PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
PENAMPILAN REPRODUKSI KAMBING INDUK: BOER, KACANG DAN KACANG YANG DISILANGKAN DENGAN PEJANTAN BOER

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

REPRODUKSI AWAL KAMBING KACANG DAN BOERKA-1 DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

LAMA BUNTING, BOBOT LAHIR DAN DAYA HIDUP PRASAPIH KAMBING BOERKA-1 (50B;50K) BERDASARKAN: JENIS KELAMIN, TIPE LAHIR DAN PARITAS

LAJU PERTUMBUHAN PRASAPIH DAN SAPIH KAMBING BOER, KACANG DAN BOERKA-1

EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI

PERTUMBUHAN PRA-SAPIH KAMBING PERANAKAN ETAWAH ANAK YANG DIBERI SUSU PENGGANTI

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN KACANG DENGAN PEJANTAN BOER (BOBOT LAHIR,BOBOT SAPIH DAN MORTALITAS)

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH)

PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN JERAMI PADI FERMENTASI: PERKEMBANGAN BOBOT HIDUP ANAK SAMPAI PRASAPIH

KARAKTERISASI PLASMA NUTFAH KAMBING LOKAL SECARA EX-SITU

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

KAJIAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING PADA SISTEM PEMELIHARAAN YANG BERBEDA DI KECAMATAN ANDOOLO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan hasil persilangan antara kambing Boer jantan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

Lama Kebuntingan, Litter Size, dan Bobot Lahir Kambing Boerawa pada Pemeliharaan Perdesaan di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

PENAMPILAN REPRODUKSI DOMBA LOKAL YANG DISINKRONISASI DENGAN MEDROXY PROGESTERON ACETAT PADA KONDISI PETERNAK DI KELURAHAN JUHUT, KABUPATEN PANDEGLANG

KARAKTERISTIK MORFOLOGI KAMBING PE DI DUA LOKASI SUMBER BIBIT

UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI REPRODUKSI TERNAK DOMBA DI TINGKAT PETAN TERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

MORTALITAS PRASAPIH KAMBING KACANG DAN BOERKA DI STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETAWAH

Laju Pertumbuhan Kambing Anak Hasil Persilangan antara Kambing Boer dengan Peranakan Etawah pada Periode Pra-sapih

PENERAPAN SINKRONISASI BIRAHI KAMBING BOERKA DENGAN LOKAL DI AREAL PERKEBUNAN BERBASIS TANAMAN JERUK PADA LAHAN KERING

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

KAJIAN EKONOMI PADA USAHA TERNAK KAMBING PERAH

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN ANTARA PEJANTAN BOER DENGAN INDUK LOKAL (PE) PERIODE PRASAPIH

HUBUNGAN BOBOT HIDUP INDUK SAAT MELAHIRKAN TERHADAP PERTUMBUHAN PEDET SAPI PO DI FOUNDATION STOCK

Analisis litter size, bobot lahir dan bobot sapih hasil perkawinan kawin alami dan inseminasi buatan kambing Boer dan Peranakan Etawah (PE)

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA

TINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing

KID CROP KAMBING KACANG (Capra Hircus) di KABUPATEN KONAWE UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BOBOT LAHIR DAN PERTUMBUHAN ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH SAMPAI LEPAS SAPIH BERDASARKAN LITTER ZISE DAN JENIS KELAMIN

KORELASI BOBOT BADAN INDUK DENGAN LAMA BUNTING, LITTER SIZE, DAN BOBOT LAHIR ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

KACANG GOATS DOE PRODUCTIVITY IN KEDUNGADEM SUB-DISTRICT BOJONEGORO REGENCY

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

PENGARUH FAKTOR NON GENETIK TERHADAP BOBOT LAHIR KAMBING BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

KERAGAAN REPRODUKSI DAN PRODUKSI KAMBING GEMBRONG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

DOE PRODUCTIVITY AND KID CROP OF ETAWAH GRADE DOES KEPT UNDER INDIVIDUAL AND GROUP HOUSING IN TURI SUB DISTRICT, SLEMAN DISTRICT - DIY PROVINCE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

ANALISIS POTENSI REPRODUKSI KAMBING KACANG DI WILAYAH PESISIR KEPULAUAN WANGI-WANGI, KABUPATEN WAKATOBI

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Domba. karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Potensi dan Keragaman Karakter Kambing Kacang, Peranakan Ettawa (PE) dan Gembrong di Bali

Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

Keunggulan Relatif Anak Hasil Persilangan antara Kambing Boer dengan Kacang pada Priode Prasapih

