PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme)



dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PANTAI TIRTA SAMUDRA BANDENGAN DI JEPARA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA (WANAWISATA) CINDELARAS DI KABUPATEN GROBOGAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

TAMAN WISATA WADUK WADASLINTANG DI KABUPATEN WONOSOBO

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA COLO, KUDUS

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

EKOWISATA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE TRITIH CILACAP (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR)

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

HOTEL RESORT DI PULAU KARIMUNJAWA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik Frank Lloyd Wright

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KEBUN BINATANG TINJOMOYO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

BAB III RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI. A. Kedaan Geografis Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

PUSAT FASILITAS REKREASI DAN OLAHRAGA DI ASINAN KAWASAN WISATA RAWAPENING

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN

TAMAN RIA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PASIR KENCANA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR REGIONALISM BERTEMA EKOTURISME

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya memiliki potensi pengembangan pariwistata yang luar biasa

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PANGKALAN PENDARATAN IKAN SANGSIT KABUPATEN BULELENG BALI PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNACULAR

Penilaian pengelolaan lingkungan pulau wisata, di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Jakarta Utara Siregar, Mara Oloan

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

SERI BUKU INFORMASI DAN POTENSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

PERENCANAAN KEMBALI OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH BREBES

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN TEPIAN TELUK GILIMANUK SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ENDAH SRI PALUPI L2B 096 225 Periode 75 Juni Oktober 2001 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2001

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia telah meyakini bahwa konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan salah satu bentuk pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kawasan-kawasn konservasi (protected areas) terus dikembangkan baik luas, bentuk, maupun intensitas pengelolaannya. Salah satu bentuk kawasan konservasi yang pesat perkembangannya adalah taman nasional. Menurut Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian alam, Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang terdiri atas zona inti dan zona-zona lain yang dimanfaatkan untuk tujuan pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Berdasarkan data statistic tahun 1997, luas Taman Nasional di propinsi Jawa Timur meliputi 175.944,80 Ha. Secara structural, pengelolaan taman nasional di Jawa Timur dibedakan menjadi 4 balai/taman Nasional yang meliputi : Balai Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, Balai Taman Nasional Baluran, Balai Taman Nasional Alas Purwo dan Balai Taman Nasional Meru Betiri. Dalam kaitannya dengan kepariwisataan Jawa Timur, kabupaten Banyuwangi termasuk Sub Daerah Tujuan Wisata (DTW) C dan wilayah Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) 6 bersama-sama dengan wilayah kabupaten yang termasuk wilayah kerja Pembantu Gubernur Wilayah Jember. Pengembangan KPP 6 Jember, prioritas utama ditujukan untuk Sub SKPP Baluran, Meru Betiri, Kawah Ijen dan Plengkung, terutama untuk lingkungan alam yang memiliki potensi dan daya tarik wisata. Sub KPP andalan tersebut sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan berada dalam Zona Pemanfaatan Kawasan Taman Nasional. Berdasarkan data jumlah pengunjung baik wisatawan nusantara maupun wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara pada saat krisis moneter dan situasi keamanan yang tidak bagitu menjamin, di Taman Nasional Alas Purwo justru terjadi kenaikan kunjungan khususnya wisatawan nusantara sebesar 58,39% dan hanya sedikit penurunan wisatawan mancanegara yaitu sebesar 5,19% dibandingkan dengan Taman Nasional lainnya di Propinsi Jawa Timur. Penurunan wisatawan mancanegara di

Taman Nasional Baluran sebesar 68.23%, Taman Nasional Meru Betiri sebesar 81,01% dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebesar 66,02%. Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan yang terletak di Semenanjung Blambangan Kabupaten Banyuwangi. Taman Nasional ini mempunyai luas 43.420 Ha dengan ketinggian antara 0-322 m dpl. Selain memiliki keanekaragaman flora, fauna serta goa alamnya, kawasan ini dikelilingi oleh beberapa pantai berpasir putih bersih dan dikenal dengan pasir gotrinya. Di sini terdapat 15 lokasi obyek wisata alam dan budaya dimana 4 lokasi telah dikembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat yaitu Sadengan, Trianggulasi, Pura Luhur Giri Saloka dan Plengkung. Pantai Plengkung terkenal sebagai arena selancar rangking dua di dunia setelah Hawai dan beberapa kali dipakai penyelenggaraan lomba selancar tingkat dunia. Pantai Plengkung memiliki aksesibilitas rendah yaitu jalan kaki menyusuri pantai sejauh 12 km dari Pantai Trianggulasi atau lewat laut dengan sewa perahu nelayan atau speed boat melalui Pantai Grajagan atau Bali. Pengembangan kawasan ini sangat dibatasi mengingat hanya cocok bagi wisatawan dengan minat khusus yaitu olahraga selancar.untuk itu fasilitas dan sarana yang lengkap bagi wisatawan sebaiknya disediakan di Pantai Trianggulasi sebagai batas akhir kendaraan bermotor. Pantai Trianggulasi merupakan kawasan pantai berjarak 72 km dari Kota Banyuwangi dan terletak di Desa Kendalrejo Kecamatan tegaldlimo. Pantai Trianggulasi merupakan pantai berpanorama indah dengan pasir putih dan formasi hutan pantai yang didominasi oleh pohon Keben (ponon perdamaian), Bogem, Ketapang, dan Nyamplung. Sarana yang sudah ada yaitu cottage, parkir, dapur umum, gardu pandang, tempat istirahat dan toilet, kondisinya kurang terawatt. Dalam pengembangan pariwisata kabupaten Banyuwangi, Pantai Trianggulasi idealnya akan berfungsi sebagai Sentral Kawasan Alas Purwo dan sekitarnya. Hal ini di dukung oleh : Letaknya berada di antara beberapa obyek wisata budaya yaitu Pura Luhur Giri Saloka (Upacara Pagerwesi), Sumber Pancur (Sugesti awet muda), goa-goa untuk semedi, serta wisata alam Savana Sadengan, penangkapan Penyu Ngagelan, Plengkung, Segara Anakan dan Wana Wisata Grajagan.

Pantai Trianggulasi merupakan pintu gerbang menuju Plengkung lewat perjalanan darat dan batas akhir kendaraan. Kawasannya cukup luas dengan perpaduan antara hutan tropis dataran rendah, pantai pasir putih dan memanjang ±8 km. Hubungan antara wisata dan konservasi alam harus ada untuk menghindari kemungkinan rusak dan hancurnya Sumber Daya Alam yang mendasari pengembangan. Dalam kebijaksanaan pola dasar pengembangan pariwisatanya, untuk wilayah Kabupaten Banyuwangi sebaiknya dikembangkan wisata yang berwawasan lingkungan (Ekoturisme). Hal ini dengan pertimbangan bahwa dari sejumlah obyek wisata di Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh obyek wisata alam dan berada dalam Zona Pemanfaatan Taman Nasional. Dari uraian di atas dikwtahui bahwa Pantai Trianggulasi dan beberapa blok wisata di sekitarnya yang termasuk dalam WPP II Banyuwangi Selatan yang berada di dalam zona pemanfaatan Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi cukup layak untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata alam dan budaya dengan tetap memperhatikan fungsi utama Taman Nasional yaitu konservasi/perlindungan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan rekreasi. Oleh karenanya dibutuhkan adanya pengembangan kawasan dan penambahan fasilitas pendukung. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Pengembangan Pantai Trianggulasi di Taman Nasional Alas Purwo dengan penekanan desain arsitektur organic bertema ekoturisme. 1.2. TUJUAN DAN SASARAN 1.2.1. Tujuan Tujuan utama yang akan dicapai adalah mengembangkan Pantai Trianggulasi menjadi sentral wisata alam dan budaya Taman Nasional Alas Purwo dengan penekanan desain arsitektur Organik bertema Ekoturisme. 1.2.2. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun dan merumuskan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang bertitik tolak dari judul pembahasan yaitu

