PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2010

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidika

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia N

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

a. bahwa penyelenggaraan kearsipan nasional khususnya pembentukan Tim Penilai Arsiparis perlu di lakukan oleh tenagatenaga

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

2 Mengingat Golongan I, Golongan II, dan Golongan III Yang Diangkat Dari Tenaga Honorer Kategori 1 dan/atau Kategori 2; c. bahwa pedoman sebagaimana d

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

2016, No Nomor 544); 4. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendid

2015, No Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2 c. bahwa penataan organisasi dan tata kerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara telah disetujui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Re

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEIKUTSERTAAN PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG- UN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tamb

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR PENILAIAN SETIAP KOMPONEN AKREDITASI DIKLAT SANDI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR CALON PNS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

iv. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Tata Cara

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

Peraturan...

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

BAHAN PEMBAHASAN KOMISI I FORUM KONSULTASI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN HOTEL ALILA, JAKARTA 2 DESEMBER 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreat

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014Nomor 6, Tambahan Lembaran N

Transkripsi:

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAB III PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAB IV PENETAPAN SERTIFIKASI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Umum Indonesia sebagai negara hukum harus diwujudkan dengan melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu pembangunan hukum nasional adalah terbentuknya Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang berfungsi untuk membentuk peraturan perundang-undangan yang baik, dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang. Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau 2

penetapan, dan pengundangan. Dalam setiap tahapan Pembentukan Peraturan Perundangundangan mengikutsertakan Perancang Peraturan Perundang-undangan berdasarkan Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut, ditetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2015 tentang Keikutsertaan Perancang Peraturan Perundang-Undangan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Pembinaannya. Peraturan Pemerintah tersebut dibuat untuk meningkatkan peran Perancang dalam setiap tahapan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia yang profesional dan memiliki kompetensi di bidang Peraturan Perundang-undangan dalam rangka meningkatkan kualitas Peraturan Perundangundangan. Untuk memenuhi profesionalitas dan kompetensi calon pejabat fungsional perancang peraturan perundang-undangan pada instansi pusat dan instansi daerah perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan perancang peraturan perundangundangan (Diklat Fungsional Calon Perancang). Hal ini didasarkan pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2015 tentang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-Undangan, yang mengatur secara umum mengenai Diklat Fungsional Calon Perancang yang Pembinaannya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Peraturan Perundangundangan. Diklat Fungsional Calon Perancang pada dasarnya dilaksanakan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan. Namun demikian, Diklat 3

Fungsional tersebut dapat juga dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan instansi pusat dan instansi daerah. Untuk pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang tersebut diperlukan adanya sertifikasi yang diberikan oleh Instansi Pembina. Sertifikasi merupakan penilaian yang dilakukan oleh Instansi Pembina terhadap kelayakan penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang. Hal ini telah diatur dalam ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2015 tentang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan jo. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pedoman dan Tata Cara Sertifikasi Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-Undangan. Pedoman dan tata cara sertifikasi tersebut merupakan acuan bagi Lembaga Diklat dalam menyelenggarakan Diklat Fungsional Calon Perancang. Untuk pelaksanaan sertifikasi tersebut dibutuhkan Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi yang merupakan petunjuk praktis untuk melakukan penilaian oleh Instansi Pembina terhadap kelayakan penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang. Ketentuan di atas selaras dan sejalan dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Pasal 140 dan Pasal 141 huruf a Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik 4

Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Fungsi sertifikasi dan akreditasi tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang Peraturan Perundang-undangan yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Perancang Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang Peraturan Perundangundangan menyelenggarakan fungsi antara lain penyiapan perumusan dan koordinasi kebijakan di bidang pembinaan perancang peraturan perundang-undangan. Selanjutnya dalam menyelenggarakan fungsi tersebut dilaksanakan oleh Subdirektorat Perencanaan, Penyusunan Kebijakan Teknis, dan Akreditasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan akreditasi pembinaan perancang peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Perencanaan, Penyusunan Kebijakan Teknis, dan Akreditasi menyelenggarakan fungsi perumusan rancangan kebijakan teknis di bidang pembinaan perancang peraturan perundang-undangan dan sertifikasi dan akreditasi terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Perancang Peraturan Perundang-undangan. B. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Diklat Fungsional Calon Perancang dibuat bertujuan: 5

