BAB I PENDAHULUAN. ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas (Armasari et al, 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari segi usianya, siswa-siswi SMP merupakan remaja pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang datang ke dokter gigi saat berada di dalam ruangan tidak jarang tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Berupa rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Saat ini. 47,7% remaja sering merasa cemas (Depkes, 2010).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa kelas 2 dengan jumlah siswa 157. Pada saat pre-test 8 siswa tidak

Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI PASIEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Pasien di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping Dengan hormat, Saya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bagi bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak pernah berhenti dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran penuh terhadap hubungan hubungan dan tugas-tugas sosial. kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

ق ال ل ه م وس ى ه ل أ ت ب ع ك ع ل ى أ ن ت ع ل م ن مم ا ع ل م ت ر ش د ا

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya (Turner et al, 2012).

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Terlebih lagi adanya perkembangan teknologi

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan menyediakan sumber yang besar dari pengalaman emosional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB V PENUTUP. dengan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif dan mengolah data

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang ini, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 6-12 tahun atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya inpit secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan merupakan sebuah masalah psikologis yang ditunjukkan dengan sikap khawatir terhadap suatu hal yang dipersepsikan kurang baik oleh individu. Kecemasan bisa berupa kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas (Armasari et al, 2012) Menurut Sadock (2010) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Namun kecemasan yang biasanya bermanfaat untuk bertahan hidup justru menimbulkan hal-hal negatif dalam kehidupan kita. Hal ini tidak jadi masalah bila kecemasan hanya terjadi untuk sementara waktu. Bila kecemasan itu berlangsung cukup lama, kita mulai mencemaskan rasa cemas itu sendiri. Akibatnya, kita takut menghadapi kecemasan di dalam diri kita, sehingga Perbandingan kecemasan antara wanita dan pria adalah 2 banding 1 dan diperkirakan orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronik 1

2 Mencapai 5% dari jumlah penduduk. Dan sekitar 2% - 4% diantara penduduk di suatu daerah pernah mengalami kecemasan (Hawari, 2011). Sejak hampir satu abad silam para pakar psikologi telah tahu bahwa manusia dapat bekerja dengan lebih baik jika merasa sedikit cemas. Manusia tidak akan begitu sukses dalam mengerjakan ujian kalau tidak merasa cemas sama sekali, pendek kata, kinerja fisik dan intelektual manusia didorong dan diperkuat oleh kecemasan. Tanpa itu, hanya sedikit yang dapat dikerjakan manusia dengan sukses. Tetapi, kecemasan yang terlalu banyak, mungkin akan membuat gagal dalam ujian karena tidak mampu berkonsentrasi pada pertanyaan-pertanyaan karena membayangkan tentang betapa mengerikannya jika mengalami kegagalan (Durland, 2006). Kecemasan yang timbul pada anak tidak selalu patologis, tetapi dapat juga disebabkan oleh proses perkembangan itu sendiri atau tingkah laku yang salah dari orang tua (Soeharjono, 2008). Selain itu, pengaruh dan peranan dari teman sebaya mulai menggeser peranan orang tua yang tidak jarang membuat tegang hubungan antara remaja dan orang tua.teman sebaya menjadi tolak ukur dan bahkan bagi remaja dalam bersikap dan berprilaku, kedekatan yang bisa membuka mata dan hati pada orang tua untuk melihat jerih payah nilainilai yang sebenarnya dipegang oleh remaja. Keinginan yang besar untuk mencoba banyak hal menjadi pemicu untuk kecemasan, perilaku nekat dan hasil yang tidak jelas membuat peluang besar untuk meningkanya kecemasan pada remaja (Pitaloka, 2007).

3 Padatnya jadwal pelajaran pada siswa SMA dapat memicu kecemasan. Kacemasan dalam menghadapi ujian dapat dipicu oleh beberapa hal diantaranya kondisi badan, pikiran, dan perasaan yang tidak terkendali. Akibat yang ditimbulkan oleh kecemasan tersebut adalah kesulitan untuk berkonsentrasi, kebingungan dan kewaspadaan yang berlebihan terhadap suatu masalah yang akan dihadapinya yang akan menyebabkan siswa menjadi gugup saat menghadapi ujian tersebut. Kecemasan yang terjadi pada siswa yang akan menghadapi ujian adalah normal, namun sejauh mana siswa tersebut dapat mengatasi rasa cemasnya, tergantung pada kemampuan siswa tersebut untuk merespon kecemasan yang dialaminya. Seperti misalnya lebih meningkatkan lagi porsi belajarnya dengan ikut bimbingan belajar atau dengan mengadakan belajar kelompok (Agustiar et.al., 2010). Kenyataan di lapangan menggambarkan, bahwa kebanyakan siswa mengalami kecemasan menjelang ujian, siswa juga mengalami kecemasan ketika dituntut untuk berbicara di depan umum, ketika menghadapi pelajaran yang sulit, ketika akan diajar guru yang dianggap sangat tegas dan bahkan galak (Armasari et. al., 2012). Bagi siswa program reguler, kecemasan bisa saja terjadi karena adanya kekhawatiran, jikalau mereka tidak dapat menjawab soal-soal ujian dengan baik, sehingga ada kemungkinan akan gagal dalam ujian. Kegagalan dalam ujian dapat mengakibatkan siswa harus mengulang lagi di kelas tersebut,

