STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Ta

BAB I PENDAHULUAN Umum

Nuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.83, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Nuklir. Inspektur. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

( ) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BAPETEN. Tingkat penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

CONTOH SURAT PERNYATAAN TELAH MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWAS RADIASI

OLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN INSPEKSI DALAM PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

- 5 - INDIKATOR KINERJA UTAMA BAPETEN

CONTOH DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI TATA CARA PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

2017, No masing-masing Kementerian/Lembaga mempunyai kewajiban untuk menyusun peraturan perundang-undangan yang mengatur pedoman penyusunan for

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 360/KA/VII/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemeri

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

2014, No Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16

PERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 4 TAHUN 2016 T E N T A N G

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

PENGKAJIAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR : 64 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Meningat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI DAN ANGKA KREDITNYA

PERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

BAHAN PEMBAHASAN KOMISI I FORUM KONSULTASI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN HOTEL ALILA, JAKARTA 2 DESEMBER 2013

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PEMBENTUKAN JABATAN FUNGISONAL TERTENTU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

2017, No Tahun 2017 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian (inpassing), masing-masing Kementer

2015, No Negara tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2014 tentan

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO

PENYUSUNAN PETA JABATAN MENUJU ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN YANG AKUNTABEL

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION

INFORMASI FAKTOR JABATAN STRUKTURAL

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba

2 Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.08/MEN/V/2007 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup d

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2016, No Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

- 11 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan sekaligus sebagai tindak lanjut dari Peraturan Bersama Kepala Badan Pegawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 19 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya, yang pada Pasal 39 menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan Pengawas Radiasi secaraprofesional, BAPETEN selaku instansi pembina Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi, wajib melaksanakanpembinaan yang salah satunya adalah menetapkan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan menyelenggarakan uji Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dilakukan oleh BAPETEN selaku instansi pembina Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi sebagai acuan bagi Instansi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dalam menentukan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas perlu disusun Peraturan Kepala BAPETEN tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi.

- 12 - B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi adalah sebagai pedoman dan acuan bagi Instansi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dalam menentukan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. 2. Tujuan penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi adalah sebagai acuan dalam merencanakan pendidikan dan pelatihan kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi menuju pengawas radiasi yang profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai jabatannya. Gambar 1. Aspek Kompetensi pada Pola karir

- 13 - BAB II PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI A. Prosedur Penyusunan Proses penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Pengumpulan data; 2. Identifikasi Kompetensi jabatan; 3. Penyusunan daftar sementara Kompetensi jabatan; 4. Validasi Kompetensi jabatan; 5. Penentuan Kompetensi jabatan; 6. Penjabaran Kompetensi jabatan. B. Alur Penyusunan Kompetensi Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi didasarkan pada beberapa aspek antara lain: bahan kerja, alat kerja dan hasil kerja yang kemudian dianalisis untuk menentukan Kompetensi yang harus dimiliki dalam mencapai hasil kerja (output) yang meliputi pengetahuan, kecakapan dan sikap kerja. Hal yang paling penting untuk menentukan suatu Kompetensi dilihat dari hasil kerja karena dari hal inilah dapat ditentukan bahan dan alat kerja yang dibutuhkan serta Kompetensi yang harus dimiliki. Dalam penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi, hasil kerja diperoleh dengan menganalisis rincian tugas pengawas radiasi dan kegiatan/unsur yang dinilai dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Bersama Kepala Badan Pegawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 19 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya. Peraturan Bersama Kepala BAPETEN dan Kepala BKN tersebut menjelaskan secara rinci tentang butir-butir hasil kerja yang mendapatkan penilaian angkat kredit. Dari hasil kerja tersebut kemudian dianalisis

