BAB I PENGANTAR. potensi ancaman terhadap kepentingan nasional. Geografi, geopolitik, dan

dokumen-dokumen yang mirip
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 61 TAHUN 2011 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ / 2011 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KOTA TEGAL

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 18 / /2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) KOTA SURABAYA

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI.

KAWISTARA. VOLUME 4 No. 1, 21 April 2014 Halaman 1-110

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: /85/KEP/ /2015 TENTANG

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG POS KOMANDO TERPADU PENGAMANAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPAI MALUKU TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/61/KPTS/013/2006 TENTANG FORUM KOORDINASI DAN INFORMASI (FORKORIN) PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 7 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM TERPADU GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JURNAL KETAHANAN NASIONAL. NOMOR XIX (3) Desember 2013 Halaman

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

`BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan, baik oleh masyarakat

TARGET TAHUN Persentasi kejadian SARA yang tertangani

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN PADA:

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA

FORUM KOORDINASI PIMPINAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

B. Struktur Organisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MI STRATEGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 03 TAHUN2015 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT GUBERNUR BALI,

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BUPATI BLITAR KEPUTUSAN BUPATI BLITAR NOMOR 188/ 72 / /KPTS/2015

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ ~" /II.03/HK/2016

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

ARAH KEBIJAKAN KEGIATAN FASILITASI KEWASPADAAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB V PENUTUP. 1. Konsep keamanan nasional dalam RUU Keamanan Nasional pada. dasarnya telah menerapkan konsep keamanan non tradisional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

KAJIAN PENGUATAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH

STRATEGI GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI GUNA MENDORONG STABILITAS KEAMANAN DAN POLITIK DALAM RANGKA SUKSESI PEMILU 2014 PAPARAN SESDITJEN KESBANGPOL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG LANGKAH-LANGKAH KOMPREHENSIF PENANGANAN MASALAH POSO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

PELUANG DAN TANTANGAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DALAM RANGKA MENJAGA KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DI DIY BADAN KESBANGLINMAS DIY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

DISAMPAIKAN PADA : RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA, PUSAT DAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

Kementerian Dalam Negeri 2017

LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI PEMANTAPAN STABILITAS KEAMANAN DALAM NEGERI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Era reformasi dan globalisasi saat ini membuka celah peningkatan potensi ancaman terhadap kepentingan nasional. Geografi, geopolitik, dan geostrategi suatu bangsa menjadi lebih dinamis. Kepentingan bangsa dalam mewujudkan tujuan dan cita-citanya menjadi pergolakan di samping isu-isu dunia strategis lainnya. Transnational crime, demokratisasi, penegakkan HAM menjadi tema sentral bagi setiap negara. Gubernur Lemhannas Budi Susilo Supandji menyatakan bahwa ditengah kaburnya wujud dan bentuk ancaman yang berkembang dewasa ini, potensi ancaman tidak lagi dalam bentuk ancaman yang bersifat fisik. Invasi dalam bentuk pengerahan kekuatan militer tidak lagi menjadi pilihan bagi negara-negara yang memiliki kepentingan atas negara lain untuk memaksakan kepentingannya dan menaklukkan negara lainnya, dampak yang ditimbulkan menyentuh sendisendi kehidupan nasional, utamanya terkait nilai, jati diri bangsa dan semangat kebangsaan masyarakat (Supandji, 2012 : 7). Potensi-potensi ancaman yang ada dapat berasal dan tercipta dari dalam dan luar negeri sehingga harus dapat dideteksi secara dini guna pencegahan secara dini pula, agar tidak berkembang jauh menjadi ancaman yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Deteksi dini dapat diperoleh dari berbagai informasi yang ada lalu diolah menjadi suatu produk, kemudian I1

