PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC


BAB III METODE PENELITIAN

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Askan: Pengaruh Bahan Bakar, Kecepatan dan Porting Lubang Intake Exhaust Terhadap Kinerja Motor Bakar Bensin Empat Langkah

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB II TINJAUAN DASAR PUSTAKA LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA MESIN STUDI EKSPERIMEN PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

UJI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN ALAT FUEL SAVER, UNTUK MENINGKATKAN TENAGA DAN MENGURANGI KOMSUMSI BAHAN BAKAR

BAB III METODE PENELITIAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Jurnal Teknik Mesin UMY

Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Berbahan Bakar Premium dan Pertamax

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

Contoh hasil dynotest di atas terlihat jelas bahwa diperlukan AFR 12.5 : 1, sehingga dari gambar tersebut bisa dilakukan beberapa analisa, sbb :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

PENDAHULUAN. Performa suatu kendaraan bermotor dipengaruhi oleh banyak hal. Bahan bakar berhubungan dengan bilangan oktan, bilangan oktan adalah

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS PADA MESIN SEPEDA MOTOR DITINJAU DARI ASPEK DAYA dan TORSI

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PLUS PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV)

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Studi Eksperimental Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium dengan Prestone 0 to 60 Octane Booster terhadap Performance Motor 4 Langkah

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Transkripsi:

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX THE INFLUENCE OF INDUCT PORTING INTAKE AND EXHAUST FOR THE 4 STROKES 200 cc PERFORMANCE WITH PREMIUM AND PERTAMAX FUEL Agus Setiawan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl.Lingkar Selatan Tamantirto, Bantul, Yogyakarta 55183 telp : (0274) 387656 E-mail : Agus_Setiawan_ilely@yahoo.com ABSTRAK Porting adalah membentuk kembali lubang intake dan exhaust agar volume udara dan bahan bakar yang masuk jadi bertambah besar dan lebih bebas hambatan. Sedangkan polishing adalah menghaluskan bagian- bagian yang sudah diporting dan bagian lain dari mesin agar hisapan udara dan Bahan Bakar yang masuk jadi semakin lancar. Lubang Intake & Exhaust pada motor standar terdapat permukaan yang kasar menyerupai kulit jeruk, yang mengakibatkan terhambatnya aliran campuran bahan bakar yang akan masuk dan keluar dari ruang bakar. (Alphin, 2010). Pengujian dilakukan dengan menggunakan sepeda motor 4 langkah TIGER REVOLUTION 200 cc. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bahan bakar premium dan pertamax. Pengujian ini untuk mencari unjuk kerja mesin 4 langkah meliputi daya, torsi dan konsumsi bahan bakar. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bahan bakar premium dan pertamax. Alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dynamometer, tachometer, burret, dan stop watch. Metode pengujian dilakukan mulai 4000 rpm sampai dengan putaran mesin 10000 pada kendaraan uji, dengan sistem throttle spontan. Porting dan polishing lubang intake dan exhaust dengan menggunakan bahan bakar Premium menghasilkan torsi maksimum 18,55 N.m yang dicapai pada putaran mesin 6255 rpm atau lebih besar dari torsi maksimum standar (sebelum porting dan polishing ) yaitu sebesar 17,8 N.m yang dicapai pada putaran mesin 6483 rpm. Menggunakan pertamax tidak menghasilkan daya yang lebih tinggi 18,8 KW. Namun demikian, daya maksimum setelah porting dan polishing dicapai lebih cepat pada putaran 8124 rpm, sedangkan daya maksimum sebelum porting dan polishing baru dicapai pada putaran 8130 rpm. Kata kunci: unjuk kerja, motor 4 langkah, bahan bakar premium dan pertamax. 1

