BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah yang diserahkan kepadanya untuk mengurus isi dunia dan keselamatan. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian mislanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. 1

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB III METODE PENELITIAN. (MMM) dalam Pandangan Ulama MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. pelaporan data-data penelitian secara sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari sudut pandang pendekatannya, penelitian yang penulis lakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam proposal adalah sebagai berikut:

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini merupakan salah satu inti dari penelitian yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 74

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB III METODE PENELITIAN. daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian.

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. jurusan Ekonomi Syari ah IAIN Palangka Raya. Namun, jika dalam waktu dua

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah empiris dan mengunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya, maka penelitian ini. diperoleh berupa kata-kata dan gambar. 42 Pendekatan deskriptif

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini termasuk dalam kategori penelitian hukum empiris atau penelitian lapangan (field

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan. Peneliti menggambarkan secara detail dan mendalam tentang

BAB III METODE PENELITIAN. mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapinya baik alam besar maupun alam kecil. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengolahan dan analisis data, dan uji keshahihan data.

BAB III METODE PENELITIAN. memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama paling sempurna dari semua agama di dunia. Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, berupa keyakinan perintah dan larangan yang menjamin kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Lantaran disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada manusia dalam masa mereka sebagai khalifah yang diserahkan kepadanya untuk mengurus isi dunia dan keselamatan. 1 Islam sebagai agama samawi tarakhir, berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi manusia seluruhnya. Allah SWT telah mewahyukan agama ini dalam nilai kesempurnaan yang tinggi, kesempurnaan meliputi segi-segi fundamental tentang dunia dan ukhawi, guna menghantarkan manusia kepada kebahagiaan lahir dan batin serta dunia dan akhirat. 2 Inti dari ajaran Islam sendiri adalah keyakinan terhadap adanya Dzat yang Maha segalagalanya, yaitu Allah Azza wa Jalla. Sebagai agama tauhid, selain mengajarkan tentang keimanan (kepercayaan) kepada Allah, Islam juga mengajarkan tentang moralitas. Setiap pemeluk Islam (Muslim) dituntut memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Setiap perilaku harus senantiasa dilandasi kaidah etika, mawas diri, serta pandai dalam membawa dan memperhatikan diri dalam lingkungan sekitar. Al-Qur an sebagai dasar utama Islam yang menunjukkan bahwa Islam tidak dapat menemukan jalannya ke dalam lubuk hati dan pikiran tanpa penerimaan dua lubuk utama, 1 A. Malik Ahmad, Aqidah, al-hidayah, Jakarta, t.th., h. 11 2 Nasiruddin Razaq, Dienul Islam, VII, PT al-ma arif, Bandung, 1984, h. 17

yaitu iman dan syari ah. Dan yang pertama-tama diwajibkan oleh Islam adalah kepercayaan yang mendalam kepada Allah tanpa keraguan maupun kesangsian. 3 Islam merupakan agama sepanjang zaman dan berlaku untuk seluruh bangsa, dan berpangkal pokok pada al-qur an dan al-hadits. Agama lahir ke dunia disampaikan oleh seorang Rasul. Penjagaan akan kemurnian dan keaslian ajarannya dapat dipertahankan selama Rasul tersebut masih hidup. Akan tetapi, ketika agama berkembang dengan pesat setelah melewati proses waktu yang cukup lama, penyimpangan akan ajarannya merupakan kenyataan yang tidak terhindarkan lagi. Dalam agama Islam pun ada kecenderungan yang ditandai dengan lahirnya berbagai aliran atau golongan pada masa-masa setelah Nabi wafat. Aliran-aliran yang timbul dalam Islam ialah aliran Khawarij, Murji ah, Mu tazilah, Asy ariyah, dan Maturidiyah. Aliran-aliran Khawarij, Murji ah, Mu tazilah sudah tidak ada wujud lagi, kecuali dalam sejarah, sedangkan Asy ariyah dan Maturidiyah masih ada hingga saat ini. Keduanya disebut ahl Sunnah wa al- Jamaah. 4 Banyaknya aliran-aliran hingga saat ini yang mengaku-ngaku bahwa dirinyalah yang tergolong ahl Sunnah wa al- Jamaah, misalnya Muhammadiyah, NU (Nahdlotul Ulama), (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) LDII, Majlis Tafsir al-qur an (MTA), Ahmadiyah, dll. Hingga saat ini, berbagai aliran yang ada di Indonesia tumbuh dan mengikuti pengikut di daerahnya masing-masing. Salah satu aliran dalam Islam yang ada di Indonesia adalah Majlis Tafsir al-qur an (MTA). Keberadaan MTA di Indonesia tidak asing lagi. Ia adalah sebuah lembaga kajian tafsir al-qur an yang semula adalah kelompok pengajian yang dibentuk atas dasar kepribadian akan adanya kenyataan bahwa umat muslim memiliki kitab suci, yaitu al- Qur an, namun banyak di antara umat muslim di Indonesia yang tidak memahaminya, 3 Kenneth W. Morgan, Islam Jalan Lurus, terj. Abu Salamah dan Chaidir Anwar, Pustaka Jaya, Jakarta, 1963, h. 100 4 Harun Nasution, Teologi Islam (Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan), Universitas Indonesia, Jakarta, 2010, cet II, h. 11

bahkan membaca saja masih banyak yang belum mampu. Di samping al-qur an, juga terdapat sunnah Nabi SAW, yang sama nasibnya, sama-sama tidak banyak dipelajari oleh umat muslim, juga memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5 Munculnya aliran baru MTA di Indonesia ini, merupakan fenomena yang sangat menarik. Aliran yang lahir ini lama kelamaan, seiring dengan berjalannya waktu akan diterima oleh masyarakat, terutama masyarakat abangan 6 yang besik agamanya lemah. Masyarakat akan mudah terpengaruh untuk mengikuti alirannya, termasuk fenomena yang terjadi di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora ini, penduduk yang mayoritas petani ini, sangat miskin sekali terhadap pengetahuan-pengetahuan agama yang dapat membentengi keimanannya untuk tidak terpengaruh pada aliran lainnya. Adanya aliran MTA pada masyarakat di desa Mendenrejo ini awalnya pengikutnya sedikit, demi berjalannya waktu lambat laun bertambah dan terus bertambah. Masyarakat di desa Mendenrejo yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani ini mudah terpengaruh dengan adanya aliran-aliran baru yang ada di desanya tersebut. Minimnya para penduduk yang tidak bersekolah sampai selesai juga mempengaruhi pula, karena tidak adanya pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama bersekolah. Sedikitnya pengetahuan-pengetahuan tentang bidang agama pun kurang diperoleh, dan ini juga menimbulkan mudahnya menerima sesuatu hal yang baru, atau kepercayaan baru yang ada di desanya. Banyaknya masyarakat yang mengikuti aliran MTA tersebut karena orang tersebut sebelumnya tidak penah mengenal sejarah Islam dan pembawa agama ini, dan ini terbukti setiap mengadakan pengajian mayoritas dari mereka selalu mengutip dari terjemahan al- 5 Mudhir, Respon Masyarakat Terhadap Produk Tafsir Majlis Tafsir Al-Qur an Semarang, IAIN Walisongo, Semarang, 2009, h. 1 6 Abangan adalah golongan para petani yang kurang dipengaruhi oleh pihak luar dibandingkan dengan golongan-golongan lain di antara penduduk (lihat bukunya Zaini Muchtarom, Islam di Jawa dalam Perspektif Santri dan Abangan, Salemba Diniyah, Jakarta, 2002, h. 5)

Qur an atau hadits. 7 Seharusnya masyarakat yang tepengaruh dengan aliran tersebut mempunyai sikap yang baik yang dapat menjadikan hidup bermasyarakat menjadi rukun dan adanya sikap saling tolong menolong, akan tetapi fenomena yang tejadi pada masyarakat di desa Mendenrejo yaitu, berbeda-beda ketika seseorang tersebut mengikutinya. Ada yang mempunyai sikap biasa-biasa saja dengan masyarakat untuk tidak mengajak jamaah lainnya untuk mengikuti alirannya, ada pula yang mempunyai sifat fanatik, mengajak-ajak jamaah lain untuk mengikutinya. Berawal dari paparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penggalian yang lebih dalam dengan judul penelitian Respon Masyarakat terhadap Keberadaan Majlis Tafsir Al-Qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan ditulis dalam skripsi dengan judul Respon Masyarakat terhadap Keberadaan Majlis Tafsir al- Qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora adalah: 1. Bagaimana keberadaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora? 2. Bagaimana respon masyarakat terhadap keberadaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian 7 Nur Hidayat Muhammad, Meluruskan Doktrin MTA Kritik atas Dakwah Majlis Tafsir al-qur an di Solo, Muara Progresif, Surabaya 2013, h. 29

