ب س م االله الر ح من الر ح ي م



dokumen-dokumen yang mirip
ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Konversi Akad Murabahah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Mudharabah Musytakarah

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

Pedoman Umum Asuransi Syariah

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL Nomor: 42/DSN-MUI/V/2004 Tentang SYARI AH CHARGE CARD بطاقة الا ي تمان والحسم الا جل ب س م االله الر ح من الر ح ي م

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

GG(%#C 4FCDE")-"& J H)I Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi la

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 58/DSN-MUI/V/2007 Tentang HAWALAH BIL UJRAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP PENGAMBILAN BIAYA KERUGIAN ATAS PEMBATALAN SEPIHAK PADA PERSEWAAN ALAT ALAT PESTA MAHKOTA INDAH

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

) **+*&,'**- *** *.'/ %$!. 01&2*3+*&41&**5$ (+2 Hai orang-orang yang beriman tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yan

Mudharabah Musytarakah Asuransi

Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kep

Obligasi Syariah Ijarah

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

DAFTAR PUSTAKA. Al-Bugha, Musthafa Dib Buku Pintar Transaksi Syariah. Jakarta: PT. Mizan Publika.

Tabarru' pada Asuransi Syari'ah

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 59/DSN-MUI/V/2007 Tentang OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH KONVERSI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

uang perakmu ini. Dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan yang lebih baik bagimu, dan hendaklah ia b

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

Sekretariat : Jl. Dempo No. 19 Pegangsaan - Jakarta Pusat Telp. (021) Fax: (021)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

الر ح ي م الر ح من االله ب س م

lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan yang lebih baik bagimu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah

ب س م ا الله الر ح م ن الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II LANDASAN TEORI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. c. QS. Yusuf [12]: 72: 7 89' : ;<2)=>3 Penyeru-penyeru itu berseru: Kami

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 77/DSN-MUI/V/2010 Tentang JUAL-BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

FATWA MUI TENTANG TRADING FOREX

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 57/DSN-MUI/V/2007 Tentang LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UJRAH

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

المضارع الماضي الا مر

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Sistem Bagi Hasil Akad Mudharabah dalam Kegiatan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

FATWA DEW AN SYARIAH NASIONAL. NO: 89/DSN-MUI/XIII2013 Tentang PEMBIAY AAN ULANG (REFINANCING) o "'II. 0 _"'II ~I ?:J.

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PERKARA NO.882/Pdt.G/2010 PENGADILAN AGAMA SITUBONDO

BAB IV. A. Analisis tentang Mekanisme Perdagangan Valas dan Hukumnya. Dalam perkembangan ekonomi Internasional, pada era dekade 80an,

PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

Hukum Membangun Gereja di jazirah Arab

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

Transkripsi:

Dewan Syari ah Nasional setelah, FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO. 43/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang GANTI RUGI (TA WIDH) ب س م االله الر ح من الر ح ي م Menimbang : a. bahwa lembaga keuangan syari ah (LKS) beroperasi berdasarkan prinsip syari ah untuk menghindarkan praktik riba atau praktik yang menjurus kepada riba, termasuk masalah denda finansial yang biasa dilakukan oleh lembaga keuangan konvensional; b. bahwa para pihak yang melakukan transaksi dalam LKS terkadang mengalami risiko kerugian akibat wanprestasi atau kelalaian dengan menunda-nunda pembayaran oleh pihak lain yang melanggar perjanjian; c. bahwa syari ah Islam melindungi kepentingan semua pihak yang bertransaksi, baik nasabah maupun LKS, sehingga tidak boleh ada satu pihak pun yang dirugikan hak-haknya; d. bahwa kerugian yang benar-benar dialami secara riil oleh para pihak dalam transaksi wajib diganti oleh pihak yang menimbulkan kerugian tersebut; e. bahwa masyarakat, dalam hal ini para pihak yang bertransaksi dalam LKS meminta fatwa kepada DSN tentang ganti rugi akibat penunda-nundaan pembayaran dalam kondisi mampu; f. bahwa dalam upaya melindungi para pihak yang bertransaksi, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang ganti rugi (ta widh) untuk dijadikan pedoman. Mengingat : 1. Firman Allah SWT.; antara lain: a. QS. al-ma idah [5]:1: ي ا ا ي ه ا ا لذ ي ن ا م ن و ا ا و فو ا ب ا لع قو د Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu. b. QS. al-isra [17]: 34: و ا و فو ا ب ا لع ه د ا ن ا لع ه د كا ن م س ي و لا. Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabannya. c. QS. al-baqarah [2]: 194:

43 Ganti Rugi (Ta widh) 2 فم ن اع ت د ى ع لي كم فاع ت د و ا ع لي ه ب م ثل م ا اع ت د ى ع لي كم و ات قوا ال له و اع لم و ا ا ن ال له م ع ا لم ت ق ي ن. maka, barang siapa melakukan aniaya (kerugian) kepadamu, balaslah ia, seimbang dengan kerugian yang telah ia timpakan kepadamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. d. QS. al-baqarah [2]: 279-280: لا ت ظل م و ن و لا ت ظل م و ن و ا ن كا ن ذو ع س ر ة فن ظ ر ة ا لى م ي س ر ة و ا ن ت ص د قو ا خ ي ر ل كم ا ن كن ت م ت ع لم و ن.... Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 2. Hadis-hadis Nabi s.a.w.; antara lain: a. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari Amr bin Auf: الص لح ج اي ز ب ي ن ا لم س ل م ين ا لا ص لح ا ح ر م ح لا لا ا و ا ح ل ح ر ام ا و ا لم س ل م و ن ع لى ش ر وط ه م ا لا ش ر طا ح ر م ح لا لا ا و ا ح ل ح ر ام ا. Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. b. Hadis Nabi riwayat jama ah (Bukhari dari Abu Hurairah, Muslim dari Abu Hurairah, Tirmizi dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, Nasa i dari Abu Hurairah, Abu Daud dari Abu Hurairah, Ibn Majah dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, Ahmad dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, Malik dari Abu Hurairah, dan Darami dari Abu Hurairah): م ط ل ا لغ ن ي ظ لم Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman c. Hadis Nabi riwayat Nasa i dari Syuraid bin Suwaid, Abu Dawud dari Syuraid bin Suwaid, Ibu Majah dari Syuraid bin Suwaid, dan Ahmad dari Syuraid bin Suwaid: لي ا لو اج د ي ح ل ع ر ض ه و ع قو ب ت ه.

43 Ganti Rugi (Ta widh) 3 Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya. d. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas, dan Malik dari Yahya: لاض ر ر و لاض ر ار. Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain. 3. Kaidah Fiqh; antara lain: الا ص ل ف ى ا لم ع ام لات الا ب اح ة ا لا ا ن ي د ل د ل ي ل ع لى ت ح ر ي م ه ا. Pada dasarnya, segala bentuk mu amalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. الض ر ر ي ز ا ل. Bahaya (beban berat) harus dihilangkan. Memperhatikan : 1. Pendapat Ibnu Qudamah dalam al-mughni, juz IV, hlm 342, bahwa penundaan pembayaran kewajiban dapat menimbulkan kerugian (dharar) dan karenanya harus dihindarkan; ia menyatakan: م ن ع لي ه الد ي ن ا ذا ا ر اد الس فر ا و ا ر اد غر ي م ه م ن ع ه ن ظر ن ا: فا ن كا ن م ح ل الد ي ن قب ل م ح ل قد و م ه م ن الس فر م ث ل ا ن ي كو ن س فر ه ا لى ا لح ج لاي قو م ا لا ف ي س فر و د ي ن ه ي ح ل ف ي ا لم ح ر م ا و ذ ي ا لح ج ة ف ل ه م ن ع ه م ن الس فر لا ن ع لي ه ض ر ر ا ف ي ت ا خ ي ر ح قه ع ن د م ح له فا ن ا قا م ض م ي ن ا ا و د فع ر ه ن ا ي ف ي ب الد ي ن ع ن د ا لم ح ل ف له الس فر لا ن الض ر ر ي ز و ل ب ذل ك. Jika orang berutang (debitur) bermaksud melakukan perjalanan, atau jika pihak berpiutang (kreditur) bermaksud melarang debitur (melakukan perjalanan), perlu kita perhatikan sebagai berikut. Apabila jatuh tempo utang ternyata sebelum masa kedatangannya dari perjalanan --misalnya, perjalanan untuk berhaji di mana debitur masih dalam perjalanan haji sedangkan jatuh tempo utang pada bulan Muharram atau Dzulhijjah-- maka kreditur boleh melarangnya melakukan perjalanan. Hal ini karena ia (kreditur) akan menderita kerugian (dharar) akibat keterlambatan (memperoleh) haknya pada saat jatuh tempo. Akan tetapi, apabila debitur menunjuk penjamin atau menyerahkan jaminan (qadai) yang cukup untuk membayar utangnya pada saat jatuh tempo, ia boleh melakukan perjalanan tersebut, karena dengan demikian, kerugian kreditur dapat dihindarkan.

