KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PA JAK Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016 Seminar Nasional Optimalisasi Penerimaan Pajak : Strategi & Tantangan Auditorium BRI, Gedung Program Magister Sains & Doktor FEB UGM Yogyakarta, 7 November 2015 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Target Penerimaan Pajak Non Migas 2016 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 APBN-P 2015 Outlook 2015 APBN 2016 Pen. Pajak Non Migas (triliun Rp) 569,4 669,6 751,8 832,6 897,5 1.244,7 1.129,6 1.318,7 Pertumb. Pajak Non Migas 15,14% 17,6% 12,3% 10,7% 7,8% 38,7% 25,9% 16,7% Pertumb. PDB Riil 6,22% 6,2% 6,0% 5,6% 5,0% 5,7% 4,7% 5,3% Pertumb. PDB Nom 14,99% 14,1% 10,0% 10,6% 10,7% 10,7% 9,2% 10,2% *Pertumbuhan PDB pada outlook 2015 menggunakan data realisasi s.d. Tw III 2015 2
Outlook Penerimaan Pajak berdasarkan Tax Ratio Tahun 2012 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 (PDB & Real Pajak dalam triliun Rp) Outlook 2015 1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku 6.446,85 7.419,19 8.230,93 9.087,28 10.094,93 11.171,85 2. Realisasi Penerimaan Perpajakan 723,31 873,87 980,52 1.077,31 1.146,87 1.367,00 3. Realisasi Tax Ratio (2 1) 11,22% 11,78% 11,91% 11,86% 11,36% 12,24% 4. Asumsi Pen. Perpajakan (Tax Ratio = 11,91%) 767,99 883,82 980,52 1.082,53 1.202,57 1.330,86 5. Gap (2-4) (44,68) (9,94) - (5,23) (55,70) 36,14 Keterangan 1. PDB Tahun 2015 berdasarkan PDB Tahun 2014 ditumbuhan dengan pertumbuhan ekonomi & inflasi (PDB seri 2000) 2. Realisasi Pen. Perpajakan (angka 2) di tahun 2015 menggunakan outlook semester I 2015 (shortfall Rp 122 T) 3
Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN 2016 2015 2016 Indikator APBNP RAPBN APBN a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 5,5 5,3 b. Inflasi (%, yoy) 5,0 4,7 4,7 c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 6,2 5,5 5,5 d. Nilai tukar (Rp/US$) 12.500 13.400 13.900 e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 60 60 50 f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) 825 830 830 g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.221 1.155 1.155 4
Source: CEIC Source: CEIC Tantangan : Perlambatan Ekonomi Global Amerika Serikat - - diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian global, mengalami perlambatan di Q2-2015. Per 17 September 2015, The FED mempertahankan suku bunga acuan tetap di level sebelumnya 4 4 3 3 2 2 1 1 0 Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju (% YoY) Slowdown continues in Q2-2015 2.7 2.6 1.0 2.0 2.2 U.S Canada U.K. Australia South Korea EU Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15 1.6 Rilis PDB Q2 2015 beberapa negara menunjukkan tren menurun dibanding Q1 2015 U.S. (2,9 2,7) South Korea (2,5 2,2) Canada (2,0 1,0) Australia (2,4 2,0) U.K 2,9 2,6) Singapore (2,8 1,7) Malaysia (5,7 4,9) Thailand (3,1 2,8) Mexico (2,5 2,2) India (7,5 7,0) Taiwan (3,3 0,8) Brazil (-1,6-2,6) Russia (-1,9-4,6) Pertumbuhan Ekonomi Emerging Market (% YoY) 10 8 6 4 2 0-2 -4 Perlambatan pertumbuhan terjadi di beberapa emerging economies -2.6 7.0 4.7 Pertumbuhan ekonomi yang moderat terjadi di emerging market lainnya -6-4.6 Brazil Russia Cina Indonesia Malaysia Mexico Singapore Thailand India Taiwan Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15 5.0 2.2 1.8 2.8 7.0 0.8
Arah Kebijakan Umum Perpajakan 2016 1. Kebijakan perpajakan dalam rangka optimalisasi penerimaan perpajakan tanpa mengganggu iklim investasi dunia usaha; 2. Kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan mempertahankan daya beli masyarakat ; 3. Kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah industri nasional; dan 4. Kebijakan perpajakan yang diarahkan untuk mengendalikan konsumsi barang kena cukai. 6