PENDAHULUAN Porting adalah membentuk kembali lubang intake dan exhaust agar volume udara dan bahan bakar yang masuk jadi bertambah besar dan lebih bebas hambatan. Sedangkan polishing adalah menghaluskan bagianbagian yang sudah diporting dan bagian lain dari mesin agar hisapan udara dan Bahan Bakar yang masuk jadi semakin lancar. Lubang Intake & Exhaust pada motor standar terdapat permukaan yang kasar menyerupai kulit jeruk, yang mengakibatkan terhambatnya aliran campuran bahan bakar yang akan masuk dan keluar dari ruang bakar. (Alphin, 2010). Di dalam penelitian ini bahan bakar yang digunakan adalah premium dan pertamax. Dari percobaan ini akan menghasilkan data hasil porting intake dan exhaust menggunakan bahan bakar premium dan pertamax, dilihat dari angka oktan pertamax lebih tinggi di bandingkan dengan premium. Bahan Bakar Premium memiliki kandungan logam berat timbal yang berbahaya bagi kesehatan. Dari sisi teknologi, penggunaan bahan bakar Premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan mesin mengalami knocking atau ngelitik. Sebab, bahan bakar Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Bahan bakar Premium sendiri memiliki Research Octane Number (RON) sebesar 88. (www.pertamina.com, 2014). Pertamax merupakan bahan bakar ramah lingkungan beroktan tinggi hasil penyempurnaan produk Pertamina sebelumnya. Formula barunya yang terbuat dari bahan baku berkualitas tinggi memastikan mesin kendaraan bermotor bekerja lebih baik, lebih bertenaga, knock free, rendah emisi. Pertamax memiliki beberapa keunggulan yaitu: bebas timbal (unleaded) dan Research Octane Number (RON) sebesar 92 dengan stabilitas oksidasi yang tinggi dan kandungan olefin, aromatic, dan benzene-nya pada level yang rendah sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna pada mesin. (www.pertamina.com, 2014). Jika porting dan polish dilakukan secara presisi atau pengukuran yang benar, efeknya adalah tarikan mesin menjadi lebih enteng, nafas mesin lebih panjang, akselerasi lebih spontan dan konsumsi bahan bakar juga jadi lebih efisien, sehingga aliran bahan bakar dan udara akan lebih lancar masuk ke ruang bakar. 2

DASAR TEORI Motor Bakar Empat-langkah Motor bakar empat langkah adalah motor yang setiap satu kali pembakaran memerlukan 4 langkah piston dan 2 kali putaran poros engkol. Prinsip kerja motor 4 langkah dapat dijelaskan sebagai berikut : Langkah Hisap : 1. Torak bergerak dari TMA ke TMB. 2. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup. 3. Campuran bahan bakar dengan udara yang telah tercampur di dalam karburator masuk ke dalam silinder melalui katup masuk. 4. Saat torak berada di TMB katup masuk akan tertutup. Langkah Kompresi : 1. Torak bergerak dari TMB ke TMA. 2. Katup masuk dan katup buang keduaduanya tertutup sehingga gas yang telah diisap tidak keluar pada waktu ditekan oleh torak yang mengakibatkan tekanan gas akan naik. 3. Beberapa saat sebelum torak mencapai TMA busi mengeluarkan api. 4. Gas bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi terbakar. 5. Akibat pembakaran bahan bakar, tekanannya akan naik menjadi kira-kira tiga kali lipat. Langkah Kerja / Ekspansi : 1. Katup masuk dan katup buang dalam keadaan tertutup. 2. Gas terbakar dengan tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian menekan torak turun ke bawah dari TMA ke TMB. 3. Tenaga ini disalurkan melalui batang penggerak, selanjutnya oleh poros engkol diubah menjadi gerak berputar. Langkah Buang : 1. Katup buang terbuka, katup masuk tertutup. 2. Torak bergerak dari TMB ke TMA. 3. Gas sisa pembakaran terdorong oleh torak keluar melalui katup buang. Angka Oktan Angka oktan pada bensin adalah suatu bilangan yang menunjukkan sifat anti ketukan / berdetonasi. Dengan kata lain, makin tinggi angka oktan semakin berkurang kemungkinan untuk terjadi detonasi (knocking). Dengan berkurangnya intensitas untuk berdetonasi, maka campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik sehingga tenaga motor akan lebih besar dan 3

pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat. Besar angka oktan bahan bakar tergantung pada presentase iso-oktan (C8H18) dan normal heptana (C7H16) yang terkandung didalamnya. Bensin yang cenderung ke arah sifat heptana normal disebut bernilai oktan rendah (angka oktan rendah) karena mudah berdetonasi, sebaliknya bahan bakar yang lebih Perhitungan Torsi, Daya, dan Konsumsi Bahan Bakar Torsi adalah indikator baik dari ketersediaan mesin untuk kerja. Torsi didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada jarak momen dan apabila dihubungkan dengan kerja dapat ditunjukkan dengan persamaan (Heywood,1988). T = F x L cenderung ke arah sifat iso-oktan (lebih Dengan: sukar berdetonasi) dikatakan bernilai oktan tinggi (angka oktan tinggi). Misalnya, suatu bensin dengan angka oktan 90 akan lebih sukar berdetonasi daripada dengan bensin beroktan 70. Jadi kecenderungan bensin untuk berdetonasi di nilai dari angka oktannya Iso-oktan murni diberi indeks 100, sedangkan heptana normal murni diberi indeks 0. Dengan demikian, suatu bensin dengan angka oktan 90 berarti bahwa bensin tersebut mempunyai kecenderungan berdetonasi sama dengan campuran yang terdiri atas 90% volume iso-oktan dan 10% volume heptana normal. T = Torsi (N.m) F = Gaya (kgf) L= x = panjang (m) Daya adalah besar usaha yang dihasilkan oleh mesin tiap satuan waktu, didefinisikan sebagai laju kerja mesin, ditunjukkan dengan persamaan ( Heywood, 1988). 2. n. T P 6000 Dengan : P = daya (kw) n = putaran mesin (rpm) T = torsi (N.m) Konsumsi bahan bakar adalah pemakaian bahan bakar yang terpakai per jam untuk setiap daya yang dihasilkan pada motor bakar. Konsumsi bahan bakar spesifik 4

didefinisikan dengan persamaan (Arismunandar, 2002). Konsumsi bahan bakar (mf) b 3600 m f. t 1000. bb Kg jam...(4.1) Jika : b t = 10 cc = 40.45 s ρ bb = 0,81 (kg / liter ) massa jenis untuk bahan bakar premium murni ρ bb = 0,72 ((kg / liter ) massa jenis untuk bahan bakar pertamax Laju Konsumsi Bahan Bakar: mf = 10 40.45 ( cc s. s jam cc liter mf. kg ) liter. 3600 1000 = 0,721 ( kg jam ). 0,81 Diagram Alir Penelitian 5

Diagram Alir Pengujian Daya dan Torsi Diagram Alir Pengujian mf 6

TORSI (N.m) Hasil dan Pembahasan Tabel perbandingan putaran mesin, torsi dan daya 21 19 17 15 13 11 9 7 5 3 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 KECEPATAN PUTAR (rpm) Premium Standar Premium Porting Pertamax Standar Pertamax Porting Gambar 4.1 Grafik perbandingan torsi Pada Gambar 4.1 terlihat hubungan antara torsi roda dengan putaran mesin membentuk kurva parabolik baik data sebelum dan sesudah porting, dengan bahan bakar premium maupun pertamax. Pada kondisi motor standar menggunakan bahan bakar premium murni, pada putaran rendah torsi yang dihasilkan kecil dan akan terus meningkat dan mencapai maksimum sebesar 17,8 N.m pada putaran 6483 rpm, dan kemudian pada putaran di atas 6500 rpm torsi akan terus menurun secara perlahan pada putaran yang lebih tinggi. Penurunan torsi pada putaran tinggi ini terjadi karena pengaruh volume campuran udara bahan bakar yang cenderung berkurang dengan naiknya putaran.volume campuran udara bahan bakar di sini berkaitan dengan derajat pengisian silinder yang tidak sempurna pada putaran tinggi. Katup hisap dan buang cenderung mengalami floating yaitu tidak dapat menutup secara sempurna yang diakibatkan waktu yang sangat singkat. Selain disebabkan adanya penurunan volume bahan 7

