BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk yang cukup besar, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun

Structure As Aesthetics of sport

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. diharapkan perancangan pada objek Gedung Bisnis Multimedia Malang mampu memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. ide/gagasan sampai dengan perumusan konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB III METODE PERANCANGAN


BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. metode penelitian ini akan menguraikan secara terperinci bagaimana proses

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ini sebelumnya dilakukan analisis-analisis terhadap aspek-aspek

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. aktifitas olahraga, hal itu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada.

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. semua aktivitas dari manusia di dalam perancangan Stadion Raya ini. Analisis

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan, dan konsep perancangan. Metode perancangan yang digunakan

BAB lll METODE PERANCANGAN. pengembangan dari sebuah ide. Metode yang dipakai dalam perancangan ini yaitu

Transkripsi:

94 BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan Sebuah proses perancangan merupakan proses yang panjang dengan sistematika yang harus jelas, dimana di dalam proses perancangan dari awal sampai akhir harus terkonsep dengan baik, dan alur dalam proses perancangan harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal. Metode dalam sebuah perancangan sangatlah dibutuhkan, dimana metode perancangan digunakan untuk membantu mempermudah proses perancangan, sehingga hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan target yang diharapkan dan sesuai sasaran yang diinginkan. Jadi, setiap perancang diharuskan menggunakan metode perancangan dalam merancang dengan pertimbangan-pertimbangan. Dalam penulisan proposal ini, metode perancangan yang digunakan adalah pengumpulan data, analisis, dan konsep perancangan dengan sistematika alur perancangan yang berhubungan dengan Stadion Raya di kabupaten Blitar, mulai dari ide perancangan hingga hasil rancangannya. 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan dalam Stadion Raya di Kabupaten Blitar ini muncul berdasarkan beberapa sebab, yaitu : - Di Kabupaten Blitar hanya terdapat satu stadion yang berfungsi sebagai tempat pertandingan dan latihan sepak bola, dimana stadion itu digunakan oleh kedua klub sepak bola dari Blitar. - Kota-kota di daerah Jawa Timur masih sedikit adanya stadion yang memiliki standar internasional, dimana perlu terdapat stadion dengan acuan standarisasi

95 internasional, tetapi dalam perancangan nantinya juga dipertimbangkan tentang status kota, PAD, dan kekuatan finansial dari Kabupaten Blitar, sehingga perancangan nantinya mampu mengikuti keadaan dari Kabupaten Blitar. - Pembangunan stadion di Kabupaten Blitar dilakukan dengan perancangan yang nantinya digunakan sebagai sarana pusat pengembangan atlit sepak bola Kabupaten Blitar, dan area luar stadion sebagai tempat olahraga publik. 3.2 Rumusan Masalah Di dalam proses perancangan kemungkinan selalu ditemukan sebuah permasalahan, seperti dalam perancangan Stadion Raya di Kabupaten Blitar ini, dimana permasalahan yang muncul mengacu pada fakta dari kebanyakan bangunan stadion. Adapun permasalahan dari stadion tersebut adalah: - sebagai tempat pertandingan sepak bola dan sebagai pengembangan atlit sepak bola Kabupaten Blitar, dimana area luar dari satdion bisa digunakan untuk tempat olahraga publik sebagai penunjang dari fungsi utama stadion. - Fungsi lain yang bisa ada dalam stadion adalah sebagai tempat pembelajaran sistem struktur dalam bangunan itu, dimana dengan dilakukanya pengexposan pada sistem struktur yang digunakan. - Stadion juga harus mampu memberikan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan pengguna di dalam bangunan maupun di area luar bangunan. 3.3 Tujuan Tujuan perancangan adalah untuk menjawab permasalahan yang ada di Kabupaten Blitar, adapun tujuan dalam perancangan Stadion Raya di Kabupaten Blitar ini, yaitu merancang Stadion Raya di Kabupaten Blitar sebagai sarana untuk

96 tempat pertandingan sepak bola dan untuk mewadahi atlit sepak bola Kabupaten Blitar. Dalam perancangan stadion ini nantinya juga ada tujuan lain seperti pengembangan atlit sepak bola Kabupaten Blitar dan menyediakan sarana olahraga untuk masyarakat Kabupaten Blitar. 3.4 Pengumpulan Data Terdapat dua jenis data yang dipakai di dalam perancangan Stadion Raya ini. Adapun jenis data yang dipakai yaitu: 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Anwar, 2004). Data primer diperoleh dengan cara survei langsung ke lapangan (observasi) dan dokumentasi. Survei lapangan dilakukan dengan mendatangi obyek sejenis untuk dilakukan observasi, sehingga diketahui kekurangan dan kelebihanya dari perancangan yang sudah ada, dan bisa diambil sebuah pembelajaran dari perancangan tersebut. a. Observasi Tapak Observasi merupakan sebuah pengamatan (survei) lapangan secara langsung, dimana Pengamatan lapangan yang dimaksud adalah melakukan studi banding bangunan sejenis dan melakukan pengamatan terhadap tapak yang digunakan sebagai lahan perancangan. Sedangkan, tapak yang digunakan sebagai lahan perancangan berlokasi di Kecamatan Kanigoro, Blitar. Data-data yang diperoleh dari observasi diantaranya adalah: suasana tapak dan kondisi tapak yang sebenarnya, luasan tapak dan batas-batas tapak.