Adapun tujuan penelitian yaitu: a. Untuk mengetahui bagaimana keberadaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora b. Untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap keberadaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora. 2. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian ini adalah: a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, gagasan, dan ide keilmuan untuk memotivasi dan landasan hidup yang akan datang b. Agar dapat memberikan pencerahan pemahaman bagaimana memahami kehidupan secara vertikal yang akan memberikan efek pada sisi horizontal kepada masyarakat. D. Tinjauan Pustaka Salah satu syarat diterimanya sebuah penelitian adalah adanya unsur kebaruan yakni penelitian tersebut belum pernah dilakukan oleh pihak lain. Oleh karena itu, untuk menghindari kesamaan dengan karya-karya lain yang telah ada, maka alangkah baiknya dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa karya ilmiah yang telah ada sebelumnya dan terkait dengan Respon Masyarakat terhadap Keberadaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora. Di antara karya ilmiah yang mendukung karya ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mundhir dengan judul Respon Masyarakat terhadap Produk Majlis Tafsir al-qur an Semarang, dalam penelitiannya tersebut membahas tentang respon masyarakat terhadap produk MTA dan mencakup pula tentang sejarah perkembangan MTA. Mengetahui pula tentang berbagai macam respon-respon masyarakat tentang produk Majlis Tafsir al-qur an.

2. Dalam bukunya (Nur Hidayat Muhammad, Meluruskan Doktrin MTA Kritik atas Dakwah Majlis Tafsir al-qur an di Solo, Muara Progresif, Surabaya 2013), buku ini merupakan rekaman penting bagaimana perkembangan aliran MTA di masyarakat dan bagaimana masyarakat menanggapinya, dengan berbagai tindakan yang berdeda-beda, ada yang menerima ada pula yang menentang dan ada pula yang dengan keras menolak ajaran tersebut. Dari hasil penelusuran pustaka tersebut, banyaknya kajian dalam permasalahan di atas, penulis mencoba membahas bagaimana Respon Masyarakat terhadap Keberadaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora. Sehingga dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang ada sebelumnya. E. Metode Penelitian Mengingat penelitian ini bersifat lapangan, maka dalam hal ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 8 Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejalagejala yang diperoleh dari sasaran penelitian yang disebut informan atau responden 8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, h. 17

melalui instrument pengumpulan data seperti angket, wawancara, abstraksi (pengamatan) dan sebagainya. 9 2. Sumber Data a. Sumber Data Primer Data primer adalah data yang pokok yang berkaitan diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber data yang memberikan data penelitian secara langsung. 10 Sumber data primer dari penelitian ini adalah hasil wawancara yang akan penulis lakukan dengan masyarakat yang mendengarkan, mengikuti pengajian MTA yang terdiri dari pemuka agama, tokoh masyarakat, masyarakat umum yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kebutuhan (purposive sampling) 11, beserta jamaah MTA. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah jenis data yang dapat dijadikan sebagai pendukung atau penunjang dari data pokok atau dapat pula didefinisikan sebagai sumber yang mampu atau dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok. 12 Yang menjadi sumber data sekunder adalah segala sesuatu yang memiliki kompetensi dengan masalah yang menjadi pokok penelitian ini, baik berupa manusia, maupun benda (majalah, buku, koran, ataupun data-data berupa foto dan vidio) yang berkaitan dengan masalah penelitian. 9 AbuddinNata, Metodologi Studi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, h. 125 10 Joko P. Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, h. 87-88 11 Purposive sampling atau sampel bertujuan yaitu mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tekni ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alas an keterbatasan waktu, tenaga, dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. (lihat bubunya Elta Mamang Sangadji, Sopiah, Metodologi Penelitian, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2010, h. 181) 12 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, h. 85