1. menjamin kualitas penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang; 2. menciptakan keseragaman penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 3. mewujudkan Perancang Peraturan Perundang-undangan yang berkualitas. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Penyelenggaraan Diklat Calon Pejabat Fungsional Perancang adalah: 1. lembaga Diklat Calon Pejabat Fungsional Perancang; 2. pelaksanaan sertifikasi Diklat Calon Pejabat Fungsional Perancang; dan 3. penetapan sertifikasi Lembaga Diklat Calon Pejabat Fungsional Perancang. D. Pengertian 1. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan yang selanjutnya disebut Diklat Fungsional Calon Perancang adalah pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil untuk menduduki Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan Pertama. 2. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah yang selanjutnya disebut Lembaga Diklat adalah satuan unit organisasi penyelenggara fungsi pendidikan dan pelatihan bagi aparatur sipil negara, baik yang sifatnya berdiri sendiri maupun bagian dari satuan unit organisasi pada instansi pemerintah. 3. Instansi Pembina Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disebut Instansi Pembina Diklat adalah Lembaga Administrasi Negara yang secara fungsional bertanggung jawab atas 6

pengaturan, koordinasi, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 4. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perancang yang selanjutnya disebut Instansi Pembina adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. 5. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan adalah satuan unit organisasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. 6. Sertifikasi adalah penilaian yang dilakukan oleh Instansi Pembina terhadap kelayakan penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang. 7. Tim Sertifikasi adalah tim yang bertugas melaksanakan penilaian terhadap kelayakan penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang. 8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan. 7

BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN Lembaga Diklat Fungsional Calon Perancang Untuk memenuhi profesionalitas dan kompetensi calon pejabat fungsional pada instansi pusat dan instansi daerah dapat diselenggarakan Diklat Calon Pejabat Fungsional Perancang. Lembaga Diklat yang dapat melaksanakan Diklat Calon Pejabat Fungsional Perancang merupakan satuan unit organisasi penyelenggara fungsi Pendidikan dan Pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara, baik yang sifatnya berdiri sendiri maupun bagian dari satuan unit organisasi pada lnstansi Pemerintah. Untuk mendapatkan Sertifikasi, Instansi Pembina melakukan penilaian terhadap: a. kelembagaan Diklat Fungsional; b. program Diklat Fungsional Calon Perancang; c. sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang; dan d. tenaga pengajar. Lembaga Diklat yang telah dilakukan sertifikasi dan memperoleh persetujuan untuk menyelenggarakan Diklat Fungsional, maka Lembaga Diklat tersebut dapat menyelenggarakan Diklat Calon Pejabat Fungsional Perancang. Bagi Lembaga Diklat yang pertama kali menyelenggarakan Diklat Fungsional Calon Perancang, Instansi Pembina melakukan pendampingan pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang tersebut. 8

BAB III PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. Proses Sertifikasi Sertifikasi dilakukan oleh Tim Sertifikasi yang ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal atas nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jumlah keanggotaan Tim Sertifikasi ditetapkan paling banyak 7 (tujuh) orang. Tim Sertifikasi terdiri atas unsur: 1. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan; 2. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan 3. Perancang Peraturan Perundang-undangan di Instansi Pembina dengan jenjang jabatan paling rendah Perancang Madya. Selain unsur tersebut, Tim Sertifikasi dapat berasal dari unsur Lembaga Administrasi Negara dan/atau akademisi. Tim Sertifikasi mempunyai tugas menilai: kelembagaan Diklat Fungsional; program Diklat Fungsional Calon Perancang; sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang; dan tenaga pengajar. Sertifikasi dilaksanakan berdasarkan permohonan yang diajukan secara tertulis oleh pimpinan Lembaga Diklat kepada Direktur Jenderal. Selanjutnya Tim Sertifikasi melakukan penilaian terhadap Lembaga Diklat. Penilaian tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima. Hasil penilaian Tim Sertifikasi disampaikan oleh Tim Sertifikasi kepada Direktur Jenderal untuk mendapatkan persetujuan dan 9