43 Ganti Rugi (Ta widh) 4 2. Pendapat beberapa ulama kontemporer tentang dhaman atau ta widh; antara lain sebagai berikut: a. Pendapat Wahbah al-zuhaili, Nazariyah al-dhaman, Damsyiq: Dar al-fikr, 1998: الت ع و ي ض : ه و ت غ ط ي ة الض ر ر ا لو اق ع ب الت ع د ي ا و ا لخ طا (٨٧) الا ص ل ا لع ام ف ي الض م ان ا و الت ع و ي ض : كا ص لاح ا لح اي ط... ه و ا ز ا ل ة الض ر ر ع ي ن ا ا و ج ب ر ا لم ت لف و ا ع اد ت ه ص ح ي ح ا كم ا كا ن ع ن د الا م كان كا ع اد ة ا لم كس و ر ص ح ي ح ا فا ن ت ع ذر ذل ك و ج ب الت ع و ي ض ا لم ثل ي ا و الن قد ي (٩٤) و ا م ا ض ي اع ا لم ص ال ح و ا لخ س ار ة ا لم ن ت ظ ر ة غي ر ا لم و كد ة ا لم س ت قب ل ة) ا و الا ض ر ار الا د ب ي ة ا و ا لم ع ن و ي ة ( ا ي ف لا ي ع و ض ع ن ه ا ف ي ا ص ل ا لح كم ا لف قه ي لا ن م ح ل الت ع و ي ض ه و ا لم ا ل ا لم و ج و د ا لم ح قق ف ع لا و ا لم ت قو م ش ر ع ا الضمان دار الفكر دمشق ١٩٩٨) (٩٦) (وهبة الزحيلي نظرية Ta widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan (h. 87). Ketentuan umum yang berlaku pada ganti rugi dapat berupa: (a) menutup kerugian dalam bentuk benda (dharar, bahaya), seperti memperbaiki dinding... (b) memperbaiki benda yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama dimungkinkan, seperti mengembalikan benda yang dipecahkan menjadi utuh kembali. Apabila hal tersebut sulit dilakukan, maka wajib menggantinya dengan benda yang sama (sejenis) atau dengan uang (h. 93). Sementara itu, hilangnya keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti di masa akan datang atau kerugian immateriil, maka menurut ketentuan hukum fiqh hal tersebut tidak dapat diganti (dimintakan ganti rugi). Hal itu karena obyek ganti rugi adalah harta yang ada dan konkret serta berharga (diijinkan syariat untuk memanfaat-kannya (h. 96). b. Pendapat `Abd al-hamid Mahmud al-ba li, Mafahim Asasiyyah fi al-bunuk al-islamiyah, al-qahirah: al-ma had al- Alami li-al-fikr al-islami, 1996: ض م ا ن ا لم طل م د ار ه ع لى الض ر ر ا لح اص ل فع لا م ن ج ر اء الت ا خ ي ر ف ي الس د اد و كا ن الض ر ر ن ت ي ج ة طب ي ع ي ة ل ع د م الس د اد (١١٥)