97 b. Observasi Objek Banding Dalam perancangan Stadion Raya di Kabupaten Blitar ini, obyek yang digunakan sebagai studi banding bangunan sejenis adalah Stadion Bung Tomo Surabaya, dimana dari observasi yang dilakukan dapat diperoleh beberapa item yang harus dipertimbangkan di dalam perancangan Stadion Raya di Kabupaten Blitar seperti: Tribun Untuk tribun sendiri harus mampu menampung semua penonton yang ada, dimana penggunaan tribun sendiri dibedakan dari kelas ekonomi, standar, sampai vip. Pada tribun sendiri juga harus dengan standar pemakaian kursi sebagai sarana untuk memberikan kenyamanan pada penonton. Sirkulasi Penonton Untuk pintu masuk ke dalam bangunan perlu dipertimbangkan lebar atau luasan dari pintu masuk, dimana jumlah penonton sangat banyak. Untuk mengantisipasi terjadinya berdesak-desakan, maka pintu masuk bisa diletakkan pada semua sisi bangunan sebagai sirkulasi penonton. Lapangan Untuk lapangan sendiri tingkat kemiringan dan lapisan rumput harus direncanakan dengan benar, agar air hujan maupun air dari penyiraman rumput bisa mengalir dan tidak menggenang di lapangan. Interior Pada interior bangunan perlu ditambahkan ruang metting untuk kedua klub, dimana ruang tersebut digunakan untuk mempermudah jalanya diskusi antar manajemen keduan klub yang bertanding.

98 Teknis Untuk masalah teknis sendiri perlu dipertimbangkan untuk penempatan lampu yang menyoroti lapangan, dimana lampu harus dengan pertimbangan khusus (silau dan tidaknya lampu agar tidak mengganggu pemain dalam pertandingan). c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mendukung proses observasi, dimana dokumentasi meliputi pengambilan gambar dan pencatatan dari lokasi objek perancangan. Dari dokumentasi dapat diperoleh beberapa data, seperti batas-batas tapak, suasana dan kondisi tapak. Dokumentasi juga bisa dicari melewati sebuah media, dan dapat diperoleh sebuah data seperti: peta lokasi dan gambar dari sumber media tersebut. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti (Anwar, 2004). Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Adapun beberapa item yang meliputi data sekunder adalah: a. Studi Literatur Studi literatur merupakan sebuah data, baik arsitektural maupun non arsitektural dan berhubungan dengan tema dalam perancangan, dan data ini bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel-artikel di website, dll. Data yang diperoleh dari semua sumber tersebut adalah data-data yang berkaitan dengan fungsi obyek rancangan, kebutuhan ruang, standar ruang, sirkulasi, struktur, utilitas, dan lain sebagainya. Juga diperoleh sumber untuk tema, dimana didapat

99 data tentang pengertian tema, prinsip-prinsip di dalam tema dan pengaplikasianya di dalam objek perancangan. b. Studi Banding Studi banding dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek perancangan, dimana data tersebut bisa dijadikan acuan untuk perancangan, sehingga kekurangan dari objek studi banding bisa diminimalisir di dalam perancangan berikutnya. Berikut beberapa item yang diperoleh dari studi banding adalah: - Kebutuhan ruang dari objek perancangan. - Fasad dari bangunan sejenis. - Jenis struktur yang digunakan. - Sistem utilitas dari bangunan. - Sistem sirkulasi yang digunakan. - Bentuk dari objek perancangan. - Luasan bangunan dari objek perancangan. - Dan kondisi perancangan terhadap bangunan sekitar. c. Studi Integrasi Keislaman Studi keislaman merupakan studi yang dilakukan untuk meminimkan perancangan yang bersifat negatif, dalam perancangan ini harus dikaitkan dengan perspektif islam serta nilai-nilai keislamanya, sehingga akan memunculkan sebuah perancangan yang memadukan dengan prinsip-prinsip islam. Nilai-nilai islam yang dipakai bersumber dari Al-Qur an dan Al-Hadis, sehingga di dalam perancangan nantinya tidak melenceng dari nilai keislaman dan menjadikan perancangan yang bersandingan dengan nilai keislaman.