2 digunakan bagi pengguna (user), hal ini merupakan kerja intelijen. Ramelan Prayitno (2009:13) mengatakan bahwa "intelijen mempunyai arti kecerdasan. Dalam bahasa kaum telik sandi, intelijen adalah informasi-informasi yang telah diolah dan dimatangkan oleh pelaku intelijen dalam sebuah organisasi dengan metode khusus. Informasi yang sudah siap saji tadi disebut sebagai intelijen, kemudian akan dilahap oleh atasan si intelijen tadi (user)". Senada hal tersebut Saronto mengemukakan bahwa "sejak jaman kuno hingga jaman modern, baik dalam situasi perang maupun damai, setiap organisasi intelijen negara (badan intelijen) berfungsi menyediakan informasi intelijen yang benar, jujur, tepat dan cepat (felox et exactus) sehingga pengguna (user) mempunyai pengetahuan yang bulat mengenai suatu masalah dan waktu yang cukup sebelum memutuskan kebijakan" (Saronto, 2008:2). Keberadaan intelijen tentunya sangat diperlukan untuk senantiasa memberikan informasi informasi intelijen dan analisis-analisis intelijen terhadap potensi, gejala dan peristiwa saat ini dan prediksi di masa depan, seperti halnya yang dikatakan Irawan Sukarno bahwa "upaya-upaya intelijen itu adalah memberikan masukan dalam rangka penggarisan kebijakan atau mengamankan kebijakan yang telah diambil tetapi berhadapan dengan ATHG (ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan) dari dalam maupun luar negeri" (Sukarno, 2011:22). Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pembentukan Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota seluruh Indonesia, pembentukan Kominda sebagai penyelenggara deteksi dini

3 terhadap ancaman stabilitas nasional di daerah. Kominda yang didukung oleh aparat intelijen merupakan forum komunikasi dan koordinasi unsur intelijen dan unsur pimpinan daerah di provinsi dan kabupaten / kota. Tugas Kominda sesuai Permendagri nomor 16 tahun 2011 pasal 7 ayat 2 adalah merencanakan, mencari, mengumpulkan, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan informasi dan bahan keterangan dari berbagai sumber mengenai potensi, gejala atau peristiwa yang menjadi ancaman stabilitas nasional di daerah. Kominda juga bertugas memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi kepala daerah mengenai kebijakan yang berkaitan dengan deteksi dini, peringatan dini, dan pencegahan dini terhadap ancaman stabilitas nasional di daerah sehingga ketahanan wilayah dapat terwujud dengan baik. Keberadaan Kominda juga harus bisa mengamankan kebijakan nasional, membantu pemerintah daerah dan aparat terkait menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Intelijen adalah mata dan telinga negara dan pemerintah untuk mendeteksi keinginan dan kehendak masyarakat, gejolak maupun permasalahan yang berkembang di masyarakat serta keberhasilan program dan kebijakan pemerintah yang telah dan akan digulirkan. Kominda di tingkat kabupaten diketuai langsung oleh Bupati. Tugas dan kewajiban Bupati sesuai Permendagri nomor 16 tahun 2011 pasal 4 ayat 1, bahwa Bupati melakukan pembinaan dan memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat terhadap timbulnya ancaman stabilitas nasional di daerah. Bupati juga mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengkoordinasikan fungsi dan kegiatan

4 instansi vertikal di kabupaten sebagai jaringan intelijen serta menjamin terlaksananya kegiatan operasional Kominda di kabupaten. Uraian di atas dapat dikatakan bahwa keberadaan Kominda adalah untuk membantu pemerintah daerah dalam merencanakan, mencari, mengumpulkan, mengkoordinasikan, dan mengkomunikasikan informasi keterangan intelijen dari berbagai sumber mengenai potensi, gejala atau peristiwa yang menjadi ancaman stabilitas nasional di daerah serta memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dan unsur pimpinan daerah lainnya, mengenai kebijakan yang berkaitan dengan deteksi dini, peringatan dini dan pencegahan dini terhadap ancaman stabilitas nasional di daerah. Keberadaan tersebut tentunya sangat membantu pemerintah daerah di dalam membangun dan mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh. Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai optimalisasi peran Kominda dalam mendukung pemerintah daerah membangun ketahanan wilayah. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat tiga persoalan pokok yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini, yakni: 1. Bagaimana peran Kominda dalam mendukung pemerintah daerah Kabupaten Demak membangun ketahanan wilayah. 2. Kendala-kendala apa yang dihadapi Kominda dalam mendukung pemerintah daerah Kabupaten Demak membangun ketahanan wilayah.

