BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hingga tindakan asusila. Hal ini dikaranekan merosotnya nilai-nilai luhur di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kode Kehormatan Pramuka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

POTRET EKSISTENSI TUNAS MUDA BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI ASPIRASI PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT

BAB III DESKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang akan selalu memerlukan bantuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB I PENDAHULUAN. di jalan raya, hilangnya rasa sopan santun, minum-minuman. dengan menggunakan pembelajaran di kelas, penanaman nilai-nilai positif

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB IV ANALISA PENANAMAN NILAI-NILAI DARMA PRAMUKA PADA SISWA SD ISLAM IMAMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

PENERAPAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKADALAM MENUNJANG DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SDN PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Perlengkapan adat Racana Sunan Ampel-Nyai Karimah:

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan pemerintahan sampai kalangan rakyat jelata merupakan dampak dari merosotnya moral bangsa saat ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah internalisasi nilai-nilai dalam pendidikan yang melalui beberapa mata pelajaran disuatu pendidikan masih kurang. Pendidikan karakter adalah salah satu solusi untuk mengembalikan nilainilai tersebut. Pendidikan sekolah merupakan salah satu program yang direncenangkan pemerintah Indonesia melalui kementrian pendidikan sejak tahun 2010. Program ini dimaksudkan untuk menanamkan kembali nilai-nilai karakter bangsa (Pembina Pramuka,2011:78). Realitas saat ini pendidikan hanya mengedepankan aspek dan keilmuan dan kecerdasan pererta didik. Adapun aspek moral dan etis sebagai basis pembina bentukan karakter dan budaya bangsa semakin terpinggirkan. Kondisi mental, karakter, budi pekerti, dan akhlak bangsa yang memprihatinkan seperti prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur dan prilaku yang seolah-olah tidak ada tatanan hukum positif sesuai dengan tatanan norma budaya bangsa Indonesia. Rupanya karakter dan budaya dalam kehidupan bangsa dapat membawa kemunduran dalam peradaban bangsa, sebaiknya kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat akan semakin memperkuat eksistensi suatu bangsa dan negar. 1

2 Dalam hal ini peranan guru sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar di kelas. Terhadapnya siswa yang nantinya tercermin dalam kebiasaan baik siswa dan kemudia menjadi karakter. Banyak hal yang telah dilakukan guru dalam melaksanakan program pembina pemerintah untuk mensukseskan pendidikan karakter di sekolah, salah satunya yaitu dengan memasukan nilai-nilai karakter pada RPPB (Rencana Pelaksanaan Pembina Belajaran), yang diharapkan pada setiap pembina belajar terdapat nilai yang berarti dan dapat membentuk karakter siswa. Dengan demikian disetiap proses belajar selalu terdapat nilai yang mengena. Keadaan tersebut mendorong lembaga pendidikan hal ini sekolah memiliki tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkannya baik memlalui pendidikan formal maupun non formal. Salah satu pendidikan formal maupun non formal tersebut adalah melalui pendidikan kepramuka (Development Appropiate Practice, 2015:68). Undang-undang nomor 12 tahun 2010 gerak pramuka pada bab II pasal 3 tentng fungsi gerakan pramuka yaitu: pendidikan dan pelatihan pramuka, pengembangan pramuka, pengabdian masyarakat dan orang tua, dan permainan yang berorientasi pada pendidikan gerakan pramuka hadir sebagai alat untuk pembina belajar karakter yang berbentuk kegiatan pendidikan nonformal di sekolah (Development Appropiate Practice, 2015:69).

3 Gerakan pramuka sebagai organisasi kepanduan yang bercimpung dalam dunia pendidikan yang bersifat non formal berusaha membantu pembina pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsa. Hal ini dilihat dari prinsip dasar metodik pendidikan pramuka, yaitu yang tertera dalam dasar darma pramuka: (1)Takwa Kepada Tuhan Yang maha Esa. (2)Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. (3)Patriot yang Sopan dan Kesatria. (4)Patuh dan Suka Bermusyawarah. (5)Rela Menolong dan Tabah. (6)Rajin, Terampil, dan Gembira. (6)Rajin, Terampil, dan Gembira. (7)Hemat, Cermat, dan berhaja. (8)Disiplin, berani, dan setia. (9)Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, dan. (10)Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Selama ini masyarakat menadang ektrakurikuler pramuka sebagi kegaiatan yang kuno. Kegiatan yang ini mengajarkan penggunaan semaphore, morse, dan sandi rumput sebagai alat komonikasih alternative ditegah canggihnya alat teknologi seperti Handphone dan i-pad (Develoment Appropiate Practice, 2015:73). Kegiatan pramuka mewajibkan perserta didik untuk berkemah di hutan, disaat banyaknya agen pariwisata dan villa-villa yang menawarkan harga murah. Selain itu, kegiatan pramuka di sekolah juga dicap sebagai gerakan yang monton dan membosankan. Yang diajarkan hanya barisberbaris, tepuk-tepuk dan bernyanyi saja sehingga perserta mudah bosan dan meninggalkan kegiatn pramuka disekolah. Itulah problem nyata yang menimpa kegiatan pramuka di sekolah dan dimasyarakat, seandainya saja pembina mampu dan mau berkomitmen untuk mengintregasikan

4 pendidikan karakter, maka problem tersebut tidak akan muncul. Momentum yang tepat untuk melaksanakannya sebagi dari gagasan pendidikan karakter agar tujuan dari pendidikan karakter agar tujuan dari pendidikan karakter dapat tercapai, dan mempunyai pengaruh terhadap belajar perserta didik (wiyani, 2012:57). Pendidikan kepramukaan di SDN Purwantoro 02 Malang merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan tetapi juga mengandung nilai-nilai pendidikan.pendidikan kepramukaan dilaksanakan diluar ruangan (lapangan) sehingga memberikan unsur rekreaktif untuk pendidikan dan kemudian dilanjutkan dengan materi kepramukaan. Pembina pramuka siaga atau pembina pramuka tingkat sekolah dasar hendaknya sekurang-kurangnya berusia 30 tahun, dan telat mengikuti kursus Pembina Pramuka Mahir Tikat Dasar (KMD), karena perananya selain sebagai pembina juga sebagai orang tua, kakak, mitra, konsultan, motivator, dan fasilator. Pembinanya telah berusia 20 tahin dan telat mengikuti KMD (Tim Pusdiklatnas, 2011: 36). Salah satu sekolah yang menerapkan ektrakurikuler pramuka yaitu SDN Purwantoro 02 Malang. SDN Purwantoro 02 Malang yang terletak di Jl. Cipunegara No : 58 kecamatan Blimbing, Kota Malang. Umumny pelaksanaan ektrakurukuleer pramuka di SDN Purwantoro 02 Malang hampir sama dengan sekolah-sekolah lainya, salah satu tujuan dari pelaksaan ektrakurikuler pramuka di SDN Purwantoro 02 Malang adalah untuk mengembangkan karakter / prilaku siswa dalam tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5 Disamping cara pembelajaranya yang holistik dan menyenangkan. Maka keaktifan yang diikuti siswa dalam kegiatn ektrakurikuler diharapkan siswa lebih mandir, bertanggung jawab, dan bertindak dala hal pelajaran sehingga dapat meningkatkan presentasi belajar siswa terutama ektrakurikuler pramuka. Karena pramuka merupakan salah satu ektrakurikuler yang wajib diikuti semua siswa. Dari berbagai hal inilah yang menimbulkan permasalahan sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui apakah proses kegiatan ektrakurikuler (pramuka), perkembangan prilaku (karakter) terhadap perkembangan siswa di SDN Purwantoro 02 Malang. Peneliti memilih kelas V usia anak SD termasuk golongan pramuka penggalang. Mereka berasaldari berbagai latar belakang yang bervariasi baik dilihat deri segi ekonomi, kelurga, afektif, kognitif, dan psikomotornya sehingga hal ini dapat terpengaruhi prilaku (karakter) siswa dan karena itu peneltian ini menrik untuk dilakukan guna memberikan informasi yang lebih mengenai prilaku (karakter). Terkait dengan berdasarkan latar belakang diatas, maka penetili mengajukan judul Analisis Pelaksanaan Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka Terhadap perkembangan Karakter Siswa Kelas V SDN Purwantoro 02 Malang

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler pramuka terhadap perkembangan karakter siswa kelas V SDN Purwantoro 02 malang? 2. Apa faktor pendukung dalam kegiatan Ektrakurikuler Pramuka di kelas V SDN Purwantoro 02 Malang? 3. Bagaimana hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Ektrakurikuler Pramuka? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler pramuka terhadap perkembangan karakter siswa kelas V SDN Purwantoro 02 Malang? 2. Mendeskripsikan faktor pendukung dalam kegiatan Ektrakurikuler Pramuka di Kelas V SDN Purwantoro 02 Malang? 3. Mendeskripsikan bagaimana hambatan pembina pramuka menanamkan nilai-nilai prilaku (karakter) pada siswa V di SDN Puwantoro 02 Malang? D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SDN Purwantoro 02 Malang Kecamata, blimbing ini memeberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritik a. Sebagai sumbangan bagi para praktisi yang ikut dalam dunia dan kepramukaan tentang karakter bagi anggota pramuka. b. Untuk menambahkan hasanah ilmu pengetahuan bagi ilmu pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepramukaan pada khususnya.

7 c. Sebagai masukan kepada pembina pramuka untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perencanaan dalam pembina bentukan karakter pada kegiatan kepramukaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Bagi suatu pendidikan, memberikan wancana sekaligus indpirasi dalam program pembina perhatian terhadap kegiatan kepramukaan. b. Bagi Pembina Pramuka Bagi pembina pramuka, sebagai bahan pertimbangan guna pembina bentukan karakter dalam kegiatan kepramukaan. c. Bagi Penelitian Bagi penelitian, dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung tentang bentukan karaktr dalam kegiatan kepramukaan. E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup ini meliputi proses kegiatan dalam ektrakurikuler pramuka terhadap perkembangan prilaku siswa. Dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V, pembina pramuka 2, guru kelas 1, kepala sekolh di SDN Purwantoro 02 Mlang. 2. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian di SDN Purwantoro 02 Malang ini penelitian hanya membatasi pada hal-hal tertentu saja yaitu:

8 a. Penelitian ini hanya menggunakan sampel siswa Ektrakurikuler Pramuka kelas V di SDN Purwantoro 02 Malang. b. SDN Purwantoro 02 Malang memiliki guru pendamping (metoring) dalam proses-proses kegiatan Ektrakurikuler pramuka masing masing kelas 3, 4, 5 mempunyai guru pendamping (metoring), sehingga kegiatan pramuka berjalan dengan lancer. F. Definisi Istilah Untuk mengihindar dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut : 1. Ektrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan kreativitas, potensi, bakat, dan minat siswa secara optimal. Dalam pengembangan di sekolah ada berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang di terapkan. 2. Pramuka adalah sebualah organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. 3. Pendidikan karakter / prilaku adalah pendidikan membentuk, menenmkan, memfasilitasi, dan mengambangakan nilai-nili positif pada anak sehingga menjadi pribadi yang unggul dan bermartabat. 4. Tujuan pendidikan karakter / Prilaku adalah membentuk dan membangun pola piker, sikap, dan perilaku perserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab.