Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

BAB I PENDAHULUAN. serta distribusi pendapatan dan kekayaan yang lebih adil. pembiayaan kegiatan pembangunan karena pemasukan yang berasal dari pajak

PENTINGNYA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini

KINERJA PENERIMAAN PERPAJAKAN DAN PERTIMBANGAN APBN-P 2010

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal penting dalam perpsektif kebijakan fiskal. Pada tahun 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dan komponen terbesar dalam negeri untuk menopang pembiayaan operasional

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus

TINJAUAN PERENCANAAN PENERIMAAN PERPAJAKAN DAN REALISASINYA D R A F T I. Oleh : Kelompok II. M. Yus Iqbal Eny Sulistiowati Ikawati Martiasih Nursanti

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan pemerintahannya. Terlebih lagi pemerintahan yang bersih

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2015 PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sumber pendapatan pemerintah berasal dari pendapatan pajak dan

PENERIMAAN PERPAJAKAN SEKTOR EKONOMI TRADABLE DAN NON TRADABLE

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara ( Milyar rupiah ) Tahun Sumber Penerimaan. Penerimaan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

TAX AMNESTY DALAM PEREKONOMIAN MAKRO

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. nasional secara bertahap, terencana, dan berkelanjutan. Untuk melaksanakan

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di Indonesia. Dari hari- kehari pengaruh globalisasi semakin kuat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

Kajian Potensi Penerimaan Perpajakan Berdasarkan Pendekatan Makro. Ringkasan eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. pajak sebesar 70% terhadap total penerimaan negara. Kontribusi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Boks... ix

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

SE - 40/PJ/2012 EMBUATAN BENCHMARK BEHAVIORAL MODEL DAN TINDAK LANJUTNYA

KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE

Dradjad H Wibowo Yogyakarta, 7 November 2015

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari wajib pajak badan, dan wajib pajak orang

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber utama penerimaan pemerintah di beberapa negara pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN. penting untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur maupun meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PA JAK Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016 Seminar Nasional Optimalisasi Penerimaan Pajak : Strategi & Tantangan Auditorium BRI, Gedung Program Magister Sains & Doktor FEB UGM Yogyakarta, 7 November 2015 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Target Penerimaan Pajak Non Migas 2016 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 APBN-P 2015 Outlook 2015 APBN 2016 Pen. Pajak Non Migas (triliun Rp) 569,4 669,6 751,8 832,6 897,5 1.244,7 1.129,6 1.318,7 Pertumb. Pajak Non Migas 15,14% 17,6% 12,3% 10,7% 7,8% 38,7% 25,9% 16,7% Pertumb. PDB Riil 6,22% 6,2% 6,0% 5,6% 5,0% 5,7% 4,7% 5,3% Pertumb. PDB Nom 14,99% 14,1% 10,0% 10,6% 10,7% 10,7% 9,2% 10,2% *Pertumbuhan PDB pada outlook 2015 menggunakan data realisasi s.d. Tw III 2015 2

Outlook Penerimaan Pajak berdasarkan Tax Ratio Tahun 2012 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 (PDB & Real Pajak dalam triliun Rp) Outlook 2015 1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku 6.446,85 7.419,19 8.230,93 9.087,28 10.094,93 11.171,85 2. Realisasi Penerimaan Perpajakan 723,31 873,87 980,52 1.077,31 1.146,87 1.367,00 3. Realisasi Tax Ratio (2 1) 11,22% 11,78% 11,91% 11,86% 11,36% 12,24% 4. Asumsi Pen. Perpajakan (Tax Ratio = 11,91%) 767,99 883,82 980,52 1.082,53 1.202,57 1.330,86 5. Gap (2-4) (44,68) (9,94) - (5,23) (55,70) 36,14 Keterangan 1. PDB Tahun 2015 berdasarkan PDB Tahun 2014 ditumbuhan dengan pertumbuhan ekonomi & inflasi (PDB seri 2000) 2. Realisasi Pen. Perpajakan (angka 2) di tahun 2015 menggunakan outlook semester I 2015 (shortfall Rp 122 T) 3

Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN 2016 2015 2016 Indikator APBNP RAPBN APBN a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 5,5 5,3 b. Inflasi (%, yoy) 5,0 4,7 4,7 c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 6,2 5,5 5,5 d. Nilai tukar (Rp/US$) 12.500 13.400 13.900 e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 60 60 50 f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) 825 830 830 g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.221 1.155 1.155 4

