BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Raya Antapani, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar dan bangsa yang terpelajar (Tarigan 2008: 4). Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau pemikiran yang berbentuk pesan ke dalam media tulis. Kegiatan menulis adalah kegiatan yang produktif dan merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Pada awalnya, keterampilan menulis merupakan kemampuan mengenal dan menuliskan kata-kata, kemudian menggabungkan sejumlah kata tersebut menjadi kalimat yang baik dan benar menurut tata bahasa, dan pada akhirnya tersusun menjadi sebuah wacana yang padu. Keterampilan menulis diberikan secara intensif setelah siswa memiliki tingkat kemampuan yang memadai dalam menyimak, berbicara, dan membaca. Walaupun posisi kemampuan menulis selalu terakhir, tidak berarti menulis tidak penting, melainkan karena keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi dan paling kompleks tingkatannya. Sehingga kemampuan-kemampuan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk pembinaan dan pengembangan keterampilan menulis. Salah satu bentuk menulis adalah menulis karya sastra, yang salah satunya yaitu menulis cerpen. Penulisan cerpen termasuk ke dalam genre penulisan sastra

2 prosa. Cerpen merupakan karangan yang berupa cerita rekaan atau kisah nyata yang dibungkus dengan imajinasi pengarangnya dengan berdasarkan pada kejelasan unsur-unsur intrinsiknya. Menulis cerpen merupakan kegiatan menuliskan suatu peristiwa yang mengharuskan keberadaan pelaku, latar tempat dan waktu, serta unsur-unsur intrinsik lainnya. Dalam konteks pembelajaran, menulis merupakan salah satu keterampilan yang paling sulit. Nurgiantoro (2010:422) mengatakan, Dibandingkan tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan karena kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi karangan. Kesulitan tersebut dirasa karena dalam kegiatan pembelajarannya, kemampuan menulis banyak menuntut kognitif siswa. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa yang memiliki kognitif kurang menjadi semakin tidak tertarik untuk menulis. Kemampuan menulis seharusnya dimulai dengan pengalaman afektif siswa karena kemampuan kognitif bisa terarah dengan sendirinya setelah siswa menemukan minat dan melakukan latihan untuk menulis. Hal ini sejalan dengan apa yang diutarakan Alwasilah (2007:5) bahwa proses menulis lebih baik diawali dari keterampilan afektif. Dengan adanya tuntutan kognitif dan harapan kemampuan menggabungkan unsur kebahasaan dan unsur lainnya tanpa mementingkan kesiapan siswa dalam kegiatan menulis mengakibatkan kegiatan menulis dalam pembelajaran di kelas menjadi kurang produktif. Siswa seolah-olah menjadi suatu objek yang dipaksa untuk menggabungkan unsur kebahasaan dan unsur lainnya ke dalam sebuah tulisan, sementara kenyataannya siswa kesulitan untuk memulai menulis dan menuangkan ide-ide yang ada di pikirannya. Beberapa penelitian mengatakan bahwa pembelajaran menulis cerpen yang pada hakikatnya bersifat ekspresif, dilaksanakan kurang produktif dan justru menjadi sebuah kesulitan tersendiri bagi siswa dan guru sebagai pelaku dalam

