BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan kesenian

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Plato (2000:5) Pendidikan seni dapat dijadikan dasar pendidikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. seni budaya Cina adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan di Cina memiliki tidak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR. Mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian musik nusantara

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM BANGKINANG KOTA KECAMATAN BANGKINANG. Kampar, dan merupakan Kelurahan induk dan telah dimekarkan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

A. Latar Belakang Masalah

Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Bangka Prov. Bangka Belitung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

PERTUNJUKAN RENGGET DALAM RESITAL TUGAS AKHIR MINAT UTAMA POP-JAZZ JURUSAN MUSIK ISI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR. Program Studi S-1 Seni Musik

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. Di Sumatera Utara khususnya dikota medan dapat kita lihat dari pentas seni

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Utami Lasmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk

BAB IV PENUTUP. mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu secara

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Ayu Yunuarti, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan musik, umumnya yang terbayangkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Enim Sumatera Selatan. Antan Delapan merupakan satu kelompok pemain musik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta Pulau kecil lainnya, di mana setiap Pulau terdiri dari beberapa daerah Kabupaten, termasuk di dalamnya Kabupaten Belitung Timur. Kabupaten Belitung Timur terletak pada 45-108 18 Bujur Timur dan 02 30-03 15 Lintang Selatan. Kabupaten Belitung Timur berbatasan dengan Kabupaten Belitung Barat di sebelah Barat, sebelah Timur dengan Selat Karimata, sebelah Selatan dengan Laut Jawa, dan di sebelah utara dengan Laut Cina Selatan. Wilayah Kabupaten Belitung Timur merupakan pemekaran dari Kabupaten Belitung (Belitung Barat) dengan luas wilayah daratan 2.506.910 Km², yang terdiri dari 4 Kecamatan dengan 30 Desa. Pada tahun 2009 terjadi pemekaran kembali dari 4 Kecamatan menjadi 7 Kecamatan, yakni Manggar, Damar, Kelapa Kampit, Gantung, Renggiang, Simpang Pesak dan Dendang. Jumlah penduduk menurut data terbaru yang tercatat pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Belitung Timur pada bulan September 2010 terdaftar sebanyak 109.285 jiwa. Kabupaten Belitung Timur memiliki kondisi wilayah yang terdiri dari rawarawa, dataran rendah dan bukit-bukit. Secara umum, bisa dijelaskan bahwa masyarakat setempat hidup dari sektor pertambangan, kelautan dan pertanian. Rumah masyarakat Belitung Timur dahulunya berbentuk panggung, terutama 1

2 mereka yang bermukim di dataran rendah (pantai dan rawa-rawa). Hal ini dilakukan untuk menghindari genangan air yang dapat memasuki rumah mereka dan untuk menghindari binatang buas. Penduduk asli berasal dari suku Melayu, walaupun terdapat juga suku lain, namun semua suku ini hidup berdampingan, dan berbaur dengan suku pendatang, bahkan banyak terjadi perkawinan antar suku. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Belitung Timur memeluk agama Islam, dan selebihnya beragama Katolik, Protestan dan Budha. Kehidupan sosial dan gotong royong masih sangat menonjol pada masyarakat Kabupaten Belitung Timur. Hal ini tercermin dari kegiatan kehidupan sehari-hari yang dilakukan masyarakatnya, termasuk di dalam penyelenggaraan upacara adat atau pesta rakyat yang salah satunya menampilkan kesenian tradisional masyarakat Belitung Timur. Di mana salah satu kesenian tradisionalnya adalah Campak Darat. Kesenian Campak Darat adalah kesenian masyarakat melayu pesisir pulau Belitung, kesenian ini merupakan ajang adu kelihaian berpantun yang dilakukan sambil menari dan menyanyi. Kata Campak Darat berasal dari Campak dan Darat. Campak dalam bahasa melayu Belitung berarti buang dan Darat berarti daratan. Jadi, apabila kedua kata tersebut digabungkan memiliki makna sesuatu yang dibuang atau terbuang di daratan. Kesenian Campak Darat dahulu biasa disajikan dalam suatu upacara adat yang dikenal dengan nama Maras Taun. Maras Taun adalah upacara selamatan kampung yang diadakan satu tahun sekali sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah yang diberikan dalam bentuk melimpahnya panen padi di tiap kampung di daerah Belitung. Saat ini, kesenian Campak Darat tidak hanya dimainkan pada acara