pengembangan kawasan Pantai Trianggulasi sebagai sentral wisata alam dan budaya Taman Nasional Alas Purwo dengan penekanan desain Arsitektur Organik bertema Ekoturisme. 1.3. MANFAAT Manfaat yang akan diperoleh dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Obyektif a. Memberi masukan dan arahan berupa Konsep Ekoturisme pada kawasan pantai Trianggulasi yang pada gilirannya dapat dijadikan rekomendasi perencanaan bagi pemerintah daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan. b. Menjadi kontribusi bagi pembangunan sektor pariwisata dengan adanya sentral wisata alam dan budaya di Taman Nasional Alas Purwo. c. Sebagai pemahaman tentang arti pentingnya upaya pemeliharaan alam bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan. 2. Secara Subyektif a. Penyusunan makalah ini digunakan sebagai Landasan program Perencanaan dan perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam bentuk desain grafis. b. Sebagai salah satu persyaratan mata kuliah Tugas Akhir (TA 8649) yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 1.4. RUANG LINGKUP Ruang lingkup penyusunan landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini dibatasi pada pembahasan yang berkaitan dengan perancangan pengembangan Kawasan Pantai Trianggulasi sebagai sentral Taman Nasional Alas Purwo dengan penekanan desain Arsitektur Organik bertema Ekoturisme. Permasalahan meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur seperti penataan dan pengembangan kawasan, penambahan fasilitas-fasilitas

dengan penggunaan langgam Arsitektur Organik bertema Ekoturisme sebagai penekanan desain. 1.5. METODOLOGI BAHASAN Metodologi yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analitis yaitu dengan memberikan suatu penjelasan dan menguraikan tentang data-data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder kemudian dianalisa dengan mengacu pada konteks permasalahan yang muncul. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan wawancara, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari data statistic dan kepustakaan yang berkaitan dengan aspek wisata dan konservasi alam sebagai penekanan pengembangan kawasan. 1.6. KERANGKA BAHASAN Kerangka bahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur pengembangan kawasan Pantai Trianggulasi di Taman Nasional Alas Purwo dengan penekanan desain Arsitektur Organik bertema Ekoturisme ini meliputi : BAB I Pendahuluan, yang akan menguraikan tentang tema secara umum pengembangan kawasan Pantai Trianggulasi di Taman Nasional Alas Purwo meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup yang membatasi bahasan, metodologi pembahasan, serta kerangka bahasan yang berisi tentang pokok-pokok pikiran pada setiap bab yang ada. BAB II Tinjauan umum tentang pariwisata, wisata alam dan Taman Nasional. Tinjauan penataan kawasan, arsitektur organic dan ekoturisme, berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung perencanaan dan perancangan. BAB III tinjauan dan potensi wisata kawasan Pantai Trianggulasi, berisi tentang deskripsi kondisi dan potensi kawasan baik fisik maupun non fisik. Didahului dengan gambaran umum tentang kepariwisataan Jawa Timur

BAB IV BAB V BAB VI dan kabupaten Banyuwangi serta Taman Nasional Alas Purwo. Bab ini diakhiri pembahasan tentang rencana pengelolaan dan kebijakan pengembangan wisata alam Taman Nasional Alas Purwo. Analisis Pengembangan Kawasan Pantai Trianggulasi di Taman Nasional Alas Purwo, pada bab ini akan diuraikan analisis-analisis yang bersifat penajaman terhadap materi dan dikaitkan dengan konteks lahan perencanaan. Bab ini diakhiri dengan batasan dan anggapan untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam pendekatan program perencanaan dan perancangan. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Kawasan pantai Trianggulasi di Taman NasionalAlas Purwo, yaitu berisi tentang uraian yang berkaitan karakter pelaku baik macam maupun kegiatannya, karakteristik wisata, luas lahan yang digunakan, fasilitas yang dibutuhkan, jenis struktur, bahan bangunan, persyaratan bangunan yang dipakai. Pendekatan perancangan kawasan dan bangunan menggunakan pendekatan arsitektur Organik dan tori-teori pengintegrasian ruang. Konsep Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Kawasan Pantai Trianggulasi di Taman Nasional Alas Purwo, berisi program perencanaan dan dasar-dasar eksplorasi perancangan suatu kawasan. Bab ini merupakan rumusan hasil pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, berisi tentang konsep-konsep dasar dan program perancangan.