BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa suatu negara dikatakan makmur apabila memiliki jumlah wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk. Hal ini berarti minat berwirausaha penduduk Indonesia masih rendah sehingga saat ini diperlukan langkah-langkah untuk menumbuhkan minat berwirausaha. Rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha terutama merubah pola pikir para pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka. Minat dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membangkitkan perhatian pada suatu hal. Minat mengindikasikan apa yang diinginkan atau dilakukan orang atau apa yang mereka senangi. Seseorang yang berminat pada suatu hal, maka segala tindakan atau apa yang dilakukan akan mengarahkannya pada minatnya tersebut (Aprilianty, 2012:312). Menurut Fuadi dalam Putra (2012:3) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 11
tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian terhadap bidang tertentu. Salah satu faktor yang memengaruhi minat berwirausaha adalah pendidikan. Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, perilaku dan minat seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan sejati sehingga lebih mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Semakin banyak ilmu dan pengetahuan kewirausahaan yang didapat, maka semakin tinggi pula minat seseorang untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun minat dan jiwa berwirausaha. Situmorang (2007:7) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah mengembangkan masyarakat berkewirausahaan dan menanamkan sikap percaya pada diri sendiri melalui proses belajar yang sesuai. Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada beberapa tahun terakhir ini. Mata pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan telah diajarkan dibeberapa sekolah menengah atas kejuruan dan berbagai perguruan tinggi, bahkan dijadikan kurikulum wajib dan konsentrasi di program studi tertentu. Kewirausahaan telah menjadi materi utama di berbagai kursus bisnis dan koperasi. Tujuannya agar paradigma berpikir peserta didik berubah, yakni pola pikir mencari lapangan kerja setelah tamat sekolah atau kuliah menjadi paradigma berpikir membuka lapangan pekerjaan dan menjadi seorang wirausahawan. 12
Keluarga juga memberikan peran yang sangat penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi para siswa. Keluarga menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan karir anak (Gurbuz dan Aykol, 2008:48). Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Menurut Papadaki dan Chami dalam Gurbuz dan Aykol (2008:48), memiliki orang tua berlatarbelakang wirausaha menjadi faktor penting dalam meningkatkan minat berwirausaha anak karena orang tua mampu memberikan sistem manajemen tentang bagaimana cara berwirausaha. Selain itu, menurut Wang dan Wong dalam Mahesa (2012:3) menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha. Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari keluarga merupakan modal awal bagi siswa untuk menjadi wirausaha. Dengan didukung pihak keluarga, mereka memiliki mental dan motivasi sebagai faktor pendorong utama. Keluarga dapat merangsang para siswa dengan memberikan gambaran nyata betapa nikmatnya memiliki usaha sendiri (berwirausaha). Keluarga akan meyakinkan nikmatnya memiliki kebebasan, menjadi pemimpin dan mengelola karyawan serta meraih keuntungan yang tidak terbatas (Kasmir, 2006:5). Latar belakang keluarga merupakan salah satu kunci membentuk minat berwirausaha anak. Menurut penelitian yang dikutip oleh Drajat, dalam Anshor dan Ghalib (2010:18), perilaku manusia 83% dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh gabungan dari berbagai stimulus. Dalam perspektif ini, pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan kepribadian, karakter dan minat seseorang sangatlah besar. 13
Salah satu cara untuk meningkatkan minat berwirausaha adalah dengan membina generasi penerus bangsa melalui penerapan kurikulum pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah terutama pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk dari pendidikan menengah yang bertujuan menyiapkan lulusan untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah, di samping untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Jusmin, 2012:49). SMK mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam membangun sistem perekonomian dengan memanfaatkan tahap perkembangan remaja dan mendidik siswa agar berminat menjadi wirausaha. Pembekalan pengetahuan kewirausahaan kepada siswa-siswa SMK sangat perlu dilakukan. Semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan siswa SMK akan semakin terbuka wawasannya tentang kewirausahaan (Aprilianty, 2012:313). Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan yang berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. SMK tidak hanya fokus kepada pembelajaran teori, melainkan juga tentang peningkatan keterampilan melalui praktik kerja secara langsung. Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan, lulusan SMK akan lebih mudah untuk diarahkan menjadi wirausaha karena sudah memiliki keterampilan yang cukup. Oleh sebab itu, diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan minat berwirausaha lulusan SMK agar nantinya lulusan SMK mampu membuka lapangan perkerjaan. Siswa yang telah menempuh pelajaran kewirausahaan akan memiliki mental dan motivasi yang tinggi untuk berwirausaha sehingga akan meningkatkan minat serta kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan. Tingginya minat berwirausaha akan melahirkan wirausaha-wirausaha muda yang memiliki visi 14
yang jelas di masa depan. Mereka akan menjadi lebih mandiri, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan peluang bisnis baru dan penemuan-penemuan baru. Masalah pengangguran terdidik akan dapat teratasi karena keluaran (output) dari hasil pendidikan kewirausahaan adalah calon-calon wirausaha muda yang berbakat dan diharapkan nantinya tidak lagi menjadi pencari kerja, tetapi telah menjadi pencipta lapangan pekerjaan. SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan adalah sekolah menengah kejuruan berbasis multimedia yang berada di Jalan Panglima Denai No. 28 Medan. Sekolah Islam yang sudah berjalan selama dua tahun ini telah menerapkan kurikulum kewirausahaan di semua kelasnya. Kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan oleh pihak sekolah agar nantinya setelah lulus sekolah, para siswa mampu menerapkan ilmunya dengan membuka usaha sendiri. SMK IT Marinah Al-Hidayah dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian karena SMK ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan kewirausahaan, tetapi juga memberikan keterampilan dalam hal teknologi informasi yang nantinya diharapkan mampu merubah pola pikir siswa dan menjadikan siswa lulusan sekolah menjadi seorang wirausaha pencipta lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran. Salah satu cara untuk meningkatkan minat berwirausaha siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah adalah dengan mendirikan sebuah studio foto. Di studio tersebut, siswa bisa belajar mengenai teori-teori dasar fotografi, teknik, keterampilan, serta sistem manajemen bisnis foto studio. Hal ini dilaksanakan agar nantinya siswa diharapkan mampu menjalankan bisnis foto studio sendiri. 15
Selain studio foto, di SMK IT Marinah Al-Hidayah juga terdapat laboratorium dan bengkel komputer sebagai sarana siswa untuk belajar merakit dan service komputer. Tujuannya adalah agar siswa mampu merakit dan memperbaiki komputer mereka sendiri dan juga bisa dijadikan sebagai peluang usaha. Sanggar Kreativitas Siswa (SKS) juga tersedia sebagai sarana siswa untuk mengembangkan kreativitas, seperti pengembangan seni kerajinan tangan (handycraft). Siswa tidak hanya dituntut untuk terampil dalam bidang multimedia saja, tetapi juga bisa berkreasi dalam hal kerajinan tangan yang juga bisa dijadikan peluang usaha. Selain itu, siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah juga rutin mengikuti seminar kewirausahaan, baik yang dilaksanakan oleh pihak sekolah maupun dari luar sekolah. Seminar kewirausahaan dinilai cukup baik dalam hal meningkatkan minat berwirausaha siswa karena mampu mengubah pola pikir siswa dan menjadikan wirausaha sebagai pilihan karir di masa depan. Berdasarkan pada fenomena-fenomena pada paparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menuliskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan? 16
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi siswa untuk mengetahui pengaruh antara pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha, serta menjadi acuan bagi pihak sekolah untuk terus meningkatkan pendidikan kewirausahaan pada siswa. b. Bagi Penulis Melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah penulis dalam menganalisis pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa. c. Bagi Peneliti Lanjutan Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga hasilnya menjadi lebih baik. d. Bagi Praktisi Sebagai sumber informasi dan referensi bagi para praktisi untuk memberikan program pendidikan wirausaha yang lebih efektif serta dapat diimplikasikan dengan mudah agar tercipta wirausaha-wirausaha baru. 17