menerbitkan sertifikat kepada Lembaga Diklat. Sertifikat berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal diterbitkan. Apabila jangka waktu berlakunya sertifikat berakhir, Lembaga Diklat dapat mengajukan kembali permohonan Sertifikasi kepada Direktur Jenderal. B. Penilaian Sertifikasi 1. Kelembagaan Diklat Fungsional Penilaian terhadap unsur kelembagaan Diklat Fungsional dengan bobot 20% (dua puluh per seratus) meliputi komponen: a. dasar hukum pendirian Lembaga Diklat Penilaian terhadap dasar hukum pendirian Lembaga Diklat meliputi keabsahan: 1) peraturan perundang-undangan yang mendasari pendirian Lembaga Diklat; dan 2) keputusan yang mendasari penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang. b. administrasi penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap administrasi penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi: 1) kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggara Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 2) ketepatan, kelengkapan, dan keserasian dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang. c. sarana Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap sarana Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi ketersediaan dan kesesuaian sarana dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang. 10

Sarana Diklat Fungsional Calon Perancang paling sedikit terdiri atas: 1) buku modul; 2) papan tulis; 3) flipchart; 4) infocus; 5) televisi dan video; 6) audio pengeras suara; 7) komputer/laptop; 8) meja dan kursi; 9) genset; dan 10) teknologi multimedia. d. prasarana Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap prasarana Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi ketersediaan dan kesesuaian prasarana dengan kebutuhan pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang. Prasarana Diklat Fungsional Calon Perancang paling sedikit terdiri atas: 1) ruang kelas; 2) ruang diskusi; 3) ruang seminar; 4) perpustakaan; 5) asrama; 6) ruang kantor; 7) ruang dan wisma tenaga pengajar; 8) poliklinik; 9) lapangan olahraga; dan 10) kamar mandi/toilet. e. pembiayaan Diklat Fungsional Calon Perancang 11

Penilaian terhadap pembiayaan Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi ketersediaan dana, sumber pendanaan, dan kesesuaian standar pendanaan. f. lokasi dan lingkungan Diklat Penilaian terhadap lokasi dan lingkungan Diklat meliputi: 1) aksesibilitas; 2) kesesuaian kondisi lingkungan; dan 3) keamanan dan ketertiban lingkungan. g. kualitas penyelenggaraan Diklat Penilaian terhadap kualitas penyelenggaraan Diklat meliputi: 1) Diklat yang pernah dilaksanakan; 2) lulusan Diklat yang telah dihasilkan dan pemanfaatannya; dan 3) laporan akhir penyelenggaraan Diklat. h. jumlah tenaga pengajar Penilaian terhadap jumlah tenaga pengajar meliputi keseimbangan antara jumlah tenaga pengajar yang tersedia dengan tenaga pengajar yang dipersyaratkan berdasarkan pengalaman mengajar pada Diklat Fungsional Calon Perancang. Tenaga Pengajar yang tersedia dapat berasal dari: 1) widyaiswara; 2) fungsional perancang; 3) tenaga pengajar luar biasa; 4) pakar/ahli; 5) pejabat negara; 6) pejabat karier; dan/atau 7) dosen. 2. program Diklat Fungsional Calon Perancang 12

Penilaian terhadap unsur program Diklat Fungsional Calon Perancang dengan bobot 30% (tiga puluh per seratus) meliputi komponen: a. kurikulum Diklat Fungsional Calon Perancang: Penilaian terhadap kurikulum Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi: 1) kesesuaian isi seluruh mata Diklat Fungsional Calon Perancang dengan tujuan dan sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang; 2) kesesuaian tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus pada setiap mata pendidikan dan pelatihan dengan tujuan dan sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 3) kesesuaian pokok bahasan setiap mata Diklat Fungsional Calon Perancang dengan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. b. bahan Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap bahan Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi: 1) kesesuaian tujuan dan sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 2) kesesuaian tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus setiap mata Diklat Fungsional Calon Perancang. Bahan Diklat Fungsional Calon Perancang merupakan bahan ajar yang dituangkan dalam bentuk cetak atau noncetak. c. metode pembelajaran Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap metode pembelajaran Diklat Fungsional Calon Perancang sesuai dengan kurikulum Diklat Fungsional Calon Perancang. 13

