DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 210/PMK.05/2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan rekonsiliasi dalam penyusunan La

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSANBERSAMA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN SALINAN NOMOR : KEP-57/KN/2010 NOMOR: KEP-174/PB/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.05/ 2010 tentang Mekanisme Pelaksan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR31/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL TAKTIS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

2016, No Proyek/Kegiatan melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET-DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI JANUARI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BULAN MEI 2013

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.05/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

BAGIAN ANGGARAN 089 BULAN DESEMBER 2013 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.898, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak Ditanggung Pemerintah. Pertanggungjawaban.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PER AKI B 0 PE G ASA EU 0 PE B GU AN PR V 51 U 5 'A BULAN OKTOBER 2013

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA.

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

PELAKSANAAN REKONSILIASI EKSTERNAL TINGKAT KPPN TA. 2015

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Fasilitas Likuiditas. Pembiayaan Perumahan. Pedoman.

2015, No Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI)

2016, No /PMK.02/2013 tentang Tata Cara Pergeseran Anggaran Belanja dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelola Belanja Lainnya (BA

PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 19 /PB/2008 TENTANG PENGENAAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa proses penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat secara keseluruhan harus dilaksanakan sebagaimana mestinya dan disajikan tepat waktu; b. bahwa Kuasa Pengguna Anggaran sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan tingkat Satuan Kerja serta wajib menyampaikan laporan keuangan setiap bulan ke KPPN dan unit vertikal yang membawahinya sesuai jadwal waktu yang ditetapkan; c. bahwa Kantor Wilayah sebagai Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan tingkat Satuan Kerja dan wajib menyampaikan laporan keuangan setiap triwulan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta unit eselon I yang membawahinya sesuai jadwal waktu yang ditetapkan; d. bahwa dalam hal UAKPA dan UAPPA-W terlambat/lalai menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan KPPN diberi kewajiban untuk memberikan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 73 Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pengenaan Sanksi atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; : 1. Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4286); 2. Undang-Undang 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4355); 3. Undang-Undang 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4400);

4. Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan PER-24/PB/2008 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga; MEMUTUSKAN: Menetapkan : TENTANG PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH. BAB I PROSEDUR PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN Pasal 1 Tingkat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) (1) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) wajib menyampaikan laporan keuangan setiap bulan ke KPPN berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Arsip Data Komputer (ADK). (2) Laporan keuangan yang disampaikan harus dilampiri bukti Register Pengiriman Laporan Keuangan bulan sebelumnya ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) atau Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1). (3) Penyampaian Laporan Keuangan UAKPA ke KPPN selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah bulan bersangkutan berakhir sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pasal 2 Tingkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (1) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) wajib menyampaikan laporan keuangan setiap triwulan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Arsip Data Komputer (ADK). (2) Laporan keuangan yang disampaikan harus dilampiri bukti Register Pengiriman Laporan Keuangan ke UAPPA-E1 triwulan sebelumnya. (3) Penyampaian Laporan Keuangan UAPPA-W ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pasal 3 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara di daerah berkewajiban memberikan sanksi kepada KPA dan UAPPA-W dalam hal KPA dan UAPPA-W terlambat/lalai menyampaikan laporan keuangan. BAB II SANKSI Pasal 4 Tingkat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) (1) Dalam hal Kuasa Pengguna Anggaran belum menyampaikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), KPPN menerbitkan Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan/ SP2LK (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini). (2) Jika sampai dengan 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya SP2LK, Kuasa Pengguna Anggaran tidak menyampaikan laporan keuangan bulanan, KPPN mengenakan sanksi berupa penundaan penerbitan SP2D atas SPM yang diajukan oleh Satuan Kerja yang bersangkutan. (3) Dalam hal pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPPN menerbitkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi/SP2S kepada Satuan Kerja yang belum menyampaikan laporan keuangan (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini). Pasal 5 (1) Penundaan penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dikenakan terhadap SPM-UP/TUP/GUP maupun SPM-LS kepada Bendahara Pengeluaran. (2) Penundaan penerbitan SP2D juga dilakukan terhadap Satuan Kerja yang tidak menyusun dan melaporkan BMN menggunakan SIMAK-BMN serta tidak menyampaikan laporan keuangan ke unit vertikal yang membawahi Satuan Kerja yang bersangkutan. (3) Penundaan penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikecualikan terhadap SPM-LS Belanja Pegawai, SPM-LS ke pihak ketiga, dan SPM Pengembalian. (4) Pengenaan sanksi tidak membebaskan Kuasa Pengguna Anggaran dari kewajiban menyampaikan laporan keuangan kepada KPPN. Pasal 6 Apabila Satuan Kerja telah menyampaikan laporan keuangan setelah batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), KPPN menerbitkan Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi/SP3S (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).