100 3.5 Pengolahan Data Semua data yang diperoleh akan diolah lebih lanjut untuk mengidentifikasi permasalahanya, kemudian dianalisis dan akan memunculkan konsep-konsep yang akan dipakai di dalam perancangan. Adapun pengolahan data memiliki beberapa item yaitu: 3.5.1 Kondisi Eksisting Pada permasalahan kondisi eksisting, dalam perancangan Stadion harus melalui tahap untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi, guna untuk memberikan solusi untuk permasalahan yang ada, dan sebelum melangkah di dalam analisis permasalahan-permasalahanya dapat diketahui terlebih dahulu. 3.5.2 Analisis Analisis adalah tahapan yang selanjutnya dari perancangan, yaitu untuk memberikan alternatif-alternatif terhadap perancangan yang mengacu pada permasalahan-permasalahan yang ada. Analisis dilakukan untuk memberikan alternatif yang paling tepat untuk perancangan, dimana dari semua alternatif tersebut dilakukan penyaringan. a. Analisis tapak Analiais tapak adalah sebuah analisis guna untuk menmgetahui potensi dari tapak yang akan dilakukan perancangan. Analisis tapak meliputi beberapa item seperti: - Pencapaian, dimana pencapaian yang ada pada tapak harus dapat menampung semua pengguna pada bangunan, karena bangunan Stadion Raya merupakan bangunan besar yang dapat menarik pengunjung dalam jumlah yang banyak.

101 - Aksebilitas, dimana untuk analisis aksebilitas perlu dengan perencanaan yang bisa membuat sirkulasi menjadi lancar, karena pengguna bangunan dan kendaraan yang memasuki bangunan sangat banyak. - Vegetasi, dimana untuk vegetasi sendiri perlu digunakan di dalam area perancangan. Vegetasi berguna untuk mengarahkan pengunjung stadion dan sebagai peneduh dari taman yang ada serta peneduh dari area olahraga pada luar stadion. - SEP (Sky exposure plane), untuk analisis SEP sendiri digunakan untuk menyetarakan bangunan perancangan dengan bangunan sekitar tapak, karena bangunan perancangan merupakan bangunan dengan diameter besar. - KLB (Koefisien lantai bangunan), untuk analisis KLB digunakan untuk menyetarakan bangunan dengan bangunan sekitar tapak, agar daalam perancangan nantinya tinggi bangunan tidak mengganggu bangunan di sekitar tapak. b. Analisis Iklim Analisis iklim merupakan sebuah analisis dengan mengidentifikasi iklim yang ada di dalam tapak. Adapun analisis iklim meliputi: - Matahari, dimana matahari sangat berpengaruh terhadap tingkat silau penonton dan pemain. Analisis matahari dilakukan guna untuk mengurangi tingkat kesilauan terhadap penonton pada tribun, sehingga penonton dapat menikmati pertandingan dengan nyaman. - Hujan, dimana tingkat curah hujan akan mempengaruhi kondisi lapangan sepak bola maupun lapangan olahraga lainya, sehingga analisis hujan

102 dilakukan guna untuk mengantisipasi terjadinya banyak genangan air pada area lapangan olahraga. c. Analisis Bentuk Analisis bentuk dapat mengacu pada analisis tapak dan struktur dari bangunan, karena analisis tersebut dapat mempengaruhi bentuk dari perancangan. Analisis tapak dapat mempengaruhi analisis bentuk pada bentuk tapaknya, dimana bentuk bangunan akan mengikuti bentuk tapak. Analisis bentuk ini bisa dikaitkan dengan analisis struktur karena, bentuk dari struktur bisa mengarahkan sebuah pengguna bangunan memasuki bangunan, seperti bentukan kolom yang nantinya bisa menjadi pengarah terhadap penonton untuk masuk ke bangunan, karena pada deretan kolom-kolom tersebut terdapat pintu masuk ke dalam bangunan. d. Analisis Struktur Analisis struktur dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis struktur yang akan dipakai di dalam objek perancangan, dimana analisis struktur berkaitan dengan analisis bentuk dan pada analisis struktur. Dalam analisis struktur diharapkan dapat memberikan perancangan dengan pemakaian struktur yang kokoh, kuat dan stabil, karena objek perancangan merupakan bangunan dengan bentang lebar. Pada analisis struktur bisa dipakai struktur yang berkaitan dengan struktur bentang lebar dengan bebas kolom di dalamnya, sehingga pemakaian struktur yang bebas kolom digunakan pada atap tribun sehingga tanpa adanya kolom penonton bisa melihat pertandingan dengan nyaman tanpa terhalang oleh kolom.