43 Ganti Rugi (Ta widh) 5 Ganti rugi karena penundaan pembayaran oleh orang yang mampu didasarkan pada kerugian yang terjadi secara riil akibat penundaan pembayaran dan kerugian itu merupakan akibat logis dari keterlambatan pembayaran tersebut. c. Pendapat ulama yang membolehkan ta widh sebagaimana dikutip oleh `Isham Anas al-zaftawi, Hukm al-gharamah al- Maliyah fi al-fiqh al-islami, al-qahirah: al-ma had al- Alami li-al-fikr al-islami, 1997: الض ر ر ي ز ا ل ح س ب قو اع د الش ري ع ة و لا ا ز ا ل ة ا لا ب الت ع و ي ض و م ع ا قب ة ا لم د ي ن ا لم م اط ل لا ت ف ي د الد اي ن ا لم ض ر و ر. ت ا خ ي ر ا د اء ا لح ق ي ش ب ه ال غ ص ب و ي ن ب غ ي ا ن ي ا خ ذ ح كم ه و ه و ا ن ا لغ اص ب ي ض م ن م ن اف ع ا لم غ ص و ب م د ة ا لغ ص ب ع ن د ا لج م ه و ر ا ل ى ج ن ب ض م ان ه ق ي م ة ا لم غ ص و ب لو ه ل ك (١٥-١٦) Kerugian harus dihilangkan berdasarkan kaidah syari ah dan kerugian itu tidak akan hilang kecuali jika diganti; sedangkan penjatuhan sanksi atas debitur mampu yang menunda-nunda pembayaran tidak akan memberikan manfaaat bagi kreditur yang dirugikan. Penundaan pembayaran hak sama dengan ghashab; karena itu, seyogyanya stastus hukumnya pun sama, yaitu bahwa pelaku ghashab bertanggung jawab atas manfaat benda yang di-ghasab selama masa ghashab, menurut mayoritas ulama, di samping ia pun harus menanggung harga (nilai) barang tersebut bila rusak. 3. Fatwa DSN No.17/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu Yang Menunda-nunda Pembayaran. 4. Fatwa DSN No 18/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif dalam LKS 5. Rapat BPH DSN MUI BI Perbankan Syari ah, 18 Juli 2004 di Lippo Karawaci-Tangerang. 6. Rapat Pleno DSN-MUI, hari Rabu, 24 Jumadil Akhir 1325 H/11 Agustus 2004. Dengan memohon taufiq dan ridho Allah SWT MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG GANTI RUGI (TA WIDH) Pertama : Ketentuan Umum 1. Ganti rugi (ta`widh) hanya boleh dikenakan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad dan menimbulkan kerugian pada pihak lain.

43 Ganti Rugi (Ta widh) 6 2. Kerugian yang dapat dikenakan ta widh sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah kerugian riil yang dapat diperhitungkan dengan jelas. 3. Kerugian riil sebagaimana dimaksud ayat 2 adalah biaya-biaya riil yg dikeluarkan dalam rangka penagihan hak yg seharusnya dibayarkan. 4. Besar ganti rugi (ta`widh) adalah sesuai dengan nilai kerugian riil (real loss) yang pasti dialami (fixed cost) dalam transaksi tersebut dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (potential loss) karena adanya peluang yang hilang (opportunity loss atau al-furshah al-dha-i ah). 5. Ganti rugi (ta`widh) hanya boleh dikenakan pada transaksi (akad) yang menimbulkan utang piutang (dain), seperti salam, istishna serta murabahah dan ijarah. 6. Dalam akad Mudharabah dan Musyarakah, ganti rugi hanya boleh dikenakan oleh shahibul mal atau salah satu pihak dalam musyarakah apabila bagian keuntungannya sudah jelas tetapi tidak dibayarkan. Kedua : Ketentuan Khusus 1. Ganti rugi yang diterima dalam transaksi di LKS dapat diakui sebagai hak (pendapatan) bagi pihak yang menerimanya. 2. Jumlah ganti rugi besarnya harus tetap sesuai dengan kerugian riil dan tata cara pembayarannya tergantung kesepakatan para pihak. 3. Besarnya ganti rugi ini tidak boleh dicantumkan dalam akad. 4. Pihak yang cedera janji bertanggung jawab atas biaya perkara dan biaya lainnya yang timbul akibat proses penyelesaian perkara. Ketiga : Penyelesaian Perselisihan Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Keempat : Ketentuan Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 24 Jumadil Akhir 1425 H 11 Agustus 2004 M Ketua, DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin