III. BAHAN DAN MATERI. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu pada Desember 2014 Januari 2015,

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada1 Maret--12 April 2013 bertempat di Peternakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 1 Maret--5 April 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bumirestu, Kecamatan Palas, Kabupaten

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP FERTILITAS, SUSUT TETAS, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM ARAB

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014, bertempat di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Peternakan Itik Eko Jaya dan

PENGARUH SEX RATIO AYAM ARAB TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2014 di Peternakan Eko Jaya dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Maret--02 April 2014 bertempat di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September--09 Oktober 2013 bertempat di

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam arab (Gallus turcicus) adalah ayam kelas mediterain, hasil persilangan

Penyiapan Mesin Tetas

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Indeks Bentuk Telur terhadap Daya Tetas dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta

PERBANDINGAN FERTILITAS SERTA SUSUT, DAYA DAN BOBOT TETAS AYAM KAMPUNG PADA PENETASAN KOMBINASI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Telur itik Pajajaran sebanyak 600 butir. Berasal dari itik berumur 25 35

Pengaruh Umur dan Pengelapan Telur terhadap Fertilitas dan Daya Tetas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2015 bertempat di Desa Tegal Sari,

Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April November 2016 di Desa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 di CV. Varia Agung Jaya, Desa

I. PENDAHULUAN. Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan

Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya Tetas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga menetas, yang bertujuan untuk mendapatkan individu baru. Cara penetasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

PENGARUH FREKUENSI PEMUTARAN DAN PEMBILASAN DENGAN LARUTAN DESINFEKTANTERHADAP DAYA TETAS, MORTALITAS DAN BOBOT TETAS AYAM ARAB

PENGARUH UMUR TELUR TETAS PERSILANGAN ITIK TEGAL DAN MOJOSARI DENGAN PENETASAN KOMBINASI TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. arab dengan ayam buras. Ayam arab mulai dikenal oleh masyarakat kira-kira

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

EVALUASI TELUR TETAS ITIK CRp (CIHATEUP X RAMBON) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR SELAMA PROSES PENETASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis unggas air ( water fowls) yang termasuk dalam

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

[Pemanenan Ternak Unggas]

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Rodalon

PENGARUH BOBOT TELUR TERHADAP FERTILITAS, SUSUT TETAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS TELUR KALKUN

PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan sumber protein. Di Indonesia terdapat bermacam-macam

II. TINJAUN PUSTAKA. Kalkun (turkey) adalah jenis unggas darat yang berasal dari kalkun liar yang

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dikenal dengan istilah susut tetas. Pengaruh perlakuan terhadap susut tetas

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 minggu dimulai dari bulan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Itik lokal Indonesia dikenal sebagai keturunan itik Indian Runner yang banyak

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

I. PENDAHULUAN. unggas di Sumatera Barat, salah satunya adalah peternakan Itik. Di Nagari Pitalah,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

Sumber pemenuhan kebutuhan protein asal hewani yang cukup dikenal. masyarakat Indonesia selain ayam ialah itik. Usaha beternak itik dinilai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur Itik Rambon dan

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

UMUR DAN BOBOT TELUR TERHADAP PERSENTASE DAYA TETAS TELUR AYAM ARAB Roni Pinau SMK TAPA Bone Bolango

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

Perbandingan Fase Produksi Telur Kalkun Terhadap Fertilitas, Susut Tetas, Daya Tetas, dan Bobot Tetas

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Hewan Percobaan Bahan dan Peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

Transkripsi:

23 III. BAHAN DAN MATERI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu pada Desember 2014 Januari 2015, bertempat di peternakan ayam arab milik Bapak Ilham di Desa Tegal Rejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini : (1) telur ayam arab yang berasal dari induk ayam berumur ± 11 bulan dengan sex ratio 1:8 dan dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan intensif. Ransum yang diberikan terdiri dari dedak 30%, konsentrat 30%, dan jagung 40%. Jumlah telur yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 162 butir dengan rata-rata bobot awal telur berkisar antara 41,18± 2,18 g/butir dengan koefesien keragaman sebesar ± 5,31%; (2) desinfektan rodalon digunakan untuk membersihkan telur tetas; (3) alkohol digunakan untuk membersihkan mesin tetas; (4) air digunakan untuk mengatur kelembapan di dalam mesin tetas.

24 2. Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini : (1) satu buah mesin tetas semi otomatis dengan kapasitas tampung maksimal 300 butir telur; (2) satu buah mesin pengering bulu untuk mengeringkan bulu saat DOC menetas; (3) enam buah egg tray untuk meletakan telur tetas; (4) enam buah keranjang telur dengan kapasitas 30 butir telur dan serutan bambu untuk menyimpan telur tetas; (5) satu buah thermohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembapan di dalam mesin tetas; (6) satu buah timbangan digital dengan ketelitian 0,01g untuk menimbang telur dan DOC yang baru menetas; (7) satu buah candler untuk meneropong telur tetas; (8) tray hathcer (rak telur) untuk tempat menetaskan telur; (9) dua buah spons untuk membersihkan telur; (10) nampan sebagai wadah air; (11) kawat kasa untuk penyekat telur; (12) alat tulis untuk mencatat data. C. Rancangan Penelitian 1. Rancangan lingkungan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena telur yang digunakan pada penelitian ini berasal dari strain ayam arab silver, umur induk ±