Kebijakan Teknis Perpajakan Tahun 2016 1. Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak, terutama kepatuhan WP Orang Pribadi Usaha (Non Karyawan) dan WP Badan. 2. Peningkatan Tax Ratio dan Tax Buoyancy melalui kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi, peningkatan efektivitas penegakan hukum, perbaikan administrasi, penyempurnaan regulasi, dan peningkatan kapasitas DJP. 3. Peningkatan tax coverage melalui penggalian potensi penerimaan perpajakan pada beberapa sektor unggulan seperti sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor konstruksi serta sektor jasa keuangan. 4. Penguatan dan perluasan basis data perpajakan, baik data internal maupun eksternal, melalui : a. digitalisasi SPT dan implementasi e-spt & e-filing; b. implementasi e-tax invoice di seluruh Indonesia; c. implementasi cash register dan Electronic Data Capturing (EDC) yang online dengan administrasi perpajakan; d. implementasi penghimpunan data dari Instansi, Lembaga, Asosiasi dan Pihak Lain. 7
Kegiatan Unggulan Tahun 2016 Kegiatan Unggulan Outcome o Peningkatan penerimaan pajak melalui perluasan cakupan pelayanan dan pengawasan (penambahan kantor dan pembentukan mobile tax office) o Perluasan basis pajak melalui kegiatan ekstensifikasi terhadap calon Wajib Pajak baru antara lain melalui kegiatan operasi pasar dan pemanfaatan data pihak ketiga o Peningkatan pengawasan Pengusaha Kena Pajak melalui implementasi faktur pajak elektronik (e-tax invoice) secara nasional Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Negara yang Optimal o Perbaikan kualitas data internal berbasis IT antara lain melalui migrasi Wajib Pajak ke e-filing dan perluasan jangkauan Data Processing Center Indikator Kinerja Utama o Peningkatan kerjasama dengan pihak ke-3 untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas data eksternal o Peningkatan efektivitas pengelolaan Wajib Pajak melalui implementasi manajemen kepatuhan Wajib Pajak Berbasis Risiko (Compliance Risk Management) o o Peningkatan efektivitas penegakan hukum melalui implementasi modul manajemen alur kerja dalam Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) pada fungsi pemeriksaan, keberatan, dan banding Peningkatan efektivitas pelayanan dan pengawasan berbasis IT antara lain melalui penerapan tax clearance dan cash register online o Persentase realisasi penerimaan pajak terhadap target penerimaan pajak o Rasio Kepatuhan formal SPT terhadap Wajib Pajak terdaftar 8
Penguatan Organisasi DJP Tahun 2016 Di tahun 2016 terdapat unit kerja baru DJP yang mulai beroperasi dan dapat meningkatkan kapasitas DJP dalam mengamankan penerimaan pajak tahun 2016: Terdapat 2 Kanwil DJP baru dan 10 KPP baru, yang telah beroperasi secara penuh sejak 5 Oktober 2015, dan Terdapat 2 Direktorat baru yang mulai beroperasi, yaitu Direktorat HPI dan Direktorat Intelijen: Direktorat HPI : difokuskan untuk mendukung upaya DJP dalam memerangi praktik transfer pricing diantaranya melalui penerapan Advance Pricing Agreement (APA) & Mutual Agreement Procedure (MAP) secara governmentto-government dengan lebih intens serta pelaksanaan Exchange of Information (EOI) secara lebih efektif Direktorat Intelijen : difokuskan untuk membongkar praktik-praktik ketidakpatuhan WP baik melalui penerapan Compliance Risk Management (CRM) maupun pemanfaatan data intelijen dan data umum lainnya secara intens, serta khusus di tahun 2016 untuk mendukung tema DJP yaitu Tahun Law Enforcement 9
TERIMA KASIH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 40-42, KPP 12190 TELP. (021) 5250208, FAKS (021) 5250325 www.pajak.go.id 10