STATISTIK DAERAH PROVINSI ACEH 2011

dokumen-dokumen yang mirip
KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Katalog BPS :

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB III Tinjauan Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 33 Tahun 2015

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Profil Kabupaten Aceh Singkil


KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)


BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

PROFIL PEMBANGUNAN ACEH

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

serangkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN MISOOL TIMUR

PROFIL KABUPATEN / KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM

Profil Kabupaten Aceh Barat


PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

Luas Wilayah Kota Pematangsiantar Menurut Kelurahan

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

STATISTIK DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2015

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT



STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

STATISTIK DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU kepri.bps.go.id

Daftar Tabel. Halaman

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

NO KATALOG :

BERITA RESMI STATISTIK

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Katalog : pareparekota.bps.go.id

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

Transkripsi:

STATISTIK DAERAH PROVINSI ACEH 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Syech Suhaimi Kepala BPS Provinsi Aceh Salah Satu Ruas Jalan di Aceh Barat Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, publikasi Statistik Daerah Provinsi Aceh 2011 telah dapat diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh. Selama ini, statistik selalu diidentikan dengan informasi berupa tabel dan grafik yang membosankan, tampilan yang kurang menarik dan analisis yang rumit sehingga statistik kurang diminati secara luas. Oleh karenanya, publikasi hadir untuk memberikan informasi yang ringkas, sederhana dan menarik dari berbagai indikator statistik terpilih. Kami tujukan publikasi ini bagi semua pengguna data dan para pelaku pembangunan di Provinsi Aceh termasuk masyarakat yang belum mengenal statistik sebelumnya, sehingga diharapkan publikasi ini dapat mendorong agar statistik dapat semakin luas digunakan sebagai referensi dan informasi dasar dalam perencanaan, monitor dan evaluasi pembangunan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Banda Aceh, Oktober 2011 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, Syech Suhaimi, SE, M.Si

Daftar Isi Bab Geografi dan Iklim Pemerintahan Penduduk Ketenagakerjaan Pendidikan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pembangunan Manusia Pertanian Pertambangan dan Energi Industri Konstruksi Hotel dan Pariwisata Transportasi dan Komunikasi Perbankan dan Investasi Harga-Harga Pengeluaran Penduduk Perdagangan Pendapatan Regional Perbandingan Regional Hal 1-2 3-5 6-8 9-10 11-12 13-14 15-16 17-18 19-21 22-23 24-25 26-27 28-29 30-32 33-34 35-36 37-38 39-40 41-43 44-48

STATISTIK DAERAH PROVINSI ACEH 2011 Katalog BPS : 1101002.11 ISSN : 2088-9291 No. Publikasi : 11000.1119 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x 25 cm : 48 halaman Naskah: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Bidang Statistik Sosial Bidang Statistik Distribusi Bidang Statistik Produksi Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Penyelaras Akhir: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan Oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Strategis dan Kaya Akan Potensi Kekayaan Alam Letak geografis yang strategis, panjang garis pantai sepanjang 1.660 km dan luas perairan laut hingga 15.264,06 km 2 serta kawasan hutan hingga 2.291.080 ha. GEOGRAFI DAN IKLIM 1 Aceh merupakan provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera sebagai batas paling barat negara Indonesia. Batas-batas wilayah Provinsi Aceh yaitu sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Luas daratan Aceh mencapai 56.770,81 km 2 yang didominasi oleh daratan dan sebagian kecil berupa pulau sebanyak 119 pulau dengan keseluruhan garis pantai sepanjang 1.660 km dan luas perairan laut hingga 15.264,06 km 2. Mayoritas daratan Aceh dengan rata-rata ketinggian mencapai 125 m di atas permukaan laut merupakan kawasan hutan seluas 40,36 persen dari wilayah Aceh. Didalamnya mengalir 199 sungai penting dan terdapat 35 gunung termasuk kawasan Pegunungan dan Taman Nasional Gunung Leuser. Sedangkan wilayah terkecil ialah kawasan industri yang hanya seluas 0,07 persen dari wilayah Aceh. Tabel 1.1 Statistik Geografis, 2010 Uraian Satuan 2010 Luas Daratan dan Laut km 2 72 034,87 Luas Daratan km 2 56 770,81 Luas Laut km 2 15 264,06 Garis Pantai km 1 660 Pulau pulau 119 Gunung gunung 35 Sungai Penting sungai 73 Rata-rata Ketinggian (dpl) m 125 dan Bappeda Aceh Grafik 1.1 Komposisi Wilayah Menurut Fungsi (persen), 2010 0,07 >>> Diperkirakan sekitar 1,5 milyar ton gas karbon dihasilkan oleh hutan Leuser sebagai penyeimbang cuaca dunia. Peta GIS Provinsi Aceh 40,36 3,63 17,63 23,10 5,49 2,07 3,60 4,05 Permukiman Perairan Darat Padang Rumput Persawahan Perkebunan Industri Hutan Pertambangan Lainnya Tahukah Anda? 1

1 GEOGRAFI DAN IKLIM Wilayah yang Rawan Gempa Bumi Total intensitas gempa di Aceh tahun 2010 mencapai 1.631 kali, meningkat dibanding tahun 2009 yang mencapai 1.545 kali. Tabel 1.2 Statistik Iklim, 2009-2010 Uraian Satuan 2009 2010 Kecepatan angin m/s 4,8 4,8 Suhu udara rata-rata 0 C 22,9-32,5 22,6-32,8 Kelembaban rata-rata % 78,7 81,4 Hari hujan hari/bulan 13,2 14,8 Curah hujan mm/bulan 131,4 165,5 Penyinaran Matahari % 51,2 43,1 Aceh Dalam Angka 2010 Aceh menjadi daerah yang rawan gempa bumi karena berada pada pertemuan dua lempeng bumi yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo- Australia. Total intensitas gempa di Aceh tahun 2010 mencapai 1.631 kali, meningkat dibanding tahun 2009 yang mencapai 1.545 kali. Menurut titik pusat gempa, 1.520 kali berasal dari gempa yang berpusat di wilayah Aceh dan 111 kali berada di luar wilayah Aceh. Luasnya wilayah penguapan air yang bersumber pada lautan dan sungai-sungai besar menjadikan curah hujan di Aceh tergolong tinggi. Tercatat, bahwa curah hujan dan hari hujan meningkat masing-masing menjadi 165,5 mm/bulan dan 14,8 hari/bulan pada tahun 2010. Diiringi dengan intensitas penyinaran matahari yang menurun menjadi 43 persen dan rata-rata suhu udara yang relatif stabil menyebabkan kelembaban udara di Aceh meningkat menjadi 81,4 persen. Sedangkan kecepatan angin masih stabil yaitu mencapai 4,8 m/s. Tahukah Anda? >>> Rata-rata sebanyak empat kali gempa bumi per hari tercatat di wilayah Aceh pada tahun 2009 dan lima kali per hari pada tahun 2010. Grafik 1.2 Banyaknya Gempa Bumi yang Tercatat, 2009-2010 285 2009 236 2010 194 180 117 120 111 116 101 117 124 147 140 146 107 97 134 114 152 104 112 94 59 69 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2

Empat Kecamatan Baru Dimekarkan Telah terjadi pemekaran wilayah kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Nagan Raya masing-masing sebanyak dua kecamatan baru pada tahun 2010. PEMERINTAHAN 2 Wilayah Administrasi Tuntutan untuk menjalankan pembangunan yang terjangkau dan merata menjadikan Aceh masih mengalami pemekaran wilayah administrasi. Dari 276 kecamatan pada tahun 2009 telah bertambah sebanyak masingmasing dua kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan dan Nagan Raya sehingga berjumlah 280 kecamatan pada tahun 2010. Sedangkan jumlah kabupaten/kota di Provinsi Aceh tetap sebanyak 23 kabupaten/kota. Begitupun, wilayah mukim masih sebanyak 755 mukim dan wilayah desa sebanyak 6.423 desa. Kabupaten Aceh Utara merupakan kabupaten/kota yang memiliki wilayah administrasi terbanyak yaitu 27 kecamatan dan 852 desa. Sebaliknya, Kota Sabang hanya memiliki dua kecamatan dan 18 desa. Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Mukim dan Desa Menurut Kabupaten/Kota, 2010 Kabupaten/Kota Kecamatan Mukim Desa Simeulue 8 29 137 Aceh Singkil 10 16 116 Aceh Selatan 18 43 248 Aceh Tenggara 16 51 385 Aceh Timur 24 45 511 Aceh Tengah 14 18 268 Aceh Barat 12 33 321 Aceh Besar 23 68 604 Pidie 23 94 727 Bireuen 17 75 609 Aceh Utara 27 67 852 Aceh Barat Daya 9 20 132 Gayo Lues 11 25 136 Aceh Tamiang 12 27 213 Nagan Raya 10 30 222 Aceh Jaya 6 21 172 Bener Meriah 7 12 232 Pidie Jaya 8 34 222 Banda Aceh 9 17 90 Sabang 2 7 18 Langsa 5 6 66 Lhokseumawe 4 9 68 Subulussalam 5 8 74 Aceh 280 755 6 423 Aparatur Pemerintah Jumlah PNS di Satuan Kerja Perangkat Aceh pada tahun 2010 sebanyak 8.980 pegawai Grafik 2.1 Jumlah PNS Daerah di Pemerintah Provinsi Aceh Menurut Golongan, 2010 dengan mayoritas 56,68 persen merupakan golongan III dan 32,17 persen golongan II. Sisanya sebesar 1,80 persen persen golongan I dan sebesar 9,34 persen golongan IV. Tahukah Anda? >>> Terdapat 42 Satuan Kerja Perangkat Aceh dengan jumlah PNS sebanyak 8.980 pegawai. 3

2 PEMERINTAHAN Satu Dari Tiga Anggota DPRA Berpendidikan SMA Anggota DPR Aceh periode 2009-2014 yang berpendidikan SMA mencapai 37,68 persen, meningkat dari periode sebelumnya sebesar 23,19 persen. Grafik 2.2 Persentase Anggota DPRA Periode 2009-2014 dan 2009-2014 menurut Jenis Kelamin Perempuan ; 5,8 % Dari 69 anggota DPR Aceh (DPRA), keterwakilan perempuan sebagai anggota pada periode 2009-2014 hanya sebanyak empat orang (5,8 persen), tidak mengalami perubahan dibanding periode 2004-2009. Laki-laki ; 94,2 % Namun, jika dilihat menurut pendidikan yang ditamatkan terjadi perubahan komposisi. Persentase anggota DPRA yang berpendidikan Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Aceh 2010 Grafik 2.3 Persentase Anggota DPRA Periode 2004-2009 dan 2009-2014 menurut Pendidikan Terakhir SMA sederajat menjadi 37,68 persen dari 23,19 persen, yang berpendidikan S2/S3 menjadi 11,59 persen dari 2,90 persen. Sebaliknya, 2004-2009 2009-2014 2,90 4,35 37,68 23,19 1,45 11,59 2,90 46,38 69,57 < SMA SMA DI-DIII S1 S2/S3 < SMA SMA Sederajat Sederajat Sederajat Sederajat Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Aceh 2010 anggota DPRA yang berpendidikan S1 mengalami penurunan signifikan dari 69,57 persen menjadi 46,38 persen pada periode 2009-2014. Persentase terkecil ialah anggota DPRA berpendidikan DI-DIII sebesar 2,90 persen dan kurang dari SMA sederajat sebesar 1,45 persen. Jika dilihat menurut kelompok umur, terjadi peningkatan anggota DPRA yang berumur 36-49 tahun dari 42,03 persen (29 orang) menjadi Grafik 2.4 Persentase Anggota DPRA Periode 2004-2009 dan 2009-2014 menurut Kelompok Umur 60,49 persen (42 orang). Sedangkan ketiga kelompok umur lainnya menurun. Persentase 2004-2009 2009-2014 60,87 terkecil ialah anggota DPRA berumur 21-35 tahun yaitu 4,35 persen (tiga orang). 42,03 21,74 28,99 26,09 Tahukah Anda? 4,35 7,25 8,70 60+ 50-59 36-49 21-35 Sumber : Statistik Politik dan Keamanan Aceh 2010 >>> Keempat anggota DPRA berjenis kelamin perempuan berasal dari Partai Golkar sebanyak tiga orang dan PAN sebanyak satu orang. 4

APBA 2010 Andalkan Pendapatan Transfer APBA 2010 disumbang dari dana otonomi khusus sebesar 55,25 persen, bagi hasil minyak dan gas sebesar 18,42 persen, dan Dana Alokasi Umum sebesar 8,91 persen. PEMERINTAHAN 2 Realisasi pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2010 Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBA (triliun rupiah), 2010 mencapai 6,968 triliun rupiah. Rincian pendapatan itu, sebesar 6,140 triliun rupiah atau 88 persen diantaranya merupakan pendapatan transfer, terutama dana otonomi khusus sebesar 3,850 triliun rupiah atau 55,25 persen dari total APBA dan tambahan bagi hasil migas sebesar Pendapatan Transfer 88% PAD 11,44% Pendapatan Lain 0,45% 1,284 triliun rupiah atau 18,42 persen dari total APBA serta Dana Alokasi Umum sebesar 0,621 triliun atau 8,91 persen dari total APBA. Sedangkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh pada tahun 2010 mencapai 0,797 triliun rupiah atau 11,44 persen dari total APBA. Sumber utama PAD ini masih berupa pajak daerah sebesar 0,521 triliun rupiah. Pada tahun 2010, realisasi belanja APBA mencapai 7,529 triliun rupiah dengan rincian pada belanja modal sebesar 3,628 triliun rupiah Total Realisasi Pendapatan= Rp 6,968 trilliun Grafik 2.6 Realisasi Belanja APBA (triliun rupiah), 2010 Belanja Modal 43,41% Belanja Pegawai 13,76% Transfer ke Kabupaten/Kota 4,15% atau 43,41 persen dari total realisasi APBA, belanja barang sebesar sebesar 1,604 triliun Belanja Lainnya 17,38% Belanja Barang 21,30% rupiah atau 21,30 persen, belanja lainnya (belanja subsidi, hibah, bantuan sosial, tidak terduga) sebesar 1,308 triliun rupiah atau 7,38 persen. Berikutnya ialah belanja pegawai sebesar 13,76 persen serta transfer ke kabupaten/kota sebesar 312,47 miliar atau 4,15 persen. Transfer ke kabupaten/kota ini berupa bagi hasil pajak dan bagi hasil pendapatan lainnya. Total Realisasi Belanja = Rp 7,529 trilliun Tahukah Anda? >>> PAD Aceh pada tahun 2010 dari sumber zakat mencapai Rp 23,45 milyar. 5

3 PENDUDUK Laju Pertumbuhan Penduduk Aceh Terus Mengecil Laju pertumbuhan penduduk Aceh bergerak dari laju pertumbuhan dua persen per tahun ke atas pada 1961-1980 mendekati satu persen per tahun sejak tahun 1990-2010. Grafik 3.1 Jumlah Penduduk Aceh (ribu jiwa), 1981-2010 Populasi penduduk Aceh sejak kali 4.073 4.032 4.494 pertama Sensus Penduduk dilaksanakan pada tahun 1961 berjumlah 1.629 ribu jiwa, kemudian 3.416 meningkat menjadi 2.009 ribu jiwa pada tahun 1.629 2.009 2.611 1971 dan 2.611 ribu jiwa pada tahun 1980. Selama tahun 1971-1980 tercatat laju pertumbuhan penduduk terbesar yaitu 2,93 persen per tahun. Selanjutnya pada tahun 1961 1971 1980 1990 2000 2005* 2010** * : Kondisi September 2005 ** : Kondisi Mei 2010 Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk (persen), 1961-2010 Periode Laju Pertumbuhan 1961-1971 2,14 1971-1980 2,93 1980-1990 2,72 1990-2000 1,46 2000-2010 1,32 2000-2005 -0,20 2005-2010 2,35 1990, penduduk berjumlah 3.416 ribu jiwa dengan laju pertumbuhan selama 1980-1990 sebesar 2,72 persen per tahun. Laju pertumbuhan semakin mengecil pada periode 1990-2000 yaitu 1,46 persen per tahun dengan jumlah penduduk pada tahun 2000 sebanyak 4.073 ribu jiwa. Setelah dilaksanakan Sensus Penduduk 2010, diketahui populasi penduduk Aceh pada tahun 2010 mencapai 4.494 ribu jiwa. Sehingga ini meningkat dengan laju pertumbuhan 1,32 persen per tahun terhadap tahun 2000. Atau meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 2,35 persen per tahun dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 4.032 ribu jiwa. Tahukah Anda? >>> Di Aceh, terdapat 13 suku asli yaitu Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai, Pakpak, Haloban, Lekon dan Nias. (wikipedia.org) Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Aceh selama tahun 2000-2005 merupakan yang terkecil yaitu minus 0,20 persen per tahun. Hal ini dapat terkait dengan adanya tingginya angka kematian akibat konflik pada tahun 2000-2002 dan bencana tsunami pada akhir tahun 2004. 6

Jumlah Laki-laki dan Perempuan Seimbang Rasio penduduk laki-laki dan perempuan di Aceh pada tahun 2010 sebesar 100. PENDUDUK 3 Penduduk Aceh pada tahun 2010 terdiri dari 2.248.952 jiwa laki-laki dan 2.245.458 jiwa perempuan sehingga mempunyai rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 100. Rasio ini lebih besar (lebih banyak laki-laki daripada perempuan) pada kelompok umur 0-14 tahun yaitu 106 dan relatif mengecil (lebih banyak perempuan daripada laki-laki) pada kelompok umur yang semakin tua yaitu (secara agregat) kelompok umur 15-64 Tabel 3.2 Sex Ratio dan Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur, 2010 Uraian Laki-laki Perempuan Sex Ratio 0-14 738 658 699 372 106 32,00 15-64 1 436 703 1 448 615 99 64,20 65+ 73 591 97 471 76 3,80 Jumlah 2 248 952 2 245 458 100* 100 * : bukan jumlah % tahun sebesar 99 dan kelompok umur 65 tahun ke atas sebesar 76. Komposisi penduduk Aceh juga tergolong berstruktur muda dengan penduduk usia di bawah 15 tahun mendekati 40 persen dari jumlah seluruh penduduk sedangkan penduduk 65 tahun ke atas hanya empat persen dari jumlah seluruh Tahukah Anda? >>> 100 jiwa penduduk Aceh usia produktif (15-64 tahun) menanggung 56 jiwa penduduk Aceh belum dan tidak produktif (0-14 tahun dan 65+ tahun). penduduk. Grafik 3.2 Piramida Penduduk Aceh (jiwa), 2010 20.562 21.381 31.645 Laki-laki 43.374 65.745 90.675 111.812 134.996 164.744 181.093 206.555 214.391 223.321 241.286 243.660 253.712 75 + 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 31.232 29.206 37.031 49.589 Perempuan 62.404 88.268 113.412 134.606 162.205 183.800 211.272 224.005 219.159 229.002 230.550 239.717 7

3 PENDUDUK Mayoritas Penduduk di Kawasan Timur Utara Populasi dan kepadatan penduduk terbesar mengelompok di kawasan timur-utara Aceh yaitu Kab. Aceh Utara sebesar 529.751 jiwa dan Kota Banda Aceh sebesar 3.642 jiwa/km 2. Gambar 3.1 Peta Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, 2010 Luasnya wilayah Aceh dan pembangunan yang belum merata menjadi salah satu faktor persebaran penduduk Aceh mengelompok pada kabupaten/kota di kawasan timur-utara. Dari Kab. Aceh Tamiang hingga Kota Sabang merupakan kawasan dengan populasi dan kepadatan penduduk terbesar. Tiga kabupaten dengan populasi terbesar berada di kawasan ini yaitu Kab. Aceh Utara sejumlah 529.751 jiwa, lalu Kab. Bireuen sejumlah 389.288 jiwa, Pidie sejumlah 379.108. Begitu pun tiga kabupaten/kota dengan kepadatan penduduk terbesar yaitu Kota Banda Aceh sebanyak 3.642 jiwa/km 2, Kota Lhokseumawe sebanyak Tabel 3.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, 2010 Kab/Kota Jumlah (jiwa) Kepadatan (jiwa/km 2 ) Aceh Jaya 76 782 20 Aceh Barat 173 558 59 Nagan Raya 139 663 42 Aceh Barat Daya 126 036 54 Aceh Selatan 202 251 53 Aceh Singkil 102 509 39 Subulussalam 67 446 48 Simeulue 80 674 48 Aceh Tengah 175 527 41 Bener Meriah 122 277 84 Gayo Lues 79 560 14 Aceh Tenggara 179 010 42 Aceh Tamiang 251 914 130 Aceh Timur 360 475 60 Langsa 148 945 568 Lhokseumawe 171 163 668 Aceh Utara 529 751 161 Bireuen 389 288 200 Pi d i e 379 108 133 Pidie Jaya 132 956 303 Aceh Besar 351 418 118 Banda Aceh 223 446 3 642 Sabang 30 653 129 Aceh 4 494 410 78 668 jiwa/km 2 dan Kota Langsa sebanyak 568 jiwa/km 2. Namun demikian, di kawasan ini terdapat Kota Sabang dengan populasi terkecil yaitu 30.653 jiwa. Sedangkan kawasan barat-selatan dan tengah-tenggara mempunyai populasi dan kepadatan penduduk yang lebih sedikit. Di kedua kawasan ini, populasi terbesar hanya di Kab. Aceh Selatan yaitu sebesar 202.251 jiwa, selainnya di bawah 200 ribu jiwa. Begitu juga sebagian besar kepadatan penduduk kabupaten/kota berada di bawah rata-rata kepadatan penduduk Aceh (78 jiwa/km 2 ) bahkan di Kab. Gayo Lues hanya 14 jiwa/km 2. 8

Pengangguran Aceh Menurun Tingkat Pengangguran Terbuka di Aceh menunjukkan tren menurun selama 2008-2010 dari 9,56 persen menjadi 8,37 persen. KETENAGAKERJAAN 4 Kondisi ketenagakerjaan di Aceh menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini diketahui dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang semakin menurun dari 9,56 persen menjadi 8,71 persen lalu menjadi 8,37 persen dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang semakin meningkat dari 60,32 persen menjadi 63,17 persen selama 2008-2010. Peningkatan TPAK ini didukung oleh peningkatan angkatan kerja di Aceh pada tahun 2010 berjumlah 1,939 juta orang, meningkat dari 1,793 juta orang dan 1,898 juta orang pada tahun Tabel 4.1 Indikator Ketenagakerjaan, 2008-2010 Uraian 2008 2009 2010 Angkatan Kerja (juta) 1,793 1,898 1,939 > Bekerja (juta) 1,622 1,733 1,776 > Pengangguran (ribu) 171 165 162 Bukan Angkatan Kerja (juta) 1,180 1,139 1,130 TPAK (%) 60,32 62,50 63,17 TPT (%) 9,56 8,71 8,37 Sumber: Indikator Kesejahateraan Masyarakat Aceh 2011 Grafik 4.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Jenis Kelamin dan Daerah (persen), 2009-2010 2008 dan 2009. Sedangkan penduduk Aceh yang bukan angkatan kerja cenderung menurun dari 10,74 10,12 9,50 9,54 1,180 juta orang pada tahun 2008 menjadi 1,130 7,52 7,31 8,36 7,85 juta orang pada tahun 2010. Lebih lanjut lagi, selama tahun 2009-2010, meskipun TPT perempuan masih lebih tinggi daripada laki-laki tetapi penurunan TPT lebih besar terjadi pada penduduk perempuan yaitu dari 10,74 persen menjadi 10,12 persen. Ini mungkin saling berkaitan dengan penurunan TPT yang terjadi di perdesaan dari 8,36 persen menjadi 7,85 persen dimana sektor pertanian dengan pekerja perempuan lebih dominan. Menurut pendidikan, TPT mengalami penurunan pada penduduk yang tamat di tingkat SMU/sederajat, SMP/sederajat dan SD ke bawah. Tetapi, pada tingkat SMU ke atas (DI/DIII, S1 dan S2/S3) malah mengalami peningkatan dari 8,61 persen menjadi 10,15 persen. Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan 2009 2010 Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Aceh 2008, 2009 dan 2010 Tabel 4.2 TPT menurut Pendidikan yang Ditamatkan (persen), 2009-2010 Pendidikan yang Ditamatkan 2009 2010 1. Tamat SD ke Bawah 4,13 4,00 2. SMP/Sederajat 8,03 6,65 3. SMU/Sederajat 15,57 14,51 4. SMU ke Atas 8,61 10,15 Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Aceh 2009 dan 2010 9

4 KETENAGAKERJAAN Tenaga Kerja Aceh Meningkat di Kelompok Tersier Selama 2008-2010, tren peningkatan tenaga kerja Aceh terjadi di kelompok sektor tersier dari 39,08 persen menjadi 43,04 persen. Tabel 4.3 Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Usaha (persen), 2008-2010 Kelompok Umur 2008 2009 2010 Struktur Ketenagakerjaan Struktur ketenagakerjaan di Aceh selama tahun 2008-2010 masih didominasi oleh kelompok 1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 48,47 48,89 45,59 0,53 0,62 0,65 primer yaitu sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan (1) dan sektor pertambangan dan penggalian (2). Namun demikian, Kelompok Primer 49,00 49,51 46,24 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5,35 4,66 4,38 0,17 0,23 0,20 5. Konstruksi 6,40 6,09 6,14 Kelompok Sekunder 11,92 10,98 10,72 6. Perdagangan, Hotel dan Restauran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 15,59 15,26 17,70 5,48 4,50 4,19 0,58 0,62 0,77 9. Jasa -jasa 17,43 19,13 20,38 Kelompok Tersier 39,08 39,51 43,04 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Aceh 2008, 2009 dan 2010 Grafik 4.2 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu, 2010 persentase penduduk yang bekerja di kelompok ini cenderung menurun dari 49,00 persen menjadi 46,24 persen. Penurunan juga terjadi pada kelompok sekunder yaitu sektor industri pengolahan (3), sektor listrik dan air bersih (4) dan sektor konstruksi (5) dari 11,92 persen dan 10,72 persen. Sebaliknya, penduduk yang bekerja di kelompok tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restauran (6), sektor pengangkutan dan transportasi (7), sektor keuangan, real estate (8) dan sektor jasa-jasa (9) mengalami kenaikan dari 39,08 persen menjadi 43,04 persen selama tahun 2008-2009. Jam Kerja Mayoritas tenaga kerja di Aceh mempunyai jam kerja di atas 35 jam seminggu. Kelompok terbesar berikutnya yaitu 34,75 persen bekerja selama 15-34 jam seminggu. Hanya 6,35 persen 15-34 jam 34,75% pekerja di Aceh yang bekerja selama 1-14 jam seminggu dan 2,37 persen sementara tidak bekerja. 35+ jam 56,35% Sumber : Indikator Ketenagakerjaan Aceh 2010 1-14 jam 6,53% Sementara Tidak Bekerja 2,37% Tahukah Anda? >>> Upah Minimum Provinsi (UMP) Aceh pada tahun 2010 mencapai 1,3 juta rupiah per bulan merupakan UMP tertinggi se Indonesia. 10

Mayoritas Masyarakat Aceh Bebas Buta Huruf Hanya 3,12 persen dari penduduk Aceh yang tidak dapat menulis dan membaca. PENDIDIKAN 5 Untuk menilai kualitas pendidikan di Aceh secara lebih terukur salah satunya dengan menghitung indikator input pendidikan yaitu dari rasio jumlah sarana dan prasarana. Dari seluruh tingkat dan penyelenggara pendidikan (madrasahsekolah umum dan swasta-negeri) di Aceh, ratarata setiap kelas terdapat 26 murid dan 3 orang guru dimana setiap guru mempunyai beban mengajar sebanyak 8 murid. Hanya saja, rasiorasio ini cenderung lebih baik kondisinya pada sekolah umum dibanding sekolah madrasah. Selanjutnya, kondisi output pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk Aceh yang mampu membaca dan menulis (angka melek Tabel 5.1 Rasio Fasilitas Pendidikan, 2008-2010 Uraian Murid/Guru Murid/Kelas Guru/Kelas SD 10 24 2 SMP 10 29 3 SMA 11 31 3 SMK 8 28 3 MI 11 27 3 MTS 11 38 3 MA 9 32 3 Rata-rata 8 26 3 Grafik 5.1 Angka Melek Huruf Aceh dan Indonesia (persen), 2008-2010* 96,20 96,39 96,88 92,19 92,58 92,91 huruf). AMH penduduk Aceh terus mengalami peningkatan dari 96,20 persen hingga 96,88 persen selama 2008-2010. Bahkan angka ini telah melebihi capaian angka melek huruf Indonesia sebesar 92,19-92,91 persen. Indikator output lainnya ialah rata-rata lama sekolah (RRLS). RRLS penduduk Aceh hampir mencapai target wajib belajar 9 tahun 2008 2009 2010 * : Angka Sementara Sumber : BPS, 2011 Series1 Aceh Series2 Indonesia Grafik 5.2 Rata-rata Lama Sekolah Aceh dan Indonesia (tahun), 2008-2010* yaitu 8,81 tahun pada tahun 2010. Angka ini juga melebihi capaian rata-rata lama sekolah Indonesia 8,50 8,63 8,81 sebesar 7,92 tahun. 7,52 7,72 7,92 Tahukah Anda? >>> Di Aceh, terdapat 1.376 pesantren, 251.185 santri dan 14.806 tengku (guru mengaji). 2008 2009 2010 Series1 Aceh Series2 Indonesia *: Angka Sementara Sumber : Statistik Kesra Aceh 2010 dan BPS, 2011 11

5 PENDIDIKAN Penduduk Aceh yang Tamat Sarjana di Bawah Lima Persen Persentase penduduk Aceh berumur 10 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan sarjana hanya 3,81 persen dan paskasarjana hanya 0,19 persen. Tabel 5.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Aceh dan Indonesia (persen), 2008-2010 Kel. Usia Indikator 2008 2009 2010 Tingkat penduduk Aceh berusia sekolah yang memanfaatkan fasilitas pendidikan baik pada tingkat SD, SLTP maupun SLTA sederajat (Angka 7-12 Aceh 99,06 99,07 99,19 Indonesia 97,88 97,95 98,02 Partisipasi Sekolah-APS) meningkat pada tahun 2010 dan lebih tinggi daripada rata-rata angka 13-15 16-18 Aceh 94,12 94,31 94,99 Indonesia 84,89 85,47 86,24 Aceh 72,32 72,72 73,53 Indonesia 55,50 55,16 56,01 Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Aceh 2010 Grafik 5.3 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki (persen), 2008-2010 Indonesia. Pada kelompok usia 7-12, APS mencapai 99,19 persen yang berarti hanya satu persen penduduk usia 7-12 tahun yang tidak bersekolah SD sederajat. Berikutnya, sebesar 94,99 persen penduduk usia 13-15 tahun telah berpartisipasi di SMP sederajat dan sebesar 73,53 persen penduduk usia 16-18 tahun berpartisipasi di SMA sederajat. 0,17 0,18 0,23 6,09 6,56 7,69 21,65 22,70 23,10 21,05 21,65 21,11 S2/S3 D I-IV dan S1 SLTA Sederajat Ketiga capaian APS tersebut telah mengungguli capaian rata-rata APS secara nasional. Selain daripada itu, peningkatan output pendidikan Aceh tercermin dari persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas menurut ijazah 26,84 26,40 26,18 SLTP Sederajat tertinggi yang dimiliki. Secara umum, terdapat peningkatan persentase penduduk 10 tahun ke atas SD Sederajat yang mempunyai ijazah SLTA menjadi 23,10 persen 24,20 22,51 21,68 2008 2009 2010 Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Aceh 2010 >>> Universitas Syiah Kuala dibuka oleh Presiden Soekarno pada 2 September 1959, selanjutnya tanggal ini ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah Aceh. Tahukah Anda? Tdk/Blm Tamat SD dan perguruan tinggi yaitu diploma- sarjana menjadi 7,69 persen dan pascasarjana (S2-S3) menjadi 0,23 persen. Seiring dengan hal itu, terdapat penurunan persentase penduduk 10 tahun ke atas yang hanya mempunyai ijazah SLTP sederajat yaitu menjadi 21,11 persen, lalu SD sederajat menjadi 26,18 persen dan tidak atau belum tamat SD menjadi 21,68 persen. 12

Angka Harapan Hidup (AHH) Masih Rendah AHH penduduk Aceh pada tahun 2010 meningkat 0,10 tahun dibanding tahun 2009 menjadi 68,70 tahun, tetapi masih di bawah AHH Indonesia sebesar 69,43 tahun. KESEHATAN 6 Sarana dan Prasarana Kesehatan Jumlah berbagai sarana kesehatan di Aceh mengalami peningkatan. Sarana berupa rumah sakit pada tahun 2010 bertambah dua unit di Kab. Bener Meriah dan Pidie Jaya sehingga hanya Kab. Aceh Jaya dan Kota Subulussalam yang belum tersedia rumah sakit. Begitupun sarana berupa puskesmas bertambah menjadi sebanyak 316 unit, puskesmas pembantu (pustu) sebanyak 951 unit, dan polindes sebanyak 1.661 unit. Hanya puskesmas keliling berupa perahu bermotor yang mengalami penurunan. Peningkatan dukungan pelayanan Tabel 6.1 Jumlah Rumah Sakit (RS) dan Dokter, 2010 Rincian 2009 2010 Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit 47 49 Puskesmas 307 316 Puskesmas Pembantu 931 951 Polindes 1 418 1 661 Puskesmas Keliling > Mobil 325 325 > Perahu Bermotor 14 11 Tenaga Kesehatan* Dokter Umum 660 830 Dokter Spesialis 126 302 Dokter Gigi 133 173 *: termasuk dokter di Puskesmas Sumber : Aceh Dalam Angka 2010 dan 2011 Grafik 6.1 Angka Harapan Hidup Aceh dan Indonesia (tahun), 2008-2010* kesehatan terdapat juga pada jumlah tenaga kesehatan yang meningkat menjadi 830 dokter umum, 302 dokter spesialis dan 173 dokter gigi. 69,00 69,21 69,43 Angka Harapan Hidup Kualitas kesehatan penduduk Aceh yang 68,50 68,60 68,70 dilihat menurut angka harapan hidup (AHH) menunjukkan peningkatan. Penduduk Aceh berumur 0 tahun pada tahun 2010 diperkirakan akan mencapai usia 68,70 tahun, meningkat sebesar 0,10 tahun dibanding dengan perkiraan tahun 2008 dan 2008 yang mencapai masingmasing 68,50 tahun dan 68,60 tahun. Namun demikian, capaian angka ini masih dibawah ratarata AHH penduduk Indonesia berusia 0 tahun pada tahun 2010 yang diperkirakan akan mencapai usia 69,43 tahun. 2008 2009 2010 * : Angka Sementara Sumber : BPS, 2011 >>> Angka Harapan Hidup se-aceh tertinggi pada penduduk Kab. Bireuen (72,35 tahun) dan terendah pada penduduk Kab. Simeulue (62,98 tahun). Indonesia Aceh Tahukah Anda? 13

6 KESEHATAN Pelayanan dan Kesadaran Masyarakat Meningkat Angka kesakitan menurun menjadi 35,09 persen dan persentase penolong kelahiran bayi oleh tenaga kesehatan meningkat menjadi 87,17 persen. Grafik 6.2 Angka Kesakitan Aceh dan Indonesia (persen), 2008-2010 Angka Kesakitan Peningkatan pelayanan kesehatan di Aceh 33,24 36,80 33,68 35,28 35,09 terlihat dari persentase penduduk Aceh yang mengalami keluhan kesehatan (sehingga 30,97 menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari selama sebulan sebelum pencacahan) menurun dari 35,28 persen menjadi 35,09 persen pada 2008 2009 2010 Indonesia Aceh Sumber : www.bps.go.id dan Statistik Kesra Aceh 2010 Grafik 6.3 Persentase Penduduk yang Menggunakan Obat Tradisional (persen), 2008-2010 tahun 2010. Meskipun demikian, angka ini masih lebih besar daripada rata-rata angka kesakitan Indonesia sebesar 30,97 persen. Persentase Penggunaan Obat Tradisional 34,88 33,90 37,36 Kesadaran masyarakat Aceh dan akses 22,26 24,24 27,58 pelayanan kesehatan modern masih minim. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya persentase penduduk yang menggunakan pengobatan tradisional yaitu sebesar 37,36 persen pada tahun 2008 2009 2010 Indonesia Aceh Sumber : www.bps.go.id dan Statistik Kesra Aceh 2010 Tabel 6.2 Persentase Penolong Kelahiran Bayi (persen), 2008-2010 Penolong Kelahiran Bayi 2008 2009 2010 Tenaga Kesehatan 93,08 85,85 87,17 Dokter 9,38 8,78 11,45 Bidan 73,09 76,49 75,16 Tenaga Paramedis Lain 0,61 0,58 0,56 Bukan Tenaga Kesehatan 6,92 14,15 12,83 Dukun Tradisional 6,03 13,31 12,56 Famili/Lainnya 0,89 0,84 0,27 2010. Persentase ini juga lebih tinggi dari persentase Nasional yang mencapai 27,58 persen pada tahun 2010. Persentase Penolong Kelahiran Bayi Peningkatan tenaga kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap tenaga penolong kelahiran bayi di Aceh sudah semakin baik. Pada tahun 2010, persentase kelahiran bayi yang dibantu oleh tenaga kesehatan meningkat menjadi 87,17 persen. Kenaikan ini khususnya pada tenaga dokter yaitu menjadi 11,45 persen. Sumber : www.bps.go.id dan Statistik Kesra Aceh 2010 14

Konsumsi Air Kemasan dan Isi Ulang Meningkat Persentase rumah tangga di Aceh yang memilih sumber air minumnya dari air dalam kemasan dan air isi ulang meningkat menjadi 25,48 persen. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN 7 Kepemilikan Rumah Pada tahun 2010, persentase rumah Tabel 7.1 Persentase Kepemilikan Rumah (persen), 2008-2010 tangga yang tinggal pada rumah kontrak/sewa meningkat menjadi 7,34 persen. Hal ini seiring dengan penurunan rumah tangga menempati rumah milik sendiri dan milik orang tua/keluarga masing-masing menjadi 76,59 persen dan 10,07 persen. Status Kepemilikan Rumah 2008 2009 2010 Milik sendiri 77,95 77,27 76,59 Kontrak/sewa 6,82 6,60 7,34 Milik orang tua/keluarga 9,03 10,45 10,07 Lainnya 6,20 5,68 6,00 Sumber : Statistik Kesra Aceh 2008, 2009 dan 2010 Grafik 7.1 Persentase Rumah Tangga Fasilitas Atap, Lantai dan Dinding Terluas (persen), 2009-2010 Fasilitas Fisik Rumah Kualitas kesehatan tempat tinggal rumah 85,5 88,08 tangga di Aceh meningkat. Hal ini terlihat dari persentase rumah tangga yang mempunyai rumah 39,63 43,54 dengan atap terluas bukan ijuk meningkat menjadi 9,51 10,22 88,08 persen, kemudian lantai terluas bukan tanah/bambu menjadi 10,22 persen serta dinding terluas berupa tembok menjadi 43,54 persen. Sumber Air Minum Peningkatan akses layanan air swasta dan Atap Terluas Bukan Ijuk Lantai Terluas Bukan Tanah/ Bambu 2009 2010 Sumber : Statistik Kesra Aceh 2009 dan 2010 Dinding Terluas Tembok Grafik 7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum (persen), 2009-2010 pemerintah, kemampuan daya beli dan kesadaran masyarakat telah menggeser penyediaan air minum 51,25 46,24 rumah tangga di Aceh. Selama tahun 2009-2010, mayoritas rumah tangga yang mengambil air 18,93 25,48 minum dari sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung menurun menjadi 46,24 9,87 8,48 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan rumah tangga yang memilih air dalam kemasan dan air isi ulang menjadi 25,48 persen. 1 2 3 Sumber : Statistik Kesra Aceh 2009 dan 2010 Keterangan : 1. Air Dalam Kemasan dan Air Isi Ulang 2. Ledeng Meteran dan Ledeng Eceran 3. Sumur bor/pompa, Sumur Terlindung dan Mata Air Terlindung. 15

88,46 89,46 89,24 89,29 89,47 90,98 48,82 56,05 56,62 51,79 59,21 56,68 65,72 66,01 69,12 7 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Mayoritas Rumah Tangga Aceh Terang Terus Sebanyak 90,98 persen rumah tangga di Aceh pada tahun 2010 telah menggunakan listrik PLN sebagai sumber penerangan utama. Grafik 7.3 Persentase Fasilitas Rumah Tangga Menurut Tempat Buang Air Besar Sendiri, Kloset Angsa dan TPA Tinja Septik Tank (persen), 2008-2010 Sanitasi Tingkat kesehatan lingkungan perumahan di Aceh terus menunjukkan peningkatan selama tahun 2008-2010. Peningkatan ini terlihat dari persentase rumah tangga yang mempunyai tempat buang air besar sendiri sebesar 59,21 persen, meski masih terdapat sebanyak 27,64 persen lainnya tidak memilikinya. Selanjutnya peningkatan juga Tempat Buang Air Besar Sendiri Kloset Angsa Tempat Pembuangan Akhir Tinja Septik Tank 2008 2009 2010 Sumber : Statistik Kesejahteraan Aceh 2008, 2009, dan 2010 Grafik 7.4 Persentase Rumah Tangga Aceh dan Indonesia Menurut Sumber Penerangan Utama PLN (persen), 2008-2010 terjadi pada persentase rumah tangga dengan fasilitas kloset berjenis kloset angsa sebesar 69,12 persen, dan tempat pembuangan akhir tinja berjenis septik tank sebesar 56,68 persen pada tahun 2010. Fasilitas Penerangan Peningkatan layanan PLN untuk memperluas akses listrik dan kemampuan ekonomi rumah tangga di Aceh menjadikan peningkatan rumah tangga yang menggunakan listrik PLN sebagai penerangan utama selama tahun 2008-2010. Persentase rumah tangga ini 2008 2009 2010 Aceh Indonesia Sumber : Statistik Kesejahteraan Aceh 2008, 2009, dan 2010 Tahukah Anda? >>> Rumah adat Aceh bernama Rumoh Aceh bertipe rumah panggung dengan 3 bagian serambi (depan, tengah, dan belakang) dan 1 bagian tambahan (dapur). pada tahun 2008 mencapai 88,46 persen, kemudian menjadi 89,24 persen pada tahun 2009 dan 90,98 persen pada tahun 2010. Peningkatan persentase rumah tangga berlistrik PLN di Aceh ini juga mencapai di atas rata-rata persentase rumah tangga berlistrik PLN di Indonesia yang masih mencapai 89,47 persen pada tahun 2010. 16

IPM Antar Wilayah di Aceh Timpang Nilai IPM tertinggi di Aceh pada tahun 2010 mencapai 77,45 di Kota Banda Aceh, sedangkan terendah sebesar 67,86 di Kab. Gayo Lues. PEMBANGUNAN MANUSIA 8 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IPM Aceh mengalami tren peningkatan Grafik 8.1 IPM Aceh dan Indonesia, 2008-2010* yaitu dari 70,76 pada tahun 2008 hingga 71,70 tahun 2010. Namun demikian, capaian IPM Aceh Aceh Indonesia 71,31 71,76 71,70 72,27 masih di bawah IPM Indonesia pada tahun 2010 70,76 70,59 yaitu 72,27. Secara lebih rinci, capaian di Aceh yang lebih rendah yaitu pada Angka Harapan Hidup (AHH) dan Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan (PPD) masing-masing yaitu 68,70 tahun dan 611,42 ribu rupiah per tahun. Sedangkan capaian yang lebih tinggi di Aceh pada Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) AHH AMH RRLS PPD 2008 2009 2010 68,70 tahun 96,88 persen 8,81 tahun Rp 611.42 ribu * : Angka Sementara Sumber : BPS, 2011 AHH AMH RRLS PPD 69,43 tahun 92,91 persen 7,92 tahun Rp 633,64 ribu Tabel 8.1 IPM dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten/Kota Tertinggi dan Terendah, 2010* masing-masing yaitu 96,88 persen dan 8,81 tahun. Urutan Tertinggi Urutan Terendah IPM Kabupaten/Kota Nilai IPM kabupaten/kota di Aceh masih terdapat ketimpangan signifikan antar daerah. IPM tertinggi dicapai oleh Kota Banda Aceh yaitu sebesar 77,45. Sedangkan terendah yaitu Kab. Gayo Lues sebesar 67,86. Secara lebih rinci menurut komponen maka nilai tertinggi tiga komponen berada di daerah perkotaan yaitu Kota Banda Aceh, Lhokseumawe dan komponen AHH dicapai oleh Kab. Bireuen. Sedangkan nilai terendah berada di daerah kabupaten yaitu Simeulue, Gayo Lues, Nagan Raya, Aceh Timur dan Aceh Jaya. Begitu juga dengan nilai reduksi shortfall (persentase percepatan suatu daerah untuk mencapai angka IPM ideal sebesar 100) tertinggi dicapai Kota Langsa sedangkan terendah di Kab. Aceh Jaya. Kab./Kota IPM Kab./Kota IPM Banda Aceh 77,45 Gayo Lues 67,86 Lhokseumawe 76,10 Aceh Singkil 68,58 Sabang 75,98 Nagan Raya 69,18 Langsa 73,85 Subulussalam 69,26 Aceh Tengah 73,69 Simeulue 69,28 Indikator Tertinggi Terendah AHH (thn) Bireuen (72,35) Simeulue (62,98) AMH (%) Lhokseumawe (99,62) Gayo Lues (87,27) RRLS (thn) Banda Aceh (12,09) Nagan Raya (7,57) PPD (000) Lhokseumawe (634,07) Aceh Timur (588,15) Reduksi Shortfall Langsa (2,43) Aceh Jaya (0,75) * : Angka Sementara Tahukah Anda? >>> IPM Indonesia pada tahun 2010 berada pada urutan ke 108 dari 169 negara di dunia (Human Development Report 2010, UNDP). 17