- 14 - kebutuhan bahan dan alat kerja serta Kompetensi yang dibutuhkan untuk mewujudkan hasil kerja tersebut. Hasil kerja diisi dengan hasil kerja minimal yang harus dipenuhi setiap jenjang pengawas radiasi dengan mengacu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan angka kreditnya. Identifikasi bahan kerja yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil kerja yang ditentukan. Tahap selanjutnya mengidentifikasi alat/perangkat pendukung pencapaian hasil kerja yang akan menghasilkan pengetahuan, kecakapan dan sikap kerja yang dibutuhkan. Sifat penyusunan Standar Kompetensi ini adalah Kompetensi minimal yang diperlukan untuk menduduki suatu jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Semakin tinggi jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi, maka Kompetensi yang dimiliki semakin lengkap karena telah melewati jenjang sebelumnya dan telah memenuhi Kompetensi yang dipersyaratkan. PERMENPAN&RB NOM0R 46 TAHUN 2012 PEMENUHAN KOMPETENSI, METODE, DAN BENTUK INSTRUMEN PENGUKURAN STANDAR KOMPETENSI JAFUNG WASTRAD IDENTIFIKASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI DISUSUN DALAM UNIT- UNIT KOMPETENSI PENENTUAN KOMPETENSI MINIMAL PER JENJANG JABATAN DENGAN IDENTIFIKASI TUPOKSI (DENGAN MELIHAT BUTIR-BUTIR YANG DINILAI DALAM ANGKA KREDIT) DISUSUN DALAM KERANGKA PENGETAHUAN, KECAKAPAN DAN SIKAP KERJA Gambar 2. Diagram Alur Penyusunan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi

- 15 - BAB III STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama Q1: Kompetensi regulasi dan organisasi 1. Menyebutkan peraturan 1. Menguraikan peraturan 1. Menjelaskan peraturan 1. Menjelaskan peraturan perundang-undangan perundang-undangan perundang-undangan perundang-undangan berlaku; berlaku; 2. Menguraikan tugas pokok dan berlaku; berlaku; 2. Menyebutkan tugas pokok fungsi struktur organisasi 2. Menjelaskan tugas pokok 2. Mengevaluasi peraturan dan fungsi struktur Bapeten; dan fungsi struktur perundang-undangan organisasi BAPETEN; 3. Menjelaskan tugas pokok dan organisasi BAPETEN; 3. Menguraikan tugas pokok fungsi unit kerja; 3. Menjelaskan rencana diperlukan; dan fungsi unit kerja; 4. Menguraikan tugas dan rincian strategis unit kerja; 3. Menjelaskan tugas pokok 4. Menguraikan tugas dan kegiatan jabatan fungsional 4. Menjelaskan tugas dan dan fungsi struktur rincian kegiatan Jabatan Pengawas Radiasi jenjang muda. rincian kegiatan Jabatan organisasi BAPETEN; Fungsional Pengawas Radiasi Fungsional Pengawas 4. Menjelaskan rencana jenjang pertama. Radiasi jenjang madya. strategis BAPETEN dan unit kerja;

- 16 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama 5. Menjelaskan tugas dan rincian kegiatan Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi jenjang utama. Q2: Kompetensi Ketenaganukliran 1. Menyebutkan prinsip dasar 1. Menguraikan prinsip dasar dan 1. Menjelaskan prinsip dan 1. Menjelaskan prinsip proteksi radiasi; langkah proteksi radiasi; langkah proteksi radiasi; keselamatan, keamanan, 2. Menyebutkan ilmu dasar 2. Menjelaskan ilmu dasar FRZR 2. Menguraikan ilmu dan safeguard; Fasilitas Radiasi dan Zat atau IBN yang mendukung 2. Menjelaskan ilmu Radiasi (FRZR) atau Instalasi bidang kerja; mendasari pemanfaatan di Bahan Nuklir (IBN) yang 3. Menguraikan teknologi FRZR FRZR atau IBN; mendasari pemanfaatan di mendukung bidang kerja; atau IBN yang mendukung 3. Menjelaskan teknologi FRZR atau IBN; 3. Menyebutkan teknologi FRZR bidang kerja. pemanfaatan FRZR atau 3. Menjelaskan secara rinci atau IBN yang mendukung IBN. teknologi pemanfaatan bidang kerja. FRZR atau IBN. Q3: Kompetensi praktis pengawasan (disesuaikan dengan bidang tugas) 1. Menyebutkan prosedur 1. Menguraikan prosedur evaluasi 1. Menjelaskan prosedur 1. Mengevaluasi prosedur evaluasi dokumen dokumen perizinan; evaluasi dokumen evaluasi dokumen

