BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. FALSAFAH PANCASILA (Pancasila Ideologi Bangsa dan negara) Modul 3

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

Perbandingan ideologi pancasila dengan Ideologi lain

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Ideologi Nasional Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen

06MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Pancasila sebagai Ideologi Terbuka) Drs. Sugeng Baskoro, M.M.

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Pancasila Idiologi dan Identitas Nasional. D.H.Syahrial/PPKn

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

MODUL PERKULIAHAN. (Pancasila sebagai Ideologi Terbuka) Perkuliahan di Universitas Mercu Buana. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara. Oleh Selly Rahmawati, M.Pd.

2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara...7

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

A. Pengertian Pancasila

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 5 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Ideologi terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Ideologi Tertutup 2. Ideologi Terbuka Ideologi dalam arti sempit atau ideologi tertutup adalah gagasan-gagasan

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA

Pancasila sebagai Ideologi Negara

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

Pancasila sebagai Ideologi Negara

PENDIDIKAN PANCASILA

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional. Kelompok III Dudi Irawan Fadilah Pratomo Niken Kusuma Wijaya Veronica Christyani Dian Tobing

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

PANCASILA. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen.

PLEASE BE PATIENT!!!

RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA REFORMASI. A. Aco Agus Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB IV KEDUDUKAN DAN SIFAT PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

PENDIDIKAN PANCASILA

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

MODUL 4 PANCASILA DASAR NEGARA HUBUNGANNYA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Landasan-landasan ketahanan nasional Pancasila sebagai landasan ideal. Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

Tugas UTS Skema Hubungan: Proklamasi-Pancasila-UUD NRI Tahun Pancasila

AKTUALISASI NILAI PANCASILA

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

Inisiasi 1 LANDASAN SISTEM NILAI, FILOSOFIS, IDEOLOGI, YURIDIS KONSTITUSIONAL HAK AZASI MANUSIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI ARAH DALAM MEMPERKUAT KETAHANAN NASIONAL NEGARA INDONESIA

BAB IV VISI DAN MISI

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM

Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara. Masih ingatkah Anda, apa yang dimaksud dengan ideologi? Mungkin

PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM PANCASILA

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

PEMBAHASAN SECARA ILMIAH (PUDJOWIYATNO)

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

PANCASILA. Sebagai Ideologi Negara. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

Sejarah Singkat Pancasila dan Perlunya Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Pancasila dan Implementasinya

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

PENDIDIKAN PANCASILA

4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap

Transkripsi:

BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI A. Pengertian Ideologi Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Edios yang berarti cita-cita dan Logos yang berarti pengatahuan atau ilmu dan paham. Dalam pengertian sempit atau sederhana, ideologi diartikan sebagai gagasan yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Sedangkan ideologi dalam arti luas digunakan untuk segala cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman yang normatif. Ideologi menurut W. White adalah: soal cita-cita politik atau doktrin atau ajaran suatu lapisan masyarakat atau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan. Sedangan Harold H. Titus mendefinisikan ideologi adalah: Suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masukan politik dan ekonomi filsafat social yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat. Ada banyak sifat atau tipe ideology. Secara umum tipe ideology ini bagi menjadi empat (BP-7, 1991:384), yaitu: 1) Ideologi Konservatif Yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada (status quo), setidak-tidaknya secara umum, walaupun membuka peluang. Kemungkinan perbaikan dalam hal teknis. 2) Kontra Ideologi Yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat sebagai yang sesuai dan dianggap baik. Tipe ideology ini selalu bersikap berseberangan dengan ideology yang mapan.