8 PEMBANGUNAN MANUSIA Perdesaan, Kantong Kemiskinan Aceh Hampir 80 persen kemiskinan di Aceh berada di daerah perdesaan selama tahun 2008-2010. Grafik 8.4 Persentase Penduduk Miskin Aceh dan Indonesia (persen), 2008-2010 23,53 15,42 21,80 20,98 14,15 13,33 Kemiskinan Aceh Tingkat kemiskinan di Aceh pada tahun 2010 menurun hingga 20,98 persen dari 21,80 persen pada tahun 2009 dan 23,53 persen pada tahun 2008. Penurunan ini sejalan dengan penurunan tingkat kemiskinan secara nasional, 2008 2009 2010 Aceh Indonesia Grafik 8.5 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Daerah (000 jiwa), 2008-2010 959,7 892,9 861,9 meskipun tren tingkat kemiskinan Indonesia jauh lebih rendah yaitu menjadi 13,33 persen pada tahun 2010. Berdasarkan populasi, penduduk miskin Aceh menurun dari 959,7 ribu jiwa pada 763,9 710,7 688,5 tahun 2008 menjadi sebanyak 861,9 ribu jiwa pad tahun 2010, dimana sebagian besar dari mereka berada di daerah perdesaan yaitu 195,8 182,2 173,4 2008 2009 2010 Kota Desa Gambar 8.1 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2010 menjadi 688,5 ribu jiwa (79,88 persen). Kemiskinan Kabupaten/Kota Terdapat 10 kabupaten/kota di Aceh yang mempunyai tingkat kemiskinan di atas kemiskinan Aceh (20,98 persen) dengan angka tertinggi terdapat di Kab. Bener Meriah sebesar 26,23 persen. Sedangkan 13 kabupaten/kota mempunyai tingkat kemiskinan di bawah kemiskinan Aceh dengan angka terendah pada Kota Banda Aceh sebesar 9,19 persen. Tahukah Anda? >>> IPM dikembangkan pertama kali di dunia oleh UNDP pada tahun 1990, sedangkan di Indonesia oleh BPS dan UNDP Indonesia pada tahun 1996. 18

370 360 350 340 330 320 310 300 1,6 5 1,6 1,5 5 1,5 1,4 5 1,4 1,3 5 1,3 1,2 5 1,2 Tanaman Bahan Makanan Andalan Pertanian Aceh Subsektor tanaman bahan makanan menyumbang 9-10 persen terhadap PDRB Aceh selama tahun 2008-2010, sedangkan subsektor lainnya di bawah lima persen. PERTANIAN 9 Peranan Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi yang terus meningkat dan terbesar bagi PDRB Aceh. Dengan memperhitungkan harga berlaku, kontribusi sektor ini terhadap PDRB Grafik 9.1 Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Dengan Migas ADHB (persen), 2009-2010 Tahun 2008 2009 2010 ADHB 26,37 28,48 28,34 ADHK 2000 24,12 26,18 26,78 Aceh mencapai 26,37 persen hingga 28,34 persen selama 2008-2010. 9,06 9,82 10,07 Tanaman Bahan Makanan Besaran dan kenaikan sektor ini didukung 5,77 oleh kenaikan subsektor tanaman bahan makanan 6,08 Perkebunan seperti padi, jagung, kedelai, dsb sebesar 5,92 9,06 10,07 persen. Selanjutnya tiga subsektor mempunyai nilai fluktuatif yaitu subsektor 4,70 5,40 5,41 Peternakan dan hasilnya perkebunan dan hasilnya dengan kontribusi sebesar 4,28 5,92-6,08 persen dan subsektor peternakan dan hasilnya seperti telur dan susu sebesar 4,69 4,65 Perikanan 4,70-5,41 persen serta subsektor perikanan 2,56 2,49 Kehutanan menyumbang 4,28 4,65 persen. Sedangkan, 2,30 subsektor kehutanan merupakan subsektor dengan 2008 2009 2010 kontribusi terkecil yaitu 2,30 2,56 persen dan Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 nilainya cenderung menurun. Produksi Padi Grafik 9.2 Luas Panen (000 hektar) dan Produksi Padi (juta ton), 2009-2010 Produksi padi sawah dan padi ladang Aceh mengalami pasang surut seiring dengan luas panen. 1,53 1,57 1,58 Namun, demikian produktivitasnya meningkat dari 4,33 ton/ha pada tahun 2009 menjadi 4,49 ton/ha 1,40 pada tahun 2010. Luas panen Aceh pada tahun 2010 1,35 mencapai 352,28 ribu hektar dengan produksi sebanyak 1,58 juta ton. Sentra produksi padi Aceh berada di Kab. Aceh Utara, Bireuen dan Aceh Besar. Hanya Kota Sabang yang tidak menghasilkan padi. 320,79 360,72 329,11 359,38 352,28 2006 2007 2008 2009 2010 Luas Panen Produksi Sumber : Aceh Dalam Angka 2010 dan 2011 19

9 PERTANIAN Bireuen Sentra Produksi Buah dan Sayuran Andalan Aceh Berbagai komoditas buah dan sayuran andalan Aceh seperti pisang, mangga, jeruk, ketimun, dan kacang panjang banyak dihasilkan oleh Kab. Bireuen. Grafik 9.3 Produksi Perkebunan Menurut Jenis Komoditas (ton), 2009-2010 Produksi Perkebunan Komoditas hasil perkebunan terbanyak Kopi 49.861 50.190 2010 2009 di Aceh pada tahun 2010 ialah kelapa sawit dengan produksi sebanyak 181.634 ton. Kelapa Kelapa Karet Kelapa Sawit 45.869 56.875 58.507 63.603 160.352 181.634 sawit ini banyak dihasilkan di Kab. Aceh Singkil dan Aceh Timur. Selanjutnya ialah karet sebanyak 63.603 ton dengan sentra produksi di Kab. Aceh Timur dan Aceh Barat. Lalu kelapa sebanyak 56.875 ton di Kab. Bireuen dan Aceh Utara serta Sumber : Aceh Dalam Angka 2010 dan 2011 Grafik 9.4 Produksi Buah-buahan Menurut Jenis Komoditas (kuintal), 2009-2010 bijih kopi di daerah Kab. Aceh Tengah dan Bener Meriah. Produksi Tanaman Buah-buahan Jeruk 192.422 212.251 2009 2010 Komoditas hasil buah-buahan terbanyak di Aceh pada tahun 2010 ialah pisang dengan Rambutan 208.630 135.186 produksi sebanyak 704.074 kuintal. Pisang ini banyak dihasilkan di Kab. Pidie dan Bireuen. Mangga 224.212 212.526 Selanjutnya ialah mangga sebanyak 212.526 kuintal dengan sentra produksi di Kab. Pisang 611.328 704.074 Bireuen dan Aceh Besar. Buah rambutan sebanyak 135.186 kuintal di Kab. Bireuen dan Aceh Utara Sumber : Aceh Dalam Angka 2010 dan 2011 Grafik 9.5 Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis Komoditas (kuintal), 2009-2010 serta jeruk sebanyak 212.251 kuintal di daerah Kab. Bireuen dan Aceh Tengah. Produksi Tanaman Sayuran Kacang Panjang 128.669 183.427 2009 2010 Komoditas hasil tanaman sayuran terbanyak di Aceh pada tahun 2010 ialah cabai Ketimun 166.163 220.224 dengan produksi sebanyak 639.621 kuintal. Cabai ini banyak dihasilkan di Kab. Bener Meriah dan Tomat 126.444 244.894 Aceh Tengah. Selanjutnya ialah tomat sebanyak 244.894 kuintal dengan sentra produksi di Kab. Cabai 348.199 639.621 Bener Meriah. Buah ketimun serta kacang panjang masing-masing sebanyak 220.224 kuintal dan Sumber : Aceh Dalam Angka 2010 dan 2011 183.427 kuintal di Kab. Bireuen dan Aceh Utara. 20

Perikanan Aceh Terus Meningkat Produksi perikanan Aceh baik darat dan laut terus meningkat dari 162,45 ribu ton menjadi 189,39 ribu ton selama tahun 2007-2010. PERTANIAN 9 Perikanan Darat dan Laut Produksi perikanan Aceh terus meningkat Grafik 9.6 Jumlah Produksi Perikanan Darat dan Laut (ribu ton), 2006-2010 selama 2007-2010 dengan hasil perikanan laut yang lebih banyak daripada perikanan darat. Pada tahun 2010, produksi perikanan laut mencapai 142,70 ribu 127,84 129,33 140,40 142,70 ton dengan penghasil terbanyak dari Kab. Bireuen, dan Aceh Timur. Dari perikanan darat/budidaya terutama di Kab. Aceh Tamiang, Aceh Utara dan Aceh Tenggara dihasilkan sebanyak 46,69 ribu ton. 34,61 34,76 38,08 46,69 Populasi Ternak Populasi ternak besar di Aceh pada tahun 2010 didominasi oleh ternak kambing sebanyak 746.475 ekor dan ternak sapi sebanyak 671.086 ekor dengan sentra lokasi di Kab. Aceh Utara dan Aceh Besar. Kemudian ternak kerbau sebanyak 306.212 ekor di Kab. Aceh Timur dan Simeulue serta ternak domba sebanyak 164.251 ekor juga di Kab. Aceh Utara dan Aceh Besar. Sedangkan populasi ternak paling sedikit ialah ternak babi sebanyak 414 ekor di Kab. Aceh Singkil dan Kota Subulussalam serta ternak sapi perah sebanyak 41 ekor di Kab. Aceh Besar. Populasi unggas di Aceh pada tahun 2010 paling banyak berupa ayam buras sebanyak 7,80 juta ekor dengan sentra lokasi di Kab. Pidie Jaya. Berikutnya ialah ayam pedaging dan itik masing-masing sebanyak 3,00 juta ekor di Kab. Nagan Raya dan sebanyak 2,70 juta ekor di Kab. Pidie dan Bireuen. Sedangkan populasi unggas terkecil ialah jenis ayam petelur sebanyak 306.380 ekor di Kab. Bireuen dan burung puyuh sebanyak 29.213 ekor di Kab. Aceh Besar. 2007 2008 2009 2010 Laut Darat Tabel 9.1 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak (ekor), 2009-2010 Jenis 2009 2010 Ternak Besar Kuda 3 362 3 366 Sapi 669 996 671 086 Sapi Perah 35 41 Kerbau 290 772 306 212 Kambing 807 506 746 475 Domba 193 852 164 251 Babi 302 414 Unggas Ayam Buras 7 999 580 7 799 480 Ayam Petelur 232 364 306 380 Ayam Pedaging 1 836 413 3 011 946 Itik 2 709 545 2 670 611 Puyuh 8 489 29 213 Sumber : Aceh Dalam Angka 2010 dan 2011 Tahukah Anda? >>> Asal muasal sapi Aceh dari bos indicus (banteng) dan persilangan sapi India yang didatangkan kira-kira pada tahun 847 M. 21

10 PERTAMBANGAN DAN ENERGI Grafik 10.1 Jumlah Energi Terjual (Mega WH) dan Pelanggan PT PLN, 2005-2010 Rumah Tangga, Mayoritas Pelanggan PLN dan PDAM Lebih dari 90 persen pelanggan PLN dan PDAM di Aceh ialah rumah tangga, sisanya kelompok bisnis, publik dan industri. BelumDiganti Total intensitasgempa di Aceh tahun 2010mencapai 1.631 kali, meningkatdibandingtahun 2009 yang mencapai1.545 kali. Listrik PLN Pada tahun 2010, penjualan PT PLN 839.233 726.001 997.357 819.919 1.149.698 900.042 1.491.936 1.276.452 987.027 938.994 sebanyak 1.491.936 Mega WH atau meningkat 14 persen. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan PLN sebesar lima persen menjadi 987.027 pelanggan pada tahun 2010 dari 938.994 pelanggan pada tahun 2009. Atau meningkat 2006 2007 2008 2009 2010 KWH Terjual JumlahPelanggan Grafik 10.2 Komposisi Energi Terjual dan Jumlah Pelanggan PT PLN (persen), 2010 hingga mendekati 26 persen jika dibandingkan terhadap tahun 2006 dengan jumlah sebanyak 726.001 pelanggan. Sebagian besar pelanggan PLN ini merupakan kelompok rumah tangga sebesar 90,69 persen. Kelompok lainnya ialah bisnis 90,69 64,03 Pelanggan Energi Terjual sebesar 5,88 persen, kelompok publik sebesar 3,34 persen dan kelompok industri sebesar 0,09 persen. Air Minum PDAM 18,15 14,82 Pada tahun 2010, PDAM se-aceh telah 5,88 0,09 3,00 3,34 menjual air minum sebanyak 9.153.118 m 3. Rumah Tangga Bisnis Industri Publik Sumber :Aceh Dalam Angka 2011 90,52 Grafik 10.3 Komposisi Air Minum Terjual dan Jumlah Pelanggan PDAM (persen), 2010 87,40 Penjualan ini mencakup 56.546 pelanggan yang sebagian besar (90,52 persen) merupakan kelompok rumah tangga dan sisanya merupakan kelompok bisnis (7,71 persen), serta kelompok lainnya (khusus-sosial) dan industri. Pelanggan = 56.546 Air Minum Terjual = 9.153.118 m 3 Tahukah Anda? 7,71 8,90 0,03 0,06 1,74 3,64 Rumah Tangga Bisnis Industri Lainnya Sumber :Aceh Dalam Angka 2011 >>> Peranan sektor listrik, gas dan air minum terhadap PDRB Aceh tahun 2010 mencapai 0,43 persen dengan nilai ADHB sebesar Rp 336,83 miliar rupiah. 22

Produksi Migas Aceh Terus Menurun Total produksi LNG dan LPG Aceh rata-rata menurun 10 persen tiap tahun selama 2008-2010. PERTAMBANGAN DAN ENERGI 10 Hasil pertambangan di Aceh yang mampu diolah dalam industri besar berupa LPG, LNG, Grafik 10.4 Realisasi Produksi LNG dan LPG PT Arun NGL CO (juta m 3 ), 2008-2010 ammonia, pupuk urea dan semen. 5,193 4,791 Dari kelima jenis tambang tersebut, LNG 4,213 dan LPG merupakan komoditas yang terus mengalami penurunan realisasi produksi dengan laju 2,512 2,068 1,908 penurunan 10 persen per tahun selama tahun 2008-2010. Realisasi produksi LNG dan LPG oleh PT. Arun NGL Co masing-masing sebesar 5,193 juta m 3 dan 2,512 juta m 3 pada tahun 2008, kemudian menurun menjadi 4,791 juta m 3 dan 2,068 juta m 3 pada tahun 2009 dan menurun kembali menjadi 4,213 juta m 3 2008 2009 2010 LNG LPG Grafik 10.5 Realisasi Produksi Pupuk Urea dan Ammonia PT. PIM (juta ton), 2008-2010 dan 1,908 juta m 3. Sebaliknya, realisasi produksi pupuk urea dan ammonia oleh PT. Pupuk Iskandar Muda serta semen oleh PT. Lafarge Cement Indonesia cenderung 0,275 0,276 0,447 0,318 0,399 0,285 mengalami kenaikan. Realisasi produksi pupuk urea dan ammonia masing-masing meningkat dari 0,275 juta ton dan 0,276 juta ton pada tahun 2008 menjadi 0,399 juta ton dan 0,285 juta ton pada tahun 2010. Begitu juga dengan realisasi produksi (pemasaran) semen masing-masing meningkat dari 507,2 ton dan 2008 2009 2010 Pupuk Urea Sumber :Aceh Dalam Angka 2011 Amonia Grafik 10.6 Realisasi Pemasaran Semen PT Lafarge Cement Indonesia (ton), 2008-2010 1090,2 ton pada tahun 2008 menjadi 614,6 ton dan 1.090,2 785,2 ton pada tahun 2010. 923,0 785,2 Tahukah Anda? 507,2 626,5 614,6 >>> Pada tahun 2010, jumlah tenaga kerja PT. Arun NGL Co sebanyak 1.305 orang dan PT. Iskandar Muda sebanyak 1.331 orang. 2008 2009 2010 Aceh Di Luar Aceh 23

12. 000 10. 000 8.0 00 6.0 00 4.0 00 2.0 00 0 11 INDUSTRI Industri Besar/Sedang Aceh Menurun Jumlah industri besar/ sedang pada tahun 2010 menurun 25 persen dibandingkan tahun 2009. Grafik 11. 1 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang, 2006-2010 Potensi industri besar/sedang di Aceh menunjukkan tren meningkat selama periode 100 90 80 9.546 8.116 2006-2008. Sebaliknya, sejak tahun 2009 hingga tahun 2010 terus mengalami penurunan. Hal ini 70 60 50 5.397 5.604 92 75 6.905 disebabkan semakin berkurangnya jumlah industri besar/sedang yang aktif berproduksi sehingga 40 30 20 33 36 49 berdampak pada menurunnya jumlah tenaga kerja di sektor industri. Pada tahun 2006, terdapat 10 0 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Tabel 11.1 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang, 2010 Kabupaten/Kota Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Simeulue 1 24 Aceh Singkil 4 1 036 Aceh Selatan 1 20 Aceh Tenggara - - Aceh Timur - - Aceh Tengah - - Aceh Barat 1 925 Aceh Besar 2 58 Pidie 2 55 Bireuen 3 112 Aceh Utara 5 1 390 Aceh Barat Daya - - Gayo Lues - - Aceh Tamiang 13 1 812 Nagan Raya 4 1 064 Aceh Jaya 1 44 Bener Meriah - - Pidie Jaya 1 20 Banda Aceh 3 91 Sabang 2 61 Langsa 3 72 Lhokseumawe 2 101 Subulussalam 1 20 ACEH 49 6 905 33 industri besar/sedang dengan 5.397 tenaga kerja. Kemudian meningkat hingga mencapai 92 industri besar dan sedang dengan 9.546 tenaga kerja pada tahun 2008. Namun, terjadi penurunan sejak tahun 2009 hingga pada tahun 2010 menjadi hanya 49 industri besar/sedang dengan 6.905 tenaga kerja. Dari sebanyak 49 industri besar/sedang, 13 industri diantaranya berlokasi di Kabupaten Aceh Tamiang. Empat hingga lima industri diantaranya masing/masing berlokasi di Kabupaten Aceh Utara, Nagan Raya dan Aceh Singkil. Sedangkan sebanyak 1-2 industri tersebar di 14 kab/kota selain Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat Daya, dan Gayo Lues yang tidak memiliki industri besar/sedang. Tahukah Anda? >>> Mayoritas industri besar-sedang di Aceh bergerak di sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit. 24

Industri Aceh Bergantung pada Subsektor Bahan Makanan 70 persen pekerja di sektor industri bekerja pada subsektor makanan, 19 persen pada industri logam dasar, sedangkan 11 persen sisanya pada industri lainnya. INDUSTRI 11 Tenaga Kerja Industri Besar-Sedang Sebanyak 28 persen tenaga kerja sektor Grafik 11. 2 Distribusi Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang Menurut Lokasi, 2010 industri di Aceh berlokasi pada industri di Kabupaten Aceh Tamiang. Kemudian di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 21 persen, Nagan Raya sebanyak 16 persen, Aceh Singkil sebanyak 14,28 persen dan Aceh Barat sebanyk 9,40 persen serta kabupaten/kota lainnya sebanyak 10,47 persen. Mayoritas tenaga kerja sektor industri Aceh Singkil 925 14,28% Nagan Raya 1064 16,42% Aceh Barat 609 9,40% Aceh Utara 1390 21,46% Aceh Tamiang 1812 27,97% Lainnya 678 10,47% bergerak di subsektor industri makanan, yaitu sebanyak 70 persen, kemudian subsektor industri logam dasar sebanyak 19 persen. Sisanya pada subsektor selain keduanya yaitu sebanyak 11 persen. Grafik 11.3 Distribusi Tenaga Kerja Industri Besar/Sedang Menurut Sektor, 2010 Produktivitas Industri Besar-Sedang Menurunnya jumlah tenaga kerja dan jumlah lainnya 10,50% industri besar-sedang di Aceh berpengaruh terhadap menurunnya nilai tambah sektor industri pada PDRB tahun 2010 sebesar 5,22 persen yaitu dari 7.926,3 miliar rupiah pada tahun 2009 menjadi 7.512,5 miliar rupiah pada tahun 2010. Sehingga rasio produktivitas Industri logam dasar 19,25% Makanan 70,25% tenaga kerja di sektor industri besar-sedang di Aceh juga turun dibandingkan tahun 2009 yaitu dari 98,13 juta rupiah/orang/tahun menjadi sebesar 96,53 juta rupiah/orang/tahun. Tabel 11.2 Produktivitas Sektor Industri Besar/Sedang, 2008-2010 Uraian 2008 2009 2010 Tahukah Anda? Total Nilai Tambah pada PDRB (miliar rupiah) 8 189,8 7 926,3 7 512,5 >>> Sejak tahun 2009 terjadi perubahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dimana perusahaan es batu tidak termasuk dalam kategori industri. Jumlah Tenaga Kerja (orang) Produktivitas Tenaga Kerja (Juta rupiah/orang/thn) 86 762 80 772 77 828 94,39 98,13 96,53 Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 Indikator Ketenagakerjaan Aceh 2010 25

12 KONSTRUKSI Sektor Konstruksi Terus Tumbuh Nilai tambah sektor konstruksi terus tumbuh dari 5,42 triliun rupiah hingga 7,75 triliun rupiah selama tahun 2007-2010. Grafik 12.1 Nilai PDRB Dengan Migas ADHB Sektor Konstruksi (triliun rupiah), 2007-2010 Pembangunan di sektor konstruksi menunjukkan perkembangan yang terus 5,42 6,26 6,84 7,75 meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai tambah bruto sektor konstruksi. Dengan memperhitungkan harga berlaku, nilai PDRB sektor konstruksi pada tahun 2007 sebesar 5,42 triliun rupiah kemudian meningkat pada angka 6 triliunan 2007 2008 2009 2010 Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 Grafik 12.2 Peranan Sektor Konstruksi Terhadap PDRB ADHB (persen), 2007-2010 rupiah pada tahun 2008 dan 2008 hingga mencapai 7,75 triliun rupiah pada tahun 2010. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Aceh juga terus meningkat dari 7,62 persen pada tahun 2007 hingga 10,00 persen pada tahun 2010. 9,54 10,00 Namun demikian, laju pertumbuhan nilai 8,52 tambah sektor konstruksi pada tahun 2008 7,62 melambat secara signifikan menjadi 0,69 persen setelah pada tahun 2007 berada pada angka 13,93 persen. Perlambatan laju pertumbuhan 2007 2008 2009 2010 Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 Grafik 12.3 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 Sektor Konstruksi (persen), 2007-2010 13,93 ini terkait dengan masa kerja dari program rekonstruksi oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) di Aceh yang mulai berkurang dari puncaknya pada tahun 2005. Namun, pada tahun 2009 dan 2010, laju pertumbuhan kembali meningkat hingga 5,11 persen sebagai indikasi dari peningkatan 3,13 5,11 penyelesaian banyak proyek fisik di akhir masa kerja BRR dan peningkatan realisasi belanja 0,69 2007 2008 2009 2010 fisik APBD Provinsi Aceh dan pembangunan fisik oleh masyarakat dan pelaku usaha. Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 26

Tenaga Kerja di Sektor Konstruksi Meningkat Jumlah tenaga sektor konstruksi meningkat dari 102.350 orang hingga 109.023 orang selama tahun 2008-2010. KONSTRUKSI 12 Tenaga Kerja Pertumbuhan sektor konstruksi mendorong peningkatan terhadap penyerapan Grafik 12.4 Jumlah Pekerja di Sektor Konstruksi (orang), 2007-2010 109.023 tenaga kerja. Pada tahun 2007, jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi berjumlah 103.288 105.567 orang, kemudian menurun menjadi 102.350 orang pada tahun 2008, seiring dengan penurunan aktivitas sektor konstruksi. Namun, penyerapan 103.288 102.350 tenaga kerja mengalami kenaikan kembali pada tahun 2009 menjadi 105.567 orang dan 109.023 orang pada tahun 2010. Perusahaan Jumlah perusahaan sektor konstruksi yang terdaftar di Aceh sebesar 8.097 perusahaan. Perusahaan ini terdiri dari 7.069 perusahaan kelas kecil, 871 perusahaan kelas menengah dan 157 perusahaan kelas besar. Persebaran perusahaan sektor konstruksi paling banyak berada di Kota Banda Aceh yaitu 1.585 perusahaan atau sebesar 20 persen dan Kabupaten Aceh Utara yaitu 697 perusahaan atau sebesar 9 persen dan Kabupaten Aceh Besar yaitu 672 perusahaan atau sebesar 8 persen. Khusus untuk perusahaan konstruksi kelas besar hanya ada di 17 kabupaten/kota dengan jumlah paling banyak tetap di Kota Banda Aceh sebanyak 63 perusahaan dan Kota Lhokseumawe sebanyak 26 perusahaan. 2007 2008 2009 2010 Sumber : Innaker Aceh 2007, 2008, 2009 dan 2010 Tabel 12.1 Banyaknya Perusahan Konstruksi Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota, 2010 Kabupaten/Kota Kecil Menengah Besar Jumlah Simeulue 104 11 3 118 Aceh Singkil 249 10 1 260 Aceh Selatan 233 18 0 251 Aceh Tenggara 150 17 1 168 Aceh Timur 167 18 1 186 Aceh Tengah 252 22 4 278 Aceh Barat 369 59 10 438 Aceh Besar 595 65 12 672 Pidie 378 46 9 433 Bireuen 377 40 7 424 Aceh Utara 603 81 13 697 Aceh Barat Daya 321 24 0 345 Gayo Lues 200 11 1 212 Aceh Tamiang 246 13 1 260 Nagan Raya 186 24 0 210 Aceh Jaya 232 14 2 248 Bener Meriah 190 6 0 196 Pidie Jaya 54 1 0 55 Banda Aceh 1 279 243 63 1 585 Sabang 124 6 1 131 Langsa 353 34 2 389 Lhokseumawe 345 103 26 474 Subulussalam 62 5 0 67 ACEH 7 069 871 157 8 097 Sumber : BPS, 2011 27

13 HOTEL DAN PARIWISATA Tingkat Hunian Hotel Terus Menurun Tingkat hunian hotel di Aceh terus menurun baik hotel berbintang maupun akomodasi lainnya selama tahun 2008-2010. Tabel 13.1 Banyaknya Hotel Bintang dan Akomodasi Lainnya, 2010 Kabupaten/Kota Hotel Berbintang Akomodasi Lainnya Simeulue - 20 Aceh Singkil - 10 Aceh Selatan - 14 Aceh Tenggara - 14 Aceh Timur - 2 Aceh Tengah 1 14 Aceh Barat 1 10 Aceh Besar 1 3 Pidie - 7 Bireuen - 6 Aceh Utara - Aceh Barat Daya - 3 Gayo Lues - 7 Aceh Tamiang - 2 Nagan Raya - 1 Aceh Jaya - 5 Bener Meriah - - Pidie Jaya - - Banda Aceh 12 25 Sabang - 14 Langsa 2 15 Lhokseumawe 2 16 Subulussalam 1 3 ACEH 20 191 Grafik 13.1 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel (persen), 2007-2010 Fasilitas Akomodasi Sektor pariwisata Aceh belum didukung oleh fasilitas akomodasi yang memadai. Hotel berbintang satu hingga empat yang ada masih berjumlah 20 hotel dimana 12 hotel diantaranya berada di Kota Banda Aceh dan 8 hotel tersebar di 7 kabupaten/kota lainnya. Untuk hotel melati dan fasilitas akomodasi lain berjumlah 191 buah yang terdapat di 20 kabupaten/kota sedangkan tiga kabupaten yaitu Aceh Utara, Bener Meriah, dan Pidie Jaya bahkan belum mempunyai fasilitas akomodasi. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Tingkat hunian kamar hotel dan akomodasi lainnya di Aceh masih tergolong rendah, yaitu masih di bawah 50 persen. Selain itu, sejak tahun 2008, TPK menunjukkan tren yang terus menurun baik pada hotel berbintang yaitu dari 49,19 persen pada tahun 2008 menjadi 37,35 persen pada tahun 2010 maupun fasilitas akomodasi lainnya yaitu dari 40,85 persen pada 48,95 42,82 49,19 40,85 46,97 35,34 37,35 29,51 tahun 2008 menjadi 29,51 persen pada tahun 2010. Hanya saja, tingkat hunian kamar hotel berbintang selalu lebih tinggi jika dibandingkan tingkat hunian kamar fasilitas akomodasi lainnya. Selama tahun 2010 sendiri, TPK 2007 2008 2009 2010 Hotel Berbintang Akomodasi Lainnya tertinggi terjadi pada bulan Januari, Maret, April dan Agustus 2010. 28

Kunjungan ke Aceh Meningkat Jumlah tamu nusantara dan mancanegara yang datang ke Aceh terus meningkat selama tahun 2007-2010. HOTEL DAN PARIWISATA 13 Jumlah Wisatawan Jumlah tamu nusantara dan mancanegara yang datang ke Aceh selama tahun 2007-2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, total wisatawan yang datang sebanyak 740.727 orang -atau meningkat sekitar 1,30 persen terhadap tahun 2009- yang terdiri dari tamu nusantara berjumlah 720.079 orang dan tamu mancanegara berjumlah 20.648 orang. Namun demikian, laju pertumbuhan kedatangan tamu secara rata-rata mulai menurun Tabel 7.1 Jumlah Tamu Nusantara dan Mancanegara ke Aceh (orang), 2007-2010 Tahun Nusantara Mancanegara Total 2007 595 546 13 835 609 381 2008 710 081 17 282 727 363 2009 712 630 18 589 731 219 2010 720 079 20 648 740 727 Grafik 13.2 Persentase Wisatawan yang Menginap pada Hotel Berbintang (persen), 2007-2010 dari sekitar 20 persen selama 2006-2007 hingga menjadi 0,53 persen selama 2008-2009. 42,65 40,52 46,95 Tamu Hotel Berbintang 20,72 21,26 Selama tahun 2007-2010, sebanyak 46,95 persen dari tamu mancanegara yang datang 13,90 5,50 8,80 ke Aceh menginap di hotel berbintang. Sebaliknya, 2007 2008 2009 2010 tamu nusantara yang menginap di hotel berbintang cenderung mengalami penurunan dari Mancanegara Nusantara 20,72 persen hingga hanya mencapai 5,50 persen pada tahun 2009. Grafik 13.3 Rata-rata Lama Menginap pada Hotel Berbintang (hari), 2008-2010 Rata-rata Lama Menginap Hotel Berbintang Selama periode 2008-2010, tamu mancanegara memiliki rata-rata lama menginap di 4,13 3,76 3,86 hotel berbintang lebih lama jika dibandingkan tamu nusantara. Tamu mancanegara mempunyai 2,06 2,10 1,95 rata-rata lama menginap berkisar antara 3-4 hari hari. Sedangkan tamu nusantara menginap selama 2008 2009 2010 Mancanegara Nusantara selama 2 hari. 29

14 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI 26,72 Persen Jalan di Aceh Rusak Berat Sebesar 26,72 persen jalan di Aceh dalam kondisi rusak dengan kerusakan terbanyak pada jalan kabupaten hingga 30,41 persen. Grafik 14.1 Persentase Panjang Jalan Menurut Status, 2010 Jalan Negara; 10,49 % Jalan Provinsi; 10,54 % Total panjang jalan di Provinsi Aceh sepanjang 17.198,28 kilometer. Mayoritas jalan ini terdiri dari jalan kabupaten/kota sepanjang 13.581 kilometer atau sebesar 78,97 persen lalu sisanya ialah jalan provinsi sepanjang 1.813 kilometer atau sebesar 10,54 persen dan jalan negara sepanjang 1.803 kilometer atau Jalan Kabupaten; 78,97 % sebesar 10,49 persen. Secara keseluruhan, sebanyak 26,72 persen jalan di Aceh dalam kondisi rusak. Kondisi jalan rusak ini terutama terdapat pada Grafik 14.2 Persentase Panjang Jalan Menurut Jenis Jalan, 2010 jalan kabupaten/kota dimana sebesar 30,41 persen jalan dalam kondisi rusak berat Jalan Negara Menurut Kondisi Baik 62.13 % Rusak Berat 30.41 % Sedang 32.87 % Jalan Kabupaten/Kota Menurut Kondisi Baik 17.73 % Rusak Berat 5,00% Jalan Provinsi Menurut Kondisi Sedang 30,20 % Rusak Berat 20,71 % Baik 45,23 % Jalan Kabupaten/Kota menurut Jenis Material Tanah 13.05 % Belum Tembus 3,86% dan hanya 17,73 persen dalam kondisi baik, lalu 51,86 persen dalam kondisi sedang. Hal ini tergambar dari jenis material jalan kabupaten/kota yang didominasi oleh jalan arteri sebesar 53,21 persen, sisanya jalan kerikil sebesar 33,74 persen dan jalan tanah sebesar 13,05 persen. Sedangkan kondisi jalan provinsi dan jalan negara di Aceh relatif lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase jalan negara dalam kondisi baik sebesar 62,13 persen dan dalam kondisi rusak berat hanya lima persen. Untuk jalan provinsi, sebesar 45,23 persen dalam kondisi baik, Sedang 51,86 % Kerikil 33.74 % Arteri 53.21 % sebesar 30,20 persen dalam kondisi sedang, lalu sisanya dalam kondisi rusak berat sebesar 20,71 persen dan masih belum tembus sebesar 3,86 persen. 30

Jumlah Penumpang Pesawat Menurun Pada tahun 2009-2010, jumlah penumpang pesawat menurun dari 584.331 orang menjadi 568.120 orang. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI 14 Sejak tahun 2006 hingga tahun 2009, frekuensi pesawat yang datang ke dan berangkat Grafik 14.3 Frekuensi Penerbangan Pesawat pada Bandara Sultan Iskandar Muda, 2006-2010 dari Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh mengalami peningkatan tetapi kemudian menurun pada tahun 2010. Pada tahun 2009, mencapai 3.091 kali kedatangan dan 3.088 kali keberangkatan. Lalu pada tahun 2010, terjadi 2.391 2.516 2.773 3.091 2.882 penurunan frekuensi pesawat datang sebesar 6,76 persen sehingga menjadi 2.882 kali kedatangan, sedangkan pesawat berangkat sebesar 6,54 persen sehingga menjadi 2.886 kali keberangkatan. Penurunan frekuensi pesawat datang dan berangkat ini menyebabkan terjadinya penurunan jumlah penumpang di Bandara Sultan Iskandar 2.390 2.521 2.775 3.088 2006 2007 2008 2009 2010 Pesawat Datang Pesawat Berangkat Grafik 14.4 Jumlah Penumpang pada Bandara Sultan Iskandar Muda, 2006-2010 2.886 Muda. Pada tahun 2010, jumlah penumpang yang datang mencapai 278.976 orang, menurun dari 287.872 294.980 289.144 289.351 orang pada tahun 2009. Selanjutnya, jumlah penumpang yang berangkat mencapai 289.144 orang, menurun dari 294.980 orang pada tahun 2009. 241.460 259.531 234.927 253.937 282.512 289.351 278.976 Terlihat juga bahwa jumlah penumpang berangkat selalu lebih banyak berkisar 5-6 ribu penumpang atau 2-3 persen dibandingkan penumpang datang. Bahkan pada tahun 2010, terdapat selisih hingga 10.168 penumpang berangkat atau 3,6 persen terhadap penumpang datan. Hal ini bisa dimungkinkan bahwa masyarakat lebih memilih pesawat ketika meninggalkan Aceh, namun ketika kembali ke Aceh, tidak lagi menggunakan pesawat. 2006 2007 2008 2009 2010 Penumpang Datang Penumpang Berangkat Tahukah Anda? >>> Terdapat 6 maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Sultan Iskandar Muda dengan jumlah penerbangan sebanyak 193 kali tiap bulan selama tahun 2010. 31

14 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Pemakai Telepon Seluler Meningkat Persentase rumah tangga yang menguasai telepon seluler meningkat dari 60,09 persen menjadi 72,30 persen. Tabel 14.1 Frekuensi Penyeberangan Kapal Feri di Pelabuhan Balohan dan Sinabang, 2008-2010 Transportasi Penyeberangan Perkembangan frekuensi kapal feri di Tahun Balohan Frekuensi Kapal Penumpang Datang Berangkat Datang Berangkat pelabuhan Balohan dan Sinabang menunjukkan kondisi yang berbeda, dimana pada tahun 2010 2008 1 006 1 006 122 417 113 557 2009 519 517 148 011 136 607 2010 528 529 152 828 140 780 Sinabang 2008 138 139 35 371 38 328 2009 241 244 37 053 31 077 2010 144 146 30 410 26 199 Grafik 14.5 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Media Informasi dan Komunikasi (persen), 2009-2010 frekuensi kapal yang datang dan berangkat di pelabuhan Balohan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009. Sebaliknya, frekuensi kapal feri yang datang dan berangkat di pelabuhan Sinabang mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009. Hal ini terkait dengan potensi wisata Kota Sabang yang sedang digalakkan oleh pemerintah setempat. 60,09 72,30 2009 2010 Akses Media Informasi dan Komunikasi Perkembangan teknologi dan sarana komunikasi berdampak pada meningkatnya penguasaan terhadap berbagai media informasi 4,54 4,60 10,57 8,36 7,68 8,26*) dan komunikasi. Persentase rumah tangga di Telepon Telepon Seluler PC / Laptop Internet Catatan : *) = Persentase penduduk 5 tahun ke atas yang mengakses internet 3 bulan terakhir. Tabel 14.2 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Media Informasi dan Komunikasi Menurut Daerah, 2009-2010 Jenis Alat yang Dimiliki/Kuasai Kota Desa 2009 2010 2009 2010 Telepon 11,27 10,12 1,96 2,46 Telepon Selular 81,53 89,42 51,88 65,66 PC / Laptop 20,06 27,45 3,88 4,03 Internet 19,24 17,57*) 3,24 4,64*) Catatan : *) = Persentase penduduk 5 tahun ke atas yang mengakses internet 3 bulan terakhir. Aceh yang memiliki dan menguasai baik telepon, telepon seluler, komputer/laptop, maupun internet mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2009. Kenaikan ini terutama pada penguasaan telepon seluler hingga mencapai 72,30 persen dari 60,09 persen. Selain itu, peningkatan kepemilikan semua alat ini terjadi secara merata baik di perkotaan maupun di perdesaan. Terkecuali, alat telepon yang digunakan semakin sedikit oleh masyarakat di perkotaan. 32

Bank Pemerintah dan BPD Paling Banyak Memberikan Pinjaman Pinjaman kepada masyarakat sebanyak 13,23 triliun rupiah dari 16,48 triliun rupiah berasal dari Bank Pemerintah dan BPD. PERBANKAN DAN INVESTASI 15 Posisi Simpanan Posisi simpanan masyarakat di bank Grafik 15.1. Posisi Simpanan Masyarakat dalam Rupiah dan Valuta Asing menurut Jenis Simpanan (triliun rupiah), 2008-2010 lebih besar nilainya dalam bentuk tabungan dibandingkan giro maupun simpanan berjangka. Posisi nilai simpanan jenis tabungan juga terus 7,95 9,21 mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan simpanan berjangka. Pada tahun 2010, jumlah simpanan jenis tabungan mencapai 6,54 4,69 7,06 4,60 4,89 3,46 5,70 9,21 triliun rupiah, meningkat hingga 16 persen dibandingkan terhadap tahun 2009 atau 13 persen terhadap tahun 2008. Selanjutnya tabungan jenis simpanan berjangka mencapai 5,70 triliun rupiah, meningkat 17 persen dari tahun 2009 dan 4 persen dibanding tahun 2008. 2008 2009 2010 Giro Simpanan Berjangka Tabungan Sumber : SEKDA Provinsi Aceh, Januari 2011 Grafik 15.2 Posisi Pinjaman dalam Rupiah dan Valuta Asing menurut Kelompok Bank Debitur (triliun rupiah), 2008-2010 Sebaliknya, tabungan jenis giro terus mengalami penurunan dari 6,54 triliun rupiah menjadi 3,46 triliun rupiah. 10,95 13,23 Posisi Pinjaman Bank Pemerintah dan BPD menyalurkan 8,89 1,71 0,02 0,06 1,98 0,09 0,09 3,14 0,03 0,08 pinjaman dana dengan nilai paling besar dan terus meningkat. Pada tahun 2010, nilai pinjaman yang disalurkan mencapai 13,23 triliun rupiah, meningkat 10,95 triliun rupiah dan 8,89 triliun rupiah pada tahun 2009 dan 2008. Selanjutnya disusul oleh bank swasta nasional dengan nilai 3,14 triliun rupiah pada tahun 2010. Sisanya disalurkan oleh bank asing dan campuran serta bank perkreditan rakyat. 2008 2009 2010 Bank Pemerintah dan BPD Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran Bank Perkreditan Rakyat Sumber : SEKDA Provinsi Aceh, Januari 2011 Tahukah Anda? >>> Di Aceh, terdapat 5 jenis bank pemerintah, 8 jenis bank swasta nasional, 10 jenis bank syariah dan 16 jenis bank perkreditan rakyat. 33

15 PERBANKAN DAN INVESTASI Pinjaman Dana di Bank Lebih Banyak untuk Biaya Konsumtif Pinjaman untuk lapangan usaha sebesar 7,62 triliun, sedangkan untuk bukan lapangan usaha sebesar 8,86 triliun. Tabel 15.1 Posisi Pinjaman dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Pinjaman (triliun rupiah), 2010 Pinjaman Berdasarkan Lapangan Usaha Nilai Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha Nilai Pertanian 0,43 Rumah Tinggal 0,68 Pertambangan & Penggalian 0,07 Industri Pengolahan 1,65 Flat dan Apartemen Rumah Toko dan Rumah Kantor 0,03 0,10 Listrik dan Air Bersih 0,04 Kendaraan Bermotor 0,42 Konstruksi 0,95 Lainnya 7,62 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,57 0,06 0,44 Jasa-jasa 0,42 Jumlah 7,62 Jumlah 8,86 Sumber : SEKD Provinsi Aceh, Januari 2011 Grafik 15.3 Jumlah Simpanan Koperasi (triliun rupiah), 2008-2010 Posisi Pinjaman Pinjaman yang disalurkan kepada kelompok bukan lapangan usaha mencapai 8,86 triliun rupiah, lebih besar jika dibandingkan dengan pinjaman untuk lapangan usaha yang mencapai 7,62 triliun rupiah. Hal ini artinya lebih banyak pinjaman yang digunakan untuk hal-hal yang konsumtif seperti rumah, kendaraan bermotor, dan lainnya dibandingkan untuk hal-hal yang bersifat produktif. Koperasi Jumlah koperasi dan anggota koperasi terus mengalami kenaikan selama 2008-2010. 494.564 283.019 505.412 361.178 528.953 298.996 Pada tahun 2010, jumlah koperasi sebanyak 6.932 buah dengan anggota sebanyak 528.953. Namun demikian, hal ini tidak diikuti dengan adanya kenaikan jumlah simpanan. Pada tahun 2008 2009 2010 Anggota Simpanan Tahun 2008 2009 2010 Jumlah Koperasi 6 570 6 592 6 932 Tabel 15.2 Persetujuan dan Realisasi Investasi Menurut Jenis Investasi, 2008-2010 2010, simpanan koperasi sebesar 298,996 triliun, turun sebesar 17,22 persen dibanding tahun 2009. Investasi Pada tahun 2010, rencana investasi Jenis Investasi 2008 2009 2010 PMDN sebesar 18,6 miliar rupiah dengan PMDN (juta rupiah) Persetujuan 26 000 42 400 18 600 Realisasi 26 000 13 800 0 PMA (ribu USD) Persetujuan 1 477 300 420 350 105 572 171 Realisasi 0 0 0 realisasi 0 persen, tidak seperti kondisi pada tahun 2008 dan 2009. Lebih memprihatinkan lagi dengan kondisi investasi PMA, dimana tidak ada realisasi sama sekali dari nilai yang telah disetujui selama tahun 2008-2010. 34

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Inflasi Kota Lhokseumawe Tinggi Selama tahun 2008-2010, inflasi di Kota Lhokseumawe selalu lebih tinggi daripada inflasi di Kota Banda Aceh dan inflasi di Indonesia. HARGA-HARGA 16 Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum Perkembangan IHK Umum Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe selama tahun 2010 Grafik 16.1 Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum, 2010 128,44 cukup berfluktuatif. Akan tetapi secara rata-rata, maka terlihat bahwa dari bulan Januari sampai 123,03 dengan bulan Desember, IHK Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe menunjukan tren meningkat masing-masing dari kisaran 118,21 hingga 123,03 dan 120,09 hingga 128,44. Ini berarti 120,09 118,21 secara umum harga barang-barang yang dikonsumsi masyarakat Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe terus mengalami kenaikan. Banda Aceh Lhokseumawe Laju Inflasi Selama tahun 2007, laju inflasi Kota Banda Aceh cenderung mengalami penurunan yaitu dari sebesar 11 persen hingga menjadi 4,64 persen pada tahun 2010. Laju inflasi terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 3,50 persen. Tahukah Anda?... >>> Di Provinsi Aceh, baru ada dua kota pencatat inflasi, yaitu Banda Aceh dan Lhokseumawe. Pada tahun 2012 direncanakan ada tambahan satu kota lagi Sedangkan laju inflasi Kota Lhokseumawe bergerak naik turun seperti halnya laju inflasi Nasional. Laju inflasi Lhokseumawe dan Nasional mengalami kenaikan pada tahun 2008, kemudian turun pada tahun 2009 dan kembali naik pada tahun 2010. Selama tahun 2008-2010, laju inflasi Kota Lhokseumawe selalu di atas Kota Banda Aceh. Hal ini menunjukkan bahwa laju kenaikan barang secara umum di Lhokseumawe lebih cepat bila dibandingkan di Kota Banda Aceh. Tabel 16.1 Laju Inflasi Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe dan Indonesia (Persen), 2007-2010 Uraian 2007 2008 2009 2010 Banda Aceh 11,00 10,27 3,50 4,64 Lhokseumawe 4,18 13,78 3,96 7,16 Nasional 6,59 11,06 2,78 6,96 35

16 HARGA-HARGA Kesejahteraan Petani Aceh Membaik NTP gabungan meningkat dari 99,76 pada tahun 2009 menjadi lebih dari 100 yaitu 104,12 pada tahun 2010. Tabel 16.2 Rata-rata Harga Minyak Goreng dan Gula Pasir di Kota Banda Aceh, 2008-2010 Komoditi 2008 2009 2010 Harga Komoditas Harga minyak goreng bimoli per liter di Kota Banda Aceh terus mengalami penurunan harga sejak tahun 2008 hingga tahun 2010. Minyak Goreng Bimoli (Rp/liter) Minyak Goreng Malinda (Rp/kg) Gula Pasir Putih (Rp/kg) 13 991 13 625 11 942 10 460 8 877 9 870 7 220 9 900 11 294 Sedangkan minyak goreng malinda pada tahun 2009 sebesar Rp 8.877 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 9.870 pada tahun 2010. Sebaliknya harga gula pasir putih per kilogram terus mengalami kenaikan hingga seharga Rp 11.294 pada tahun 2010, dimana pada tahun Grafik 16.2 Nilai Tukar Petani (persen), 2009-2010 1. Tanaman Pangan 2. Holtikultura 3. Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan Gabungan 113,32 2008 hanya seharga Rp 7.220. Nilai Tukar Petani (NTP) Tingkat kesejahteraan petani di Aceh pada tahun 2010 membaik dibanding tahun 2009. Hal ini diindikasikan dari kenaikan dan capaian 100 106,78 NTP gabungan dari 99,76 pada tahun 2009 menjadi lebih dari 100 yaitu 104,12 pada tahun 98,98 99,20 101,05 98,55 98,98 99,76 103,04 99,58 101,54 104,12 2010. Kenaikan NTP ini didukung oleh kenaikan NTP di semua subsektor dengan NTP tertinggi dicapai oleh petani pada subsektor perkebunan 2009 2010 rakyat sebesar 113,32 persen. Dengan NTP yang di atas 100 ini, petani subsektor perkebunan rakyat mendapatkan hasil yang lebih besar Tahukah Anda?... >>> NTP ialah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani. daripada biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya NTP terendah dicapai oleh petani subsektor peternakan sebesar 99,85. Dengan NTP yang masih di bawah 100 ini, berarti biaya yang dikeluarkan oleh petani subsektor peternakan lebih besar dari hasil yang diperoleh. 36

353.421 336.900 430.065 386.370 382.076 495.619 494.845 547.712 Masyarakat Aceh Lebih Konsumtif Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan rumah tangga di Aceh lebih daripada rata-rata Indonesia selama 2009-2010. PENGELUARAN PENDUDUK 17 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Pengeluaran per kapita per bulan di Aceh juga terus meningkat selama tahun 2007-2010. Grafik 17.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Aceh dan Indonesia (rupiah), 2007-2010 Bahkan pada tahun 2009 dan 2010, pengeluaran per kapita per bulan masyarakat Aceh masing-masing mencapai 495.619 rupiah dan 547.712 rupiah, lebih tinggi daripada pengeluaran per kapita per bulan secara Nasional yang masing-masing mencapai 430.065 rupiah dan 494.845 rupiah. Rata-rata Pengeluaran Makanan Per Kapita Per Bulan 2007 2008 2009 2010 Indonesia Aceh Sumber : Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi 2010 Grafik 17.2 Rata-rata Pengeluaran Makanan Per Kapita Per Bulan Aceh dan Indonesia (rupiah), 2007-2010 Peningkatan pengeluaran per kapita per bulan berpengaruh terhadap adanya peningkatan pengeluaran per kapita per bulan untuk makanan yaitu dari 304.954 rupiah pada tahun 2009 menjadi 337.007 rupiah pada atahun 2010. Namun demikian, secara persentase pengeluaran makanan per kapita per bulan malah terjadi penurunan dari 62,45 persen menjadi 61,09 persen. Jika dibandingkan dengan rata-rata Indonesia maka diketahui bahwa baik nilai maupun Sumber : Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi 2010 Grafik 17.3 Persentase Pengeluaran Makanan Per Kapita Per Bulan Aceh dan Indonesia (persen), 2007-2010 pengeluaran per kapita per bulan masyarakat Aceh lebih tinggi dibanding rata-rata Indonesia. Tahukah Anda? >>> Pengeluaran per kapita per bulan masyarakat Aceh untuk tembakau dan sirih sebesar 9,11 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata Indonesia yaitu 5,25 persen. Sumber : Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi 2010 37

17 PENGELUARAN PENDUDUK Cukup Protein, Kurang Kalori Rata-rata konsumsi protein dan kalori masyarakat Aceh masing-masing mencapai 57,45 gram dan 2.075,79 kalori per hari per kapita. Grafik 17.4 Rata-rata Konsumsi Protein Per Hari Per Kapita Aceh dan Indonesia Menurut Daerah (gram), 2010 Salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk adalah data konsumsi kalori dan protein per kapita. Kesejahteraan dapat dikatakan makin baik apabila 57,52 57,41 57,45 kalori dan protein yang dikonsumsi penduduk semakin 56,14 meningkat sampai akhirnya melewati standar 55,01 kecukupan konsumsi kalori atau protein per kapita 53,97 Kota Desa Kota+Desa Aceh Nasional Sumber : Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi 2010 Grafik 17.5 Rata-rata Konsumsi Kalori Per Hari Per Kapita Aceh dan Indonesia (kalori), 2010 sehari. Pola konsumsi masyarakat Aceh cukup menggambarkan tingkat kesejahteraan yang baik dimana rata-rata konsumsi protein mencapai 57,45 gram per hari per kapita, di atas batas minimal kecukupan yaitu 55 gram dan lebih tinggi daripada rata-rata konsumsi protein Indonesia yang hanya 1993,32 1882,29 2109,16 1966,09 2075,79 1925,61 mencapai 55,01 gram per hari per kapita. Begitu juga untuk rata-rata konsumsi kalori per hari per kapita Aceh yaitu 2.075 kalori per hari per kapita sudah lebih tinggi daripada angka Nasional yang masih di bawah 2000 kalori. Namun demikian, Kota Desa Kota+Desa Aceh Sumber : Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi 2010 Tahukah Anda? >>> Pengeluaran per kapita per bulan masyarakat Aceh untuk sumber protein yaitu ikan sebesar 11,08 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata di Indonesia sebesar 4,34 persen. Nasional besaran konsumsi ini masih di bawah angka minimal kecukupan yaitu 2500 kalori per hari per kapita. Jika dilihat menurut daerah, masyarakat di perkotaan lebih banyak mengkonsumsi protein hingga 57,52 gram per hari per kapita daripada masyarakat perdesaan yang hanya sebesar 57,41 gram per hari per kapita. Sebaliknya, masyarakat perdesaan mempunyai rata-rata konsumsi kalori yang lebih tinggi daripada masyarakat kota masing-masing sebesar 2109,16 gram dan 1.993,32 gram per hari per kapita. 38

Neraca Perdagangan Luar Negeri Aceh Terus Menurun Selama 2006-2010, neraca perdagangan luar negeri Aceh menurun hingga 45 persen yaitu dari 3.933 juta USD menjadi 2.162 juta USD. PERDAGANGAN 18 Potensi ekonomi Aceh dari aktivitas perdagangan luar negeri menunjukkan tren yang Grafik 18.1 Nilai Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Luar Negeri (Juta USD), 2006-2010 semakin menurun selama periode 2006-2010, yakni dari 3.933 juta USD menjadi 2.162 juta USD. Penurunan ini disebabkan oleh 3.933 4.224 3.573 3.386 Neraca Perdagangan Ekspor Impor 2.743 nilai ekspor Aceh sebesar 4.224 juta USD pada 3.266 3.185 2.391 tahun 2006 terus menurun hingga mencapai 2.391 juta USD pada tahun 2010. Sedangkan, nilai impor hanya stabil dengan nilai terendah 291 307 202 2.212 530 2.162 229 sebesar 229 juta USD dan nilai tertinggi sebesar 530 juta USD pada periode 2006-2010. Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor Aceh yang terbesar. Sejak tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 18.2 Nilai Ekspor menurut Negara Tujuan (Juta USD), 2010 2007-2010, realisasi ekspor Aceh ke Korea Selatan berkisar antara 698,75 1.450,30 juta 1.192,28 Ekspor ke Korea Selatan (Juta USD), 2007-2010 USD. Negara tujuan ekspor terbesar selanjutnya ialah Jepang, yakni sebesar 115,13 juta USD 2007; 1,450.30 2008; 1,540.03 2009; 698.75 2010; 1,192.28 pada tahun 2010. Sedangkan negara pengimpor terbesar bagi Aceh ialah China dengan nilai impor sebesar 12,33 juta USD pada tahun 2010. Disusul oleh Malaysia dan Vietnam masingmasing sebesar 7,57 juta USD dan 7,05 juta USD. 12,33 115,13 27,90 23,94 Korea Selatan Jepang Australia Lainnya Grafik 18.3 Nilai Impor menurut Negara Asal (Juta USD), 2010 Tahukah Anda? 7,57 7,05 4,93 4,81 >>> Peranan ekspor luar negeri terhadap PDRB Aceh semakin menurun, dari 28,68 persen pada tahun 2007 hingga menjadi 12,28 persen pada tahun 2010. 1,69 China Malaysia Vietnam Singapore Thailand Lainnya 39

18 PERDAGANGAN Ekspor Utama Aceh Masih Mengandalkan LNG Selama tahun 2008-2010, komoditas LNG masih mendominasi nilai ekspor Aceh dengan fluktuasi nilai sebesar 83,5-93,9 persen dari total nilai ekspor Aceh. Tabel 18.1 Nilai Ekspor menurut Kelompok Komoditi (Juta USD), 2008-2010 Uraian 2008 2009 2010 EKSPOR 2.234,13 1.138,02 1.359,25 Migas 2.104,40 1.049,06 1.334,31 > LNG 1.866,15 950,18 1.277,34 > Crude Petroleum Oil 108,99 98,88 56,97 > Lainnya 129,25 - - Non Migas 129,74 88,96 24,94 > Ammonia 7,42 6,62 13,32 > Urea 121,30 81,11 6,81 > Lainnya 1,02 1,23 4,81 Sumber : BPS Provinsi Aceh >>> 97,57 persen nilai komoditas ekspor Aceh pada tahun 2010 dikirim melalui Pelabuhan Muat Blang Lancang (Arun). Tahukah Anda? Ekspor Nilai ekspor Aceh pada tahun 2010 sebesar 1.359,25 juta USD mencatat adanya peningkatan dibanding tahun 2009 dengan nilai sebesar 1.138,02 juta USD. Meski realisasi nilai ini masih di bawah nilai ekspor pada tahun 2008 yang mencapai 2.234,13 juta USD. Fluktuasi ini disebabkan nilai ekspor Aceh selama tahun 2008-2010 masih didominasi oleh realisasi komoditas minyak dan gas (migas) yang berfuktuasi berkisar 92,2-98,2 persen dan sisanya yaitu komoditas nonmigas seperti ammonia, urea dan lainnya di bawah 10 persen. Komoditas migas ini berupa LNG dan CPO yang masing-masing mencapai 1.277,34 juta USD dan 56,97 juta USD pada tahun 2010. Tabel 18.2 Nilai Impor menurut Kelompok Komoditi (Juta USD), 2008-2010 Impor Nilai impor Aceh pada tahun 2010 Uraian 2008 2009 2010 IMPOR 384,24 115,72 38,39 Migas 0,05 6,91 2,38 > Kel. Bahan bakar mineral 0,05 6,91 2,38 Non Migas 384,19 108,81 36,01 > Kel. Belerang, Kapur 7,62 23,61 7,39 > Kel. Gandum-Ganduman 4,98 0,00 7,05 > Kel. Mesin-mesin 1,65 2,14 7,02 > Kel. Bahan kimia organik 1,45 1,04 1,81 > Kel. Perlengkapan Kapal Laut 365,85 71,95 - > Lainnya 2,64 10,07 12,74 Sumber : BPS Provinsi Aceh mencapai 38,39 juta USD, menurun jauh dari nilai impor pada tahun 2009 sebesar 115,72 juta USD dan pada tahun 2008 sebesar 384,24 juta USD. Penurunan nilai impor pada tahun 2010 disebabkan tidak adanya impor atas komoditas kelompok perlengkapan kapal laut yang pada tahun 2008-2009 merupakan komoditas impor dengan kontribusi terbesar yaitu masing-masing sebesar 365,85 juta USD (95,2 persen) dan 71,95 juta USD (62,2 persen). 40

Perekonomian Aceh Terus Tumbuh Nilai PDRB Aceh meningkat dari 71,69 triliun rupiah pada tahun 2009 menjadi 77,51 triliun rupiah pada tahun 2010. PENDAPATAN REGIONAL 19 Kondisi ekonomi Aceh membaik pada tahun 2010 yang ditandai dengan nilai PDRB pada tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun 2009, baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK). PDRB ADHK dengan migas pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,64 persen, sedangkan tanpa migas mengalami kenaikan sebesar 5,29 persen. Akan tetapi bila dibandingkan antara dengan migas dan tanpa migas maka terlihat bahwa pertumbuhan PDRB dengan migas tidak setinggi pertumbuhan PDRB tanpa migas. Hal ini berarti bahwa kenaikan produksi migas lebih kecil dibandingkan kenaikan produksi sektor-sektor ekonomi non migas. Sementara itu PDRB ADHB pada tahun 2010 dengan migas sebesar 77,51 triliun dan tanpa migas sebesar 64,61 triliun. Artinya terjadi peningkatan cukup banyak dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 8,19 persen untuk dengan migas dan 10,22 persen untuk tanpa migas. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan ekonomi yang cukup signifikan pada tahun 2010. Apabila melihat series yang ada, terlihat bahwa PDRB tanpa migas terus mengalami kenaikan, sedangkan PDRB dengan migas cukup berfluktuatif. Hal ini menandakan pemasukan dari sektor migas belum stabil dan mengalami pasang surut produksi. Grafik 19.1 Perkembangan Nilai PDRB ADHK 2000 dan PDRB ADHB (triliun rupiah), 2007-2010 Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 41

19 PENDAPATAN REGIONAL Pendapatan Per Kapita Tembus 16,19 Juta Rupiah Pendapatan regional per kapita Aceh menembus 16,19 juta rupiah per orang per tahun pada tahun 2010. Grafik 19.2 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 (persen), 2007-2010 Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa 7,23 5,32 migas selalu positif dan terus menunjukkan peningkatan setelah pada tahun 2007-2008 1,92 3,97 2,64 mengalami penurunan. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan PDRB tanpa migas sebesar 2007 2008 2009 2010-2,36-5,24-5,51 5,32 persen, meningkat dibanding dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan 2009 sebesar 1,92 persen dan 3,97 persen. Sedangkan bila melihat laju Pertumbuhan Migas Pertumbuhan Tanpa Migas Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 Grafik 19.2 Pendapatan Regional Per Kapita (juta rupiah), 2007-2010 pertumbuhan PDRB dengan migas tahun 2007-2010, maka terlihat bahwa hanya pada tahun 2010 terjadi pertumbuhan yang positif sebesar 2,64 persen. Pada periode tahun 2007-2009 laju pertumbuhan PDRB dengan 6,15 migas selalu negatif dan terus melemah. Hal ini 2010 7,09 13,30 tak lepas dari produksi migas yang terus turun 16,19 dari tahun ke tahun. 2009 5,95 7,05 12,31 15,27 Pendapatan Regional Per Kapita Pendapatan regional per kapita secara 5,85 umum terus mengalami kenaikan sejak tahun 2008 7,62 11,63 2007 hingga tahun 2010, hanya pada tahun 16,01 2009 sedikit mengalami penurunan. Pada tahun 5,87 2010 pendapatan regional per kapita PDRB ADHB 2007 8,22 10,90 dengan migas sebesar 16,19 juta dan tanpa 15,82 migas sebesar 13,30 juta. Artinya bahwa sektor ADHK 2000 Tanpa Migas ADHB Tanpa Migas ADHK 2000 Dengan Migas ADHB Dengan Migas Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 migas mempunyai kontribusi pendapatan perkapita sebesar 2,89 juta dalam setahun. 42

Ekonomi Provinsi Aceh Bergantung kepada Pertanian Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap pembentukan PDRB yaitu sebesar 28,34 persen. PENDAPATAN REGIONAL 19 Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar PDRB aceh pada tahun 2010, yaitu Grafik 19.3 Kontribusi Menurut Sektor (persen), 2010 sebesar 28,34 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi Provinsi Aceh masih bergantung pada sektor pertanian. Penyumbang terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 15,52 persen. Sedangkan sektor jasa mempunyai peran paling kecil dalam pembentukan PDRB Aceh yaitu hanya sebesar 0,43 persen. Kontribusi sektor jasa menunjukkan kemajuan suatu daerah, dimana semakin besar share sektor jasa terhadap PDRB hal itu menjadi indikasi majunya suatu daerah. Sektor migas mempunyai kontribusi cukup penting dalam pembentukan PDRB. Akan tetapi dengan sifatnya yang tidak bisa diperbaharui, maka dari tahun ke tahun kontribusi sektor migas semakin kecil. Pada tahun 2010 kontribusi sektor migas sebesar 17,78 persen. Produksi migas yang semakin Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 Keterangan : A. Pertanian B. Pertambangan & Penggalian C. Industri Pengolahan D. Listrik dan Air Bersih E. Konstruksi F. Perdagangan, Hotel & Restoran G. Pengangkutan & Komunikasi H. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan I. Jasa-jasa Grafik 19.4 Kontribusi Migas dan Selain Migas (persen), 2007-2010 sedikit membuat suatu daerah harus menggenjot sektor non migas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tahukah Anda?... >>> Terdapat tiga pendekatan penghitungan PDRB, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Sumber : PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha 2007-2010 43