Metode pembelajaran Diklat Fungsional Calon Perancang yakni keseluruhan cara dan teknik penyampaian materi dalam proses belajar mengajar yang berbentuk: 1) ceramah; 2) studi kasus; 3) pelatihan penyusunan peraturan perundangundangan; 4) diskusi dan seminar; 5) simulasi; 6) presentasi; dan 7) magang. d. jangka waktu Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap jangka waktu Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi kesesuaian alokasi waktu dengan: 1) program Diklat Fungsional Calon Perancang; 2) ruang lingkup materi pembelajaran Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 3) metode Diklat Fungsional Calon Perancang. e. peserta Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi kesesuaian dengan: 1) persyaratan administratif dan akademis yang telah ditentukan untuk program Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 2) jumlah yang dipersyaratkan. f. pedoman pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap pedoman pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang meliputi kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian dengan kebijakan, tujuan, dan sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang. 3. Sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang 14

Penilaian terhadap unsur sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang dengan bobot 15% (lima belas per seratus) meliputi komponen: a. pendidikan formal Penilaian terhadap pendidikan formal meliputi keseimbangan antara jumlah penyelenggara dan pengelola yang tersedia dengan tenaga penyelenggara dan pengelola yang dipersyaratkan berdasarkan pengalaman menyelenggarakan pada Diklat. Pendidikan formal penyelenggara dan pengelola terdiri atas: 1) Sarjana; dan 2) Sekolah Menengah Atas. b. pendidikan di bidang kediklatan Penilaian terhadap pendidikan di bidang kediklatan dilakukan terhadap jumlah sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional yang telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan management of training. c. pengalaman menyelenggarakan dan mengelola Diklat Penilaian terhadap pengalaman menyelenggarakan dan mengelola Diklat dilakukan terhadap jumlah sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan training officer cours. d. jumlah sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap jumlah sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional dilakukan terhadap keseimbangan antara jumlah sumber daya manusia dengan jumlah dan frekuensi, serta jenis pendidikan dan pelatihan dalam tahun berjalan. 15

e. kejelasan tugas dan tanggung jawab sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang Penilaian terhadap kejelasan tugas dan tanggung jawab sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional dilakukan terhadap kejelasan tugas dan tanggung jawab sumber daya manusia penyelenggara dengan pelaksanaannya. 4. tenaga pengajar Penilaian terhadap unsur tenaga pengajar dengan bobot 35% (tiga puluh lima per seratus) meliputi komponen: a. pendidikan formal Penilaian terhadap tenaga pengajar mencakup kesesuaian pendidikan formal dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan. b. pendidikan di bidang kediklatan Penilaian terhadap tenaga pengajar mencakup kesesuaian pendidikan di bidang kediklatan dengan penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang. c. pengalaman jabatan Penilaian terhadap tenaga pengajar mencakup kesesuaian pengalaman jabatan dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan. d. pengalaman mengajar Penilaian terhadap tenaga pengajar mencakup kesesuaian pengalaman dalam mengajar meliputi tingkat frekuensi mengajar mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan. e. bidang spesialisasi Penilaian terhadap tenaga pengajar mencakup kesesuaian spesialisasi dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan. 16

BAB IV PENETAPAN SERTIFIKASI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. Penetapan Sertifikasi Sertifikasi Lembaga Diklat Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang dilakukan berdasarkan hasil penilaian secara kumulatif atas unsur kelembagaan Diklat Fungsional, unsur program Diklat Fungsional Calon Perancang, unsur sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang, dan unsur tenaga pengajar sesuai dengan bobot masing-masing. Penetapan sertifikasi Lembaga Diklat Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang dapat dilakukan apabila masing-masing unsur sertifikasi memiliki nilai paling rendah 71,00. Lembaga Diklat Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang yang nilai total sertifikasi 71,00 atau lebih dinyatakan layak, dan selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan. Lembaga Diklat Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang yang nilai sertifikat dibawah 71,00 dinyatakan tidak layak, selanjutnya akan diberitahukan secara tertulis kepada 17

Lembaga Diklat yang bersangkutan dan dapat mengajukan kembali permohonan Sertifikasi kepada Direktur Jenderal. Nilai kelayakan sertifikasi Lembaga Diklat Fungsional Calon Pejabat Fungsional Perancang terdiri atas 3 (tiga) kategori yaitu: a. A untuk rentang nilai antara 91,00 s.d 100; b. B untuk rentang nilai antara 81,00 s.d 90,99; dan c. C untuk rentang nilai antara 71,00 s.d 80,99. B. Fungsi Petunjuk Pelaksanaan sertifikasi Diklat calon Pejabat Fungsional Perancang berfungsi sebagai perangkat (tool) dalam mendukung kegiatan Pelaksanaan Sertifikasi Penyelenggaraan Diklat Jabatan Fungsional Perancang. Jakarta, November 2016 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY 18