Source: CEIC Source: CEIC Tantangan : Perlambatan Ekonomi Global Amerika Serikat - - diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian global, mengalami perlambatan di Q2-2015. Per 17 September 2015, The FED mempertahankan suku bunga acuan tetap di level sebelumnya 4 4 3 3 2 2 1 1 0 Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju (% YoY) Slowdown continues in Q2-2015 2.7 2.6 1.0 2.0 2.2 U.S Canada U.K. Australia South Korea EU Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15 1.6 Rilis PDB Q2 2015 beberapa negara menunjukkan tren menurun dibanding Q1 2015 U.S. (2,9 2,7) South Korea (2,5 2,2) Canada (2,0 1,0) Australia (2,4 2,0) U.K 2,9 2,6) Singapore (2,8 1,7) Malaysia (5,7 4,9) Thailand (3,1 2,8) Mexico (2,5 2,2) India (7,5 7,0) Taiwan (3,3 0,8) Brazil (-1,6-2,6) Russia (-1,9-4,6) Pertumbuhan Ekonomi Emerging Market (% YoY) 10 8 6 4 2 0-2 -4 Perlambatan pertumbuhan terjadi di beberapa emerging economies -2.6 7.0 4.7 Pertumbuhan ekonomi yang moderat terjadi di emerging market lainnya -6-4.6 Brazil Russia Cina Indonesia Malaysia Mexico Singapore Thailand India Taiwan Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15 5.0 2.2 1.8 2.8 7.0 0.8

Arah Kebijakan Umum Perpajakan 2016 1. Kebijakan perpajakan dalam rangka optimalisasi penerimaan perpajakan tanpa mengganggu iklim investasi dunia usaha; 2. Kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan mempertahankan daya beli masyarakat ; 3. Kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah industri nasional; dan 4. Kebijakan perpajakan yang diarahkan untuk mengendalikan konsumsi barang kena cukai. 6

Kebijakan Teknis Perpajakan Tahun 2016 1. Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak, terutama kepatuhan WP Orang Pribadi Usaha (Non Karyawan) dan WP Badan. 2. Peningkatan Tax Ratio dan Tax Buoyancy melalui kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi, peningkatan efektivitas penegakan hukum, perbaikan administrasi, penyempurnaan regulasi, dan peningkatan kapasitas DJP. 3. Peningkatan tax coverage melalui penggalian potensi penerimaan perpajakan pada beberapa sektor unggulan seperti sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor konstruksi serta sektor jasa keuangan. 4. Penguatan dan perluasan basis data perpajakan, baik data internal maupun eksternal, melalui : a. digitalisasi SPT dan implementasi e-spt & e-filing; b. implementasi e-tax invoice di seluruh Indonesia; c. implementasi cash register dan Electronic Data Capturing (EDC) yang online dengan administrasi perpajakan; d. implementasi penghimpunan data dari Instansi, Lembaga, Asosiasi dan Pihak Lain. 7

Kegiatan Unggulan Tahun 2016 Kegiatan Unggulan Outcome o Peningkatan penerimaan pajak melalui perluasan cakupan pelayanan dan pengawasan (penambahan kantor dan pembentukan mobile tax office) o Perluasan basis pajak melalui kegiatan ekstensifikasi terhadap calon Wajib Pajak baru antara lain melalui kegiatan operasi pasar dan pemanfaatan data pihak ketiga o Peningkatan pengawasan Pengusaha Kena Pajak melalui implementasi faktur pajak elektronik (e-tax invoice) secara nasional Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Negara yang Optimal o Perbaikan kualitas data internal berbasis IT antara lain melalui migrasi Wajib Pajak ke e-filing dan perluasan jangkauan Data Processing Center Indikator Kinerja Utama o Peningkatan kerjasama dengan pihak ke-3 untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas data eksternal o Peningkatan efektivitas pengelolaan Wajib Pajak melalui implementasi manajemen kepatuhan Wajib Pajak Berbasis Risiko (Compliance Risk Management) o o Peningkatan efektivitas penegakan hukum melalui implementasi modul manajemen alur kerja dalam Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) pada fungsi pemeriksaan, keberatan, dan banding Peningkatan efektivitas pelayanan dan pengawasan berbasis IT antara lain melalui penerapan tax clearance dan cash register online o Persentase realisasi penerimaan pajak terhadap target penerimaan pajak o Rasio Kepatuhan formal SPT terhadap Wajib Pajak terdaftar 8

Penguatan Organisasi DJP Tahun 2016 Di tahun 2016 terdapat unit kerja baru DJP yang mulai beroperasi dan dapat meningkatkan kapasitas DJP dalam mengamankan penerimaan pajak tahun 2016: Terdapat 2 Kanwil DJP baru dan 10 KPP baru, yang telah beroperasi secara penuh sejak 5 Oktober 2015, dan Terdapat 2 Direktorat baru yang mulai beroperasi, yaitu Direktorat HPI dan Direktorat Intelijen: Direktorat HPI : difokuskan untuk mendukung upaya DJP dalam memerangi praktik transfer pricing diantaranya melalui penerapan Advance Pricing Agreement (APA) & Mutual Agreement Procedure (MAP) secara governmentto-government dengan lebih intens serta pelaksanaan Exchange of Information (EOI) secara lebih efektif Direktorat Intelijen : difokuskan untuk membongkar praktik-praktik ketidakpatuhan WP baik melalui penerapan Compliance Risk Management (CRM) maupun pemanfaatan data intelijen dan data umum lainnya secara intens, serta khusus di tahun 2016 untuk mendukung tema DJP yaitu Tahun Law Enforcement 9

TERIMA KASIH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 40-42, KPP 12190 TELP. (021) 5250208, FAKS (021) 5250325 www.pajak.go.id 10