HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT KETAATAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan

Manuscript. Oleh. Teguh Anggoro G2A

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

JURNAL JURUSAN KEPERAWATAN, Volume, Nomor Tahun 2016, Halaman 1-8 Online di :

EKO HARYONO

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transkripsi:

HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT KETAATAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS I DENPASAR BARAT Pratiwi, Ni Made Desy., Drs. I Dewa Made Ruspawan, S.Kp M.Biomed (1), A.A N Tarumawijaya S.KM.(2) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Dietary adherence is behavior of patients that directed to the instructions or the instructions given in the any prescribed therapy form. For patients with diabetes mellitus, adherence was defined as the activity, volunteerism, and involvement of patients in disease management with special care that agreed especially in diet adherence. This research is including to the quantitative research model, observational analytic study (non-experimental) type. This research was conducted on July 14 through July 19, 2014 towards diabetes mellitus patients in health centers I West Denpasar. The total sample utilized 58 people with the purposive sampling technique. The test is used to determine the relationship of independent variables and the dependent variable in this study is the Spearman rank correlation test (p value <α, α = 0.05). The results of this study indicate that there is a relationship between family coping with the level of diet adherence of patients with diabetes mellitus (p value = 0.000) Based on the results of this research community nursing is expected to develop and apply a positive family coping in patients with diabetes mellitus especially in the dietary management level in order to adjust and improve the diet so that this research can be useful as a preventive action to prevent the complications of diabetes mellitus Keywords: diet adherence, family coping, diabetes mellitus PENDAHULUAN Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular kronik yang memiliki dampak komplikasi yang sangat serius. Diabetes Mellitus merupakan salah satu ancaman bagi umat manusia karena DM merupakan panyakit metabolik yang berlangsung secara kronik progresif dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, serta adanya komplikasi kronik penyempitan pembuluh darah, kemunduran fungsi saraf sampai kerusakan organ tubuh (Darmono,2007). Diabetes melitus (DM) menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian penyakit tidak menular, sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat DM dan 4 persen meninggal sebelum usia 70 tahun

(Depkes, 2013). Menurut International of Diabetic Federation (IDF) menyatakan tahun 2005 di dunia terdapat 200 juta jiwa (5,1%) penderita diabetes dan akan mengalami peningkatan dalam 20 tahun kemudian yaitu tahun 2025 menjadi 333 juta jiwa (6,3%). Negara seperti India, Amerika Serikat, Jepang, China, Indonesia, Pakistan, Rusia, Banglades, Italia dan Brazil merupakan 10 negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak (Depkes RI, 2007). Menurut data dari WHO, kasus DM di Indonesia pada tahun 2000 adalah 8,4 juta orang. Indonesia menduduki peringkat empat setelah India resiko terkena diabetes mellitus yang lebih banyak terjadi. Denpasar merupakan daerah perkotaan dengan berbagai teknologi dan kemudahan yang terus berkembang salah satunya yaitu restoran cepat saji yang dapat menyebabkan meningkatnya Diabetes mellitus (DM). Kebanyakan dari pasien tidak menyadari telah mengalami diabetes mellitus karena kurangnya kesadaran sejak dini dan informasi yang tepat sehingga terjadi peningkatan jumlah dari penderita telah mengalami komplikasi akibat dari tidak menaati aturan diet (Soegondo, 2008). Salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat (31,7 juta), Cina (20,8 juta), Amerika (Puskesmas) di Denpasar yang peduli Serikat (17,7 juta), dan WHO memperkirakan akan meningkat pada tahun 2030 menjadi India (79,4 juta), Cina (42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta), Indonesia (21,3 juta). Jumlah penderita DM di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030. Meningkatnya prevalensi penderita diabetes mellitus selain disebabkan karena faktor genetik, gaya hidup di daerah perkotaan saat ini yang semakin buruk seperti merokok, alkohol, dan makanan tidak sehat yang dapat menimbulkan obesitas dapat memperberat dengan adanya hal berhubungan dengan diabetes mellitus adalah puskesmas I Denpasar barat yang telah membuat wadah untuk pasien diabetes mellitus maupun yang ingin mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di puskesmas 1 Denpasar barat, dari data yang diperoleh jumlah kunjungan kasus diabetes mellitus pada tahun 2012 hingga 2013 mengalami peningkatan yaitu dari 130 kunjungan menjadi 215 kunjungan. Adanya