25 11 bulan, jenis ransum terdiri atas dedak 30%, konsentrat 30%, jagung 40%, dan berat telur 41,18±2,81 g/butir yang masing-masing relatif sama. 2. Rancangan perlakuan Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan lama penyimpanan telur tetas ayam arab yaitu P1 (2 hari), P2 (4 hari), dan P3 (6 hari), masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali, setiap satu satuan percobaan terdiri dari 9 butir telur ayam arab. 3. Rancangan respon Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah fertilitas, susut tetas, daya tetas, dan bobot tetas telur ayam arab. Seluruh data yang diperoleh dari percobaan ini dianalisis sesuai dengan asumsi sidik ragam pada taraf nyata 5%. Jika suatu perlakuan berpengaruh nyata pada suatu peubah tertentu (P 0,05), maka analisis dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%, untuk data persentase jika hasil yang diperoleh <30 atau >70 ditransformasi dengan Archin (Steel dan Torrie, 1991). Tata letak telur tetas penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 halaman 50. D. Pelaksanaan Penelitian a. Seleksi telur tetas. Seleksi dilakukan terhadap ukuran, bobot telur (35 45 g), keutuhan, dan kualitas telur sedangkan dari segi kualitas telur dinilai dari segi kebersihan, warna, ketebalan kerabang, dan bentuk telur (oval). b. Pengumpulan telur tetas. Telur yang telah diambil dari kandang dikumpulkan untuk diseleksi, ditimbang bobotnya dan diberi label. Pengumpulan telur tetas terdiri dari 3 tahap. Pengumpulan pertama untuk lama penyimpanan telur tetas

26 6 hari, pengumpulan kedua untuk lama penyimpanan telur tetas 4 hari, dan pengumpulan ketiga untuk lama penyimpanan telur tetas 2 hari. Setiap perlakuan disimpan di dalam keranjang telur yang dilapisi dengan serutan bambu. c. Membersihkan telur. Telur dibersihkan dengan menggunakan air hangat yang dicampur desinfektan cara pembersihannya menggunakan spons. d. Menimbang dan menandai telur. Penimbangan dilakukan untuk mendapatkan bobot awal telur dan penandaan bertujuan untuk memperjelas masing-masing perlakuan. e. Membuat sekat-sekat menggunakan kawat kasa untuk tiap perlakuan pada mesin tetas. f. Menyiapkan mesin tetas. Mesin tetas yang digunakan terlebih dahulu dicek kebersihan, suhu dan kelembapan. Selain itu mesin tetas juga di strerilkan menggunakan alkohol 3 hari sebelum digunakan. Mesin tetas dinyalakan dan diatur suhu dan kelembapannya 24 jam sebelum telur masuk ke dalam mesin tetas dengan menggunakan thermohygrometer. g. Memasukkan telur ke mesin tetas dengan posisi horizontal untuk mempermudah pembalikan telur tetas. Hal ini dilakukan karena pembalikan menggunakan tangan. h. Candling. Candling pertama dilakukan pada saat telur berumur 7 hari dan candling kedua dilakukan pada saat telur berumur 14 hari, untuk mendapatkan data fertilitas. Candling dilakukan dengan menggunakan candler dan dilakukan pada malam hari agar terlihat lebih jelas.

27 i. Pengontrolan harian. Pengontrolan harian dilakukan terhadap suhu, kelembapan dan pemutaran telur. Pemutaran telur dilakukan 3 kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB, dan 18.00 WIB. Pemutaran telur di mulai pada hari kelima dan diakhiri pada 3 hari menjelang menetas. j. Menimbang telur. Pada umur 18 hari telur ditimbang untuk mendapatkan data susut tetas selama proses penetasan (Wicaksono, 2012). k. Menimbang DOC. Setelah telur-telur menetas dilakukan penimbangan DOC untuk mendapatkan data bobot tetas. Penimbangan dilakukan ketika bulu-bulu DOC sudah mengering. E. Parameter Penelitian 1. Fertilitas Fertilitas adalah persentase telur yang memperlihatkan adanya perkembangan embrio dari sejumlah telur yang dieramkan tanpa memperlihatkan apakah telur itu dapat atau tidak dapat menetas (Kurtini dan Riyanti, 2011). Fertilitas didapat pada candling hari ke-14. Rumus fertilitas sebagai berikut : Jumlah telur fertil Fertilitas = Jumlah telur yang ditetaskan x 100% 2. Susut tetas Susut tetas adalah bobot telur yang hilang selama penetasan berlangsung sampai telur menetas (didapat dari penimbangan telur hari ke-18). (Tullet dan Burton, 1982)

28 Bobot awal telur bobot akhir telur % Susut tetas = Bobot awal telur x 100% 3. Daya tetas Daya tetas diartikan sebagai persentase telur yang menetas dari telur yang fertil (Suprijatna et al., 2008). Jumlah telur yang menetas Daya Tetas = Jumlah telur yang fertil x 100% 4. Bobot tetas Bobot tetas DOC ditimbang setelah anak ayam menetas 1 hari dengan bulu yang sudah kering 95% (Jayasamudra dan Cahyono, 2005).