3 kegiatan pembelajaran di kelas. Kesulitan tersebut terutama dialami siswa dalam menentukan ide suatu cerita sehingga siswa kurang merespon terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran keterampilan menulis di kelas. Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang kurang direspon oleh siswa ini mengakibatkan kurang berkompetennya siswa dalam setiap keterampilan berbahasa baik yang reseptif atau pun yang produktif, terutama dalam keterampilan menulis cerpen. Hal tersebut terlihat dari pernyataan Widyastuti (2012) dalam Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengatakan bahwa: Hambatan lain yang dijumpai dalam pembelajaran menulis cerpen berasal dari siswa. Siswa kurang menyenangi pelajaran menulis cerpen. Siswa beranggapan bahwa kegiatan menulis cerpen merupakan materi pembelajaran yang kurang menarik bahkan beberapa siswa mengalami kesulitan untuk memulai menulis cerpen. Penyebab tersebut adalah faktor teknis yang timbul karena siswa merasa tidak mempunyai kecakapan teknis dalam menulis cerpen. Siswa tidak memahami kriteria menulis cerpen yang baik, tidak menguasai alur, konflik, klimaks bahkan penokohan yang ada dalam sebuah cerpen. Selain itu, Hermawanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul dengan Menggunakan Active Learning dengan Teknik Jurnal menyebutkan tentang kendala dalam kegiatan menulis cerpen yang berpusat pada siswa. Menurutnya, pembelajaran menulis cerpen kurang diminati di kalangan siswa, hal tersebut disebabkan karena siswa kesulitan dalam menyampaikan cerita, dalam menyampaikan ide atau gagasan yang ada dalam fikirannya ke dalam sebuah tulisan. Selain itu, ia menyebutkan bahwa kesulitan yang dialami siswa lainnya yaitu kesulitan dalam mengembangkan tema cerita, dan kesulitan saat akan memulai menuliskan ceritanya. Ia pun mengidentifikasi bahwa kegiatan menulis juga merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu lama, sehingga siswa kurang merespon terhadap pembelajaran dan akan lebih mudah merasa bosan dalam belajar.

4 Respon kurang baik terhadap keterampilan menulis ini diperjelas pula oleh penelitian lainnya yang menyebutkan bahwa permasalah berpusat pada kurangnya animo siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis. Salah satu bukti mengarah pada hasil penelitian Rosmalita (2013) yang berjudul Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini dalam disebutkan sebagai berikut. Penyebab kurang minatnya siswa dalam menulis adalah siswa sulit menggabungkan kalimat demi kalimat menjadi cerita, siswa mengalami kesulitan untuk memulai menulis paragraf pertama dan siswa juga kurang mendapatkan motivasi untuk menulis dan kurang cekatan dalam memanfaatkan sumber daya pembelajaran yang ada. Serupa dengan itu, Pranoto (dalam Creative Writing: Jurus menulis cerpen 2007:8) mengungkapkan pendapatnya mengenai kesulitan pemula dalam menulis. Menurutnya, seringkali orang mendapatkan kesulitan waktu akan mulai menulis, atau saat akan menulis bagian pembukaannya. Berdasarkan hasil penelitianpenelitian tersebut, dapat dididentifikasi bahwa kendala utama dalam kegiatan menulis cerpen berpusat pada siswa. Semua hasil mengarah pada simpulan bahwa saat akan memulai menulislah merupakan tahap tersulit yang dihadapi siswa dan karena hal tersebut siswa menjadi kurang mampu mengembangkan ide atau gagasannya, dan kurang mampu mengembangkan tema ke dalam sebuah tulisan terutama tulisan yang menuntut daya imajinatif tinggi seperti menulis cerpen, sehingga pada akhirnya siswa menjadi kurang tertarik bahkan kurang merespon terhadap pembelajaran menulis cerpen. Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan di atas, peneliti mengajukan alternatif solusi yaitu dengan melakukan pembelajaran yang menggunakan salah satu teknik pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas (Rusman, 2012:75).