103 e. Analisis Utilitas Analisis ulititas adalah sebuah analisis mengenai tentang jenis utilitas yang cocok diterapakan dalam objek perancangan, dimana utilitas yang dipakai nantinya untuk mengantisipasi adanya air hujan yang turun dan air penyiraman rumput, sehingga air nantinya dapat mengalir dengan lancar tanpa menggenang di lapangan. f. Analisis Fungsi Analisis fungsi merupakan analisis untuk mengetahui fungsi yang utama dalam perancangan Stadion Raya, adapun item-item yang termasuk dalam analisis fungsi adalah: - fungsi primer, dimana fungsi primer dari perancangan ini adalah sebagai tempat pertandingan sepak bola. - fungsi sekunder, dimana fungsi sekunder meliputi tempat untuk latihan sepak bola dan di luar pertandingan. - fungsi penunjang, dimana untuk fungsi penunjang meliputi beberapa item seperti sebagai tempat sekolah sepak bola, sehingga hobi dari anak-anak dapat terwadahi dengan adanya sekolah sepak bola di Kabupaten Blitar. g. Analisis Ruang Analisis ruang merupakan analisis untuk mengidentifikasi ruang-ruang apa saja yang dipakai di dalam objek perancangan, dimana ruang-ruang yang akan dipakai sesuai dengan kebutuhan dari objek perancangan. Pada analisis ruang hal yang perlu ditinjau adalah sirkulasi antar ruang dan hubungan antar ruang, dimana nantinya pada ruang MO dan OP berhubungan dengan ruang ganti pemain, dan ruang ganti pemain berhubungan dengan ruang Metting pengurus manajemen

104 antar kedua klub, dimana akan digunakan untuk berdiskusi tentang jalanya pertandingan. h. Analisis Aktifitas Analisis aktifitas adalah sebuah analisis untuk mengidentifikasi aktifitas yang terjadi di dalam objek perancangan, yang meliputi: - Pengunjung stadion, dimana pengunjung stadion merupakan masyarakat sekitar yang berolahraga disekitar bangunan. - Pengguna stadion seperti penonton dengan jumlah yang banyak. - pengelola stadion, dimana pengelola stadion bertugas untuk mengelola bangunan dengan mempersiapkan pertandingan sebelum adanya pertandingan dan penyiraman rumput stadion. 3.5.3 Konsep Perancangan konsep perancangan mengacu dari alternatif-alternatif pada analisis, alternatif-alternatif yang ada di ambil mana yang paling tepat dan sesuai dalam pemakaian objek perancangan, dan konsep perancangan merupakan sebuah kesimpulan dari semua analisis. Konsep merupakan sebuah acuan dalam perancangan dengan pembatasan sebuah tema Structure As Architecture, sehingga nantinya di dalam proses perancangan tidak melenceng dari tema. Di dalam konsep terdapat beberapa sub item seperti konsep dasar, konsep tapak, konsep ruang, dan konsep bentuk. Dimana, untuk semua konsep tersebut merupakan bagian dari analisis yang paling tepat dan sesuai untuk perancangan.

105 3.7 Alur Perancangan Fakta Ide Gagasan Kesenjangan: Kebutuhan tempat olahraga di Kabupaten Blitar Rumusan Masalah: - Bagaimana menjadikan stadion sebagai tempat untuk pengembangan atlit sepak bola dan olahraga publik dengan baik? - Bagaimana menjadikan stadion juga sebagai tempat pembelajaran sistem-sistem dalam bangunan? - Bagaimana stadion harus mampu memberikan keamanan, kenyamanan, dan kepuasan pengguna di luar maupun di dalam bangunan? Tujuan: - Sebagai sarana untuk tempat pertandingan sepak bola dan untuk mewadahi atlit sepak bola Kabupaten Blitar. - Sebagai tempat pengembangan atlit sepak bola Kabupaten Blitar. - Dan menyediakan sarana olahraga untuk masyarakat Kabupaten Blitar. feedback Data Primer: Observasi Tapak Observasi Objek Dokumentasi Pengumpulan Data Analisis Data Sekunder: Studi Literatur Studi Banding Studi Integrasi Keislaman Analisis Tapak Analisis Iklim Analisis Bentuk Analisis Struktur Analisis Utilitas Analisis Fungssi Analisis Ruang Analisis Aktiftas Konsep Perancangan: - Konsep Dasar - Konsep Tapak - Konsep Bentuk - Konsep zoning - Konsep Ruang 3.1 Skema metode perancangan Stadion Raya Sumber: Hasil Analisis (2013)