DAYA (kw) bakar, penurunan torsi ini juga diakibatkan oleh kenaikan torsi gesek (torsi untuk mengatasi hambatan gesek di dalam mesin) yang bertambah besar seiring meningkatnya kecepatan piston bergerak naik turun. 21 19 17 15 13 11 9 7 5 3 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 KECEPATAN PUTAR (rpm) Premium standar Premium Porting Pertamax Standar Pertamax Porting Gambar 4.2 Grafik perbandingan daya Pada kondisi motor standar menggunakan bahan bakar pertamax (Gambar 4.2), daya juga mengalami hingga kecepatan putaran mesin tertentu dan kemudian terjadi penurunan. Daya mesin Kinerja motor setelah porting dan polishing lubang intake dan exhaust (Gambar 4.2) menunjukan daya maksimum tertinggi dicapai pada kecepatan putaran mesin 8130 rpm yaitu sebesar 18,80 (kw) dan kemudian daya akan terus menurun secara perlahan pada putaran yang lebih tinggi. yang diperoleh tidak lebih besar dari pada kondisi awal (sebelum porting) baik menggunakan bahan bakar premium murni 8

maupun pertamax. Pada kondisi motor standar menggunakan bahan bakar premium murni, mesin sepeda motor setelah porting dan polishing lubang intake dan exhaust justru menghasilkan daya lebih rendah sebesar 18,53(kW) dibanding kondisi awal (18,6 kw). Namun demikian, daya maksimum setelah porting dan polishing dicapai lebih cepat pada putaran 7952 rpm, sedangkan daya maksimum sebelum porting dan polishing baru dicapai pada putaran 8068 rpm (lihat Lampiran 3-4). Hal tersebut dapat disebabkan peningkatan kinerja torsi mesin setelah porting dan polishing. Pada kondisi motor standar menggunakan bahan bakar pertamax, daya maksimum yang diperoleh setelah porting dan polish lubang intake dan exhaust juga tidak lebih besar dari pada kondisi awal (sebelum porting). Seperti halnya hasil pengujian dengan bahan premium, hasil pengujian mesin sepeda motor setelah porting dan polishing lubang intake dan exhaust dengan bahan bakar pertamax tidak menghasilkan daya yang lebih tinggi (18,8 kw) dibanding kondisi awal (18,8 kw). Namun demikian, daya maksimum setelah porting dan polish dicapai lebih cepat pada putaran 8122 rpm, sedangkan daya maksimum sebelum porting dan polish baru dicapai pada putaran 8125 rpm. Hal tersebut dapat disebabkan peningkatan kinerja torsi mesin setelah porting dan polish. 9

KONSUMSI BAHAN BAKAR Konsumsi Bahan Bakar 1.62 1.42 1.22 1.02 0.82 0.62 0.42 0.22 0.02 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 KECEPATAN PUTAR (Rpm) Standar Premium Standar Pertamax Porting Premium Porting Pertamax Gambar 4.3 Grafik Hubungan Laju Konsumsi Bahan Bakar dengan Putaran Perbandingan konsumsi bahan bakar premium dan pertamax terhadap kinerja mesin sebelum dan sesudah dilakukan porting dan polish pada motor 4 langkah 200cc disajikan dalam Gambar 4.3. Konsumsi bahan bakar (mf) baik kondisi awal maupun setelah porting dan polishing cenderung mengalami kenaikan di awal putaran mesin sampai pada putaran 8000 rpm dan selanjutnya menurun seiring dengan kenaikan putaran mesin. Hal ini disebabkan oleh energi yang dibutuhkan lebih besar di awal putaran mesin (dari kondisi diam) dibanding setelah motor berjalan. Konsumsi bahan bakar setelah porting dan polishing lebih rendah dibanding Konsumsi bahan bakar sebelum porting dan polishing. Pada kondisi sebelum porting dan polish (Gambar 4.3), laju konsumsi bahan bakar tertinggi terjadi pada premium, yaitu mencapai angka 1,30 km/jam pada putaran 8000 rpm. Padahal untuk pertamax adalah 10

LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR (km/jam) 1,14 km/jam pada putaran yang sama. Pada kondisi setelah porting dan polish (Gambar 4.3), laju konsumsi bahan bakar tertinggi terjadi pada premium, yaitu mencapai angka 1,20 km/jam pada putaran 8000 rpm. Padahal untuk pertamax adalah 1,08 km/jam pada putaran yang sama. Secara analisis untuk konsumsi bahan bakar, Pertamax masih lebih baik (irit) daripada komposisi premium baik sebelum dan sesudah porting dan polish. Air Fuel Ratio (AFR) 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 KECEPATAN PUTAR (rpm) Standar Premium Standar Pertamax Porting Premium Porting Pertamax Gambar 4.3 Perbandingan penggunaan Bahan Bakar Pertamax dan Premium Perbandingan konsumsi bahan bakar premium dan pertamax terhadap kinerja mesin sebelum dan sesudah dilakukan porting dan polish pada motor 4 langkah 200cc disajikan dalam Gambar 4.3. Konsumsi bahan bakar (AFR) baik kondisi awal maupun setelah porting dan polish 11

cenderung menurun seiring dengan kenaikan putaran mesin. Hal ini disebabkan oleh energi yang dibutuhkan lebih besar di awal putaran mesin (dari kondisi diam) dibanding setelah motor berjalan. AFR setelah porting dan polish lebih rendah dibanding AFR sebelum porting dan polish. Pada kondisi sebelum porting dan polish (Gambar 4.3), AFR tertinggi terjadi pada premium, yaitu mencapai angka 0,14 pada putaran 4000 rpm. Padahal untuk pertamax adalah 0,09 pada putaran yang sama. Pada kondisi setelah porting dan polish (Gambar 4.3), AFR tertinggi terjadi pada premium, yaitu mencapai angka 0,11 pada putaran 4000 rpm. Padahal untuk pertamax adalah 0,09 pada putaran yang sama. Secara langsung kita dapat mengatakan bahwa dengan pertamax bahan bakar yang dikonsumsi mesin menjadi semakin irit sebab campuran udara dan bahan bakarnya menjadi miskin. Komposisi pertamax dengan nilai kalor bahan bakar sebesar 29173 kj/kg akan mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak dari premium dengan nilai kalor bahan bakar sebesar 43031 kj/kg, dengan jam operasi yang sama. AFR adalah perbandingan udara dengan bahan bakar untuk mendapatkan pembakaran yang stoikiometris. Premium memiliki nilai AFR 0,14 agar pembakaran berlangsung sempurna. Sedangkan untuk pertamax nilai AFR adalah 0,09. Sehingga apabila AFR yang terukur besar, maka pembakaran berlangsung dengan kelebihan udara dan hal ini yang menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros. Selain itu pertamax memiliki persentase kandungan oksigen yang tinggi sehingga dimungkinkan adalah kandungan oksigen tersebut. Secara analisis untuk konsumsi bahan bakar, Pertamax masih lebih baik (irit) daripada komposisi premium baik sebelum dan sesudah porting dan polish. Dari gambar Gambar 4.11. juga dapat ditunjukkan bahwa konsumsi bahan bakar pada kondisi porting lebih hemat bahan bakar dibandingkan dengan kondisi standar. Porting Polish pada dasarnya adalah suatu pekerjaan tangan atau manual yg bertujuan untuk memperbaiki efisiensi volumetrik suatu mesin. Pada saat proses fabrikasi, komponen mesin belum 100% sempurna. Faktor produksi masal, menjadi faktor utama. Sehingga komponen mesin belum benar- benar presisi. Porting Polish bertujuan untuk menyempurnakannya. Efisiensi yang maksimal aliran udara dan bahan bakar semakin lancar kerja mesin semakin efisien. Sehingga porting polish tidak akan membuat konsumsi bahan bakar semakin boros, karena kapasitas cylinder tetap sama tidak berubah, namun karena kerja mesin semakin optimal. Jika dilakukan secara normal maka justru konsumsi BBM akan lebih hemat. 12

Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Porting dan polishing lubang intake dan exhaust meningkatkan torsi mesin namun tidak berhasil meningkatkan daya mesin. a. Porting dan polishing lubang intake dan exhaust dengan menggunakan bahan bakar Premium menghasilkan torsi maksimum 18,55 N.m yang dicapai pada putaran mesin 6255 rpm atau lebih besar dari torsi maksimum standar (sebelum porting dan polishing ) yaitu sebesar 17,8 N.m yang dicapai pada putaran mesin 6483 rpm. Kinerja motor setelah porting dan polishing lubang intake dan exhaust dengan menggunakan bahan bakar Pertamax menghasilkan torsi maksimum 18,98 N.m yang dicapai pada putaran mesin 6098 rpm atau lebih besar dari torsi maksimum standar (sebelum porting dan polishing ) yaitu sebesar 17,92 N.m yang dicapai pada putaran mesin 6534 rpm. b. Hasil pengujian mesin sepeda motor setelah porting dan polishing lubang intake dan exhaust dengan bahan bakar pertamax tidak menghasilkan daya yang lebih tinggi (18,8 KW) dibanding kondisi awal (18,8 KW). Namun demikian, daya maksimum setelah porting dan polishing dicapai lebih cepat pada putaran 8124 rpm, sedangkan daya maksimum sebelum porting dan polishing baru dicapai pada putaran 8130 rpm. Seperti hanya hasil pengujian dengan bahan pertamax, mesin sepeda motor setelah porting dan polishing lubang intake dan exhaust dengan bahan bakar premium justru menghasilkan daya lebih rendah sebesar 18,53 (KW) dibanding kondisi awal (18,6 KW). Namun demikian, daya maksimum setelah porting dan polishing dicapai lebih cepat pada putaran 7952 rpm, sedangkan daya maksimum sebelum porting dan polishing baru dicapai pada putaran 8068 rpm. 2. Porting dan polishing lubang intake dan exhaust ternyata menghemat konsumsi bahan bakar. Hal ini disebabkan Karena hanya dengan pada putaran mesin yang rendah, motor sudah mencapai torsi yang optimal (sudah melaju).penggunaan pertamax sebagai campuran bahan bakar pada komposisi tertentu dapat meningkatkan efisiensi mesin. 13

Daftar Pustaka Arismunandar, 2002. Motor Bakar. Bandung: ITB. Anggraeni Ekadewi (2011). Pengaruh penghalusan intake manifold terhadap performansi motor bakar bensin. Aziz abdul, 2012. Analisis penggunaan piston kharisma pada motor supra fit terhadap peningkatan kinerja compression cylinder / cc. Penelitian (dipublikasikan). Bagas, (2010). Skema sistem penyaluran bahan bakar. Bagus Trio (2013). Perbedaan performa motor berbahan premium 88 dan motor berbahan bakar pertamax 92. Tugas Akhir (dipublikasikan). http://e-journal.upstegal.ac.id/index.php/eng/article/view/84 http://eprints.uny.ac.id/10319/ http://free4allcyber.blogspot.com/search/label/blog http://www.laskar-suzuki.com/2012/04/fungsi-klepkatupvalve-dan.html http://lib.unnes.ac.id/18870/1/5211310017 http://lib.unnes.ac.id/19197/1/5201407058.pdf Najib, (2013). Susunan katup, dipublikasikan Susanto Hendro, 2013. Meningkatkan kecepatan sepeda motor yamaha V75 Penelitian (dipublikasikan). Thoyib, (2012). Fungsi klep, dipublikasikan. http://www.keputusan dirjen migas no. 3674 K/24/DJM/2006.com[5 Maret 2014]. http://www.pertamina.com [8 Maret 2014]. www.cyber.blogspot.com.htm 14