5 3. Bagaimana strategi optimalisasi peran Kominda dalam mendukung pemerintah daerah Kabupaten Demak membangun ketahanan wilayah. 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian mengetengahkan tema intelijen maupun peran komunitas intelijen daerah (Kominda) bukan merupakan penelitian yang baru dilakukan, demikian pula dengan penelitian ketahanan wilayah sudah sering dilakukan. Penelitian-penelitian yang dilakukan tersebut mempunyai beberapa penekanan yang berbeda serta lokasi penelitian yang berbeda pula. Hasil penelusuran peneliti baik di program S2 Ketahanan Nasional maupun di Perpustakaan Pusat Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta ditemukan beberapa hasil penelitian tentang intelijen maupun Kominda. Etris Dsem (2007) melakukan penelitian terkait dengan judul tesis "Peran Kominda Dalam Mengatasi Konflik di Sumatera Barat" penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran Kominda dalam mencegah, mengatasi, dan menekan konflik yang terjadi di Propinsi Sumatera Barat serta mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh Kominda Sumatera Barat dalam menjalankan perannya. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Anggoro (2010) dengan judul tesis "Peran Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Dalam Mengatasi Aksi Terorisme dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah Studi di Kabupaten Ciamis Jawa Barat". Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Kominda dalam mengatasi aksi teroris di Kabupaten Ciamis serta implikasinya terhadap ketahanan wilayah.

6 Alinapia Pasaribu (2010) melakukan penelitian dengan judul "Optimalisasi Peran Detasemen Intelijen dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah Studi Kasus di Denintel Kodam Iskandar Muda". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengoptimalisasi peran Detasemen Intelijen Denintel Kodam Iskandar Muda serta implikasinya terhadap ketahanan wilayah. Augustinus Reinhart Wetik (2010) dengan judul penelitian "Peningkatan Kerjasama Kodim Dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang Dalam Rangka Membangun Jaring Intelijen Wilayah". Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kerjasama kodim dan pemda Kabupaten Karawang dalam rangka membangun intelijen wilayah. Peneliti lainnya Wahyu Haminarko (2012) dengan judul penelitian "Optimalisasi Peran Intelijen Dalam Rangka Pelaksanaan Kebijakan Daerah dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah Studi di Kominda Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi peran intelijen dalam rangka pelaksanaan kebijakan daerah dan implikasinya terhadap ketahanan wilayah. Suharyanto (2012) dengan penelitian "Optimalisasi Satuan Kontra Intelijen Untuk Penanggulangan Aksi Terorisme Studi Di Satuan Intelijen Bais TNI". Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja satuan kontra intelijen dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta mengetahui upaya optimalisasi dalam menanggulangi aksi terorisme di Indonesia. Adapun penelitian yang dilakukan ini dengan judul "Optimalisasi Peran Kominda Dalam Mendukung Pemerintah Daerah Membangun Ketahanan

7 Wilayah Studi Di Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah" merupakan judul yang belum pernah dijadikan obyek kajian oleh peneliti sebelumnya, terlebih menjadikan wilayah Kabupaten Demak sebagai lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi peran Kominda dalam mendukung pemerintah daerah membangun ketahanan wilayah di Kabupaten Demak. 1.4 Tujuan Penelitian Mencermati masalah pokok penelitian yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui peran Kominda dalam mendukung pemerintah daerah Kabupaten Demak membangun ketahanan wilayah. 2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Kominda dalam mendukung pemerintah daerah Kabupaten Demak membangun ketahanan wilayah. 3. Mengetahui strategi optimalisasi peran Kominda dalam mendukung pemerintah daerah Kabupaten Demak membangun ketahanan wilayah. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademis Penelitian ini dapat bermanfaat dan memberi motivasi para peneliti yang akan mengkaji obyek kajian yang serupa sehingga hasil penelitian ini dapat lebih bervariasi, tentunya dengan cara pandang dan pemahaman yang berbeda. Penelitian ini diharapkan pula menjadi langkah awal untuk mengembangkan

8 kajian-kajian mengenai peran intelijen di daerah khususnya Kominda di dalam mendukung pemerintah daerah membangun ketahanan wilayah. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini terutama bagi komunitas intelijen daerah (Kominda) dan pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Demak. Hasil penelitian ini merupakan perpaduan antara kajian dan analisis terkait peran komunitas intelijen daerah (Kominda) dalam mendukung pemerintah daerah membangun ketahanan wilayah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berharga bagi Kominda untuk lebih meningkatkan perannya dan bagi pemerintah daerah sebagai bahan masukan dalam membangun ketahanan wilayah yang lebih tangguh.