- 17 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama perizinan; 2. Menguraikan prosedur inspeksi; perizinan; perizinan; 2. Menyebutkan prosedur 3. Menguraikan mekanisme atau 2. Menjelaskan prosedur 2. Mengevaluasi prosedur inspeksi; langkah penyusunan peraturan; inspeksi; inspeksi; 3. Menyebutkan mekanisme 4. Menguraikan metodologi reviu 3. Menjelaskan mekanisme 3. Mengevaluasi mekanisme atau langkah penyusunan dan pengkajian; atau langkah penyusunan atau langkah penyusunan peraturan; 5. Menguraikan peralatan nuklir peraturan; peraturan; 4. Menyebutkan metodologi yang digunakan dalam kegiatan 4. Menjelaskan metodologi 4. Mengevaluasi metodologi reviu dan pengkajian; pengawasan; reviu dan pengkajian; reviu dan pengkajian; 5. Menyebutkan peralatan 6. Menyusun konsep LHI; 5. Melakukan analisis 5. Melakukan kajian nuklir yang digunakan 7. Menyusun konsep Laporan terhadap kesalahan terhadap kesalahan dalam kegiatan Ringkasan Eksekutif (LARE); pembacaan alat pembacaan alat penunjang pengawasan; 8. Menyusun konsep izin/revisi penunjang kerja; kerja; 6. Menyusun bahan izin/persetujuan/pembekuan, 6. Menyusun rencana 6. Mengevaluasi rencana pembuatan laporan pencabutan, dan pengaktifan inspeksi; inspeksi; evaluasi perizinan; kembali izin instalasi; 7. Menyusun LHI; 7. Mengevaluasi LHI; 7. Menyusun bahan 9. Menyusun konsep laporan 8. Menyusun LARE; 8. Mengevaluasi LARE; pembuatan Laporan Hasil evaluasi perizinan; 9. Menyusun izin/revisi 9. Mengevaluasi izin/revisi Inspeksi (LHI); 10. Menyusun konsep naskah izin/ persetujuan/ izin/ persetujuan/ 8. Menyusun bahan pembekuan, pencabutan, pembekuan, pencabutan, pembuatan naskah usulan ketenaganukliran/perjanjian dan pengaktifan kembali dan pengaktifan kembali

- 18 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama atau pengesahan perjanjian izin instalasi; izin instalasi; ketenaganukliran, 10. Menyusun laporan 10. Mengevaluasi laporan perjanjian, atau 11. Menyusun konsep rancangan evaluasi perizinan; evaluasi perizinan; pengesahan perjanjian perjanjian atau persetujuan 11. Menyusun hasil 11. Mengevaluasi hasil telaah/analisis dalam telaah/analisis dalam 9. Menyusun bahan 12. Menyusun konsep Laporan Hasil penyempurnaan naskah penyempurnaan naskah pembuatan Laporan Hasil Kajian. Kajian (LHK). ketenaganukliran/ ketenaganukliran/ perjanjian atau perjanjian atau pengesahan perjanjian pengesahan perjanjian 12. Menyusun rancangan 12. Mengevaluasi rancangan ketenaganukliran; ketenaganukliran; 13. Menyusun rancangan 13. Mengevaluasi rancangan perjanjian atau perjanjian atau persetujuan persetujuan 14. Menyusun LHK. 14. Mengevaluasi LHK.

- 19 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama Q4: Kompetensi pribadian dan hubungan personal 1. Disiplin; 1. Disiplin; 1. Disiplin; 1. Disiplin; 2. Jujur; 2. Jujur; 2. Jujur; 2. Jujur; 3. Bekerja sama dalam 3. Obyektif; 3. Obyektif; 3. Obyektif dan independen; kelompok kerja. 4. Cermat/Teliti; 4. Cermat/Teliti; 4. Cermat/Teliti; 5. Bekerja sama dalam kelompok 5. Bertanggung jawab; 5. Bertanggung jawab; kerja. 6. Membangun kerja sama 6. Memimpin dan kelompok kerja. mengkoordinasikan kelompok kerja; 7. Membina rekan kerja sesama fungsional. Kompetensi Pendukung 1. Mengoperasikan alat 1. Mengoperasikan alat pengolah 1. Mengoperasikan alat 1. Mengoperasikan alat pengolah data. data; pengolah data; pengolah data; 2. Memanfaatkan teknologi 2. Memanfaatkan teknologi 2. Memanfaatkan teknologi informasi. informasi; informasi; 3. Berkomunikasi sederhana 3. Berkomunikasi dalam dalam bahasa Inggris. bahasa Inggris.

- 20 - BAB IV PENUTUP Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi ini disusun dengan mengidentifikasi tugas pokok dan fungsi serta rincian kegiatan masingmasing jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Hasil identifikasi tugas pokok dan fungsi tersebut dituangkan dalam Kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi ini digunakan sebagai pedoman dan acuan bagi Instansi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dalam menentukan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR JAZI EKO ISTIYANTO