MATERI DAN METODE. Materi

KARAKTERISTIK MORFOLOGIK KAMBING SPESIFIK LOKAL DI KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

KEJADIAN DAN POLA BERANAK KAMBING KACANG DAN BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

PERFORMAN EKONOMI KAMBING KABOER DAN KAMBING KACANG PADA KONDISI STASIUN PENELITIAN CILEBUT

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

Grade Kambing Peranakan Ettawa pada Kondisi Wilayah yang Berbeda

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) PADA AGROEKOSISTEM YANG BERBEDA

Petunjuk Teknis POTENSI PLASMA NUTFAH KAMBING LOKAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

DAFTAR PUSTAKA. Blakely, J dan D. H. Bade Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

PENGAMATAN POTENSI REPRODUKSI KAMBING BETINA YANG DI PELIHARA SECARA TRADISIONAL DI DAERAH PESISIR KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemajuan ilmu

TEKNOLOGI REPRODUKSI MENUNJANG PROGRAM PENGGEMUKAN TERNAK DOMBA

PRODUKTIVITAS DAN NILAI EKONOMI USAHA TERNAK KAMBING PERAH PADA SKALA KECIL

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

Pertumbuhan Anak Kambing Peranakan Etawah (PE) Sampai Umur 6 Bulan di Pedesaan

DASAR-DASAR PROGRAM PENINGKATAN MUTU GENETIK DOMBA EKOR TIPIS

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

Yoyo dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): , Juli 2013

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

Produktivitas Domba Komposit Sumatera dan Barbados Cross pada Kondisi Lapang

RESPON KAMBING MARICA YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF (EX-SITU) TERHADAP PEMBERIAN HIJAUAN YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

PERFORMANS PEDET SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) PADA KONDISI PAKAN LOW EXTERNAL INPUT

Transkripsi:

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008 PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN (The Growth Performance of Kosta Kids During Preweaning Period from Does of Above 4 Years Old) FITRA AJI PAMUNGKAS Loka Penelitian Kambing Potong, PO Box 1, Sei Putih, Galang 20585, Sumatera Utara ABSTRACT A study to evaluate the growth performance of Kosta kids during preweaning period from does of more than 4 years old was undertaken at Research Station for Goats Production, Sei Putih, North Sumatera. Fifteen late pregnant and naturally mated Kosta goats were intensively raised in a closed animal pens. Biological observation was conducted for the does during preweaning period to weaning period at the age of 90 days old. Parameters included does weight after delivered, birth weight, litter size and preweaning mortality rate. The data were analysed by linear method of SPSS version 1.0. The results showed weight of does after twin bearing (27.17 ± 4.37 kg) were higher than singular bearing (22.43 ± 2.41 kg). The average birth weight of single bearing (1.72 ± 0.17 kg) was higher than twin bearing (1.48 ± 0.19 kg). The weaning weight of single bearing (6.69 ± 0.61 kg) is also higher than twin bearing (6.27 ± 0.81 kg). Mortality rate of preweaning was 31.6% with an average of litter size 1.27. Key Words: Goat, Kosta, Growth, Preweaning ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui pertumbuhan anak kambing Kosta selama periode prasapih yang berasal dari induk yang berumur lebih dari 4 tahun telah dilakukan di Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Sebanyak 15 ekor induk kambing Kosta yang sebelumnya telah menjalani program perkawinan secara alami dan sudah bunting tua dipelihara secara intensif dalam kandang. Pengamatan biologik dilakukan dari induk melahirkan sampai anak disapih umur 90 hari. Parameter yang diamati meliputi bobot induk setelah beranak, bobot lahir, bobot sapih, litter size dan mortalitas prasapih. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode linear dari paket SPSS versi 10. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Bobot induk kambing Kosta setelah beranak pada tipe kelahiran kembar (27,17 ± 4,37 kg) lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kelahiran tunggal (22,43 ± 2,41 kg). Rataan bobot lahir pada tipe kelahiran tunggal adalah 1,72 ± 0,17 kg lebih tinggi dibanding tipe kelahiran kembar (1,48 ± 0,19 kg). Begitu pula rataan bobot sapih pada tipe kelahiran tunggal sebesar 6,69±0,61 kg lebih tinggi dibanding tipe kelahiran kembar (6,27 ± 0,81 kg). Mortalitas prasapih kambing Kosta sebesar 31,6 % dengan rataan jumlah anak sekelahiran (litter size) kambing Kosta sebesar 1,27. Kata Kunci: Kambing, Kosta, Pertumbuhan, Prasapih PENDAHULUAN Dari populasi kambing di Indonesia sekitar 14,8 juta ekor (DITJENNAK, 2007), masih dijumpai kelompok kambing yang endemik di beberapa lokasi namun informasi yang akurat mengenai populasi dan karakteristiknya masih sangat terbatas, diantaranya kambing Kosta. Bahkan jika dilihat dari ukuran efektif populasi, kambing Kosta termasuk dalam kategori terancam kritis (SETIADI et al., 2002). Kambing Kosta adalah salah satu plasma nutfah yang dimiliki Propinsi Banten, dimana lokasi penyebarannya terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, serta ditemukan pula dalam populasi kecil di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta. Salah satu ciri khas kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang 378

sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu tubuhnya berbentuk besar ke bagian belakang, hidung rata dan kadang ada juga yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek dan kebanyakan berwarna coklat tua sampai hitam. Populasi Kambing Kosta terus menyusut, walaupun data yang pasti untuk populasi Kambing Kosta tidak diketemukan, namun perkiraan populasinya di Propinsi Banten hanya sekitar 500 700 ekor (NURMEDIANSYAH dan HERIYADI, 2007). Dengan semakin terbatasnya populasi kambing Kosta maka Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih yang berada di Propinsi Sumatera Utara melakukan kegiatan koleksi kambing Kosta secara ex situ untuk menjaga kelestariannya dari kepunahan disamping mempelajari potensi produksi dan karakteristik biologisnya. Salah satu kriteria untuk mengukur tingkat produktivitas pada ternak kambing adalah mampu menghasilkan anak yang mempunyai pertambahan berat badan yang tinggi dimana biasanya sangat dipengaruhi oleh umur induk dan berat lahir. Umur induk berpengaruh terhadap berat lahir dan produksi susu serta pertumbuhan selanjutnya sampai ternak disapih (GARANTJANG, 2004). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan anak kambing Kosta selama periode prasapih yang berasal dari induk yang berumur lebih dari 4 tahun. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Materi ternak yang digunakan adalah 15 ekor induk kambing Kosta berumur 4 tahun (gigi seri tetap 4 pasang atau mulai aus) yang sebelumnya telah menjalani program perkawinan secara alami dengan pejantan Kosta dan sudah bunting tua. Ternak dipelihara secara intensif dalam kandang kelompok dengan daya tampung 7-10 ekor, dilengkapi bak pakan dan tempat minum. Pemberian sumber bahan makanan dalam bentuk konsentrat dan hijauan pakan ternak. Pemberian konsentrat sebanyak 400 500 gram per ekor per hari diberikan pada waktu pagi hari. Sedangkan hijauan pakan berupa rumput dalam bentuk potong angkut dengan jumlah pemberian berkisar antara 4-5 kg segar per ekor per hari diberikan pada waktu siang dan sore hari. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum. Pengamatan biologik dilakukan dari induk melahirkan sampai anak disapih umur 90 hari. Parameter yang diamati meliputi bobot induk setelah beranak, bobot lahir, bobot sapih, litter size dan mortalitas prasapih. Pencatatan bobot induk setelah beranak, bobot lahir dan litter size dilaksanakan sesaat setelah induk kambing melahirkan. Setelah itu penimbangan induk dan anak kambing dilakukan setiap bulan sampai anak disapih (umur 90 hari). Semua kematian anak dicatat, dan kematian sebelum anak disapih disebut sebagai mortalitas prasapih. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode linear dari paket SPSS versi 10 (SANTOSO, 2002). HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot induk setelah beranak Hasil penelitian dari 15 ekor induk kambing Kosta diperoleh bahwa bobot induk kambing Kosta setelah beranak pada tipe kelahiran kembar (27,17 ± 4,37 Kg) lebih tinggi dibanding tipe kelahiran tunggal (22,43 ± 2,41 Kg) dan secara statistik menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05). Kecenderungan tipe kelahiran kembar terjadi pada bobot induk yang tinggi dikarenakan pada bobot badan yang tinggi dengan kondisi tubuh yang baik pada saat perkawinan mengakibatkan tingginya tingkat ovulasi yang berkaitan erat dengan peningkatan jumlah anak (KOSTAMAN dan SUTAMA, 2006). INOUNU et al. (2002) melaporkan bahwa jumlah anak sekelahiran sangat dipengaruhi oleh rumpun/bangsa, tahun beranak, paritas dan bobot induk saat beranak. 379