3. Metode Pengumpulan Data Setelah data-data terkumpul melalui pembahasan, baik data primer maupun sekunder, dan kemudian diklasifikasikan sesuai dengan variable-variabel penelitian. Setelah itu disusun dan dimasukkan dalam halaman-halaman yang sesuai dengan metode menyusun skripsi. Metode pengumpulan data menggunakan beberapa teknik sebagai berikut: a. Metode observasi Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang mudah diamati secara langsung. Dalam hal ini penulis melakukan kunjungan penelitian ke jamaah-jamaah MTA yang berada di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora terutama pada hari-hari aktif pengajian rutinan yang dilakukan oleh MTA cabang. b. Metode interview/wawancara Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan berbincangbincang dan bertatap muka dengan obyek secara langsung untuk memperoleh informasi data sesuai apa yang diinginkan dalam penelitian oleh sebab itu dalam metode ini penelitian membutuhkan waktu, kesabaran, tutur kata, dan keramahtamahan yang akan berpengaruh terhadap isi jawaban respon yang diterima oleh peneliti. 13 Di samping itu dalam melakukan wawancara penelitian harus ada beberapa pedomannya, yaitu tidak meninggalkan point-point yang akan diungkapkan dari maksud dan tema penelitian tersebut. 13 Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, h. 231

c. Metode dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berupa sumber data tertulis (yang berbentuk tulisan). Sumber data tertulis dapat dibedakan menjadi: dokumen resmi, buku, majalah, arsip, ataupun dokumen pribadi dan juga foto. 14 Berpijak dari latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka penulis menggunakan teknik dokumentasi atau studi dokumenter dengan cara membaca maupun mengkaji sumber data, baik primer maupun sekunder. 4. Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh tersebut, baik data-data yang diperoleh dari kepustakaan atau hasil dari penelitian lapangan. Data-data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif analisis. Metode ini diterapkan dengan cara menganalisis dan menggambarkan respon masyarakat terhadap kebaradaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora. F. Sistematika Penulisan Penulisan laporan hasil penelitian (proposal) berkaitan dengan fenomena Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo secara garis besar terdiri dari lima bab, di mana antara bab satu dengan yang lainnya merupakan satu rangkaian yang sangat erat, oleh karenanya akan memudahkan pemahaman dengan membuat sistematika sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, dan metodologi penelitian. Pada bab 14 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, h. 71

ini, dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan proposal, sehingga dalam penyusunannya dapat dijelaskan secara sistematis sesuai dengan yang telah ditentukan. Bab II: Majlis Tafsir al-qur an (MTA) dan Fenomena Keagamaan, Majlis Tafsir al-qur an (MTA) meliputi Pendirian dan Kedudukan MTA, Latar Belakang dan Pendirian MTA, Tujuan MTA, Badan Hukum MTA, Struktur Lembaga MTA, Kegiatan MTA, Pendidikan MTA, Kegiatan Sosial MTA, Kepemudaan MTA, Ekonomi MTA, Kesehatan MTA, Penerbitan, Komunikasi, dan Informasi MTA, Kerja Sama MTA, Sumber Daya MTA, Perkembangan MTA, Susunan Pengurus MTA Pusat, pengerian fenomena keagamaan, pendekatan fenomenologis, agama sebagai gejala budaya dan sosial keagamaan, sosial keagamaan, dan fenomena keagamaan di Indonesia. BAB III: Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora. Meliputi, Situasi Umum desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora: Keadaan desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora, Kondisi Geografis kecamatan Kradenan, Kondisi Demografis kecamatan Kradenan, Sarana dan Prasarana di Desa Mendenrejo, Sosial Budaya dan Aktivitas Keagamaan: Kondisi Sosial Kemasyarakatan, Budaya Kemasyarakatan, Aktivitas Keagamaan: Kondisi Keagamaan di Desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora, Kondisi Sosial Keagamaan di Desa Mendenrejo, Keberadaan Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenan kabupaten Blora, meliputi Sejarah Perkembangan Majlis Tafsir al-qur an (MTA), Struktur Organisasi Majlis Tafsir al-qur an (MTA), dan Aktivitas Majlis Tafsir al-qur an (MTA): Aktivitas Kegiatan Pengajian dan Aktivitas Kegiatan Sosial BAB IV: Eksistensi Majlis Tafsir al-qur an (MTA) di desa Mendenrejo kecamatan Kradenen kabupaten Blora dan Respon Masyarakat Terhadapnya.

BAB V: Penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup, sedangkan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.