BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pendidikan, guru terutama guru PAI mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebab dengan belajar manusia akan memperoleh pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang. 1 Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

IMPLEMENTASI METODE ACTIVE DEBATE DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH DINIYAH DARUL HIJROH SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan evaluasi, guru akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi. bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. Amanat Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistim

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

MOTTO. Belajarlah dari kesalahan orang lain karena usiamu tidak cukup untuk melakukan semua kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kami sajikan agar kita selalu mengingat perintah Allah SWT dan ancaman

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya, karena suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar,

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

PROBLEMATIKA DAN SOLUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 LANGSA SKRIPSI. Diajukan Oleh : AZHARI

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupan untuk menuju perjalanan ke akhirat. bukan hanya produk akhir namun juga kualitas jiwa yang berproses.

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, guru terutama guru PAI mempunyai eksistensi dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Untuk itu, guru harus memperhatikan peserta didik secara individual maupun kelompok, karena antara sesama peserta didik memiliki perbedaan yang sangat mendasar, baik dari segi bakat, minat, dan kecerdasan, maupun dari segi latar belakang pendidikan orang tua, sosial ekonomi, dan kebiasasan di rumah, karena semuanya itu akan mempengaruhi peserta didik. Menurut Ade Rukman Keberhasilan peserta didik dalam belajar, juga ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. diantaranya : Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk paham tentang filosofi dari pembelajaran itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang menjadi kepemilikan siswa 1. Lebih spesifik, peran yang dimaksud disini berkaitan dengan pengaruh pengelolaan kelas terhadap efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam. Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan, karena guru 1 Ade Rukmana dan Asep Suryana, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), 103. 1

2 memegang peranan dalam proses efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan 2. Tujuan ini sesuai dengan amanat yang terkandung dalam pasal yang menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan Nasional dalam undangundang No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas 3. Dari beberapa pemaparan di atas, peneliti tegaskan bahwa pengelolaan kelas merupakan hal yang berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Akan tetapi memiliki kaitan yang erat, pengelolaan kelas lebih ditekankan pada aspek pengaturan lingkungan pembelajaran, sementara pengelolaan pembelajaran menekankan pada aspek mengelola atau memproses materi pelajaran. Pada akhirnya dari kedua aktivitas tersebut, keduanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama yaitu tujuan pembelajaran. Sebagaimana pengelolaan kelas di SMP Darul Ulum 5 Jombang pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam yang sebelumnya dirasa kurang efektif oleh guru, sehingga ada beberapa upaya yang dilakukan oleh guru agar pengeloaan kelas lebih menyenangkan dan proses pembelajaran terasa lebih efektif. Salah satunya dengan menata model tempat duduk agar siswa tidak merasa jemu dan membosankan, serta pembenahan sistem ventilasi kelas agar tercipta lingkungan kelas yang nyaman dalam pembentukan kelompok belajar, dan diharapkan pengembangan pembelajaran serta pengajaran 2 Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: Rajawali Press, 2009), 325. 3 undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya (Bandung :Nuansa Aulia, 2006), 102.

3 tersebut siswa dapat lebih memahami dengan baik materi pelajaran Pendidikan agama Islam yang disampaikan oleh guru Dengan melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha yang sangat penting dan harus mendapat prioritas oleh seorang guru dalam berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan terarah. Pendidikan agama Islam juga merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agam Islam melalui kegiatan bimbingan dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional 4 Mata pelajaran Pendidikan agama Islam merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai moral serta tanggung jawab sebagai seorang yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, terutama kepada Allah SWT. Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utamamenurut ukuran-ukuran Islam Untuk meningkatkan efektifitas belajar pada pelajaran Pendidikan agama Islam siswa, dapat diwujudkan dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus memberi penekanan dan 4 Chabib Thoha, Abdul Mu thi, Ed, PBM PAI di Sekolah (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998), 180.

4 pengalaman secara langsung serta merancang proses belajar mengajar di kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajarinya Berangkat dari pemaparan di atas, maka penulis akan mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum 5 Jombang. B. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahan persepsi serta kesatuan pengertian, pendapat serta pemahaman permasalahan maka peneliti membatasi penelitian ini dengan ruang lingkup sebagai berikut ; a. Fokus penelitiannya adalah tentang pengaruh pengelolaan kelas dengan formasi tempat duduk siswa terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan agama Islam. b. Formasi Tempat duduk yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berbagai macam model penataan tempat duduk siswa yang biasanya diterapkan disekolah seperti : Model Huruf U, Corak Tim, Meja Konfrensi, Lingkaran, Susunan Chefron, Auditorium, dan Tradisional c. Efektifitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pem-belajaran d. Pendidikan agama Islam dibatasi pada pelajaran Aqidah Akhlak dan Fiqih.