LAMPIRAN I Alur Kinerja Pelaksanaan Sertifikasi Diklat Calon Pejabat Perancang Permohonan Sertifikasi 1 Dirjen Peraturan Peraturan Perundangundangan Ya 1 3 Direktur Fasilitasi Perancangan Perda dan Pembinaan Perancang PUU Kasubdit Perencanaan, Penyusunan Kebijakan Teknis dan Akreditasi sertifikasi 2 Tim Sertifikasi sebanyak 7 anggota: 1. Ditjen PP; 2. BPSDM; 3.Perancang PUU (Madya); 4.Selain unsur pada angka 1, 2, dan 3, Tim Sertifikasi dapat berasal dari LAN/ Akademisi Tim sertifikasi melakukan penilaian terhadap 4 unsur, yaitu: Kelembagaan diklat Program diklat, SDM penyelenggara Diklat Tenaga pengajar Tidak 4 Hasil 19

Keterangan Alur Kinerja Pelaksanaan Sertifikasi Diklat Calon Pejabat Perancang 1. Permohonan Pimpinan Lembaga Diklat mengajukan sertifikasi Diklat Calon Pejabat Perancang berdasarkan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan sistematika pedoman Diklat Calon Pejabat Perancang; 2. Penerima Permohonan Direktur Jenderal memerintahkan kepada Direktur Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang Peraturan Perundang-undangan dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala Subdit Perencanaan, Penyusunan Kebijakan Teknis dan Akreditasi untuk menerima permohonan selanjutnya disampaikan kepada Tim Sertifikasi; 3. Pelaksanaan a. Tim Sertifikasi sebanyak 7 orang anggota memeriksa usulan permohonan sertifikasi Diklat Calon Pejabat Perancang terdiri dari: 1) Ditjen PP; 2) BPSDM; 3) Perancang PUU (Madya); dan 4) Selain unsur pada angka 1), 2) dan 3), Tim Sertifikasi dapat berasal dari unsur Lembaga Administrasi Negara dan/atau akademisi. b. Tim Sertifikasi melakukan kunjungan langsung untuk melakukan penilaian terhadap terhadap 4 unsur, yaitu: 1) kelembagaan Diklat Fungsional; 2) program Diklat Fungsional Calon Perancang; 3) sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 4) tenaga pengajar. 20

Lembaga Diklat mempersentasikan kesiapan atas 4 (empat) unsur tersebut dan menyiapkan dokumen pendukungnya serta mendampingi Tim Sertifikasi untuk meninjau sarana dan prasarana; 4. Hasil sertifikasi a. Lembaga Diklat yang memenuhi; dan b. Lembaga Diklat yang tidak memenuhi dapat mengajukan kembali permohonan sertifikasi. 21

LAMPIRAN II Cara Penilaian Tim Verifikasi Tata Cara Sertifikasi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Calon Pejabat Fungsional evaluasi (Ditjen.PP dan Tim Ahli) 1 Penilaian kelembagaan Diklat Fungsional Penilaian Penilaian SDM program Diklat penyelenggara Fungsional dan pengelola 2 Calon 3 Diklat Fungsional4 Perancang Calon Perancang Penilaian tenaga pengajar Ya 6 Hasil 5 Tidak 7 22

Keterangan Tata cara penentuan penyelenggara Diklat Fungsional Calon Perancang 1. Penilaian terhadap unsur kelembagaan Diklat Fungsional dengan bobot 20% (dua puluh per seratus) meliputi komponen: a. dasar hukum pendirian Lembaga Diklat; b. administrasi penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang; c. sarana Diklat Fungsional Calon Perancang; d. prasarana Diklat Fungsional Calon Perancang; e. pembiayaan Diklat Fungsional Calon Perancang; f. lokasi dan lingkungan Diklat; g. kualitas penyelenggaraan Diklat; dan h. jumlah tenaga pengajar. 2. Penilaian terhadap unsur program Diklat Fungsional Calon Perancang dengan bobot 30% (tiga puluh per seratus) meliputi komponen: a. kurikulum Diklat Fungsional Calon Perancang; b. bahan Diklat Fungsional Calon Perancang; c. metode pembelajaran Diklat Fungsional Calon Perancang; d. jangka waktu Diklat Fungsional Calon Perancang; e. peserta Diklat Fungsional Calon Perancang; dan f. pedoman pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang. 3. Penilaian terhadap unsur sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang dengan bobot 15% (lima belas per seratus) meliputi komponen: a. pendidikan formal; b. pendidikan di bidang kediklatan; c. pengalaman menyelenggarakan dan mengelola Diklat; d. jumlah sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang; dan e. kejelasan tugas dan tanggung jawab sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang. 4. Penilaian terhadap unsur tenaga pengajar dengan bobot 35% (tiga puluh lima per seratus) meliputi komponen: 23