Tabel 1. Rataan bobot induk setelah beranak, bobot lahir dan bobot sapih kambing Kosta berdasarkan tipe lahir Tipe lahir Bobot induk (kg) N Bobot lahir (kg) N Bobot sapih (kg) N Tunggal 22,43 ± 2,41 a 11 1,72 ± 0,17 a 11 6,69 ± 0,61 a 10 Kembar 27,17 ± 4,37 b 4 1,48 ± 0,19 b 8 6,27 ± 0,81 b 3 Rataan 23,44 ± 3,39 15 1,62 ± 0,21 19 6,59 ± 0,65 13 N = jumlah pengamatan Bobot lahir dan bobot sapih Rataan bobot lahir dan sapih kambing Kosta berdasarkan tipe lahir ditunjukkan pada Tabel 1. Rataan bobot lahir kambing Kosta pada tipe kelahiran tunggal adalah 1,72 ± 0,17 Kg lebih tinggi dibanding pada tipe kelahiran kembar (1,48 ± 0,19 Kg). Begitu pula rataan bobot sapih pada tipe kelahiran tunggal sebesar 6,69 ± 0,61 Kg lebih tinggi dibanding pada tipe kelahiran kembar (6,27 ± 0,81 Kg). Rataan bobot lahir dan sapih dari tipe kelahiran tunggal dibandingkan kembar ada kaitannya dengan konsumsi gizi selama dalam kandungan dan produksi susu induk setelah melahirkan lebih banyak untuk anak pada tipe kelahiran tunggal dan tidak ada faktor persaingan dibandingkan pada tipe kelahiran kembar. Bobot sapih dapat dijadikan kriteria dalam seleksi ternak dimana dengan bobot sapih yang tinggi diharapkan akan menghasilkan laju pertumbuhan yang tinggi pula (SETIADI et al., 2002). Fluktuasi bobot hidup induk menyusui dan anak selama periode prasapih Selama menyusui terjadi fluktuasi bobot hidup pada induk kambing Kosta yang diimbangi oleh peningkatan bobot hidup anak (seperti terlihat pada Gambar 1), dimana terdapat adanya perubahan bobot hidup yang sangat mencolok apalagi pada umur 1 bulan setelah kelahiran dimana pada anak terjadi peningkatan bobot hidup sedangkan pada induk terjadi penurunan bobot hidup. Penurunan bobot hidup induk selama bulan pertama setelah melahirkan mencapai 9,43 persen lebih rendah dibandingkan yang dilaporkan ATABANY (2002) dimana penurunan bobot hidup induk yang mencapai 15 16 persen. Bobot hidup (kg) 30 25 20 15 10 5 0 23.44 22.85 23.97 21.23 6.56 4.8 1.62 3.05 0 1 2 3 Umur (bulan) Induk Anak Gambar 1. Fluktuasi bobot hidup induk menyusui dan anak selama periode prasapih 380

Penurunan bobot tubuh selama bulan pertama setelah melahirkan sebagai akibat produksi susu yang tinggi pada induk sedang laktasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. WIJONO et al. (2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara bobot hidup induk dengan produksi susu dimana semakin besar bobot hidup maka produksi susu semakin tinggi dan kebutuhan nutrisi anak akan terpenuhi ditandai dengan kenaikan bobot hidup anak. Dengan demikian perubahan maupun perbaikan kondisi tubuh melalui perbaikan tata laksana pemberian pakan yang baik pada saat bunting dan laktasi agar tersedia cadangan yang cukup pada waktu beranak dan mencegah kehilangan bobot tubuh yang berlebihan selama laktasi diperlukan dan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Mortalitas dan litter size Mortalitas prasapih kambing Kosta selama penelitian sebesar 31,6% lebih rendah dibandingkan hasil penelitian SETIADI et al. (2002) yang melaporkan bahwa mortalitas prasapih sebesar 50 persen. Hal ini kemungkinan disebabkan induk yang digunakan dalam penelitian baru berasal dari peternak sehingga belum beradaptasi dengan kondisi pemeliharaan secara intensif, disamping tingginya litter size yang biasanya diikuti dengan tingginya laju mortalitas prasapih. Tingginya tingkat mortalitas kambing Kosta disebabkan pula oleh bobot lahir kambing yang relatif kecil, umur induk yang sudah tua dengan kemungkinan produksi susu induk yang kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan anak apalagi pada kelahiran anak kembar. SETIADI et al. (2001) menyatakan daya hidup prasapih tergantung pada litter size, produksi susu induk serta kemampuan induk dalam merawat anaknya selama periode menyusui. Rataan jumlah anak sekelahiran (litter size) kambing Kosta sebesar 1,27. Hasil ini lebih rendah dari yang diperoleh SETIADI et al. (2002) dan MAHMILIA et al. (2004) dimana jumlah anak sekelahiran kambing Kosta berturut-turut sebesar 2,1 dan 1,73. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan umur induk yang sudah terlalu tua dan tidak produktif lagi untuk menghasilkan anak. Jumlah anak yang dilahirkan merupakan potensi reproduksi kambing betina dan tergantung pada jumlah sel telur yang diovulasikan, jumlah sel telur yang dapat dibuahi dan laju mortalitas embrional. Tabel 5. Mortalitas prasapih dan Litter size selama penelitian dibandingkan dengan beberapa penelitian pada kambing Kosta Uraian Kambing Kosta Kosta *) Kosta **) Mortalitas (%) 31,6 50 21,1 Litter size 1,27 2,1 1,73 *) Hasil penelitian SETIADI et al. (2002) **) Hasil penelitian MAHMILIA et al. (2004) KESIMPULAN Bobot induk kambing Kosta yang berumur 4 tahun setelah beranak pada tipe kelahiran kembar (27,17 ± 4,37 Kg) lebih tinggi dibanding tipe kelahiran tunggal (22,43 ± 2,41 kg). Rataan bobot lahir pada tipe kelahiran tunggal adalah 1,72 ± 0,17 Kg lebih tinggi dibanding tipe kelahiran kembar (1,48 ± 0,19 kg). Begitu pula rataan bobot sapih pada tipe kelahiran tunggal sebesar 6,69 ± 0,61 Kg lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kelahiran kembar (6,27 ± 0,81 kg). Mortalitas prasapih kambing Kosta sebesar 31,6% disebabkan oleh bobot lahir yang relatif kecil, umur induk yang sudah tua dengan kemungkinan produksi susu induk yang kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan anak apalagi pada kelahiran anak kembar. Rataan jumlah anak sekelahiran (litter size) kambing Kosta sebesar 1,27 kemungkinan dikarenakan umur induk yang sudah terlalu tua dan tidak produktif lagi untuk menghasilkan anak. DAFTAR PUSTAKA ATABANY, A. 2002. Strategi pemberian pakan induk kambing perah sedang laktasi dari sudut neraca energi. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pascasarjana. Institut Petanian Bogor, Bogor. 381

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN. 2007. Statistik Peternakan. Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta GARANTJANG, S. 2004. Pertumbuhan anak kambing kacang pada berbagai umur induk yang dipelihara secara tradisional. J. Sains Teknol. 2004. 4(1): 40 45. INOUNU, I., N. HIDAYATI, A. PRIYANTI dan B. TIESNAMURTI. 2002. Peningkatan produktivitas domba melalui pembentukan rumpun komposit. TA 2001. Buku I. Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak, Bogor. KOSTAMAN, T. dan I-K. SUTAMA. 2006. Korelasi bobot badan induk dengan lama bunting, litter size dan bobot lahir anak kambing peranakan etawah. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 5 6 September 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 522 527. MAHMILIA, F., S.P. GINTING, A. BATUBARA, M. DOLOKSARIBU dan A. TARIGAN. 2004. Karakteristik morfologi dan performans kambing gembrong dan kosta. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 375 380. NURMEDIANSYAH, A.A. dan D. HERIYADI. 2007. Mengenal kambing kosta. http://blogs.unpad. ac.id/domba_kambing/?p=10 (18 Mei 2009). SANTOSO, S. 2002. SPSS versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Edisi ketiga. Gramedia, Jakarta. SETIADI, B., SUBANDRIYO, M. MARTAWIDJAJA, D. PRIYANTO, D. YULISTIANI, T. SARTIKA, B.TIESNAMURTI, K. DIWYANTO dan L. PRAHARANI. 2001. Karakterisasi kambing lokal dan upaya mempertahankan keanekaragaman sumberdaya genetik. Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian Peternakan APBN Tahun Anggaran 1999/2000. Balai Penelitian Ternak, Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 188 214. SETIADI. B., B. TIESNAMURTI, SUBANDRYO, T. SARTIKA, U. ADIATI, D.YULISTIANI dan I. SENDOW. 2002. Koleksi dan Evaluasi Karakteristik Kambing Kosta dan Gembrong Secara Ex-situ. Laporan Hasil Penelitian APBN 2001. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. WIJONO, D.B., MARIYONO dan HARTATI. 2005. Korelasi bobot hidup induk menyusui dengan pertambahan bobot hidup pedet sapi Peranakan Ongole. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 12 13 September 2005. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 201 205. 382