5 e. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama SMP Darul Ulum 5 Jombang. f. Dari segi variabel penelitian, peneliti menetapkan variabel independent (bebas) yaitu Pengelolaan Kelas dan variabel dependent (terikat) nya adalah Pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum 5 Jombang. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup penelitian di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan kelas di SMP Darul Ulum 5 jombang? 2. Bagaimana efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum 5 Jombang? 3. Apakah terdapat pengaruh pengelolaan kelas dengan formasi tempat duduk siswa terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan agama Islam yang dilakukan di SMP Darul Ulum 5 Jombang?

6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian atas penulisan proposal ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui model pengelolaan kelas di SMP Darul Ulum 5 Jombang dalam melaksanakan. b. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum 5 Jombang. c. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh SMP Darul Ulum 5 Jombang. 2. Manfaat penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritik a. Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademik, sebagai bahan penelitian serupa pada masa yang akan datang, sebagai bahan pembanding pada penelitian dimasa lalu sekalipun dalam sudut pandang yang berbeda. b. Dapat digunakan untuk melengkapi dan menyempurnakan berbagai konsep tentang pengaruh pengelolaan kelas terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum 5 Jombang. 2. Secara praktik

7 a. Memberiakan informasi yang berguna bagi sekolah atau lembaga mengenai pengaruh pengelolaan kelas terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMP Darul ulum 5 Jombang b. Melatih peneliti dalam menerapkan karya ilmiah yang sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajari sekaligus meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatui hubungan, sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu di buktikan kebenarannya. Menurut Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, hipotesis adalah pernyataan mengenai sesuatu hal yang harus diuji kebenarannya atau dugaan sementara 5. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : a. Hipotesis Kerja (Ha) Mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum 5 Jombang. 5 Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. Statistik Induktif (Yogyakarta: BPFE, 1994),183.

8 b. Hipotesis Nol (Ho) Mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum 5 Jombang. Jika (Ho) terbukti setelah di uji, maka (Ho) di terima dan (Ha) di tolak. Namun sebaliknya jika (Ha) terbukti setelah di uji maka (Ha) di terima dan (Ho) ditolak. F. Penelitian Terdahulu 1. Skripsi Arif Afandi dengan judul Manajemen Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMPN 1 Soko Mojokerto skripsi ini membahas tentang manajemen pengelolaan kelas untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran Pendidikan agama Islam dengan pendekatan diskriptif, yaitu persiapan dan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. 6 2. Skripsi Lilik Budianto dengan judul Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan agama Islam di Madrasah Diniyah Awaliyah Masjid Makmur Jetis Yogyakarta skripsi ini membahas tentang bagaimana cara mengelola kelas yang besar dalam proses pembelajaran Pendidikan agama Islam yang lebih menitik beratkan pada pengelolaan 6 Arif Afandi, Manajemen Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMPN 1 Soko Mojokerto (Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya, 2011).

9 proses pembelajaran bukan penataan dan pengaturan kelas secara fisik saja. 7 3. Skripsi Muhammad Ginanjar dengan judul Manajemen Pengelolaan Kelas di SD Al Hikmah Surabaya skripsi ini membahas tentang kegiatan pengelolaan pembelajaran di SD Al Hikmah Surabaya hasil penelitian tersebut menggambarkan manajemen dalam mengkodisikan kelas, baik dari segi penataan bangku maupun proses pembelajaran yang menyenangkan G. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan para pembaca dalam menelaah skripsi ini, penulis membagi pembahasannya dalam empat bab. Sebelum memasuki bab pertama diuraikan tentang : Halaman Judul, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Tabel. Setelah bagian formalitas, disusunlah keempat bab sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Skripsi merupakan pertanggungjawaban ilmiah, karena itu memuat hal-hal sebagai berikut : Latar Belakang Masalah, ruang Lingkup Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. BAB II : Landasan Teori merupakan paparan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini meliputi: Pengelolaan Kelas (Pengertian Pengelolaan Kelas, 7 Muhamamad Ginanjar, Manajemen Pengelolaan Kelas di SD Al Hikmah Surabaya (Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya, 2009).

10 Tujuan Pengelolaan Kelas, Keterampilan mengelola Kelas, Pendekatan dalam mengelola Kelas, Formasi tempat duduk belajar), Efektifitas Pembelajaran, Pembelajara Pendidikan Agama Islam, dan Pengaruh Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran BAB III : Berisikan Metodologi penelitian yang meliputi :Desain penelitian, metode penentuan sampel atau subyek penelitian, metode pengumpulan data, desain pengukuran, teknik analisis data. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi : penyajian data hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian. BAB V : Penutup berupa kesimpulan dan saran