3) Ideologi Reformis merupakan tipe ideologi yang berkehendak merubah keaadaan. Ideologi ini menginginkan perubahan yang perlahan dan bertahap. 4) Ideologi Revolusioner Yaitu ideology yang bertujuan mengubah seluruh sistem nilai masyarakat itu atau secara dramatis. Sifat ideologi kadang kala berubah dalam perjalanan yang panjang. Misalnya ideology Komunis pada saat penguasanya belum berkuasa, biasanya bersifat revolusioner, kemudian jadi berubah menjadi konservatif pada saat sudah memegang kekuasaan. Perjalanan Pancasila sebagai ideology juga pernah mengandung sifat reformis dan revolusioner. B. Makna Ideologi Bagi Negara Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sebagai dasar Negara, Pancasila perlu dipahami denga lata belakang konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat, yaitu pembukaan, batang tubuh serta penjelasan UUD 1945. Pancasila bersifat integralistik, yaitu paham tentang hakikat Negara yang dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi kehidupan bernegara menurut Supomo adalah dalam kerangka Negara integralistik, untuk memberdakan paham-paham yang digunakan oleh pemikir-pemikir kenegaraan lain. Pancasila bersifat integralistik karena: 1) Mengandung semangat kekeluargaan dalam kebersamaan 2) Adanya semangat kerja sama (gotong royong) 3) Memelihara persatuan dan kesatuan, dan 4) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat C. Ideologi-Ideologi Negara

Pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya, seperti Kapitalisme dan Komunisme. Kedua ideologi ini telah terlebih dahulu lahir sebagai pemikiran filosofis, yang kemudian dituangkan dalam rumusan ideologi dan setelahnya baru diwujudkan dalam konsep-konsep politik. Jangka waktu yang telah dilalui keseluruhan proses ini sampai puluhan tahun. Manisfesto komunis, misalnya diumumkan pada 1841 sebagai pernyataan ideologis dari falsafah Marxisme. Konsep politiknya diwujudkan pada 1917, dalam revolusi Oktober Rusia. Ada jarak waktu selama 76 tahun antara ideologi dan politik. Proses yang dilalui Pancasila sedikit khusus, praktis sebelumm ada pemikiran folisofis sebelum tahun 1945 yang secara sistimatis menguraikan pemikirannya secara mendalam mengenai ideologi untuk Negara yang hendak dibentuk, pemikiran mengapa kita merdeka, tetapi belum ada wawasan terpadu mengenai bagaimana konsepsi masa depan yang hendak dibangun itu. Pemikiran demikian baru timbul setelah pada pemimpin kita bermusyawarah secara intensif di penghujung Perang Dunia ke II, secara eksplisit oleh ketua BPUPKI Dr. Radjiman. Dengan demikian penerimaan Pancasila pertama-tama dirumuskan sebagai consensus politik, yang didasarkan kepada nilai kultul masyarakat. 1. Ideologi Sosialisme Tokoh utama yang mengajarkan komunisme adalah Karl Marx (1818-1883), tokoj sosialis revolusioner yang banyak menulis naskah di bidang sosial dan ekonomi. Masyarakat komunis tidak bercorak nasional, masyarakat yang dicita-citakap komunis adalah masyarakat yang tidak dibatas oleh kesadaran nasional, masyarakat tanpa kelas, yang dianggap akan memberikan suasana hidup yang aman dan tentram dengan tidak adanya hak milik pribadi atas alat produksi dan hapusnya pembagian kerja. Ciri-ciri Negara komunis, adalah: Bersifat masyarakat anti pasar (menolak penetapan harga melalui mekanisme pasar) Adanya maksimalisasi peran Negara Pembatasan partisipasi politik Media sepenuhnya ada pada/dibawah kontrol kekuasan Digunakannya sistem Partai tunggal dominan (one party system) 2. Ideologi Liberalisme Ajaran liberalism bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, kecuali dengan persetujuannya. Hak