a. pendidikan formal; b. pendidikan di bidang kediklatan; c. pengalaman jabatan; d. pengalaman mengajar; dan e. bidang spesialisasi. 24

LAMPIRAN III Format Penilaian dan Centang (check list) A. KELEMBAGAAN DIKLAT FUNGSIONAL No KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN LULUS NILAI Centang (check list) NILAI % TIDAK LULUS NILAI 1. dasar hukum pendirian Lembaga Diklat; 2 administrasi penyelenggaraa n Diklat Fungsional a. peraturan perundangundangan 2% 0,4 <2% <0,4 yang mendasari pendirian Lembaga Diklat; dan b. keputusan yang 3% 0,6 <3% <0,6 mendasari penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang. a. kejelasan tugas dan 3% 0,6 <3% <0,6 tanggung jawab penyelenggara Diklat Fungsional Calon Centang (check list) NILAI % 25

Calon Perancang; Perancang; dan 3. sarana Diklat Fungsional Calon Perancang; b. ketepatan, kelengkapan, dan keserasian dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang. ketersediaan dan kesesuaian sarana dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang: a. buku modul; b. papan tulis; c. flipchart; d. infocus; 2% 0,4 <2% <0,4 10% 2 <10% <2 26

4. prasarana Diklat Fungsional Calon Perancang; e. televisi dan video; f. audio pengeras suara; g. komputer/laptop; h. meja dan kursi; i. genset; dan j. teknologi multimedia. ketersediaan dan kesesuaian prasarana dengan kebutuhan pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang: a. ruang kelas; b. ruang diskusi; c. ruang seminar; d. perpustakaan; e. asrama; f. ruang kantor; g. ruang dan wisma tenaga pengajar; 10% 2 <10% <2 27

5. pembiayaan Diklat Fungsional Calon Perancang; 6. lokasi dan lingkungan Diklat; 7. kualitas penyelenggaraa n Diklat; dan h. poliklinik; i. lapangan olahraga; dan j. kamar mandi/toilet. ketersediaan dana, sumber pendanaan, dan kesesuaian standar pendanaan. a. aksesibilitas; b. kesesuaian kondisi lingkungan; dan c. keamanan dan ketertiban lingkungan. a. Diklat yang pernah dilaksanakan; b. lulusan Diklat yang telah dihasilkan dan pemanfaatannya; dan c. laporan akhir 10% 2 <10% <2 10% 2 <10% <2 10% 2 <10% <2 28

8. jumlah tenaga pengajar. penyelenggaraan Diklat. keseimbangan antara jumlah tenaga pengajar yang tersedia dengan tenaga pengajar yang dipersyaratkan berdasarkan pengalaman mengajar pada Diklat Fungsional Calon Perancang dapat berasal dari: a. widyaiswara; b. fungsional; c. perancang; d. tenaga pengajar; e. pakar/ahli; f. pejabat negara; g. pejabat karier; h. dosen. 40% 8 <40% <8 29

Jumlah 100% 20 <100 % <20 B. PROGRAM DIKLAT FUNGSIONAL CALON PERANCANG No KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN LULUS NILAI Centang (check list) NILAI % TIDAK LULUS NILAI 1. kurikulum a. kesesuaian isi seluruh 10% 3 <10% <3 Diklat mata Diklat Fungsional Fungsional Calon Perancang Calon dengan tujuan dan Perancang; sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang; b. kesesuaian tujuan 5% 1,5 <5% <1,5 instruksional umum dan tujuan instruksional khusus pada setiap mata pendidikan dan Centang (check list) NILAI % 30