Pasal 7 Tingkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (1) Dalam hal UAPPA-W belum menyampaikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan menerbitkan Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan/SP2LK (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini). (2) Jika sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya SP2LK, UAPPA-W tidak menyampaikan Laporan Keuangan Triwulanan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat mengenakan sanksi. (3) Dalam hal pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan menerbitkan SP2S kepada Kantor Wilayah/UAPPA-W yang belum menyampaikan laporan keuangan (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini). (4) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan kepada: a. Seluruh Satuan Kerja di bawah UAPPA-W tersebut, di mana UAPPA-W dimaksud belum menyampaikan laporan keuangan tanpa pemberitahuan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan instansi vertikal UAPPA-W dimaksud; b. Satuan Kerja yang belum menyampaikan laporan keuangan ke UAPPA-W, di mana UAPPA-W belum menyampaikan laporan keuangan dengan pemberitahuan ketidaklengkapan Satuan Kerja yang menyampaikan laporan keuangan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan instansi vertikal UAPPA-W dimaksud. (5) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa: a. Penundaan penerbitan dispensasi UP dan TUP; b. Penundaan penerbitan SP2D kepada Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan b di atas; c. Penundaan revisi DIPA; d. Sanksi lain yang ditentukan sendiri oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pasal 8 Apabila UAPPA-W telah menyampaikan laporan keuangan setelah batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan menerbitkan SP3S (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).

BAB III KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 9 Pengenaan sanksi mulai dilaksanakan terhadap penyampaian laporan keuangan bulan Februari 2008 dan transaksi SPM mulai bulan Maret 2008 sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan PER-02/PB/2006 tentang Penetapan Sanksi oleh KPPN atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Juni 2008 DIREKTUR JENDERAL, HERRY PURNOMO NIP 060046544

LAMPIRAN I : SP2LK-.../WPB.../KP.../20XX : Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan Yth. Kepala Kantor/Satuan Kerja... Berdasarkan catatan dalam pembukuan keuangan kami, dapat dikemukakan bahwa Kantor... yang Saudara pimpin belum menyampaikan laporan keuangan (Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca) sebagai bahan rekonsiliasi sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Untuk menghindari sanksi sebagaimana tercantum dalam Pasal 73 Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007, laporan keuangan bulan... dapat kami terima selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal SP2LK ini. Jika sampai batas waktu penyampaian Laporan Keuangan dimaksud belum kami terima, sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 akan kami terapkan. Demikian disampaikan atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan... 2. Kepala Seksi Perbendaharaan...... NIP...

LAMPIRAN II : SP2S.../WPB.../KP.../20XX : Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi Yth. Kepala Kantor/Satuan Kerja... Berdasarkan Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan (SP2LK) SP2LK-.../WPB.../KP.../20XX tanggal..., dan sampai dengan tanggal surat ini dibuat ternyata kewajiban penyampaian laporan keuangan belum mendapat penyelesaian, dengan ini diberitahukan bahwa Kantor/Satuan Kerja Saudara diberikan sanksi penundaan penerbitan SP2D atas Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan kecuali SPM-LS Belanja Pegawai, SPM-LS ke pihak ketiga, dan SPM Pengembalian. Pengenaan sanksi berlaku sampai Kantor/Satuan Kerja Saudara memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Demikian atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.... NIP... 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan... 2. Kepala Seksi Perbendaharaan...

LAMPIRAN III : SP2LK.../WPB.../BD.../20XX : Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan Yth. Kepala Kantor...... Berdasarkan catatan dalam pembukuan keuangan kami, dapat dikemukakan bahwa Kantor Wilayah... selaku UAPPA-W yang Saudara pimpin belum menyampaikan laporan keuangan (Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca) sebagai bahan rekonsiliasi sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Untuk menghindari sanksi sebagaimana tercantum dalam Pasal 73 Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007, laporan keuangan triwulan... dapat kami terima selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal SP2LK ini. Jika sampai batas waktu penyampaian laporan keuangan dimaksud belum kami terima, sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 akan kami terapkan. Demikian disampaikan atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.... NIP... 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 2. Kepala Bidang Pembinaan Perbendaharaan...

LAMPIRAN IV : SP2S.../WPB.../BD.../20XX : Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) Yth. Kepala Kantor...... Berdasarkan Surat Peringatan Penyampaian Laporan Keuangan (SP2LK) SP2LK-... WPB.../BD.../20XX tanggal..., dan sampai dengan tanggal surat ini dibuat ternyata kewajiban penyampaian laporan keuangan belum mendapat penyelesaian, dengan ini diberitahukan bahwa terhadap Kantor/Satuan Kerja Saudara diberikan sanksi... Pengenaan sanksi dimaksud berlaku sampai Kantor/Satuan Kerja Saudara memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Demikian atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.... NIP... 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 2. Kepala Bidang Pembinaan Perbendaharaan...

LAMPIRAN V : SP3S.../WPB.../KP.../20XX : Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi Yth. Kepala Kantor/Satuan Kerja... Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) SP2S-.../ WPB.../KP.../20XX tanggal... dan dengan telah dipenuhinya kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga oleh Kantor/Satuan Kerja Saudara, dengan ini diberitahukan bahwa sanksi penundaan penerbitan SP2D atas SPM yang diajukan oleh Kantor/Satuan Kerja Saudara dicabut. Demikian atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.... NIP... 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan... 2. Kepala Seksi Perbendaharaan...

LAMPIRAN VI : SP3S.../WPB.../BD.../20XX : Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi Yth. Kepala Kantor...... Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) SP2S-.../ WPB.../BD.../20XX tanggal... dan dengan telah dipenuhinya kewajiban penyampaian laporan keuangan oleh Kantor/Satuan Kerja Saudara, dengan ini diberitahukan bahwa sanksi yang dikenakan terhadap Kantor/Satuan Kerja Saudara dicabut. Demikian atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.... NIP... 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 2. Kepala Bidang Pembinaan Perbendaharaan...