Satu dari Lima Penduduk Indonesia di Sumatera 20 PERBANDINGAN REGIONAL Persentase penduduk Sumatera pada tahun 2010 mencapai 21,30 persen dari total seluruh penduduk Indonesia. Tabel 20.1 Persentase Jumlah Penduduk Provinsi se-sumatera Terhadap Total Penduduk Indonesia (persen), 2000-2010 Penduduk Persentase penduduk di Pulau Provinsi 2000 1 2005 2 2008 3 2009 3 2010 1. Aceh 1,92 1,86 1,88 1,89 1,89 2. Sumatera Utara 5,68 5,65 5,71 5,73 5,46 3. Sumatera Barat 2,07 2,08 2,08 2,09 2,04 4. Riau 2,41 2,20 2,27 2,29 2,33 5. Kepulauan Riau 0,58 0,64 0,65 0,71 Sumatera pada tahun 2010 sebesar 21,30 persen dari seluruh penduduk Indonesia sehingga dapat dikatakan 1 dari 5 orang di Indonesia berada di Sumatera. Dari jumlah tersebut, penduduk terbanyak berada di Provinsi 6. Jambi 1,17 1,21 1,22 1,22 1,30 Sumatera Utara dengan persentase penduduk 7. Sumatera Selatan 8. Kep. Bangka Belitung 3,03 3,10 3,12 3,12 3,14 0,44 0,49 0,49 0,49 0,51 sebesar 5,46 persen kemudian Provinsi Lampung sebesar 3,20 persen. Sedangkan 9. Bengkulu 0,71 0,71 0,72 0,72 0,72 10. Lampung 3,28 3,22 3,23 3,24 3,20 Pulau Sumatera 20,71 21,10 21,36 21,44 21,30 Catatan : 1 Hasil Sensus Penduduk 2000 2 Hasil Sensus Penduduk Aceh Nias 2005 3 Hasil Estimasi Penduduk Berdasarkan Sensus Sumber : Statistik Indonesia 2010 dan www.bps.go.id Tabel 20.2 Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi se Sumatera (persen per tahun),1990-2010 provinsi dengan persentase penduduk terkecil terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,51 persen dan Kepulauan Riau sebesar 0,71 persen. Persentase penduduk Aceh sendiri terhadap jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebesar 1,89 persen. Lima provinsi di Sumatera mempunyai Provinsi 1990-2000 2000-2005 2000-2008 2000-2009 2000-2010 laju pertumbuhan di atas laju pertumbuhan 1. Aceh 1,46-0,20 0,66 0,77 1,32 2. Sumatera Utara 1,32 1,30 1,43 1,45 1,10 3. Sumatera Barat 0,63 1,46 1,44 1,43 1,34 4. Riau 4,35 4,14 3,47 3,46 3,58 5. Kepulauan Riau 5,05 4,79 4,27 4,95 6. Jambi 1,84 1,94 1,85 1,83 2,56 7. Sumatera Selatan 8. Kep. Bangka Belitung 1,28 1,88 1,73 1,69 1,85 0,97 3,61 2,80 2,64 3,14 9. Bengkulu 2,20 1,48 1,52 1,52 1,67 10. Lampung 1,17 1,04 1,18 1,20 1,24 Indonesia 1,45 1,40 1,36 1,35 1,49 Sumber : Statistik Indonesia 2010 dan BPS Provinsi Aceh, 2011 Indonesia selama tahun 2000-2010 sebesar 1,49 persen. Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Riau mempunyai laju pertumbuhan tertinggi masing-masing sebesar 4,95 persen dan 3,58 persen. Selanjutnya Provinsi Bangka Belitung, Jambi dan Aceh masing-masing sebesar 3,14 persen, 2,56 persen dan 2,36 persen. Tingginya laju pertumbuhan Provinsi Aceh (tahun dasar 2005) mencerminak adanya penurunan jumlah penduduk pada tahun 2005 akibat bencana tsunami. 44

Lampung, Provinsi Terpadat se-sumatera Kepadatan penduduk Provinsi Lampung mencapai 202 jiwa per km 2. PERBANDINGAN REGIONAL 20 Tujuh provinsi di Sumatera mempunyai kepadatan penduduk lebih kecil daripada kepadatan penduduk Indonesia. Hal ini tidak lepas dari luas wilayah yang cukup besar serta struktur daerah yang cukup banyak hutan belantara. Jambi adalah provinsi dengan kepadatan penduduk paling rendah di Sumatera yaitu sebesar 62 jiwa per km 2 pada tahun 2010. Termasuk juga Provinsi Aceh dengan kepadatan penduduk sebesar 78 jiwa per km 2. Angka ini masih di bawah angka rata-rata kepadatan penduduk di Indonesia yaitu sebesar 124 jiwa per km 2. Sedangkan tiga provinsi dengan kepadatan penduduk paling tinggi sekaligus di atas Tabel 20.3 Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi se- Sumatera (jiwa/per Km 2 ),2000-2010 Provinsi 2000 2005 2008 2009 2010 1. Aceh 72 68 74 75 78 2. Sumatera Utara 161 171 180 182 178 3. Sumatera Barat 101 108 113 114 115 4. Riau 56 55 59 60 64 5. Kepulauan Riau 158 180 187 205 6. Jambi 53 58 61 62 62 7. Sumatera Selatan 8. Kep. Bangka Belitung 103 113 118 120 81 55 65 68 69 74 9. Bengkulu 74 79 83 84 86 10. Lampung 178 188 196 199 220 Indonesia 110 118 123 124 124 Sumber : www.bps.go.id dan www.sp2010.bps.go.id kepadatan Nasional adalah Lampung yaitu sebesar 220 jiwa/km 2, Kepulauan Riau sebesar 205 jiwa/ km 2 dan Sumatera Utara sebesar 178 jiwa/km 2. Tabel 20.4 PDRB Per Kapita Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah/ orang/tahun), 2007-2010 PDRB PDRB per kapita yang dihitung tanpa migas atas pada tahun 2010 di Sumatera masih belum menggembirakan. Sebanyak 9 provinsi dari 10 provinsi di Sumatera mempunyai PDRB per kapita berada di bawah PDRB per kapita Indonesia sebesar 9,13 juta rupiah. Hanya Provinsi Kepulauan Riau yang mempunyai nilai PDRB per kapita di atas rata-rata nasional sekaligus tertinggi di Sumatera yaitu 23,44 juta rupiah. Sedangkan, PDRB per kapita terendah pada Provinsi Bengkulu sebesar 4,86 juta rupiah Provinsi 2007 2008 2009* 2010** 1. Aceh 6,17 6,15 6,26 6,46 2. Sumatera Utara 7,87 8,29 8,62 9,08 3. Sumatera Barat 7,05 7,44 7,66 8,02 4. Riau 7,88 8,22 8,46 8,78 5. Kepulauan Riau 22,55 23,04 22,77 23,44 6. Jambi 4,44 4,65 4,85 5,07 7. Sumatera Selatan 8. Kep. Bangka Belitung 5,95 6,22 6,42 6,75 8,27 8,42 8,49 8,74 9. Bengkulu 4,30 4,48 4,69 4,86 10. Lampung 4,39 4,57 4,76 4,99 Indonesia 8,00 8,40 8,68 9,13 Keterangan : * : Angka Sementara ** : Angka Sangat Sementara Sumber : BPS, 2011 45

Lampung Aceh INDONESIA Jambi Kep.Babel Bengkulu Sumsel Sumbar Sumut Kep.Riau Riau 70,93 71,31 71,76 74,54 75,60 20 PERBANDINGAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Terbesar di Sumatera Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 7,53 persen, sedangkan Aceh sebesar 5,32 persen. Tabel 20.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas ADHK 2000 Menurut Provinsi se Sumatera, 2007-2010 Provinsi 2007 2008 2009 2010 1. Aceh 7,23 1,92 3,97 5,32 2. Sumatera Utara 6,89 6,40 5,14 6,36 3. Sumatera Barat 6,34 6,88 4,28 5,93 4. Riau 8,25 8,06 6,56 7,16 5. Kepulauan Riau 7,55 7,19 3,66 7,53 6. Jambi 6,58 7,37 6,99 6,79 Secara umum, laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera meningkat pada tahun 2010, hanya Provinsi Bengkulu yang mengalami konstraksi. Provinsi Kepulauan Riau mempunyai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera sebesar 7,53 persen. Sebaliknya, laju pertumbuhan ekonomi terkecil dicapai oleh Provinsi Bengkulu sebesar 5,14 persen lalu Provinsi Aceh sebesar 5,32 persen. Sementara 7. Sumatera Selatan 8. Kep. Bangka Belitung 8,04 6,31 5,06 6,94 5,37 4,93 3,95 5,87 itu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,56 persen. Walaupun laju 9. Bengkulu 6,46 5,78 6,43 5,14 10. Lampung 6,14 5,42 5,42 5,89 Indonesia 6,95 6,47 4,96 6,56 Sumber : BPS, 2011 Grafik 20.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Se Sumatera dan Indonesia, 2008-2009 pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2010 tergolong kecil dan di bawah laju pertumbuhan Nasional, tetapi sebenarnya menunjukkan adanya kenaikan sejak tahun 2008. Indeks Pembangunan Manusia 2008 IPM di Pulau Sumatera pada tahun 2009 2009 mengalami kenaikan dan relatif cukup baik karena 8 dari 10 provinsi yang ada di Sumatera mempunyai IPM di atas rata-rata IPM Indonesia sebesar 71,76. Pada tahun 2009, IPM tertinggi tetap dicapai oleh Provinsi Riau sebesar 75,60 dan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 74,54. Sedangkan yang terendah dan masih tergolong di bawah rata-rata IPM Indonesia ialah Provinsi Lampung sebesar 70,93 dan Provinsi Aceh Sumber : Statistik Indonesia 2010 sebesar 73,31. 46

Aceh Lampung Bengkulu Sumsel INDONESIA Sumut Sumbar Riau Jambi Kepri Babel 8,65 8,34 8,05 6,51 9,50 11,31 13,33 15,47 18,94 18,30 20,98 Kemiskinan Aceh Terbesar di Sumatera Jumlah penduduk miskin di Aceh sebesar 20,98 pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 21,80 persen. PERBANDINGAN REGIONAL 20 Kemiskinan Perkembangan penduduk miskin di semua provinsi di Sumatera terus mengalami penurunan seiring dengan penurunan penduduk miskin secara nasional. Namun demikian, sebaran tingkat kemiskinan di Sumatera masih cukup memprihatinkan. Pada tahun 2010, empat provinsi di Sumatera mempunyai tingkat kemiskinan di atas rata-rata tingkat kemiskinan nasional sebesar 13,33 persen. Persentase penduduk miskin yang terbesar di Pulau Sumatera ialah Provinsi Aceh yaitu sebesar 20,98 persen dan Provinsi Lampung sebesar 18,94 persen. Meskipun persentase jumlah penduduk miskin di Aceh merupakan yang terbesar di Pulau Sumatera, akan tetapi jika Tabel 20.6 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Provinsi se Sumatera, 2007-2010 Provinsi 2007 2008 2009 2010 1. Aceh 26,65 23,53 21,80 20,98 2. Sumatera Utara 13,90 12,55 11,51 11,31 3. Sumatera Barat 11,90 10,67 9,54 9,50 4. Riau 11,20 10,63 9,48 8,65 5. Kepulauan Riau 10,30 9,18 8,27 8,05 6. Jambi 10,27 9,32 8,77 8,34 7. Sumatera Selatan 19,15 17,73 16,28 15,47 8. Kep. Bangka Belitung 9,54 8,58 7,46 6,51 9. Bengkulu 22,13 20,64 18,59 18,30 10. Lampung 22,19 20,98 20,22 18,94 Indonesia 16,58 15,42 14,15 13,33 Sumber : www.bps.go.id Grafik 20.2 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Se Sumatera dan Indonesia, 2010 dibandingkan sejak tahun 2007, persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan dan pada tahun 2010 merupakan jumlah yang paling kecil. Sedangkan lima provinsi lainnya mempunyai tingkat kemiskinan di bawah tingkat kemiskinan Nasional yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi serta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Kepulauan Riau sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terkecil yaitu masing-masing sebesar 6,51 persen dan 8,05 persen. Sumber : www.bps.go.id 47

Riau Aceh Sumut INDONESIA Sumbar Kep. Riau Sumsel Kep. Babel Lampung Jambi Bengkulu 4,59 5,63 5,57 5,39 7,43 7,14 6,95 6,90 6,65 8,72 8,37 20 PERBANDINGAN REGIONAL Pengangguran di Aceh Kedua se-sumatera Tingkat pengangguran di Aceh pada tahun 2010 berada di atas tingkat pengangguran Nasional dan diurutan kedua terbesar se-sumatera setelah Provinsi Riau. Tabel 20.8 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi se Sumatera (persen), 2007-2010 Provinsi 2007 2008 2009 2010 1. Aceh 9,84 9,56 8,71 8,37 2. Sumatera Utara 10,10 9,10 8,45 7,43 3. Sumatera Barat 10,31 8,04 7,97 6,95 4. Riau 9,79 8,20 8,56 8,72 5. Kepulauan Riau 9,01 8,01 8,11 6,90 6. Jambi 6,22 5,14 5,54 5,39 7. Sumatera Selatan 9,34 8,08 7,61 6,65 8. Kep. Bangka Belitung 6,49 5,99 6,14 5,63 9. Bengkulu 4,68 4,90 5,09 4,59 10. Lampung 7,58 7,14 6,62 5,57 Indonesia 9,11 8,39 7,87 7,14 Sumber : Data Sosial Ekonomi, Agustus 2011 Grafik 20.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi se Sumatera dan Indonesia (persen), 2010 Pengangguran terbuka adalah penduduk usia 15 tahun ke atas dan tidak bekerja dikarenakan beberapa alasan antara lain: sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan, dan mereka yang baru diterima bekerja namun belum memulai bekerja. Secara umum, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di seluruh provinsi di Sumatera, terkecuali Provinsi Riau, mengalami penurunan pada tahun 2010. Hal ini seiring dengan tingkat penggangguran terbuka nasional yang juga mengalami penurunan sebesar 0,73 persen menjadi 7,14 persen. TPT provinsi di Sumatera dapat dikategorikan cukup baik yang diindikasikan dari tujuh provinsi mempunyai TPT di bawah TPT Nasional. Diantara tujuh provinsi tersebut yang memiliki TPT terendah di Sumatera pada tahun 2010 ialah Provinsi Bengkulu, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan, tiga provinsi yang memiliki TPT di atas Nasional sekaligus TPT tertinggi ialah Provinsi Riau sebesar 8,72 persen, Aceh sebesar 8,37 persen, dan Sumatera Utara sebesar 7,43 persen. Namun demikian, capaian TPT Provinsi Aceh pada tahun 2010 sendiri merupakan yang terendah sejak tahun 2007 yaitu sebesar 9,84 persen sebagai Sumber : www.bps.go.id indikasi adanya perkembangan yang positif. 48