4 sehingga ia tidak dapat mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi (Supriyantini, 2010). SEFT dikembangkan dari Emotional Freedom Technique (EFT), oleh Gary Craig (USA), yang saat ini sangat populer di Amerika, Eropa, & Australia sebagai solusi tercepat dan termudah untuk mengatasi berbagai masalah fisik, dan emosi, serta untuk meningkatkan performa kerja. Saat ini EFT telah digunakan oleh lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia (Nufirwan,2010). Metode SEFT merupakan metode baru dan masih dalam proses eksperimental yang berkelanjutan dan dapat diterapkan di berbagai bidang salah satunya di lingkungan sekolah yang dapat diterapkan oleh Guru kepada muridnya yang mengalami gangguan emosi seperti bandel, sukar konsentrasi, malas belajar, cemas berlebihan, dsb (Zainuddin, 2009). Apabila seseorang mengalami kecemasan sebaiknya berdoa dan bertawakal kepada Allah sehingga hatinya menjadi tenang dan tidak cemas. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat ar-ra d ayat 28 yang berbunyi: ال ق ل وب ت ط م ئ ن بلل ه ب ذ ك ر أ ل الل ه ذ ك ر ب ل وب ه م ق و ت ط م ئ ن آم ن واال ذ ين (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Melihat fenomena di atas bahwa salah satu terapi yang dapat menurunkan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ujian dapat dilakukan adalah terapi SEFT, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

5 pengaruh terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan kecemasan bagi siswa SMA dalam menghadapi ujian. B. Rumusan Masalah Apakah terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan bagi siswa SMA dalam menghadapi ujian di SMA Negeri 1 Kasihan. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan tingkat kecemasan bagi siswa SMA dalam menghadapi ujian di SMA Negeri 1 Kasihan. 2. Tujuan Khusus a. Menilai tingkat kecemasan pada siswa SMA dalam menghadapi ujian sebelum dilakukan terapi SEFT. b. Menilai tingkat kecemasan pada siswa SMA dalam menghadapi ujian sesudah dilakukan terapi SEFT. c. Menilai perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi SEFT. D. Manfaat Penelitian 1. Siswa Dapat menurunkan skor kecemasan pada siswa menjelang ujian sehingga siswa diharapkan bisa mengerjakan ujian dalam keadaan tenang dan memberikan hasil yang baik.

6 2. Guru dan Masyarakat Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada bapak/ ibu guru serta masyarakat bahwa terapi SEFT dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan siswa menghadapi ujian. 3. Ilmu kedokteran Memberikan tambahan bukti ilmiah untuk ilmu kedokteran komplementer dan integratif terkait pengelolaan kecemasan dengan melakukan terapi SEFT (Spiritual emotional Freedom Technique). 4. Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti untuk mengetahui pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan bagi siswa SMA dalam menghadapi ujian. E. Keaslian Penelitian Sebatas pengetahuan peneliti, belum ada penelitian tentang pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan pada siswa SMA dalam menghadapi ujian. Namun ada beberapa penelitian yang memiliki kesamaan variabel diantaranya penelitian yang dilakukan oleh: 1. Derison Marsinova Bakara, Yusniarita, Yati Sutriyanti (2012) dengan judul pengaruh intervensi spiritual emotional freedom technique (SEFT) terhadap tingkat depresi, kecemasan, dan stress pada pasien gagal ginjal kronik. Berdasarkan penelitian, penelitian ini dilakukan terhadap 30 pasien, dengan pembagian 15 sampel untuk intervensi diruang Hemodialisis RSUD Curup dan 15 sampel untuk kelompok kontrol

7 diruangan hemodialisis RSUD M. Yunus Bengkulu. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dimana rancangan penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental, dengan pre test and post test design with control group. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukan perbedaan yang bermakna antara tingkat depresi, kecemasan dan stres sebelum dan sesudah intervensi SEFT. Implikasi penelitian ini bahwa intervensi SEFT membantu menurunkan depresi, kecemasan, dan stres pada pasien gagal ginjal kronik. 2. Penerapan strategi relaksasi untuk mengurangi kecemasan siswa menjelang ujian.penelitian ini dilakukan pada 7 orang siswa kelas VIII A SMP Negeri Benjeng yang teridentifikasi mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian dengan menggunakan penelitian pre test dan post test one group design. Hasil penelitian ini didapatkan perbedaan sebelum dilakukan relaksasi dan sesudah diberikan relaksasi (Irma Warsito, 2010) Perbedaan dengan penelitian ini adalah desain penelitian, populasi, dan sampel yang digunakan yaitu siswa SMA.