3 Maras Taun saja, tetapi juga pada acara pesta perkawinan, khitanan dan acara lainnya. Pada awal penyajiannya, kesenian Campak Darat menggunakan perangkat instrumen yang terdiri dari vokal, viul/violin, gendang melayu dan tawaktawak/gong. Setiap instrumen tersebut memiliki fungsi masing-masing, yang berperan membentuk karakter dan ciri musik kesenian Campak Darat. Pada masa kini, pelaku kesenian Campak Darat telah memodifikasi instrumen pendukungnya dengan menambahkan accordion, symbal, tamborin, tom-tom, bahkan menggunakan keyboard sebagai instrumen tambahan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kreasi mereka terhadap apa yang sudah ada sebelumnya. Inilah yang kemudian dikenal dengan Campak Darat kreasi yang saat ini banyak ditemukan di pulau Belitung dan sering diperlombakan dalam acara kesenian tradisional Belitung, yang mana dalam ajang perlombaan tersebut tentu saja mengikut sertakan berbagai macam sanggar. Salah satu sanggar tersebut adalah Sanggar Anggrek. Sanggar Anggrek merupakan sanggar yang bernaung di bawah SMA Negeri 1 Manggar, pertama kali berdiri pada tahun 2004, dan beranggotakan siswa-siswi yang menjadi pelajar di SMA Negeri 1 Manggar. Sanggar Anggrek telah banyak mengikuti ajang perlombaan dan festival kesenian tradisional yang diadakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur dan seringkali berprestasi dengan menjadi juara di dalam ajang perlombaan dan festival kesenian tradisional tersebut. Pada umumnya, setiap sanggar di Kabupaten Belitung Timur memiliki gayanya masing-masing dalam memainkan kesenian tradisional Campak

4 Darat, begitu pula dengan Sanggar Anggrek. Sanggar Anggrek memiliki pola permainan yang berbeda dibandingkan dengan sanggar lain. Seperti telah disampaikan di atas, bahwa di dalam kesenian tradisional Campak Darat tidak hanya terdapat unsur instrumen musik yang biasa dimainkan dalam setiap pertunjukan, tetapi juga terdapat unsur syair dalam bentuk pantun yang dilontarkan secara spontan oleh para pemainnya. Bagi peneliti bahwa dalam pertunjukan kesenian ini terdapat hal yang sangat menarik, antara lain; pertama, tidak semua orang mampu untuk menyampaikan pantun secara spontan seperti yang dilakukan oleh para pemain Campak Darat. Artinya bahwa untuk memiliki profesionalisme seperti para pemain tersebut, diperlukan sebuah proses yang amat panjang; kedua, unsur musik yang terdapat pada kesenian tersebut tentunya berbeda dengan musik pada umumnya seperti musik pop, jazz, dan sebagainya, di mana pantun sebagai syair lagu memiliki keterikatan yang sangat tinggi dengan melodi iringannya; ketiga, bahwa setiap sanggar memiliki gaya masing-masing dalam memainkan kesenian Campak Darat, begitu pula Sanggar Anggrek. Ketertarikan peneliti terhadap kesenian Campak Darat seperti disampaikan di atas, diwujudkan dalam sebuah kegiatan penelitian yang akan mengambil judul Kajian Musik Kesenian Campak Darat Di Sanggar Anggrek Kabupaten Belitung Timur. Dengan harapan bahwa penelitian ini akan dapat menjawab semua permasalahan yang ada.

5 B. Rumusan Masalah Permasalahan yang ingin dikaji dari penelitian ini, adalah tentang apa dan bagaimana Musik Campak Darat Di Sanggar Anggrek Kabupaten Belitung Timur. Dengan demikian kajian tentang musik Campak Darat ini tidak hanya dibatasi kepada unsur instrumennya saja, tetapi juga unsur-unsur lain yang terdapat pada pertunjukan musik tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat menjawab semua permasalahan tersebut di atas, peneliti mencoba membagi dalam sejumlah pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur musik dalam kesenian Campak Darat? 2. Bagaimana peran tiap instrumen musik dalam pertunjukan kesenian Campak Darat? 3. Bagaimana hubungan antara pantun dengan musik yang dimainkannya? C. Tujuan Penelitian Pada dasarnya, penelitian yang dilakukan adalah bertujuan untuk: 1. Mengetahui struktur musik dalam kesenian Campak Darat 2. Mengetahui peran tiap instrumen musik dalam pertunjukan kesenian Campak Darat 3. Mengetahui hubungan antara pantun dengan musik yang dimainkan dalam kesenian Campak Darat

6 D. Manfaat Penelitian Dengan terlaksananya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian nantinya dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca, masyarakat Kabupaten Belitung Timur, lembaga pendidikan dan bagi peneliti. Dalam melakukan penelitian ini, diharapkan memiliki nilai guna dan bermanfaat untuk: 1. Pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kesenian Campak Darat pada umumnya dan kajian musik kesenian Campak Darat khususnya. 2. Masyarakat Kabupaten Belitung Timur, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kesenian Campak Darat sebagai warisan budaya Kabupaten Belitung Timur, sehingga masyarakat lebih termotivasi untuk turut berapresiasi dan ikut melestarikan kesenian Campak Darat. 3. Lembaga pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran kesenian daerah di Kabupaten Belitung Timur khususnya, dan sebagai bahan pembelajaran musik Nusantara pada umumnya. 4. Peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat memperoleh informasi dan gambaran secara utuh tentang kesenian Campak Darat pada umumnya dan kajian musik kesenian Campak Darat khususnya, sekaligus sebagai bahan repertoar untuk penelitian selanjutnya.

