BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo (2009:3) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Hamalik, 2013).

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan

BAB. I PENDAHULUAN. SMK Negeri 03 Payakumbuh merupakan salah satu Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SIKAP BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Siswa sekolah menengah kejuruan pada dasarnya di persiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa suatu negara dikatakan makmur apabila memiliki jumlah wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk. Hal ini berarti minat berwirausaha penduduk Indonesia masih rendah sehingga saat ini diperlukan langkah-langkah untuk menumbuhkan minat berwirausaha. Rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha terutama merubah pola pikir para pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka. Minat dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membangkitkan perhatian pada suatu hal. Minat mengindikasikan apa yang diinginkan atau dilakukan orang atau apa yang mereka senangi. Seseorang yang berminat pada suatu hal, maka segala tindakan atau apa yang dilakukan akan mengarahkannya pada minatnya tersebut (Aprilianty, 2012:312). Menurut Fuadi dalam Putra (2012:3) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 11

tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian terhadap bidang tertentu. Salah satu faktor yang memengaruhi minat berwirausaha adalah pendidikan. Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, perilaku dan minat seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan sejati sehingga lebih mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Semakin banyak ilmu dan pengetahuan kewirausahaan yang didapat, maka semakin tinggi pula minat seseorang untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun minat dan jiwa berwirausaha. Situmorang (2007:7) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah mengembangkan masyarakat berkewirausahaan dan menanamkan sikap percaya pada diri sendiri melalui proses belajar yang sesuai. Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada beberapa tahun terakhir ini. Mata pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan telah diajarkan dibeberapa sekolah menengah atas kejuruan dan berbagai perguruan tinggi, bahkan dijadikan kurikulum wajib dan konsentrasi di program studi tertentu. Kewirausahaan telah menjadi materi utama di berbagai kursus bisnis dan koperasi. Tujuannya agar paradigma berpikir peserta didik berubah, yakni pola pikir mencari lapangan kerja setelah tamat sekolah atau kuliah menjadi paradigma berpikir membuka lapangan pekerjaan dan menjadi seorang wirausahawan. 12

Keluarga juga memberikan peran yang sangat penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi para siswa. Keluarga menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan karir anak (Gurbuz dan Aykol, 2008:48). Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Menurut Papadaki dan Chami dalam Gurbuz dan Aykol (2008:48), memiliki orang tua berlatarbelakang wirausaha menjadi faktor penting dalam meningkatkan minat berwirausaha anak karena orang tua mampu memberikan sistem manajemen tentang bagaimana cara berwirausaha. Selain itu, menurut Wang dan Wong dalam Mahesa (2012:3) menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha. Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari keluarga merupakan modal awal bagi siswa untuk menjadi wirausaha. Dengan didukung pihak keluarga, mereka memiliki mental dan motivasi sebagai faktor pendorong utama. Keluarga dapat merangsang para siswa dengan memberikan gambaran nyata betapa nikmatnya memiliki usaha sendiri (berwirausaha). Keluarga akan meyakinkan nikmatnya memiliki kebebasan, menjadi pemimpin dan mengelola karyawan serta meraih keuntungan yang tidak terbatas (Kasmir, 2006:5). Latar belakang keluarga merupakan salah satu kunci membentuk minat berwirausaha anak. Menurut penelitian yang dikutip oleh Drajat, dalam Anshor dan Ghalib (2010:18), perilaku manusia 83% dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh gabungan dari berbagai stimulus. Dalam perspektif ini, pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan kepribadian, karakter dan minat seseorang sangatlah besar. 13

Salah satu cara untuk meningkatkan minat berwirausaha adalah dengan membina generasi penerus bangsa melalui penerapan kurikulum pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah terutama pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk dari pendidikan menengah yang bertujuan menyiapkan lulusan untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah, di samping untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Jusmin, 2012:49). SMK mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam membangun sistem perekonomian dengan memanfaatkan tahap perkembangan remaja dan mendidik siswa agar berminat menjadi wirausaha. Pembekalan pengetahuan kewirausahaan kepada siswa-siswa SMK sangat perlu dilakukan. Semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan siswa SMK akan semakin terbuka wawasannya tentang kewirausahaan (Aprilianty, 2012:313). Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan yang berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. SMK tidak hanya fokus kepada pembelajaran teori, melainkan juga tentang peningkatan keterampilan melalui praktik kerja secara langsung. Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan, lulusan SMK akan lebih mudah untuk diarahkan menjadi wirausaha karena sudah memiliki keterampilan yang cukup. Oleh sebab itu, diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan minat berwirausaha lulusan SMK agar nantinya lulusan SMK mampu membuka lapangan perkerjaan. Siswa yang telah menempuh pelajaran kewirausahaan akan memiliki mental dan motivasi yang tinggi untuk berwirausaha sehingga akan meningkatkan minat serta kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan. Tingginya minat berwirausaha akan melahirkan wirausaha-wirausaha muda yang memiliki visi 14

yang jelas di masa depan. Mereka akan menjadi lebih mandiri, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan peluang bisnis baru dan penemuan-penemuan baru. Masalah pengangguran terdidik akan dapat teratasi karena keluaran (output) dari hasil pendidikan kewirausahaan adalah calon-calon wirausaha muda yang berbakat dan diharapkan nantinya tidak lagi menjadi pencari kerja, tetapi telah menjadi pencipta lapangan pekerjaan. SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan adalah sekolah menengah kejuruan berbasis multimedia yang berada di Jalan Panglima Denai No. 28 Medan. Sekolah Islam yang sudah berjalan selama dua tahun ini telah menerapkan kurikulum kewirausahaan di semua kelasnya. Kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan oleh pihak sekolah agar nantinya setelah lulus sekolah, para siswa mampu menerapkan ilmunya dengan membuka usaha sendiri. SMK IT Marinah Al-Hidayah dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian karena SMK ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan kewirausahaan, tetapi juga memberikan keterampilan dalam hal teknologi informasi yang nantinya diharapkan mampu merubah pola pikir siswa dan menjadikan siswa lulusan sekolah menjadi seorang wirausaha pencipta lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran. Salah satu cara untuk meningkatkan minat berwirausaha siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah adalah dengan mendirikan sebuah studio foto. Di studio tersebut, siswa bisa belajar mengenai teori-teori dasar fotografi, teknik, keterampilan, serta sistem manajemen bisnis foto studio. Hal ini dilaksanakan agar nantinya siswa diharapkan mampu menjalankan bisnis foto studio sendiri. 15

Selain studio foto, di SMK IT Marinah Al-Hidayah juga terdapat laboratorium dan bengkel komputer sebagai sarana siswa untuk belajar merakit dan service komputer. Tujuannya adalah agar siswa mampu merakit dan memperbaiki komputer mereka sendiri dan juga bisa dijadikan sebagai peluang usaha. Sanggar Kreativitas Siswa (SKS) juga tersedia sebagai sarana siswa untuk mengembangkan kreativitas, seperti pengembangan seni kerajinan tangan (handycraft). Siswa tidak hanya dituntut untuk terampil dalam bidang multimedia saja, tetapi juga bisa berkreasi dalam hal kerajinan tangan yang juga bisa dijadikan peluang usaha. Selain itu, siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah juga rutin mengikuti seminar kewirausahaan, baik yang dilaksanakan oleh pihak sekolah maupun dari luar sekolah. Seminar kewirausahaan dinilai cukup baik dalam hal meningkatkan minat berwirausaha siswa karena mampu mengubah pola pikir siswa dan menjadikan wirausaha sebagai pilihan karir di masa depan. Berdasarkan pada fenomena-fenomena pada paparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menuliskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan? 16

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi siswa untuk mengetahui pengaruh antara pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha, serta menjadi acuan bagi pihak sekolah untuk terus meningkatkan pendidikan kewirausahaan pada siswa. b. Bagi Penulis Melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah penulis dalam menganalisis pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa. c. Bagi Peneliti Lanjutan Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga hasilnya menjadi lebih baik. d. Bagi Praktisi Sebagai sumber informasi dan referensi bagi para praktisi untuk memberikan program pendidikan wirausaha yang lebih efektif serta dapat diimplikasikan dengan mudah agar tercipta wirausaha-wirausaha baru. 17