakan dan perbuatannya, sikapnya, dan keadaan masyarakat pada umumnya. Dalam UURI No. 20 Th. 2003, ditegaskan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mata pelajaran matematika atau mata kuliah matematika selalu ada di jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA bahkan perguruan tinggi. Proses belajar matematika, seorang siswa tidak dapat mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang merupakan pra-syarat dalam kelanjutan program pembelajaran selanjutnya. Untuk mempelajari matematika, dituntut kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yaitu intelektual dan pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa, sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Hudoyo (1988: 4) bahwa belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu proses belajar. Hal serupa juga dikemukakan oleh Russeffendi (1988:25) bahwa belajar

2 matematika bagi seorang anak merupakan proses yang kontinu sehingga diperlukan pengetahuan dan pengertian dasar matematika yang baik pada permulaan belajar untuk belajar selanjutnya. Zaini dan Marsigit (2014:154) mengatakan bahwa kemampuan penalaran dan komunikasi matematika yang masih tergolong kurang tersebut perlu ditingkatkan yaitu dengan menggunakan sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika. Melalui pendekatan pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar dan berkomunikasi matematika. Pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan memungkinkan digunakan sebagai perantara untuk dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematik siswa Pembelajaran di sekolah, kebanyakan dari siswa menganggap bahwa mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang masih sulit dipahami. Ini disebabkan penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah model pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran matematika di sekolah masih menggunakan model pembelajaran biasa yakni suatu model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru atau ceramah, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan sehingga menghambat kreativitas dan kinerja siswa. Penyebab kesulitan belajar yang dihadapi siswa dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa tidak terlalu memperhatikan guru dalam proses pengajaran, dan siswa juga tidak terlalu menarik dalam belajar karena metode yang mungkin masih monoton dan tidak ada variasinya. Ketika kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung, diperoleh informasi bahwa dalam menyampaikan materi, guru menggunakan metode ceramah, sedikit tanya jawab

3 saat menyelesaikan soal. Sedangkan dari hasil observasi ditemukan hal-hal sebagai berikut: 1. Pada waktu guru menjelaskan materi, hanya sebagian siswa yang memperhatikan. 2. Cenderung lebih banyak memberikan informasi (menjelaskan) materi. 3. Aktifitas siswa yang lebih banyak mendengarkan dan mencatat saja. Berdasarkan uraian di atas, perlu diupayakan suatu strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami materi. Salah satu model pembelajaran untuk mengatasi masalah diatas adalah model pembelajaran Everyone is Teacher Here. Hal ini merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Ramayulis 2005:112) Everyone is Teacher Here adalah suatu strategi yang memberi kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai pengajar terhadap peserta didik lainnya. Penerapan model pembelajaran Everyone is Teacher Here merupakan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan sikap dan pemahaman siswa sehingga mampu berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa. Model pembelajaran Everyone is Teacher Here merupakan suatu strategi yang memberi kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai pengajar terhadap peserta didik lain. Strategi ini merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu dan strategi ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi: Artinya : Tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan Manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itu. (Q.S. Ar-rum :30:30). Melihat Penerapan Everyone is Teacher Here dan ayat diatas sangat berhubungan karena dengan strategi itu membuat siswa dapat dididik dan dapat mendidik. Ayat diatas juga menerangkan bahwa manusia itu membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.

4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika masih rendah. 2. Sikap siswa yang belum berpikir positif dalam pembelajaran matematika. 3. Dalam pembelajaran kurikulum 2013 siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga diperlukan pembelajaran yang menyenangkan untuk memicu keinginan siswa untuk belajar. C. Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is Teacher Here lebih baik daripada yang memperoleh model pembelajaran biasa? b. Apakah sikap siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is Teacher Here lebih baik daripada yang memperoleh model pembelajaran biasa? 2. Batasan Masalah Keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dari segi waktu, biaya, kemampuan peneliti dan hal-hal lainnya maka penelitian ini dibatasi. Agar penelitian ini lebih terarah, penelitian ini dibatasi pada: a. Sampel penelitian ini siswa kelas XI IIK A, XI IIK B MAN 1 Bandung. b. Materi pembelajaran adalah pokok bahasan peluang. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

5 1. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Everyone is Teacher Here dengan siswa yang mendapat model pembelajaran biasa. 2. Untuk mengetahui sikap siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Everyone is Teacher Here dengan siswa yang mendapat model pembelajaran biasa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti pendidikan dalam hal komunikasi dan model pembelajaran Everyone is Teacher Here. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang peningkatan kemampuan komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran Everyone is Teacher Here. a. Manfaat Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi beserta wawasan bagi guru dalam mengajarkan matematika kepada siswa supaya ketika belajar matematika tidak membosankan tapi menyenangkan. b. Manfaat Bagi Siswa Hasil Penelitian ini dapat memberikan kesenangan bagi siswa dalam belajar matematika, yang selama ini mereka anggap membosankan dan sulit akan terasa lebih mudah dipahami dan menyenangkan.

6 c. Manfaat Bagi Peneliti Hasil penelitian ini akan memberikan pengalaman bagi peneliti kedepannya dalam ilmu mengajar, dan akan menjadi wawasan baru dalam menerapkan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran matematika. F. Definisi Operasional Definisi masalah judul penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap objek pilihan penelitian dan untuk menghindari penafsiaran yang salah mengenai judul penelitian ini, maka diperlukan gambaran atau batasan-batasan sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran Everyone is Teacher Here Model pembelajaran Everyone is Teacher Here adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap semua temannya di kelas. 2. Model Pembelajaran Biasa Model pembelajaran biasa adalah model pembelajaran yang dilakukan guru seharihari, dalam penelitian ini model pembelajaran yang dilakukan guru adalah model ceramah atau ekspositori. 3. Kemampuan komunikasi matematis Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diektahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan G. Struktur Organisasi Skripsi Gambaran lebih jelas tentang isi dan keseluruhan skripsi disajikan dalam bentuk struktur organisasi yang tersusun. Pembahasannya dapat disajikan dalam sistematika

7 penulisan. Struktur organisasi skripsi dapat berisi tentang urutan penelitian dalam setiap bab dan sub bab. Struktur organisasi skripsi dimulai dari bab I sampai bab V. Bab I Pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian; definisi operasional; dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran. Kajian teori sebagai landasan teoritik yang digunakan peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti. Hasilhasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel penelitian yang diteliti. Kerangka Pemikiran dan diagram/skema paradigma penelitian. Asumsi dan hipotesis penelitian atau pertanyaan penelitian. Bab III Metode Penelitian, yang meliputi: metode penelitian; desain penelitian; populasi dan sampel; operasionalisasi variabel; rancangan pengumpulan data; instrumen penelitian; dan rancangan a nalisis data. Pada bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh kesimpulan. Bab IV terdiri dari deskripsi profil populasi dan sampel (responden) penelitian, serta hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Profil populasi penelitian melaporkan karakteristik dan kondisi lokasi penelitian yang dilengkapi proporsi kondisi populasi penelitian, sedangkan profil sampel penelitian berisi kondisi dari responden yang menjadi sampel penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian yang merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian, saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya tentang tindak lanjut ataupun masukan hasil penelitian.