7 E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang dilandasi oleh ketertarikan peneliti terhadap salah satu kesenian tradisional yang ada di Belitung Timur ini, dimaksudkan untuk dapat mendeskripsikan secara detail tentang musik kesenian Campak Darat Di Sanggar Anggrek Kabupaten Belitung Timur. Oleh karena itu, metode penelitian yang dianggap paling tepat untuk menggali seluruh paparan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif dengan paradigma Kualitatif. 2. Teknik Pengumpulan Data Keberhasilan pengumpulan data di dalam sebuah kegiatan penelitian, sangat bergantung kepada teknik yang digunakan peneliti di dalam pengumpulannya. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan pengumpulan data tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Observasi Observasi yang diartikan sebagai sebuah kegiatan pengamatan, dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan ini akan digunakan untuk mengamati berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kesenian Campak Darat, khususnya pada Kajian Musik Kesenian Campak Darat Di Sanggar Anggrek Kabupaten Belitung Timur. Dengan melakukan pengamatan ini, diharapkan peneliti akan mendapatkan sejumlah data yang akan dianalisis.

8 b. Wawancara Untuk melengkapi data-data yang tidak dapat digali melakukan kegiatan observasi yang akan dilakukan peneliti, maka peneliti melengkapinya dengan melakukan kegiatan wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan pak Raihani selaku tokoh kesenian Kabupaten Belitung Timur, Pak Hairi selaku pemain kesenian Campak Darat dan Pak Rusdi selaku Pembina musik di Sanggar Anggrek. c. Studi Dokumentasi Teknik lainnya yang diperlukan di dalam penelitian ini adalah mengenai dokumen-dokumen penting dalam bentuk audio visual dan deskripsi tertulis, khususnya mengenai kajian musik kesenian Campak Darat di Sanggar Anggrek Kabupaten Belitung Timur. Dokumen-dokumen tersebut merupakan media informasi sebagai data faktual yang sangat penting untuk dikaji, selain sebagai dokumen data tambahan yang sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Untuk melengkapi teknik pengumpulan data penelitian ini, semua data yang terhimpun akan di dokumentasikan melalui perekam audio visual, video dan literatur untuk mendapatkan temuan tentang kajian musik kesenian Campak Darat di Sanggar Anggrek Kabupaten Belitung Timur, yang merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam setiap penelitian.

9 d. Studi Pustaka Melalui teknik ini, data-data penelitian dapat dilengkapi melalui berbagai referensi dan sumber pustaka, seperti: buku-buku, majalah, jurnal, artikel, skripsi, dan media cetak lainnya yang terkait dengan data penelitian yang dibutuhkan. 3. Teknik Pengolahan Data Data yang terkumpul baik dalam bentuk catatan-catatan, baik yang dihasilkan melalui observasi, wawancara, maupun studi dokumenter, diteliti sesuai dengan kebutuhan pemecahan masalah tersebut. Dengan demikian bahwa data-data yang terkumpul baik melalui observasi, wawancara, maupun studi dokumentasi, akan terjadi sinkronisasi data dan dapat diambil kesimpulan mengenai kajian musik kesenian Campak Darat Di Sanggar Anggrek Kabupaten Belitung Timur. F. Asumsi Penelitian Asumsi penelitian yang dijadikan pijakan dalam penelitian ini adalah bahwa kesenian Campak Darat merupakan kesenian yang pada struktur pertunjukannya terdapat beberapa unsur, khususnya unsur musiknya. Dari hasil penelitian di lapangan, peneliti menarik tiga asumsi tentang musik kesenian Campak Darat. Mengenai struktur musik, bahwa struktur musik kesenian Campak Darat memiliki sedikit perbedaan dengan struktur musik pada umumnya, yaitu pada bagian intro/pembuka lagu. Sebelum memasuki bagian intro, beberapa sanggar yang memainkan kesenian Campak Darat biasanya melontarkan pantun sebagai salam pembuka kepada penonton yang hadir menyaksikan pertunjukan

10 kesenian Campak Darat. Mengenai peranan setiap instrumen pengiring lagu, tiap instrumen tersebut memiliki fungsinya masing-masing dan memiliki teknik tertentu dalam memainkannya, yang berperan membentuk karakter dan ciri musik kesenian Campak Darat. Mengenai hubungan antara pantun yang dilontarkan dengan musik pengiring kesenian Campak Darat, setiap penyanyi Campak Darat dituntut untuk mampu melontarkan pantun secara spontan dan jumlah kalimat dalam pantun harus sesuai dengan musik iringan Campak Darat, serta pantun yang dilontarkan harus sesuai dengan konsep yang telah ditentukan sebelum pertunjukan kesenian Campak Darat dimulai. G. Lokasi Penelitian Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah Sanggar Anggrek yang terletak di Jln. Jendral Sudirman, Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur. Penentuan lokasi penelitian ini adalah karena Sanggar Anggrek merupakan salah satu sanggar yang pertama berdiri di Kabupaten Belitung Timur dan merupakan sanggar yang saat ini masih aktif dalam mengikuti setiap ajang perlombaan dan festival kesenian tradisional Kabupaten Belitung Timur.