BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai untuk para pemegang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. optimal semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

PT Katarina Utama Tbk ( RINA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam. total saham, dengan harga penawaran Rp per lembar saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan tingkat kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006 dalam Suprantiningrum dan Sabat,

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pemakai informasi laporan keuangan meliputi: investor,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. menunjukan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besarnya, meningkatkan nilai perusahaan, serta memakmurkan pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Laporan audit penting dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena

Oleh: Inayah B

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai untuk para pemegang saham.pandangan ini mendorong perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dengan mengambil tindakan untuk meningkatkan nilai sekarang per lembar dari saham yang beredar diperusahaan (Sjahrial, 2007:12). Laba yang diperoleh perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban para investornya, laba juga merupakan salah satu bagian terpenting dalam penciptaan nilai perusahaan (virm value) yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Rahayu (2010), nilai perusahaan adalah sebuah nilai untuk mengukur tingkat kualitas perusahaan dan sebuah nilai yang menerangkan seberapa besar tingkat kepentingan sebuah perusahaan di mata pelanggannya. Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang memengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar deviden. 1

2 Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar deviden. Pembayaran deviden dapat dijadikan tolak ukur oleh para pelanggannya dalam menilai perusahaan. Besarnya deviden ini mempengaruhi harga saham. Pembayaran deviden erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Apabila laba perusahaan tinggi maka deviden yang dibayar tinggi, sehingga akan mempengaruhi harga saham cenderung tinggi. Secara tomatis, nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika deviden yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar deviden erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba (Rahayu, 2010). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran para pemegang saham sesuai dengan Gapensi (dalam Bukit,2010). Harga saham berbanding lurus dengan nilai perusahaan, semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar deviden. Pembayaran deviden dapat dijadikan tolok ukur oleh para pelanggannya dalam menilai perusahaan. Besarnya deviden ini memengaruhi harga saham. Pembayaran deviden erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Nilai perusahaan yang tinggi tentunya merupakan keinginan para pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan oleh nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang tinggi pula.

3 Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan sendiri sudah banyak dilakukan.modigliani dan Miller (dalam Ulupui, 2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power maka semakin efisien perputaran aset dan semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Rika (2010) menyatakan bahwa variabel profitabilitas yang diukur melalui Net Profit Margin (NPM) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Wahyuni (2013) menyatakan bahwa keputusan investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif atau signifikan terhadap return saham satu periode kedepan. Oleh karena itu, kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan efisiensi secara operasional maupun efisiensi penggunaan harta yang dimilikinya.laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen

4 dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang (Bukit, 2010). Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham (Wahyuni, 2013). Kekayaan pemegang saham dan perusahaan digambarkan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi, (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Menurut Fahmi (2014:82) rasio profitabilitas secara umum ada 4 (empat), yaitu gross profit margin, net profit margin, return on asset, dan return on net work. Dalam penelitian ini ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rasio Return on Total Asset (ROA). Penulis memilih ROA sebagai proksi dari kinerja keuangan karena rasio ini mampu melihat sejauh mana investasi terhadap aset yang ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan, sekaligus sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memamfaatkan asetyang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba. Kelebihan proksi ini dibandingkan dengan proksi lain adalah ROA lebih mudah dihitung dan dipahami,serta merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keuangan perusahaan.

5 Penelitian mengenai pengaruh Return on Assets terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan. Ada yang berpengaruh positif dan ada juga yang negatif. Sebagai bukti bahwa penelitian yang dilakukan olehmuliani (2014) menunjukkan kinerja keuangan dengan menggunakan ROA sebagai pengukurberpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Mangait (2011), Hariri (2010),Bethseba (2010), dan Yuniasih (2009) menemukan bahwa ROA berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda ditemukan olehcarningsih (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Suranta dan Pratama (2004), serta Kaaro(2002) dalam Jasidathuara (2005), dalam penelitiannya juga menemukan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya pengaruh negatif dan positif itu mungkin karena tidak melibatkan instrumen. Ketidakkonsistenan dari hasil penelitian yang meliputi ROA terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan antara variabel ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, peneliti memasukkan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel pemoderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah hubungan kedua variabel tersebut karena pengelolaan perusahaan juga turut serta dalam mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan,perusahaan banyak mengalamihambatan mengenai bagaimana mengoperasikan perusahaan agar seluruh kegiatan perusahaan dapat dikelola dengan baik. Pertama, adalah bagaimana

6 meminimalkan konflik kepentingan yang terjadi antara manajemen dengan pemegang saham. Penerapan struktur pengendalian intern sangat diperlukanoleh perusahaan sehingga mampu meminimalkan konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara manajemen dan pemegang saham. Kedua, bagaimana membuat investor percaya pada perusahaan bahwa pengelolaan dana digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta memastikan manajemen bertindak dengan terbaik untuk kepentingan perusahaan. Menurut Ulupui (2007), untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, perusahaan perlu memiliki suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, yang mampu memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga mereka dapat meyakinkan dirinya akan memperoleh keuntungan investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi.selain itu, harus dapat menjamin terpenuhinya kepentingan karyawan serta perusahaan itu sendiri. Gugler (2003) menyatakan Weak corporate governance system allow managers to pursue their own goals at the share holders expens. Menurut Suprayitno(dalam Darwilis, 2013) semakin hari kompleksitas kegiatan semakin tinggi. Itu berarti potensi risiko dan tantangan juga berpotensi meningkat. Dalam upaya mengatasi kelemahan tersebut, para pelaku bisnis di Indonesia menyepakati penerapan Good Corporate Governance (GCG). GCG merupakan sistem yang mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders, termasuk di dalamnya adalah shareholders, lenders, employees, executives, government, customers dan stakeholders yang lain Hastuti(2005) dalam Ulupui(2007).

7 Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT Lippo Tbk. dan PTKimia Farma Tbk. juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi. Pada Agustus 2010 lalu, salah satu pemegang saham Katarina, PT Media Intertel Graha (MIG), dan Forum Komunikasi Pekerja Katarina (FKPK) melaporkan telah terjadi penyimpangan dana hasil IPO yang dilakukan oleh manajemen PT Katarina Utama (RINA). Dana yang sedianya akan digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja, serta menambah kantorcabang, tidak digunakan sebagaimana mestinya. Hingga saat ini manajemen perseroan belum melakukan realisasi sebagaimana mestinya. PT Katarina Utama Tbk. juga diduga telah memanipulasi laporan keuangan audit tahun 2009 dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif guna memperbesar nilai aset perseroan.akibatnya kegiatan operasional perusahaan RINA tidak berjalan karena perusahaan tidak mampu membiayai kegiatan operasional sehingga tidak ada pemasukan bagi perusahaan. Berita buruknya kantor cabang RINA di Medan akhirnya ditutup dan Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghapus pencatatan saham PT Katarina Utama Tbk. per awal Oktober 2012 karena kondisi negatif perusahaan dan tidak ada indikasi pemulihan yang memadai. Akibat dari kasus-kasus tersebut, publik menjadi kurang percaya terhadap keandalan pelaporan keuangan perusahaan dan menyebabkan timbulnya krisis kepercayaan. Dengan corporate governance, diharapkan akan meningkatkan transparansi pelaporan keuangan sehingga tingkat kepercayaan publik terhadap perusahaan semakin meningkat. Dengan demikian,mampu mengangkat nilai perusahaan.

8 Beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Pranata (2007) menyatakan bahwa penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dari ROE, NPM dan Tobin s Q. Lalu penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2014) menyatakan bahwa penerapan GCG yang diukur dengan Jumlah Dewan Komisaris Independen memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Dalton (dalam Sam ani, 2008) menyatakan adanya hubungan positif antara jumlah dewan direksi dengan kinerja perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Bethseba (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitudata tahun yang digunakan yaitu tahun 2011,2012, dan 2013. Studi kasus dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEI dan menggunakan data skor penerapan Corporate Governance dari Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang merupakan hasil survey yang dilakukan olehindonesian Institute for Corporate Governance(IICG) dan dipublikasikan di majalah SWA selama tiga tahun berturut-turut. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI?

9 2) Apakah Good Corporate Governancemampu memoderasi hubungan antara Return On Assets terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI? 3) Apakah Good Corporate Governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI? 4) Apakah penerapan strategi Good Corporate Governance dapat menentukan kesuksesan suatu perusahaan? 1.3 Pembatasan Masalah Walaupun identifikasi masalah telah ditetapkan, masih diperlukan adanya pembatasan masalah untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah dalam penelitian ini. Penelitian yang akan penulis lakukan adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel moderating. Penelitian ini dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2013. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dam pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah Return On Assets berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI?

10 2. Apakah Good Coorporate Governance mampu memoderasi hubungan Return On Assets terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui apakah Return On Assets berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan Good Corporate Governance mampu memoderasi hubungan antara Return On Assets dan nilai perusahaanpada perusahaan yang terdaftar di BEI. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi peneliti Dapat menambah dan mengembangkan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi. 2. Bagi Unimed Sebagai bahan literatur kepustakaan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi.

11 3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian dibidang yang sama pada masa yang akan datang.