peningkatan jumlah kunjungan dikarenakan tidak terkontrolnya gula darah pasien. Dengan adanya hal tersebut puskesmas membentuk paguyuban bagi para penderita diabetes mellitus untuk menjangkau akses penderita agar dapat mengelola penyakitnya. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mencari hubungan antar variabel. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah populasi target yaitu seluruh anggota Paguyuban Diabetes Puskesmas I Denpasar Barat berjumlah 69 orang dan populasi terjangkau yaitu seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi. jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58. Dengan Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik nonprobability sampling. INSTRUMENT PENELITIAN Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan data yang dikumpulkan oleh penelitian dengan menggunakan alat pengukuran langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011). Pengisian kuesioner koping keluarga CHIP dan kuesioner tingkat ketaatan penatalaksanaan diet dilakukan oleh anggota Paguyuban Diabetes Puskesmas I Denpasar Barat. Prosedur Pengumpulan Dan Analisis Data Pada subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi akan dijelaskan tujuan dan manfaat penelitian dan diberi surat pernyataan persetujuan menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini, dan menjelaskan bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan dari seluruh data yang nantinya didapatkan dari subjek penelitian dan subjek harus menandatangani lembar persetujuan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti akan memberikan kuesioner kepada subjek penelitian untuk dijawab dan akan menjelaskan cara pengisian instrumen pengumpulan data kepada subjek yang tersedia menjadi subjek penelitian dan mengumpulkan kembali instrumen koping keluarga dan tingkat ketaatan penatalaksanaan diet yang telah diisi oleh peneliti yang diperoleh langsung dari subjek

subjek penelitian dan memeriksa kelengkapannya. Setelah kuesioner diisi oleh subjek penelitian, peneliti akan memberikan ucapan terima kasih atas kerjasama karena telah bersedia menjadi subjek penelitian dan bersedia menjawab wawancara yang diberikan sesuai kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi bivarian yaitu Rank Spearman dengan (Rho) dengan tingkat kepercayaan 95% (p<0,05) dengan bantuan komputer. Korelasi Rank spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel yang memiliki skala ordinal atau variabel dengan skala interval (Sukawana, 2008). Hasil Penelitian Karakteristik responden pasien diabetes melitus pada penelitian ini menunjukkan data bahwa mayoritas data jenis kelamin responden yang paling banyak yaitu perempuan 40 responden (69,0%), mayoritas berusia berusia > 60 tahun sebanyak 38 responden (65,5%), memiliki durasi penyakit 1-5 tahun sebnayak 40 responden (69,0%), dengan pendidikan memiliki pendidikan terakhir tingkat SD 23 responden (75,9%). Koping keluarga pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat, dari 58 responden mayoritas pasien DM yang memiliki mekanisme koping positif yaitu sebanyak 52 responden (89,7%), dan responden memiliki mekanisme koping negatif yaitu sebanyak 6 responden (10,3%). diperoleh data ketaatan diet pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat mayoritas responden termasuk dalam kategori kurang taat diet 33 responden (56,9%), kategori taat 21 responden (36,2%), dan tidak taat 4 responden (6,9%). Nilai signifikansi p value sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05). Sehingga, hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa H 0 ditolak atau ada hubungan antara koping keluarga dengan tingkat ketaatan diet pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat Selain nilai signifikansi analisa Spearman Rank diperoleh juga nilai correlation coefficient (r). Pada penelitian ini diperoleh nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,482 yang artinya terdapat hubungan yang sedang dan arah hubungan positif. (39,7%), mayoritas pasien diabetes mellitus sudah tidak bekerja sebanyak 44 responden

PEMBAHASAN Koping keluarga pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat, dari 58 responden mayoritas pasien DM yang memiliki mekanisme koping positif yaitu sebanyak 52 responden (89,7%). Pada penelitian ini koping keluarga yang positif menunjukkan adanya respon positif yang digunakan dalam keluarga dan subsistemnya untuk memecahkan masalah yang diakibatkan oleh suatu peristiwa atau stressor yang dalam hal ini berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus yaitu dalam penatalaksanaan diet, karena selain pasien sendiri dalam beradaptasi, keluarga juga perlu melakukan adaptasi terkait diet agar pasien tidak terbebani. Sejalan dengan hasil penelitian ini, menurut penelitian Mamat Lukman tahun 2007 tentang strategi koping keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan TB paru di Bandung, memperoleh hasil penelitian bahwa koping keluarga yang digunakan responden dari total 150 responden didapatkan hasil 82 orang (54,67%) menggunakan koping adaptif, dan 68 orang (45,33%) menggunakan koping maladaptive dan terdapat perbedaan bermakna antara koping keluarga pada kelompok yang mendapat bantuan dan yang tidak mendapat bantuan pengobatan. Dengan mengubah dari tingkat koping individu menjadi koping keluarga, koping menjadi lebih kompleks serta strategi koping keluarga akan berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, sebagai respon terhadap tuntutan atau stressor yang dialami. Dalam koping keluarga dapat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu kesehatan fisik, keyakinan/ pandangan positif, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial, dan materi (Friedman, 2003) Berdasarkan pengolahan data dari 58 responden menunjukkan bahwa tingkat ketaatan diet pasien diabetes melitus, mayoritas pasien masuk dalam kategori kurang taat diet sebanyak 33 responden (56,9%). Pasien diabetes mellitus yang kurang patuh dan tidak patuh dapat menjadi masalah serius dan dapat meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan dan memperburuk kondisi dari penyakit Kepatuhan jangka panjang terhadap perencanaan makanan merupakan salah satu aspek yang menimbulkan tantangan dalam penatalaksanaan diabetes mellitus,

