PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

V. KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 30

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN HYGIENE DAN SANITASI

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

PENGAWASAN SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN, TEMPAT-

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENGAWASAN DAN RETRIBUSI PEMERIKSAAN KWALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI USAHA RUMAH MAKAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 2

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LARANGAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN BERBAHAYA

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN

-2- dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah atas Laboratorium

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG GARAM KONSUMSI BERYODIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR UNTUK KONSUMSI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 1 Tahun 1996 Seri: D

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 56 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT BUPATI BANGKA,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 58 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA BANJARMASIN

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

j. PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG k. PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG l. NOMOR 3 TAHUN 2009

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 6 TAHUN 2001 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS TENTANG PENGELOLAAN HIBURAN KARAOKE DAN PELARANGAN HIBURAN DISKOTIK, KELAB MALAM DAN PUB

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MAROS

RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG IZIN MENDIRIKAN PERUSAHAAN PENGANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN TINJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO BUPATI WONOSOBO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 09 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI JASA PERIZINAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI ATAS PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa dengan pentingnya keteraturan dan penertiban Sarana Pelayanan Kesehatan Lingkungan agar masyarakat terhindar dari munculnya penyakit yang berbasis lingkungan; bahwa dalam rangka meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan, termasuk Pengawasan Kualitas Air yang digunakan oleh masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari; bahwa kualitas air yang digunakan oleh masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari tidak menimbulkan gangguan kesehatan, perlu menetapkan Persyaratan Kesehatan Kualitas Air; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Atas Pengawasan Kualitas Air. 1

Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); Undang Undang Nomor 13 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Luwu Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3826); Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389): 2

8. 9. 10. 11. 12. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebgaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3409); Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161); 3

13. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2006 Nomor 5). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA dan BUPATI LUWU UTARA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI ATAS PENGAWASAN KUALITAS AIR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Luwu Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Luwu Utara dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Luwu Utara. 4

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. 5. Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air permandian umum; 6. Air Minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum; 7. Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak/diproses; 8. Air Kolam Renang adalah Air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olahraga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan; 9. Hygiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor air, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan; 10. Pengujian adalah pemeriksaan dan analisa yang dilakukan di laboratorium; 11. Persyaratan Kualitas Air adalah ketentuan-ketentuan Teknis Kesehatan yang meliputi persyaratan Fisika, Kimia, dan Bakteriologis; 12. Laboratorium adalah tempat untuk melakukan pemeriksaan air, secara fisika, kimia, bakteriologis, dan radio aktif yang disediakan oleh Pemerintah Daerah; 13. Pengelola air adalah badan/organisasi/perusahaan/perorangan yang memproduksi, menyalurkan, mengelolah air; 14. Lingkup Pengawasan Kualitas Air adalah air yang digunakan untuk kegiatan ekonomi, Air yang dikelola PDAM, Hotel, Penginapan dan Wisma serta kolam renang / permandian umum. 15. Parameter adalah indikator air yang diawasi dan diperiksa di laboratorium. 5

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan Tujuan dikeluarkannya Peraturan Daerah ini adalah : 1. mengatur, membina, dan mengawasi pelaksanaan penggunaan Air dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; 2. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mencegah penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan masyarakat akibat kualitas air yang tidak memenuhi syarat kesehatan. BAB III RUANG LINGKUP DAN PERSYARATAN Pasal 3 (1) Air yang wajib diperiksa ke Laboratorium adalah : a. jenis air minum/air bersih; b. jenis Air yang digunakan untuk kegiatan ekonomi lainnya. (2) Jenis air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : a. air yang dikelola PDAM dan pihak lain yang digunakan untuk kepentingan umum; b. air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga; c. air yang didistribusikan melalui tangki air; d. air kemasan; e. air yang dikelola oleh depot air minum. (3) Jenis air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a. air yang digunakan pada kolam Renang; b. air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat; c. air yang dimanfaatkan oleh hotel, rumah makan dan restoran. 6

Pasal 4 (1) Persyaratan Kualitas Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi : persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif. (2) Persyaratan Kualitas Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan sebagai berikut : Parameter Parameter Fisika - Warna - Rasa dan Bau - Temperatur - Kekeruhan Satuan TCU - 0 C NTU Batas Maksimum Yang diperbolehkan (AIR BERSIH) 15 - Suhu udara +3 0 C 5 Batas Maks.yang diperbolehkan (AIR MINUM) 50 - Suhu udara +3 0 C 25 Keterangan Tidak berbau & berasa Parameter Kimia - Raksa/Merkuri (Hg) - Aluminium (Al) - Besi (Fe) - Flourida (F) - Kadmium (Cd) - Kesadahan (CaCO 3) - Klorida (Cl) - Kromium (Cr) - Mangan (Mn) - Nitrat (NO3) sebagai N - Nitrit (NO2 - ) sebagai N - Keasaman (ph) - Seng (Zn) - Sianida (CN) - Sulfat (SO4 2- ) - Tembaga (Cu) - Timbal (Pb) - Zat Organik 0,001-1 1,5 0,005 500 600 0,05 0,5 10 1 6,0 8,5 15 0,1 400-0,05 10 0,001 0,2 0,3 1,5 0,003 500 250 0,05 0,1 50 3 6,5 8,5 3 0,07 250 2 0,01 10 7

Parameter Mikrobiologi - Koliform Tinja jumlah/ 100 ml 93 0 - Total Coliform jumlah/ 100 ml 2.400 0 Pasal 5 Pemeriksaan Kualitas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 perlu dilakukan secara bertahap dan terus ditingkatkan sehingga tercapai pelaksanaan pemeriksaan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1). Pasal 6 Parameter yang belum dapat diperiksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dirujuk ke Laboratorium yang lebih tinggi tingkat kemampuannya sesuai dengan kebutuhan. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 7 (1) Pembinaan dan Pengawasan Kualitas Air dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini SKPD yang membidangi Kesehatan. (2) Kegiatan Pengawasan Kualitas Air meliputi: a. pengamatan lapangan dan pengambilan sampel air termasuk pada proses produksi dan distribusi; b. pemeriksaan sampel air; c. analisa hasil pemeriksaan; d. memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil kegiatan a, b dan c; 8

e. kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan / perbaikan, termasuk kegiatan penyuluhan. (3) Hasil Pengawasan Kualitas Air dilaporkan secara berkala oleh SKPD yang membidangi Kesehatan kepada Bupati. Setiap Pengelola Air wajib: a. memeriksakan Kualitas Air; Pasal 8 b. membantu melaksanakan pengawasan kualitas air; c. memperbaiki Kualitas Air sesuai petunjuk SKPD yang membidangi Kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Pasal 9 (1) Pemeriksaan sampel Kualitas Air di laboratorium Kesehatan dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali. (2) Pemeriksaan sampel air dilakukan di laboratorium kesehatan dengan cara menguji secara físika, kimia, dan atau mikrobiologi. (3) Hasil Pengawasan Kualitas Air diperoleh secara berkala oleh SKPD yang membidangi Kesehatan secara berjenjang. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 10 (1) Pembiayaan pemeriksaan sampel Kualitas Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) ini dibebankan kepada perorangan, badan usaha, pemerintah, maupun swasta sebagai berikut : a. Pemeriksaan Mikrobiologi... Rp.60.000,- b. Pemeriksaan Kimia Terbatas... Rp.80.000,- 9

c. Pemeriksaan lengkap : - Untuk air bersih... Rp.100.000,- - Untuk air minum... Rp.150.000,- - Untuk kolam renang, hotel, rumah makan dan restauran...... Rp.100.000,- - Untuk air badan air/sungai... Rp.100.000,- - Untuk air limbah industri/pabrik/rumah Sakit... Rp.100.000,- d. Biaya Pengambilan sampel di lapangan untuk setiap sampel...... Rp.25.000,- (2) Besarnya biaya Pemeriksaan untuk masyarakat Umum/perorangan ditetapkan : a. Pemeriksaan Mikrobiologi... Rp.15.000,- b. Pemeriksaan Kimia... Rp.20.000,- c. Pemeriksaan Lengkap... Rp.50.000,- BAB VI PENYIDIKAN Pasal 11 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : d. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; 10

e. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi; f. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan tindak pidana dibidang retribusi; g. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana retribusi; h. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; i. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi; j. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa, sebagaimana dimaksud pada huruf e; k. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi; l. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; m. menghentikan penyidikan; n. melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang Undang Hukum Acara Pidana. 11

BAB VII SANKSI ADMINISTRASI DAN KETENTUAN PIDANA Pasal 12 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8 dan Pasal 10 dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, penghentian sementara pengoperasian kegiatan produksi dan pencabutan izin usaha. (2) Disamping sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersangkutan tetap diwajibkan membayar biaya pemeriksaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini. (3) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang. (4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah pelanggaran. (5) Sanksi terhadap pelanggaran parameter kualitas air baru dijatuhkan setelah dilakukan pembinaan dan pemeriksaan ulang terhadap parameter yang dilanggar. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini dan sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 12

Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Utara. Ditetapkan di Masamba pada tanggal 2008 BUPATI LUWU UTARA, H.M.LUTHFI A. MUTTY Diundangkan di Masamba pada tanggal 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA, H.A. CHAERUL PANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2008 NOMOR 2 13

PENJELASAN ATAS PPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI ATAS PENGAWASAN KUALITAS AIR I. UMUM Bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengawasan Kualitas Air di tingkat Kabupaten. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih optimal, peran serta masyarakat dan pemerintah setempat sangat dibutuhkan di dalam membantu pelaksanaan di bidang kesehatan. Air adalah kebutuhan sehari-hari seluruh manusia yang sangat vital, sehingga perlu dilakukan pengawasan, terutama terhadap penggunaan air untuk keperluan perkantoran, perhotelan, kolam renang, rumah makan/restoran, produksi makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat, PDAM, pendistribusian melalui pipa dan tangki air, serta untuk keperluan rumah tangga. Pengawasn Kualitas Air berfungsi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mencegah penggunaan air yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan adanya peraturan daerah tentang pengawasan kualitas air maka penyakit yang berbasis lingkungan yang muncul yang disebabkan oleh air dapat dicegah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 : Ayat (1) Ayat (2) 14

Pasal 3 : Ayat (1) : Huruf a Huruf b Ayat (2) : Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e : yang dimaksud dengan air yang dikelolah oleh PDAM adalah air baku yang akan diolah dan air hasil proses pengolahan. : yang dimaksud dengan air yang diditribusikan melalui pipa adalah air yang dikelolah oleh masyarakat yang berasal dari pegunungan/mata air melalui sistem perpipaan. : yang dimaksud dengan air yang didistribusikan melalui tangki air adalah air yang diangkut dengan mobil pengangkut air yang diberikan ke masyarakat untuk keperluan air minum, terutama untuk daerah bencana. : yang dimaksud dengan air kemasan adalah air yang diolah yang dimasukkan ke dalam gelas atau botol yang siap untuk diminum. : yang dimaksud dengan air yang dikelolah oleh depot air minum adalah air baku sebelum masuk proses produksi dan air minum hasil produksi. 15

Ayat (3) : Huruf a Huruf b Huruf c Pasal 4 : Ayat (1) Ayat (2) Pasal 5 Pasal 6 : yang dimaksud dengan bertahap dan terus ditingkatkan adalah pemeriksaan terhadap parameter harus sesuai dengan kemampuan perorangan, badan usaha, pemerintah, maupun swasta terhadap parameter fisika, kimia, mikrobiologi, dan radio aktif sehingga dalam kurun waktu 6 (enam) bulan semua parameter sudah diperiksakan. Pasal 7 : Ayat (1) Ayat (2) : Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d : yang dimaksud dengan rekomendasi adalah pemberian sertifikat atau plakat atau piagam atau yang sejenisnya tentang rekomendasi laik sehat/ memenuhi syarat kesehatan. Huruf e. Ayat (3). 16

Pasal 8 : Pasal 9 : Pasal 10 : Pasal 11 : Huruf a Huruf b Huruf c Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (1) Ayat (2) Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) : yang dimaksud dengan membantu adalah selalu mengawasi dan membersihkan peralatan dan lingkungan yang dapat menyebabkan pencemaran air/penurunan kualitas air. Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 173 17