5 Dengan kata lain, teknik pembelajaran aktif merupakan gaya dan pola belajar mengajar atau pola pembelajaran yang dapat melibatkan interaksi yang tidak hanya searah antara peserta didik namun dapat terjalin secara keseluruhan dan pendidik tidak lagi sebagai pentransfer ilmu melainkan sebagai kawan (pengarah) kegiatan pembelajaran. Penerapan teknik pembelajaran aktif dimaksudkan agar peserta didik terlibat secara langsung dan menunjukkan bahwa mereka mendominasi aktivitas pembelajaran di kelas. Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Berbeda dengan diterapkanya pembelajaran aktif, mereka akan secara aktif menggunakan otak sehingga mereka dapat menemukan ide, memecahkan permasalahan, maupun mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu pelajaran yang ada dalam kehidupan nyata dan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan, yaitu cerpen. Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitianpenelitian tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. Penelitian pertama adalah penelitian Pratiwi (2012) yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif dengan Menggunakan Teknik Menulis Pengalaman Nyata dan Teraktual (Writing in Here and Now) pada siswa kelas X SMA Negeri 23 Bandung Penelitian tersebut menyebutkan, Teknik menulis pengalaman nyata dan teraktual (Writing in Here and Now) dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasif siswa. Selanjutnya, penelitian Jimstark (2012) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini (DS-SI) dengan Media Foto Jurnalistik Siswa Kelas VIII B SMP N 1 Banjarejo Kabupaten Blora. Menurut penelitian tersebut, teknik menulis di sini dan saat ini adalah teknik yang sangat tepat dalam pembelajaran menulis berita karena guru

6 meminta siswa untuk mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman nyata sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penelitian lainnya, penelitian Juliana (2014) dengan judul Penggunaan Strategi Menulis di Sini dan Saat Ini (Writing In Here and Now) dalam Mengungkapkan Pengalaman Diri Sendiri ke dalam Teks Cerpen. Juliana mengatakan bahwa strategi ini efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Kemudian penelitian Hidayat (2010) yang berjudul Teknik Writing in The Here and Now dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadis. Penelitian ini pun menyebutkan bahwa Teknik Writing In The Here And Now dapat dijadikan sebagai salah satu teknik alternatif dalam proses pembelajaran yang akan menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi sehingga tidak membosankan siswa. Di samping itu, teknik ini dapat membantu guru dalam melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa, meningkatkan kreativitas siswa, serta meningkatkan semangat dan kemampuan siswa dalam menulis. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini atau lebih dikenal dengan Teknik Writing in Here and Now efektif jika digunakan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, penulis mencoba melakukan penelitian dengan mengaplikasikan salah satu teknik pembelajaran aktif yang serupa, tetapi dalam keterampilan yang berbeda, yakni Penerapan Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini dalam. Meskipun menggunakan teknik pembelajaran yang serupa atau yang pernah dilakukan, tetapi penelitian ini jelas memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Selain berbeda dalam hal populasi dan sampel, penelitian ini pun berbeda dalam jenis keterampilan menulisnya. Jika dibandingkan dengan penelitian Juliana, perbedaan penelitian terletak pada bidang kajian tema cerpen yang ditulis oleh siswa. Juliana menuntut siswa untuk menulis cerpen berbasis pengalaman diri, sedangkan dalam penelitian ini siswa tidak dituntut menulis cerpen dengan basis apapun (cerpen yang ditulis bebas). Perbedaan selanjutnya

7 terletak pada pelaksanaan perlakuan, perlakuan yang peneliti berikan meminta siswa untuk melakukan refleksi khayalan mental terhadap stimulus yang diberikan pengajar, perlakuan tersebut diharapkan mampu mempertajam daya imajinasi siswa sehingga siswa mampu menuangkan ide-ide kreatifnya dalam menulis cerpen. Dengan demikian, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji keefektifan teknik pada keterampilan menulis bidang lain selain penelitian-penelitian yang sudah ada. Melalui penelitian menulis cerpen dengan menerapkan teknik ini, diharapkan siswa mampu belajar mengamati dunia sekitar, kehidupan yang pernah dialaminya dengan lebih cermat, yang pada akhirnya siswa mampu menguraikannya dalam sebuah tulisan yang baik. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah solusi terhadap permasalahan-permasalahan mengenai kegiatan pembelajaran keterampilan menulis yang terkesan kurang produktif dan kurang diminati siswa terutama keterampilan menulis cerpen. Penelitian ini akan dilakukan pada pembelajar kelas VIII di SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut. 1) Minat terhadap pembelajaran menulis rendah karena siswa kurang termotivasi dan kurang dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada. 2) Menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang relatif sulit dilakukan oleh siswa. 3) Siswa kurang memberikan respon baik terhadap pembelajaran menulis cerpen, sehingga siswa kesulitan menentukan ide ketika diminta untuk bercerita dalam tulisan. 4) Siswa sulit memilih ide untuk mengembangkan cerpennya dan siswa sulit untuk merangkai kalimat berdasarkan ide ceritanya.

8 C. Rumusan Masalah Penelitian Masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung dalam menulis cerpen sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini di kelas eksperimen? 2) Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung dalam menulis cerpen sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang tidak menggunakan Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini di kelas kontrol? 3) Adakah perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung antara kelas eksperimen dan kelas kontrol? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung dalam menulis cerpen sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini di kelas eksperimen; 2) kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung dalam menulis cerpen sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang tidak menggunakan Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini di kelas kontrol; dan 4) terdapat atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis cerpen siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. E. Manfaat Penelitian

9 1. Manfaat Teoretis Jika tujuan penelitian ini tercapai, secara teoretis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan tentang menulis cerpen. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teknik pembelajaran aktif yang layak diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen terutama dengan menggunakan Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat terutama bagi guru, siswa, dan peneliti sebagai berikut. a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran yang biasa menjadi kegiatan pembelajaran aktif. Selain itu, diharapkan dapat memberikan alternatif pemilihan teknik yang kreatif dalam pembelajaran menulis cerpen. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam menerapkan Teknik Menulis di Sini dan Saat Ini dalam kegiatan pembelajaran menulis cerpen sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan penerapan teknik ini. F. Sruktur Organisasi Skripsi Skripsi ini disusun menjadi lima bab utama yakni BAB I Pendahuluan, BAB II Landasan Teoriretis, BAB III Metodologi Penelitian, BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan BAB V Simpulan dan Saran. BAB I Pendahuluan dalam penelitian ini

10 berisi tentang latar belakang penelitian mengapa masalah pembelajaran menulis cerpen ini diteliti, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian yang diajukan penulis, tujuan penelitian yang ingin dicapai, serta manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis. Pada BAB II, penulis mengemukakan tentang teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai landasan penulis dalam melakukan penelitian baik teori-teori yang berkenaan dengan variabel cerpen ataupun variabel teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, penulis mencantumkan asumsi yang dirumuskan oleh penulis, serta berisi pula hipotesis yang diajukan oleh penulis. BAB III yaitu BAB Metodologi Penelitian, pada bagian ini penulis menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel penelitian, rumusan definisi-definisi yang dioperasionalkan yang selanjutnya melahirkan indikator-indikator yang dijabarkan dalam instrumen penelitian. Pada instrumen penelitian, penulis membaginya menjadi dua sub yakni, instrumen pengumpulan data yang berisi soal tes dan kriteria penilaian penelitian, serta instrumen perlakuan yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan penelitian. Selain itu, peneliti menjelaskan tentang teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik tes dan teknik observasi. Terakhir, dalam BAB ini penulis mencantumkan pula teknik pengumpulan data. Pada tahap teknik pengumpulan data, penulis menjelaskan cara-cara yang akan dilakukan penulis dalam mengolah data yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. BAB IV dalam penelitian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ini menjabarkan tentang deskripsi proses penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis cerpen, analisis data, dan pembahasan. Pada bagian pembahasan, penulis mengkorelasikan antara teori yang digunakan dengan data hasil penelitian yang sudah diperoleh, kemudian menghubungkannya dengan hipotesis yang diajukan. BAB V adalah BAB terakhir. BAB ini berisi tentang simpulan serangkaian pembahasan yang sudah dilakukan dan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan pada BAB I. selain itu, BAB ini juga berisi tentang saran yang diajukan penulis bagi guru dan bagi penelitian selanjutnya.