KERUSAKAN JALAN RAYA AKIBAT TANAH MENGEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
SETTLEMENT KHAS BEBERAPA JENIS TANAH. Encu Sutarman FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN TEKNIK SIPIL

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF (Studi Kasus di Desa Tanah Awu, Lombok Tengah)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KADAR AIR TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF ARAH VERTIKAL

Karakterisasi Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage

PREDIKSI PENGEMBANGAN VOLUME TANAH DI KAWASAN PIER

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB III LANDASAN TEORI

PREDIKSI TOTAL HEAVE TANAH EKSPANSIF KAWASAN JALAN TANJUNG API-API

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MENINGKATKAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UJI KONSOLIDASI CONSTANT RATE OF STRAIN DENGAN BACK PRESSURE PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BATUNUNGGAL (BANDUNG SELATAN)

UJI PERILAKU MENGEMBANG PADA TANAH LEMPUNG AIE PACAH DENGAN METODA FREE SWELL TEST

UJI POTENSI MENGEMBANG PADA TANAH LEMPUNG DENGAN METODA FREE SWELLING TEST (Studi Kasus: Tanah Lempung Limau Manih Kota Padang) ABSTRAK

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

STUDI KORELASI INDEKS PLASTISITAS DAN BATAS SUSUT TERHADAP PERILAKU MENGEMBANG TANAH

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

Potensi Permasalahan Konstruksi Terowongan (Tunnel) PadaTanah Liat Ekspansif Surabaya Barat

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN GARAM DAPUR (NaCl)

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

Studi Stabilitas Tanah Ekspansif dengan Penambahan Pasir untuk Tanah Dasar Konstruksi Jalan

ANALISIS PEMAKAIAN TANAH SUMENEP MADURA YANG MENGANDUNG GARAM SEBAGAI TIMBUNAN DAN TANAH DASAR

PENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fondasi terdapat pada sambungan pipa baja pada tahun Kerusakan struktur

PENGARUH KONDISI BATAS TEPI TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL MENERUS PADA TANAH LEMPUNG ABSTRAK

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI DAN TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH BELUK BAYAT KLATEN

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

PENGARUH BAHAN CAMPURAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP KONSOLIDASI SEKUNDER PADA LEMPUNG EKSPANSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Bendungan merupakan salah satu dari beberapa bangunan sipil yang

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

Transkripsi:

KERUSAKAN JALAN RAYA AKIBAT TANAH MENGEMBANG Robby Gunawan Yahya Dosen Kopertis Wilayah IV dpk pada Universitas Langlangbuana Bandung ABSTRAK Perubahan bentuk tanah (deformasi) merupakan permasalahan masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan penelitian, sehingga penyebab terjadinya perubahan bentuk tanah serta adanya retak dan pergeseran tanah dapat diketahui untuk diperbaiki berupa stabilisasi tanah di sekitar kejadian. Tanah mengembang (swelling) mempunyai karakter kembang susut yang besar. Jenis mineral yang terkandung pada tanah seperti ini sangat mempengaruhi besar swelling dan tingkat plastisitas tanah. Kandungan mineral jenis tanah lempung (montmorillonite) secara kualitatif mempunyai swelling dan plastisitas yang tinggi, dan secara kuantitatif tingkat pengembangan (swelling) dan tekanan (pressure) yang terjadi dapat diprediksi di laboratorium dengan oedometer. Dalam menghadapi tanah mengembang perlu diperhitungkan adanya penurunan kekuatan (strength degradation) akibat perubahan kadar air. Besar kembang susut pada tanah tidak merata dari satu titik dengan titik lain, sehingga menyebabkan perbedaan ketinggian permukaan tanah (differential movement). Kondisi yang menyebabkan pengembangan tanah umumnya terjadi pada keadaan : tanah lempung mengandung mineral montmorillonite, plastisitas tinggi dan lainnya. Tingkat kejenuhan dan indeks plastisitas tanah berpengaruh terhadap besarnya berkembangnya tanah (swelling). Data hasil investigasi lapangan dan laboratorium diperlukan sebagai data masukan untuk bahan kajian. Data yang diperlukan ; mineral tanah, sifat fisis tanah, batas batas Atterberg tanah, parameter kuat geser hasil uji laboratorium tanah asli serta swelling index. Kestabilan dari konstruksi atau bangunan dipengaruhi dari stabilitas tanah di bawahnya. Jika akan mendirikan bangunan di suatu tempat sebaiknya dianalisa terlebih dahulu mineral tanah yang membentuknya untuk memastikan hubungan daya dukung tanah itu serta penurunan (settlement) yang akan terjadi. Jika dari analisa dan tes laboratorium menunjukan bahwa tanah dimana akan didirikan bangunan atau konstruksi mengidentifikasikan tanah dengan swelling tinggi sebaiknya dilakukan stabilisasi tanah terlebih dahulu sampai dicapai daya dukung yang baik serta gunakan fondasi dengan telapak lebar. Kata Kunci : Deformasi, Penurunan Tanah (Settlement), Stabilisasi, Tanah mengembang (Swelling) ABSTRACT Deformation is about community issues that need attention and research so that the cause of the cracking and deformation as well as the shift can be seen to be followed up in the form of stabilization of the soil around the incident. Ground swell has the character and development of large losses. Types of minerals contained in the soil as this greatly affects a large swelling and the level of soil plasticity. Qualitatively montmorillonite mineral content has swelling and high plasticity and quantitatively the level of swelling and pressure that occur can be predicted in the laboratory oedometer. In the face of the ground swell should be taken into account the existence of strength degradation due to changes in moisture content. Large flowers on the ground uneven shrinkage from one point to another point, causing the ground surface elevation difference (differential movement). Condition that causes swelling and development generally occurs in the soil: Soil containing clay mineral montmorillonite, high plasticity. Saturation level and soil plasticity index affects the amount of swelling. Data results of field and laboratory investigations required as input data for the study materials. The data required; mineral soil, soil physical properties, boundary - Atterberg limits soil, shear strength parameters of the original soil laboratory test results and swelling index. The stability of the construction or building of stability affected the soil below. When will build somewhere should be analyzed first earth minerals that formed it to ensure that the relationship of soil bearing capacity and settlement will occur. If from Kerusakan Jalan Raya Akibat Tanah Mengembang 63 (Robby Gunawan Yahya)

the analysis and laboratory tests show that the land on which the building or construction will be established to identify land with high swelling soil stabilization should be done in advance to achieve a good carrying capacity and use foundation with big feet. Keywords: Deformation, Settelement, Stabilization, Swelling. 1. PENDAHULUAN Kondisi jalan yang rata dan mulus, merupakan dambaan setiap pengemudi kendaraan. Di jalan manapun pengemudi berada, mereka selalu mengharapkan kondisi jalan yang mereka lalui dalam kondisi baik. Pengemudi umumnya menghindari jalan yang retak retak. Kondisi jalan yang retak-retak serta bergelombang merupakan permasalahan masyarakat umum pengguna jalan dan pemerintah sebagai penyedia sarana, hal ini perlu mendapat perhatian. Kerusakan konstruksi jalan pada permukaan (surface) dapat diakibatkan oleh kerusakan konstruksi di bawahnya;. Jika penyebab perubahan bentuk tanah pada konstruksi jalan tersebut terjadi di lapisan tanah dasar maka harus diketahui karakteristik dari tanah dasar itu. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Mengembang Tanah mengembang mempunyai karakter kembang susut yang besar, mengembang pada kondisi basah dan menyusut pada waktu kering. Jenis mineral yang terkandung pada tanah seperti ini sangat mempengaruhi besar pengembangan tanah (swelling) dan tingkat plastisitas tanah. Kandungan mineral montmorillonite secara kualitatif mempunyai swelling dan plastisitas yang tinggi dan secara kuantitatif tingkat swelling dan pressure yang terjadi dapat diprediksi di laboratorium dengan oedometer. Dalam menghadapi tanah mengembang perlu diperhitungkan adanya strength degradation akibat perubahan kadar air. Besar kembang susut pada tanah tidak merata dari satu titik dengan titik lain, sehingga menyebabkan perbedaan ketinggian permukaan tanah (differential movement) yang dapat menimbulkan kerugian, antara lain : 1. Heave dan cracking pada highway pavement 2. Heave dan buckling pada slab lantai 3. Heave dan buckling pada lining canal 4. Excess tegangan lateral pada retaining wall 5. Berkurangnya daya dukung tanah. 64 Jurnal Teknik Sipil Volume 11 Nomor 1, April 2015 : 1-75

