- 11 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan sekaligus sebagai tindak lanjut dari Peraturan Bersama Kepala Badan Pegawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 19 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya, yang pada Pasal 39 menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan Pengawas Radiasi secaraprofesional, BAPETEN selaku instansi pembina Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi, wajib melaksanakanpembinaan yang salah satunya adalah menetapkan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan menyelenggarakan uji Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dilakukan oleh BAPETEN selaku instansi pembina Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi sebagai acuan bagi Instansi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dalam menentukan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas perlu disusun Peraturan Kepala BAPETEN tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi.
- 12 - B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi adalah sebagai pedoman dan acuan bagi Instansi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dalam menentukan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. 2. Tujuan penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi adalah sebagai acuan dalam merencanakan pendidikan dan pelatihan kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi menuju pengawas radiasi yang profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai jabatannya. Gambar 1. Aspek Kompetensi pada Pola karir
- 13 - BAB II PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI A. Prosedur Penyusunan Proses penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Pengumpulan data; 2. Identifikasi Kompetensi jabatan; 3. Penyusunan daftar sementara Kompetensi jabatan; 4. Validasi Kompetensi jabatan; 5. Penentuan Kompetensi jabatan; 6. Penjabaran Kompetensi jabatan. B. Alur Penyusunan Kompetensi Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi didasarkan pada beberapa aspek antara lain: bahan kerja, alat kerja dan hasil kerja yang kemudian dianalisis untuk menentukan Kompetensi yang harus dimiliki dalam mencapai hasil kerja (output) yang meliputi pengetahuan, kecakapan dan sikap kerja. Hal yang paling penting untuk menentukan suatu Kompetensi dilihat dari hasil kerja karena dari hal inilah dapat ditentukan bahan dan alat kerja yang dibutuhkan serta Kompetensi yang harus dimiliki. Dalam penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi, hasil kerja diperoleh dengan menganalisis rincian tugas pengawas radiasi dan kegiatan/unsur yang dinilai dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Bersama Kepala Badan Pegawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 19 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya. Peraturan Bersama Kepala BAPETEN dan Kepala BKN tersebut menjelaskan secara rinci tentang butir-butir hasil kerja yang mendapatkan penilaian angkat kredit. Dari hasil kerja tersebut kemudian dianalisis
- 14 - kebutuhan bahan dan alat kerja serta Kompetensi yang dibutuhkan untuk mewujudkan hasil kerja tersebut. Hasil kerja diisi dengan hasil kerja minimal yang harus dipenuhi setiap jenjang pengawas radiasi dengan mengacu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan angka kreditnya. Identifikasi bahan kerja yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil kerja yang ditentukan. Tahap selanjutnya mengidentifikasi alat/perangkat pendukung pencapaian hasil kerja yang akan menghasilkan pengetahuan, kecakapan dan sikap kerja yang dibutuhkan. Sifat penyusunan Standar Kompetensi ini adalah Kompetensi minimal yang diperlukan untuk menduduki suatu jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Semakin tinggi jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi, maka Kompetensi yang dimiliki semakin lengkap karena telah melewati jenjang sebelumnya dan telah memenuhi Kompetensi yang dipersyaratkan. PERMENPAN&RB NOM0R 46 TAHUN 2012 PEMENUHAN KOMPETENSI, METODE, DAN BENTUK INSTRUMEN PENGUKURAN STANDAR KOMPETENSI JAFUNG WASTRAD IDENTIFIKASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI DISUSUN DALAM UNIT- UNIT KOMPETENSI PENENTUAN KOMPETENSI MINIMAL PER JENJANG JABATAN DENGAN IDENTIFIKASI TUPOKSI (DENGAN MELIHAT BUTIR-BUTIR YANG DINILAI DALAM ANGKA KREDIT) DISUSUN DALAM KERANGKA PENGETAHUAN, KECAKAPAN DAN SIKAP KERJA Gambar 2. Diagram Alur Penyusunan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi
- 15 - BAB III STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama Q1: Kompetensi regulasi dan organisasi 1. Menyebutkan peraturan 1. Menguraikan peraturan 1. Menjelaskan peraturan 1. Menjelaskan peraturan perundang-undangan perundang-undangan perundang-undangan perundang-undangan berlaku; berlaku; 2. Menguraikan tugas pokok dan berlaku; berlaku; 2. Menyebutkan tugas pokok fungsi struktur organisasi 2. Menjelaskan tugas pokok 2. Mengevaluasi peraturan dan fungsi struktur Bapeten; dan fungsi struktur perundang-undangan organisasi BAPETEN; 3. Menjelaskan tugas pokok dan organisasi BAPETEN; 3. Menguraikan tugas pokok fungsi unit kerja; 3. Menjelaskan rencana diperlukan; dan fungsi unit kerja; 4. Menguraikan tugas dan rincian strategis unit kerja; 3. Menjelaskan tugas pokok 4. Menguraikan tugas dan kegiatan jabatan fungsional 4. Menjelaskan tugas dan dan fungsi struktur rincian kegiatan Jabatan Pengawas Radiasi jenjang muda. rincian kegiatan Jabatan organisasi BAPETEN; Fungsional Pengawas Radiasi Fungsional Pengawas 4. Menjelaskan rencana jenjang pertama. Radiasi jenjang madya. strategis BAPETEN dan unit kerja;
- 16 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama 5. Menjelaskan tugas dan rincian kegiatan Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi jenjang utama. Q2: Kompetensi Ketenaganukliran 1. Menyebutkan prinsip dasar 1. Menguraikan prinsip dasar dan 1. Menjelaskan prinsip dan 1. Menjelaskan prinsip proteksi radiasi; langkah proteksi radiasi; langkah proteksi radiasi; keselamatan, keamanan, 2. Menyebutkan ilmu dasar 2. Menjelaskan ilmu dasar FRZR 2. Menguraikan ilmu dan safeguard; Fasilitas Radiasi dan Zat atau IBN yang mendukung 2. Menjelaskan ilmu Radiasi (FRZR) atau Instalasi bidang kerja; mendasari pemanfaatan di Bahan Nuklir (IBN) yang 3. Menguraikan teknologi FRZR FRZR atau IBN; mendasari pemanfaatan di mendukung bidang kerja; atau IBN yang mendukung 3. Menjelaskan teknologi FRZR atau IBN; 3. Menyebutkan teknologi FRZR bidang kerja. pemanfaatan FRZR atau 3. Menjelaskan secara rinci atau IBN yang mendukung IBN. teknologi pemanfaatan bidang kerja. FRZR atau IBN. Q3: Kompetensi praktis pengawasan (disesuaikan dengan bidang tugas) 1. Menyebutkan prosedur 1. Menguraikan prosedur evaluasi 1. Menjelaskan prosedur 1. Mengevaluasi prosedur evaluasi dokumen dokumen perizinan; evaluasi dokumen evaluasi dokumen
- 17 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama perizinan; 2. Menguraikan prosedur inspeksi; perizinan; perizinan; 2. Menyebutkan prosedur 3. Menguraikan mekanisme atau 2. Menjelaskan prosedur 2. Mengevaluasi prosedur inspeksi; langkah penyusunan peraturan; inspeksi; inspeksi; 3. Menyebutkan mekanisme 4. Menguraikan metodologi reviu 3. Menjelaskan mekanisme 3. Mengevaluasi mekanisme atau langkah penyusunan dan pengkajian; atau langkah penyusunan atau langkah penyusunan peraturan; 5. Menguraikan peralatan nuklir peraturan; peraturan; 4. Menyebutkan metodologi yang digunakan dalam kegiatan 4. Menjelaskan metodologi 4. Mengevaluasi metodologi reviu dan pengkajian; pengawasan; reviu dan pengkajian; reviu dan pengkajian; 5. Menyebutkan peralatan 6. Menyusun konsep LHI; 5. Melakukan analisis 5. Melakukan kajian nuklir yang digunakan 7. Menyusun konsep Laporan terhadap kesalahan terhadap kesalahan dalam kegiatan Ringkasan Eksekutif (LARE); pembacaan alat pembacaan alat penunjang pengawasan; 8. Menyusun konsep izin/revisi penunjang kerja; kerja; 6. Menyusun bahan izin/persetujuan/pembekuan, 6. Menyusun rencana 6. Mengevaluasi rencana pembuatan laporan pencabutan, dan pengaktifan inspeksi; inspeksi; evaluasi perizinan; kembali izin instalasi; 7. Menyusun LHI; 7. Mengevaluasi LHI; 7. Menyusun bahan 9. Menyusun konsep laporan 8. Menyusun LARE; 8. Mengevaluasi LARE; pembuatan Laporan Hasil evaluasi perizinan; 9. Menyusun izin/revisi 9. Mengevaluasi izin/revisi Inspeksi (LHI); 10. Menyusun konsep naskah izin/ persetujuan/ izin/ persetujuan/ 8. Menyusun bahan pembekuan, pencabutan, pembekuan, pencabutan, pembuatan naskah usulan ketenaganukliran/perjanjian dan pengaktifan kembali dan pengaktifan kembali
- 18 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama atau pengesahan perjanjian izin instalasi; izin instalasi; ketenaganukliran, 10. Menyusun laporan 10. Mengevaluasi laporan perjanjian, atau 11. Menyusun konsep rancangan evaluasi perizinan; evaluasi perizinan; pengesahan perjanjian perjanjian atau persetujuan 11. Menyusun hasil 11. Mengevaluasi hasil telaah/analisis dalam telaah/analisis dalam 9. Menyusun bahan 12. Menyusun konsep Laporan Hasil penyempurnaan naskah penyempurnaan naskah pembuatan Laporan Hasil Kajian. Kajian (LHK). ketenaganukliran/ ketenaganukliran/ perjanjian atau perjanjian atau pengesahan perjanjian pengesahan perjanjian 12. Menyusun rancangan 12. Mengevaluasi rancangan ketenaganukliran; ketenaganukliran; 13. Menyusun rancangan 13. Mengevaluasi rancangan perjanjian atau perjanjian atau persetujuan persetujuan 14. Menyusun LHK. 14. Mengevaluasi LHK.
- 19 - Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama Q4: Kompetensi pribadian dan hubungan personal 1. Disiplin; 1. Disiplin; 1. Disiplin; 1. Disiplin; 2. Jujur; 2. Jujur; 2. Jujur; 2. Jujur; 3. Bekerja sama dalam 3. Obyektif; 3. Obyektif; 3. Obyektif dan independen; kelompok kerja. 4. Cermat/Teliti; 4. Cermat/Teliti; 4. Cermat/Teliti; 5. Bekerja sama dalam kelompok 5. Bertanggung jawab; 5. Bertanggung jawab; kerja. 6. Membangun kerja sama 6. Memimpin dan kelompok kerja. mengkoordinasikan kelompok kerja; 7. Membina rekan kerja sesama fungsional. Kompetensi Pendukung 1. Mengoperasikan alat 1. Mengoperasikan alat pengolah 1. Mengoperasikan alat 1. Mengoperasikan alat pengolah data. data; pengolah data; pengolah data; 2. Memanfaatkan teknologi 2. Memanfaatkan teknologi 2. Memanfaatkan teknologi informasi. informasi; informasi; 3. Berkomunikasi sederhana 3. Berkomunikasi dalam dalam bahasa Inggris. bahasa Inggris.
- 20 - BAB IV PENUTUP Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi ini disusun dengan mengidentifikasi tugas pokok dan fungsi serta rincian kegiatan masingmasing jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Hasil identifikasi tugas pokok dan fungsi tersebut dituangkan dalam Kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh setiap jenjang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi ini digunakan sebagai pedoman dan acuan bagi Instansi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dalam menentukan Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi. KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR JAZI EKO ISTIYANTO