2. bahan Diklat Fungsional Calon Perancang; pelatihan dengan tujuan dan sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang; dan c. kesesuaian pokok bahasan setiap mata Diklat Fungsional Calon Perancang dengan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. a. kesesuaian tujuan dan sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang; dan b. kesesuaian tujuan instruksional umum dan tujuan 10% 3 <10% <3 10% 3 <10% <3 5% 1,5 <5% <1,5 31

instruksional khusus setiap mata Diklat Fungsional Calon Perancang. 3. metode pembelajaran Diklat Fungsional Calon Perancang; a. kurikulum Diklat Fungsional Calon Perancang. b. keseluruhan cara dan teknik penyampaian materi dalam proses belajar mengajar yang berbentuk: 1) ceramah; 2) studi kasus; 3) pelatihan penyusunan 10% 3 <10% <3 5% 1,5 <5% <1,5 32

4. jangka waktu Diklat Fungsional Calon Perancang; peraturan perundangundangan; 4) diskusi dan seminar; 5) simulasi; 6) presentasi; dan 7) magang. kesesuaian alokasi waktu dengan: a. program Diklat Fungsional Calon Perancang; b. ruang lingkup materi pembelajaran Diklat Fungsional Calon Perancang; dan c. metode Diklat Fungsional Calon Perancang. 15% 4,5 <15% <4,5 33

5. peserta Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 6. pedoman pelaksanaan Diklat Fungsional Calon Perancang. a. persyaratan 5% 1,5 <5% <1,5 administratif dan akademis yang telah ditentukan untuk program Diklat Fungsional Calon Perancang; dan b. jumlah yang 10% 3 <10% <3 dipersyaratkan. kelengkapan, kejelasan, 15% 4,5 <15% <4,5 dan kesesuaian dengan kebijakan, tujuan, dan sasaran program Diklat Fungsional Calon Perancang. Jumlah 100% 30 <100 <30 % C. SUMBER DAYA MANUSIA PENYELENGGARA DAN PENGELOLA DIKLAT FUNGSIONAL 34

No KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN LULUS NILAI Centang NILAI TIDAK NILAI (check list) % LULUS 1. pendidikan formal; 2. pendidikan di bidang kediklatan; 3. pengalaman menyelenggara jumlah penyelenggara dan 10% 1,5 <10% <1,5 pengelola Diklat yang telah memperoleh gelar kesarjanaan. a. Sarjana; dan b. Sekolah Menengah Atas. jumlah sumber daya 10% 1,5 <10% <1,5 manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan training officer course. keseimbangan antara 30% 4,5 <30% <4,5 jumlah sumber daya Centang (check list) NILAI % 35

kan dan mengelola Diklat Fungsional Calon Perancang; 4. jumlah sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola Diklat Fungsional Calon Perancang; dan 5. kejelasan tugas dan tanggung jawab sumber daya manusia penyelenggara dan pengelola manusia dengan jumlah dan frekuensi, serta jenis pendidikan dan pelatihan dalam tahun berjalan. keseimbangan antara jumlah sumber daya manusia dengan jumlah dan frekuensi, serta jenis pendidikan dan pelatihan dalam tahun berjalan. kejelasan tugas dan tanggung jawab sumber daya manusia penyelenggara dengan pelaksanaannya. 20% 3 <20% <3 30% 4,5 <30% <4,5 36

Diklat Fungsional Calon Perancang. Jumlah 100% 15 <100 % <15 D. TENAGA PENGAJAR No KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN LULUS NILAI Centang (check list) NILAI % TIDAK LULUS NILAI 1. pendidikan pendidikan formal 40% 14 <40% <14 formal; dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan; 2. pendidikan di pendidikan di bidang 20% 7 <20% <7 Centang (check list) NILAI % 37

bidang kediklatan; 3. pengalaman jabatan; 4. pengalaman mengajar; dan 5. bidang spesialisasi. kediklatan dengan penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Perancang; pengalaman jabatan dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan; pengalaman dalam mengajar meliputi tingkat frekuensi mengajar mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan; dan spesialisasi dengan mata Diklat Fungsional Calon Perancang yang diajarkan. 10% 3,5 <10% <3,5 20% 7 <20% <7 10% 3,5 <10% <3,5 38

Jumlah total 100% 35 <100 % <35 39