BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin berkembangnya perbankan di Indonesia semakin maju pula

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan prinsip-prinsip dalam agama Islam. Masyarakat sudah mulai. kepastian dan sistem yang jelas pada sistem syariah.

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah pada era reformasi ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN menjadi 11 bank umum syariah di tahun Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. mikro ini tampil dalam bentuk Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Lembaga ini secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB III. A. Profil Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah Artha Amanah Ummat (BPRS. AAU) Kabupaten Semarang didirikan pada tahun 2007 dengan modal awal

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB I PENDAHULUAN. berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya kedalam masyarakat. 1 Di Indonesia sudah berkembang lembaga-lembaga keuangan baik lembaga keuangan syariah maupun lembaga keuangan konvensional yang notabene sudah ada sejak lembaga keuangan syariah tumbuh di Indonesia. Sejak berdirinya Bank Muammalat Indonesia ( BMI ) pada tahun 1992 ini menjadi titik awalnya perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia. Muncullah lembaga keuangan syariah seperti Bank Syariah, BPR Syariah, Koperasi Syariah, Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah yang masingmasing mempunyai kontribusi terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Kegiatan simpan pinjam adalah kegiatan usaha yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau anggotanya. 2 Begitu juga yang dilakukan di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo 1 UU No.14/1967 Pasal 1 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Th. 1995 tentang kegiatan pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi 1

2 dalam menyalurkan pembiayaan serta resiko yang dihadapi yaitu berupa pembiayaan bermasalah yang mempunyai penyelesaian tersendiri terhadap anggotanya dalam menegakkan ajaran Islam yang tertera dalam QS. Al-Baqarah ayat 280: Artinya: dan jika ( orang yang berhutang itu )dalam kesukaran,maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang ) itu, lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Dalam sebagian besar akad pembiayaan di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo adalah dengan menggunakan akad Mudharabah. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama ( shahibul maal ) menyediakan seluruh ( 100% ) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus tanggung jawab atas kerugian tersebut. 3 Press, 2001,h.94 3 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani

3 Dengan berpedoman pada prinsip kepercayaan antara pihak anggota dengan pihak Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo dalam melakukan akad pembiayaan, maka penyelesaian pembiayaan bermasalahnya pun sedikit berbeda dengan lembaga keuangan syariah lainnya yaitu dengan cara memberikan penangguhan dan dilakukan musyawarah. Namun apabila dengan metode ini pihak Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo dan anggota belum menemukan titik terang maka barulah dilakukan jual bersama agunan yang di jaminkan anggota kepada pihak Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo. 4 Sejalan dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 17/ DSN- MUI/IX/2000 tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu yang Menunda nunda Pembayaran. Bagi anggota Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo yang mengalami force majeure, pada Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo tidak mengenakan denda kepada nasabah yang telat membayar setoran perharinya. Maka dengan solusi terhadap pembiayaan bermasalah yang terjadi di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo tersebut, penulis sangat tertarik untuk mempelajari sejauh mana Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo melakukan penangguhan dan kelapangan terhadap anggotanya dalam melunasi pembiayaan. Maka penulis tertarik untuk Wonosobo ) 4 Wawancara dengan Bapak Ali ( selaku perwakilan dari Baitut Tamwil Tamzis

4 mengambil judul SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah Bagaimana mengimplementasi fantadzir ila maysarah di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo? C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penulisan dengan judul Solusi Pembiayaan Bermasalah di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pembiayaan bermasalah yang terjadi di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo 2. Untuk mengetahui kebijakan Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo dalam menangani nasabah yang mengalami kesulitan dalam pelunasan pembiayaan atau nasabah yang mengalami force majeure 3. Untuk mengetahui proyeksi Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo terhadap QS. Al-Baqarah ayat 280 serta Fatwa DSN-MUI No. 17/DSN-MUI/IX/2000 D. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penulisan Tugas Akhir ini yang pertama pada penulis sebagai persyaratan wajib untuk mengikuti ujian terakhir guna memperoleh kelulusan dari D3 Perbankan Syariah.

5 Serta penulis berupaya untuk semaksimal mungkin menerapkan didalam kehidupan sehari-hari maupun diterapkan dalam dunia kerja di bidang Lembaga Keuangan Syariah ataupun non Lembaga Keuangan Syariah. Dengan menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis berharap dapat berguna kepada pembaca atau yang berkepentingan di bidang Lembaga Keuangan Syariah seperti BMT. Dengan penulisan Tugas Akhir ini penulis berusaha untuk menjelaskan tentang penyelesaian pembiayaan bermasalah di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo dengan menerapkan prinsip fantadzir ila maysarah kepada anggota yang mengalami kesusahan dalam pengembalian pembiayaan sehingga dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai hal tersebut. E. Metode Penelitian Dalam menyusun Tugas Akhir ini, data merupakan bagian yang sangat penting. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus akurat, komprehensif, dan relevan bagi persoalan yang diteliti. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis, diantaranya: 1. Jenis Penelitian Penelitian dalam Tugas Akhir ini dengan menggunakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian deskriptif berupa kata tertulis/lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati.

6 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan. Penulis mengumpulkan datanya melalui wawancara atau interview langsung dengan pegawai di Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Penulis mencoba menggabungkan data dari pembahasan yang diperoleh orang lain baik berupa laporan-laporan maupun buku-buku. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang sudah tersusun secara arsip ( data dokumenter ) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder ini adalah data dari internet, buku-buku / modul/ laporan-laporan/ catatan/ dokumen yang kaitanya dengan Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo. 3. Metode Pengumpulan Data Didalam melakukan penelitian ini, ada beberapa metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data antara lain:

7 a. Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang di teliti. 5 Penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti. b. Wawancara Metode wawancara atau interview adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 6 Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi umum seperti sejarah berdirinya, produk-produk yang ditawarkan, dari Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Metode ini di gunakan untuk menggali data yang dengan mudah diamati secara langsung : Visi dan Misi Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo, Struktur organisasi, Latar belakang berdirinya Baitut Tamwil Tamzis Wonosobo, Legalitas dan lain sebagainya. 5 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Ed.2, Cet. Ke-3, 2009, h.52 6 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-13, 2011,h.317

8 4. Metode Analisa Data Dari data-data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisis data tersebut. Dalam menganilisa data, penulis menggunakan teknik analisa Deskriptif yaitu data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun gambar kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan yang realistis. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman isi Tugas Akhir ini, penulis akan menjelaskan sistematika penulisan serta untuk mendapatkan gambaran dan arahan penulisan yang baik dan benar Tugas Akhir ini dibagi 4 ( empat ) bab: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis mendeskripsikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM BAITUTTAMWIL TAMZIS WONOSOBO Dalam bab ini diuraikan profil Baituttamwil Tamzis Wonosobo tentang sejarah singkat berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, produk-produk yang ditawarkan, manajemen koperasi yang dijalankan serta perkembangan dari KJKS Baituttamwil Tamzis Wonosobo.

9 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini merupakan bab pembahasan, dalam bab ini berisi tentang permasalahan yang akan diteliti penulis yaitu bagaimana Baituttamwil Tamzis Wonosobo mengimplementasikan prinsip fantadzir ila maysarah yang tertera dalam QS. Al-Baqarah ayat 280 serta penanganan dan solusi pembiayaan bermasalah di Baituttamwil Tamzis Wonosobo. BAB IV PENUTUP Pada bab ini adalah merupakan sebagai bab penutup sekaligus kesimpulan dari keseluruhan Tugas Akhir. Dalam bab ini penulis berusaha menyimpulkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari analisa pada bab III, kemudian disisipkan saran dan kritik, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.