sedangkan ketidakpatuhan merupakan salah satu kendala dalam pengelolaan diabetes mellitus (WHO,2003). Hasil penelitian ini didukung pula oleh penelitian Dewi (2012) dimana salah satu factor perilaku yang berhubungan dengan kadar gula darah pasien DM adalah praktik diet dengan nilai p = 0,004. Ini berarti ketaatan diet merupakan factor yang berkontribusi besar dalam mengontrol kadar gula darah. Dari analisis dapat disimpulkan hasil koping keluarga yang efektif atau adaptif yang dilakukan membawa dampak bagi tingkat ketaatan pasien diabetes melitus. Diharapkan melalui penelitian ini juga petugas kesehatan lebih melakukan komunikasi yang terbuka agar pasien tidak segan menceritakan segala keluhan yang nantinya dapat membantu pasien menangani masalah terkait penyakit diabetes mellitus. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman rank diperoleh nilai signifikansi p value sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05). Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak dan jika p < 0,05 maka terdapat hubungan koping keluarga dengan ketaatan diet pasien diabetes mellitus di puskesmas I Denpasar Barat. Selain nilai signifikansi analisa Spearman Rank diperoleh juga nilai correlation coefficient (r). Pada penelitian ini diperoleh nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,482 yang artinya terdapat hubungan yang sedang dan arah hubungan postif dapat disimpulkan semakin baik koping keluarga pasien diabetes melitus dalam hal ini responden memiliki koping keluarga positif maka semakin baik pula tingkat ketaatan pasien diabetes mellitus. Dari hasil penelitian didapatkan masih banyak pasien DM yang kurang taat bahkan ada yang tidak taat. Diharapkan bagi pasien dapat lebih mematuhi penatalaksanaan diet secara menyeluruh. Adanya sikap optimis dari psien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan pengelolaan DM. Pasien diharapkan dapat lebih terbuka pada keluarga dan lebih sering melibatkan keluarga dalam penatalaksanaan DM agar bisa terjalin kerjasama dengan menggunakan koping keluarga yang positif agar pengelolaan DM lebih baik Penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan medical bedah dan

keperawatan komunitas yaitu koping keluarga sehingga dapat memperkaya ilmu keperawatan dan dapat memberikan informasi tentang ketaatan penatalaksanaan diet dengan koping keluarga yang positif sebagai factor yang mempengaruhi. Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengadakan penelitian yang sama diharapkan untuk menggunakan Metode penelitian wawancara yang lebih mendalam atau menggunakan observasi secara berkala (time series) untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif Friedman, M.M. (2003). Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik. Edisi Ketiga, Jakarta:EGC Lukman, Mamat. (2007). Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah Kesehatan TB Paru Di Bandung. (Online). (http://repository.ipb.ac.id. diakses 25 Oktober 2013) Sukawana, W. (2008). Pengantar statistik untuk perawat. Bahan tidak diterbitkan. Denpasar: Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar. Sukardji. (2007). Daftar bahan makanan penukar dan perencanaan makan pada diabetes melitus dalam pedoman diet diabetes melitus. Jakarta: FKUI. khususnya dalam menentukan tingkat ketaatan diet pasien DM. DAFTAR PUSTAKA Darmono. (2007). Diabetes mellitus ditinjau dari berbagai aspek penyakit dalam. Semarang: CV.Agung. Depkes RI. (2009). Tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang, (Online), (http://www.depkes.go.id/, diakses 05 November 2013). Depkes RI. (2012). Kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengendalian diabetes melitus di Indonesia, (Online), (http:/www.depkes.go.id/index.php/b erita/press-release/2053-kemitraan pemerintah-dan-swasta-dalampengendalian-diabetes-melitus-di Indonesia-.html, diakses 04 Desember 2013).