2.1.1. Mekanisme Berkembangnya Tanah (Swelling) Komornik dan David (1969) mengemukakan bahwa swelling dapat dipengaruhi hal hal berikut: 1) Mekanisme Fisika Kimia Tanah Air masuk diantara partikel partikel tanah, misalnya montmorillonite akan menyebabkan jarak antar unit dasar semakin besar sehingga hal ini menyebabkan bertambah besarnya volume tanah. Air tertarik ke sekeliling partikel, sehingga menyebabkan berkurangnya tegangan efektif dari tanah, mengurangi tegangan pengikat antar unit partikel. Swelling disebabkan oleh mineral yang ada dalam lempung. Lempung yang banyak mengandung jenis mineral montmorillonite akan besar tingkat pengembangannya daripada tanah yang mengandung kaolinite. Besarnya swelling ditentukan oleh kimia tanah, atau banyaknya kation kation dalam tanah, terutama dengan valensi yang lebih tinggi yang berfungsi sebagai pengikat antar partikel lempung dan mengurangi pembesaran jarak antar partikel. Jadi kembang susut tanah dapat dikurangi dengan cara menambah kation kation kedalam tanah, kation tersebut merupakan ion ion positif K +, Ca ++, Mg ++, dapat diperoleh dari senyawa karbonat. 2) Kebalikan Peristiwa Kapiler Kebalikan peristiwa kapiler yaitu mengecilnya tegangan kapiler karena penjenuhan yang menyebabkan berkurangnya tegangan efektif tanah, yang cenderung mengembangkan dan mengembalikan volume tanah kepada volume semula. 2.1.2. Kriteria Swelling Peneliti peneliti swelling memberikan kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi potensi swelling dari tanah, yaitu : 1. Kriteria William (1958) 2. Kriteria Seed (1962) 3. Kriteria Chen (1965 dan 1988) 4. Kriteria Raman (1967) 5. Kriteria Snethen (1977) 2.1.3. Kondisi Yang Menyebabkan Swelling Umumnya pengembangan tanah terjadi pada keadaan : a. Tanah lempung mengandung jenis mineral montmorillonite. b. Plastisitas tinggi, yaitu ; Kerusakan Jalan Raya Akibat Tanah Mengembang 65 (Robby Gunawan Yahya)

LL > 40 % dan PI > 15 %. c. Adanya lapisan tanah di bawah permukaan tanah merupakan zona aktif, dimana cuaca sangat mempengaruhi perubahan kadar air. d. Adanya pergerakan dinamis (heave) akibat oksidasi dari mineral mineral tertentu, misalnya sulfide sulphanes. Tabel 2.1(a). Kriteria Snethen 1977 tanah ekspansif Berdasarkan L L dan IP L L (%) IP (%) Potensial Swell (%) Klsifikasi Potensial Swell > 60 > 35 > 1,5 Tinggi 50 60 25 35 0,5 1,5 Umum < 50 < 25 < 0,5 Rendah Tabel 2.1(b). Kriteria Chen 1988 tanah ekspansif berdasarkan IP (%) Potensi mengembang IP (%) (%) 0 15 Rendah 10 35 Sedang 20 55 Tinggi > 35 Sangat Tinggi 2.1.4. Pengukuran Dan Prediksi 1) Potensi Tanah mengambang Potensi Tanah Mengembang didefinisikan sebagai besarnya pengembangan vertikal dari contoh tanah yang berada pada oedometer (steel ring), di bawah beban vertikal sebesar 1 psi (6,9 t/m 2 ) serta diberikan akses kepada air di dasar sample tanah. 2) Swelling Pressure Swelling pressure didefinisikan sebagai tegangan yang diperlukan untuk menahan tanah dalam oedometer agar tidak terjadi perubahan volume. 2.1.5. Tingkat Jenuh Terhadap Pengembangan Tanah (Swelling) Tingkat kejenuhan (degree of saturation) berpengaruh terhadap besarnya berkembangnya tanah (swelling), hal ini dikemukakan oleh Chen (1988). Dalam penelitiannya Chen memasukan jumlah air yang berbeda pada sejumlah contoh tanah yang semula mempunyai kepadatan dan kadar air yang sama, hasilnya diperoleh berbagai contoh tanah dengan tingkat kejenuhan (degree of saturation) yang berbeda. Pengaruh derajat kejenuhan terhadap perubahan volume (Chen 1988) ditunjukan oleh Tabel 2. 2; 66 Jurnal Teknik Sipil Volume 11 Nomor 1, April 2015 : 1-75

Tabel 2.2. Derajat Kejenuhan Dan Perubahan Volume Derajat Kejenuhan (Sr) % Perubahan Volume ( ) % 50 0,5 60 1,75 70 3,1 80 4,5 90 5,9 100 7,5 2.1.6. Kadar Air Terhadap Swelling Pada tahun 1966, Noble menemukan bahwa besar heave ditentukan oleh kadar air awal, dari percobaannya bahwa contoh tanah dengan density yang sama tetapi kadar air awal yang berbeda dimana kadar air awal makin besar akan makin kecil heave-nya. 2.1.7. Analisa Penurunan Total ( H) Penurunan (Settlement) terjadi jika material tanah menerima beban diatasnya. Settlement, terbagi atas : a. Penurunan langsung ( H L ) b. Penurunan konsolidasi ( H c ) c. Penurunan rangkak ( H Creep ) 1. Penurunan (settlement) H C c σ v0 + σ v ( H) = 1 +e. H.log (1) 0 σ v0 Settlement ( H ) dapat juga dengan persamaan : H = m v σ v H Yang mana : H : penurunan (Settlement) C c : Indek Kompresi C v : Indek Muai e 0 p c : Angka pori mula mula : Tekanan sebelum konsolidasi Kerusakan Jalan Raya Akibat Tanah Mengembang 67 (Robby Gunawan Yahya)

m v : Koef. kompresi volume tanah σ v : Penambahan beban akibat beban luar σ v : Tekanan overburden tanah efektif H : ketebalan tanah 2. Indeks Kompresi atau Tekanan (C c ) Indek tekanan atau indek kompresi Azzouz, 1976 mengusulkan; - Tanah tidak organis, lanau, lempung dan lempung berlanau ; C c = 0.3( e 0 0.27) - Tanah organis, gambut, lempung dan lempung organis; C c = 0.0115w n Dimana; w n : kadar air natural/lapangan 3. Koefisien Consolidasi (C V ) C v untuk tanah dengan IP > 25 mempunyai C v : 0.1 1 m 2 /tahun Indek tekanan atau indek kompresi Terzaghi dan Peck, 1976 dari terdahulunya Skempton mengusulkan; C v = 0.009( w L 10% ) Nilai C v bervariasi, tergantung jenis dan kondisi tanah di lapangan 2.1.8. Tingkat Konsolidasi 1. Waktu Konsolidasi ( t i ) Lamanya proses terjadinya konsolidasi yang berakibat pada terjadinya penurunan (settlement) ditentukan dengan diketahuinya c v (Lab), t diambil pada saat konsolidasi mencapai 50%, sehingga waktu yang digunakannya adalah t 50. t i = TH 2 / c v (2) 2. Derajat Konsolidasi ( U ) Hubungan antara derajat konsolidasi U terhadap faktor waktu yang ditunjukan oleh Tabel 2.3; 68 Jurnal Teknik Sipil Volume 11 Nomor 1, April 2015 : 1-75

Tabel. 2.3. Hubungan Prosentasi Konsolidasi Terhadap Waktu U (%) T 00 0.000 10 0.008 20 0.031 30 0.071 40 0.126 50 0.197 60 0.287 70 0.403 80 0.567 90 0.848 100 Landasan Teori Investigasi Pendahuluan : Faktor Regional, lingkungan Investigasi Geoteknik Lapangan : Uji SPT atau CPT Uji Laboratorium Tanah asli ( undisturbed soil) : 1. Uji sifat fisis dan indeks properties tanah 2. Swelling Index 3. Uji Kuat Geser Triaxial Analisis Dan Pembahasan : 1. Sifat mineral tanah serta swelling 2. Kuat Geser Tanah 3. Daya Dukung Tanah Kesimpulan Dan Saran Gambar 3.1 Alur Kerja Kerusakan Jalan Raya Akibat Tanah Mengembang 69 (Robby Gunawan Yahya)

4. METODE DAN PEMBAHASAN 4.1. Metode Pengambilan Data Data hasil investigasi lapangan diperlukan sebagai data masukan untuk bahan kajian. Metode pengambilan tanah asli dengan cara melakukan pemboran, berlandaskan - ASTM D 1452, 1587, 1586. Metode pengambilan data sifat fisis tanah, batas batas Atterberg tanah, parameter kuat geser tanah (φ dan c), informasi tegangan lapangan dan tahanan geser maksimum serta tahanan geser tanah saat runtuh untuk tanah asli, yang didapatkan dari hasil uji di laboratorium tanah asli untuk mengetahui tekanan vertikal, lateral, permeabilitas serta potensial swelling dari tanah yang berpengaruh pada deformasi tanah yang berakibat terhadap bangunan. 4.2. Metode Pengkajian Bahan penelitian untuk dikaji dari tanah undisturbed yang perlu untuk diketahui. Metode penelitian yang digunakan berlandaskan pada uji laboratorium terhadap contoh tanah asli (undistrubed) pada tanah dasar bangunan, antara lain : 1. Uji laboratorium sifat fisis tanah (γd max dan min ASTM D 2049). 2. Uji laboratorium batas batas Atterberg (Indeks Konsistensi) - ASTM D 427, 423, 424. 3. Uji Triaxial CU terhadap tanah asli (ASTM D 2850 87). 4.3. Parameter Tanah Uji tanah laboratorium antara lain ; a. Sieve analisis.. b. Atterberg limits.. c. Indeks properties. 70 Jurnal Teknik Sipil Volume 11 Nomor 1, April 2015 : 1-75

Tabel 4.1. Parameter Serta Klasifikasi Tanah Jalan Lingkar Indramayu Karangampel 4.4. Kerusakan konstruksi (kegagalan) Jalan 1. Jalan Lingkar Indramayu Karangampel (a) (b) (c) Gambar 4.1. Kerusakan Jalan Lingkar Indramayu Karangampel (d) Kerusakan Jalan Raya Akibat Tanah Mengembang 71 (Robby Gunawan Yahya)

2. Jalan Bagbagan - Jampang Kulon (a) Gambar 4.2. Kerusakan Jalan Bagbagan - Jampang Kulon (b) 5. PEMBAHASAN 5.1. Analisa Penurunan Tanah Total ( H) Penurunan Tanah terjadi jika material tanah menerima beban diatasnya. Dari Table 4.1 e 0 : 1, 31 L L : 94 % P L : 43 % PI : 51 % 1. Koefisien Kompresi Indek tekanan atau indek kompresi Azzouz, 1976 mengusulkan; Tanah tidak organis, lanau, lempung dan lempung berlanau; C c = 0.3( e 0 0.27) = 0.3( 1,31 0.27) = 0, 31 2. Koefisien Konsolidasi C v untuk type tanah dengan IP > 25 mempunyai C v : 0.1 1 m 2 /tahun Indek tekanan atau indek kompresi. Terzaghi dan Peck, 1976 dari terdahulunya Skempton mengusulkan; C v = 0,009( w L 10% ) = 0, 85 m 2 /tahun 2, 68. 10-8 m 2 /detik Nilai C v bervariasi, tergantung jenis dan kondisi tanah di lapangan. 3. Penurunan Tanah ( H) H = 1, 2 m Unit berat satuan basah (γ sub) γ = 1, 63 g/cm 3 15, 97 kn/ m 3 Muka Air Tanah (MAT) jauh dikedalaman dari permukaan atau yang ditinjau. 72 Jurnal Teknik Sipil Volume 11 Nomor 1, April 2015 : 1-75

Maka tegangan di kedalaman 1,2 m ; σ ' v = γ h = 15, 97. 1,2 = 19, 17 kn/m 2 Parameter Tanah Bahan Timbunan ; Asumsi Tebal Timbunan : 2 m Jenis Tanah : CH-OH Unit berat (γ) : 17, 5 kn/m 3 Penambahan Tegangan σ σ = γ H = 17,5. 2 = 35 kn/m 2 Yang mana ; σ : tambahan tegangan akibat adanya timbunan Maka penurunan tanah yang terjadi ; H = C c 1 + e 0. H.log 0,31 = 1 + 1,31.1,21.log σ v0 + σ v σ v0 19, 17 + 35 19, 17 = 0, 0731 m 7, 31 cm Jadi besarnya penurunan/settlement sebesar 7,31 cm 5.2. Pengukuran dan prediksi swelling Dari hasi uji laboratorium tanah tersebut ditunjukan pada Tabel 4.1. Untuk mengetahui potensi swelling tanah itu, tentunya kita merujuk kebeberapa kriteria dan formula tentang swelling tersebut ; - Merujuk pada Tabel 2.1(a) kriteria Snethen 1977 Liquid limit = 94 % dengan IP = 51% > 35 % memiliki potensial swell > 1,5 % yang termasuk klasifikasi swelling tinggi. - Merujuk pada Tabel 2.1(b) kriteria Chen 1988 yang mana IP = 51% > 35% termasuk klasifikasi swelling sangat tinggi. - Merujuk pada Tabel 2.4 kriteria Chen 1988 Pengaruh derajat kejenuhan terhadap perubahan volume (%) Sr = 87,48% memiliki potensial perubahan volume (%) berkisar 4,5 5,9 %. Kerusakan Jalan Raya Akibat Tanah Mengembang 73 (Robby Gunawan Yahya)

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Paket pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkar Indramayu Karangampel dilokasi S 1 km 37 + 900, S 2 km 37 + 975 dan S 3 km 39 +500, tepatnya arah Karangampel menuju Indramayu. 1. Penurunan ( H) Konsolidasi. Besarnya penurunan tanah sebesar 7,31 cm 2. Waktu Konsolidasi ( t i ) Lamanya proses terjadinya konsolidasi yang berakibat pada terjadinya settlement dan waktu yang diperlukan untuk kondisi stabil atau selesainya proses konsolidasi sehingga settlement berhenti sebesar 4, 33 bulan 3. Pengukuran dan prediksi swelling Kondisi Tanah Jalan Lingkar Indramayu Karangampel memiliki potensial swell >1,51 % yang termasuk klasifikasi swelling tinggi. 6.2. Saran 1. Kestabilan dari bangunan atau konstruksi jalan dan lain-lain dipengaruhi dari stabilitas tanah di bawahnya. Sebaiknya diketahui terlebih dahulu mineral tanah yang membentuknya untuk memastikan hubungan daya dukung tanah itu serta penurunan tanah yang akan terjadi. 2. Jika dari analisa dan hasil uji laboratorium menunjukan bahwa tanah dimana akan didirikan bangunan atau konstruksi jalan dan lain-lain mengidentifikasikan tanah katagori swelling tinggi sebaiknya dilakukan stabilisasi tanah terlebih dahulu sampai dicapai daya dukung yang baik serta settlement yang diijinkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Berry Peter L. (1987), An introduction to Soil Mechanic, Mc Graw Hill Book Company England. 2. Bowles, Joseph E. (1984), Physical And Geotechnical Propertises Of Soils, Mc Graw Hill, Inc. 3. Das, Braja M. (1985), Principles Of Geotechnical Engineering, Hemisphere Publishing Coorporation. 4. Nasution Sarifudin. (1990), Stabilitas Tanah, ITB. 5. Prakash (1987), Pile Foundation Engineering, London. 6. Sutarman E. (2013), Aplikasi Mekanika Tanah, Andi, Jogjakarta 74 Jurnal Teknik Sipil Volume 11 Nomor 1, April 2015 : 1-75