asasi itu kemudian memiliki nilai-nilai dasar (intrinsic), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup ditengah-tengah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Ancaman liberalism sangat terselubung dan secara tidak sadar dapat tertanam dalam cara berfikir dan bertindak masyarakat tertentu di Indonesia. Paham liberalism selalu mengkaitkan aliran pikirannya dengan hak asasi manusia yang menyebabkan paham tersebut memiliki daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat tertentu. Prinsip-prinsip yang dianut Negara liberal, antara lain: Prinsip kebebasan individual (individual freedom) Prinsip kontrak sosial (social contract) Prinsip masyarakat pasar bebas (free market) Mengakui eksistensi pluralitas sosio-kultural dan politik masyarakat. Prinsip-prinsip inilah yang menempatkat ideologi liberalisme tidak saja berbeda tapi merupakan antitesisnya demokrasi komunis. 3. Fasisme Pada puncak kekuasaannyam, Fasisme tampaknya menjadi ideologi yang mampu menaklukan seluruh dunia. Namun tidak ada consensus akademis mengenai hakikat regim-regim fasis utama di Eropa dan istilah fasis seringkali menjadi tidak lebih daripada suatu masa masa perlakuan kejam. Namun, meskipun dengan segala ketidaksepakatannya, nyaris sumua penjelasan tentang fasisme dapat dibagi kedalam dua kelompok. Yang pertama, melihat fasisme terutama sekali sebagai gerakan reaksioner, produk lanjutan dari perjuangan kelas. Ini mempertegas bahwa fasisme merupakan suatu upaya oleh kelompok grande bourgeoisie untuk menaklukkan tantangan revolusioner kepada posisinya. Fasisme merupakan kediktaktoran teroris yang tak tersembunyikan dari anasir chauvinistic dan imperialistic modal uang yang paling reaksioner. Penjelasan kedua memandang fasisme sebagai gerakan revolusioner. Gerakan revolusioner ini berhasil mendapatkan dukungan dari semua lapisan komunitas, meskipun pendukung utamanya berasal dari kelas menengah dan menengah kebawah. Gagasan-gagasan utama fasisme, yaitu: Gagasan mengenai mitos ras unggul (the myth of race). Konsep superioritas ras merupakan keunggulan atas sentral. Anti semitisme

Totalitarianism, artinya fasisme tidak sebagai/sekedar suatu sistem organisasi politik atau pemerintahan melainkan juga keseluruhan kehendak (will), pemikiran (thought) dan perasaan (feeling) suatu bangsa. Gagasan tentang elite dan pemimpin. D. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 1. Arti Ideologi Terbuka Ciri has ideologi terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh Negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka menurut pandangan Negara modern bahwa Negara modern hidup dari niali-nilai dan sikap-sikap dasar. Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengna perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat yang menyatakan, terutama bagi Negara baru dan Negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya, dan mencabutnya. 2. Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila Factor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi pancasila, adalah sebagai berikut: a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara tepat. b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya. c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola piker yang dimanis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada tiga tingkat nilai

dasar yang tidak berubah, nilai dengan keadaan, dan nilai praksis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma-norma dasar Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang terkandung dan tercermin dalam pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah, karena itu adalah pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar Negara yang fundamental. Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai praksis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya. E. Sifat-Sifat Ideologi Kebenaran pola piker seperti terurai diatas adalah sesuai dengan sifat ideologi yang memiliki tiga dimensi penting (BP-7 Pusat, 1993) sebagai berikut: 1. Dimensi Realitas Nilai yang terkandung di dalam, dirinya, bersumber dari nilai-nilai ril kehidupan yang berasal dari masyarakat, sehingga tertanan dan berakar di dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dam menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. 2. Dimensi Idealisme Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Cita-cita tersebut berisi harapan yang masuk akal, bukanlah lambungan angan-angan yang sama sekali tidak mungkin direalisasikan. Oleh karena itu dalam suatu ideologi yang tangguh biasanya biasanya terjalin berkaitan yang saling mengisi dan saling memperkuat antara dimensi realita dan dimensi idealism yang terkandung didalamnya. 3. Dimensi Flexibilitas Melalui pemikiran tentang dirinya, ideologi itu memperbesar dirinya, memelihara, dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu. Dari dapat kita simpulkan bahwa suatu ideologi terbuka, karena bersifat demokratis, memiliki apa yang mungkin dapat kita sebut sebagai dinamika internal yang mengandung dan merangsang mereka yang meyakininya untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang dirinya tanpa khawatir atau menaruh curiga akan kehilangan hakikat dirinya. Melalui itu kita yakin bahwa relevansi

ideologi kita akan makin kuat, jati dirinya akan makin mantap dan berkembang. Sejalan dengan itu kita yakini bahwa Pancasila memiliki dimensi ketiga, yaitu dimensi fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yang juga diperlukan oleh suatu ideologi guna memelihara dan memperkuat relevansinya dari masa ke masa (Alfian, 1991:195). F. Batas-batas Keterbukaan Ideologi Pancasila Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar, yaitu sebagai berikut: a. Stabilitas nasional yang dinamis b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, dan komunisme c. Mencegah berkembangnya paham liberal d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat e. Penciptaan norma yang baru melalui suatu konsensus