tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP ) tentang Sumdar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

KERANGKA DASAR PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SD

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekh

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

PENYUSUNAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA SD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

BABI PENDAHULUAN 1.1. LA TAR BELAKANG MASALAH 2000). guru dan siswa dalam menyelenggarak:an proses belajar mengajar didalam kelas.

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

S u r a t n o. Dikpora Kab. Lombok Timur ABSTRAK

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

Penulis: Penilai: Editor: Ilustrator: Dra. Supinah. Drs. Markaban, M.Si. Hanan Windro Sasongko, S.Si. Fadjar Noer Hidayat, S.Si., M.Ed.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

I. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

PANDUAN PENELAAHAN KTSP

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

PROSIDING: METABOOK ISBN: Penerbit: Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Bekerja sama dengan Penerbit Metabook.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SULIT DITERAPKAN DI INDONESIA. Kunaryo

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakaag Masalab Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP 1912005) tentang Sumdar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleb satuan pendidikan dengan men~u pada Standar lsi (SI) dan Standar Kornpetensi lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Standar isi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi!u!usan pada jenjang dan jenjs pendidikan tertentu. Termasuk dalam Standar lsi adalah Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Standar Kompetensi (SK), dan Kornpetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jc:nis sert.a jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi Lulusao menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 rnerupakan kualifikasi kemarnpuan lulusan yang rnencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Anonim, 2006:4). Setiap sekolah/madrasah harus dapat menyusun k.urikulumnya (KTSP) berdasarkan Sl dan SKL dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleb BSNP. KTSP secara teknis terbagi dalam dua dokurnen yaitu dokwnen l dan dokumen H. Dokumen I terdiri dari: (I) pendahuluan!bab I; (2) tujuan pendidik an/bab II; (3) struktur dan muatan k.urikulum/bab III; serta (4) kalender pendidik an/bab IV). Dokumen II terdiri atas silabus dari SK!KD yang dikembang.kan 1

2 pusat dan silabus dari SK/KD yang dikembangkan sekolah (yaitu muatan lokal, mata pellijanm tambahan). Tampak bahwa sijabus merupakan salah satu kelengkapan dari KTSP. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu danlatau kelompok mata Pelajaran/tema tcrtentu yang mencakup: standar kompetensi, kompetensi dasar. materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi. penilaian, ajokasi waktu, dan sumber belajar (BSNP, 2006). Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekeljasama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG). Musyawatah Guru Maca Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjamin MutuPcndidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007) Silabus merupakan penjabatan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam materi pokoklpembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (Anonim, 2006: 14). Silabus adajah rencana pembelajaran pada suatu danlatau kelompok mata pelajaranltema tertcntu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pernbelajaran, kcgiatan pembejajann, indikator. penijaian. alokasi wajctu, dan sumberlbahanlalat bejajar. Silabus mcrupakan tanggung jawab guru di sekolah dan pcnyusunannya dapat dilakukan sendiri oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, atau pada Kelompok Kerja Guru (KKG} atau Dinas Pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik: Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20, diantaranya menycbutkan perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelak.sanaan Pembela-

3 jaran. Oleh karena itu, para guru yang bertugas mengelola pembelajaran biologi di sdc:olah di sam ping perlu memahami tentang pengembangan Silabus, guru juga perlu memahami tentang pengcmbangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan basil survei yang dil.akukan oleh Tim Pengembang.Kurikulum Kabupaten Deliserdang untuk tingkat SMA pada tahun 2009 menunjukan bahwa masih banyak guru-guru biologi yang belum menyu.sun RPP, artinya RPP yang dipaka.i tcmyata bukan guru tersebut ya.og menyusunnya. RPP yang disusun oleh guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang belum lengkap, belum sistematis, dan bel urn operasional, artinya penyusunan RPP oleh guru-guru belum sesuai dengan BSNP. RPP yang disusun oleh guru-guru masih bersifat minima), bahkan ada yang hanya memfotokopi dari sekolah lain, hal ini berarti penyusunan RPP tidak mengacu pada filosofi KTSP dari BSNP. Selanjutnya hasil diskusi guru-guru pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sub Rayon IS SMA Negeri I Labuhandeti pada Bulan Nopember 20 I 0 juga menunjukkan bahwa banyak guru biologi yang mempunyai kesulitan dalam menyusun RPP, apalagi untuk mengembangkannya. Hal ini teljadi karena BSNP hanya membcrikan panduan untuk menyusunnya. sedangbn pengembangannya diserahkan sepenuhnya kepada guru masing-masing. Adanya upaya untuk menyeragamkan KTSP di tingkat kecamatan di sebagian daerah adalah upaya yang k.eliru dan bertentangan dengan prinsip pengembangan KTSP. KTSP sebagai kurilculum yang berdiversift.kasi yaitu kurikulum yang justru membuka peluang yang seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi yang ada yang dimiliki oleh setiap daerah dan satuan pendidikan.

4 Dengan KTSP yang berdiversifikasi diharapkan daerah dan sekofah dapat memunculkan k.eunggulan-keunggulan berbasis lobj maupun keunggulankeunggulan global. Setiap daerah atau sekolah dapat mengidentifikasi potensipotensi yang ada di daerah/sekolahnya untuk selanjutnya dapat dikembangkan sehingga menghasilkan keunggulan sekolah. Kedepannya, setiap sekolah akan memiliki keunggulan-keunggulan yang bervariasi. lni juga akan memudahkan pemetaan sekolah berda.sarkan prestasi dan potensi dari setiap sekolab oleh depanemen pendidik.an maupun oleh dinas pendidikan. Sesuai dengan Permendiknas Nomot 41 Tahun 2007 tcntang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabatkan dati silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru peda satuan. pendidikan berkewajiban menyusun RPP ~ lengkap dan sistematis agar pembejajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan. menantang. dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi ak:ti~ memberikan tuang yang cukup bagi prak:arsa, kreativitas, serta kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkemb8ngan fisik sena psikologis peserta didik. Berdasarltan umian di atas maka RPP barus disusun selengk.ap mungkin, sistematis, dan operasional sehingga mudah dipahami dan dilak.sanakan oleh gwu yang bersangk.utan. RPP harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa. Rancangannya harus kaya akan inovasi sesuai dengan spesifdcasi rna~ teri ajar dan lingkungan belajar siswa seperti budaya lobj dan kebutuhan masyara.lcat serta sumber daya alam yang tersedia. Hasil pengamatan di btberapa sekolah menunjukkan I>Mtwa sebagian besar RPP mata pelajaran biologi yang disusun oleh guru-guru SMA Negeri Kabupaten

s Deliserdang tidak melalui anajisis konteks, sehingp RPP yang dihasilkan tidak sesuai dengan keadaan sekolah, artinya agar RPP yang disusun menjadi tidak operasional, maka penyusunannya haros mempertimbanglcan keadaan sekolah. Faktor-faktor yang dapet mendukung terlaksananya pembelajaran harus menjadi perbatian khusus dalam merancang rencana pembelajaran. 1.2. ldeatiftlwi Masa.lab Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah yang ada scbagai berikut: (I) masih banyak guru biologi yang belum memahami proses penyusunan RPP; (2) komponen RPP yang disusun oleh guru biologi belum sistematis scsuai dengan panduan BSNP;-{3) RPP yang disusun oleh guru biologl belum operasional; (4) RPP yang disusun belum sesuai dengan kondisi selc:olah; dan (S) masih.kurangnya teknologi dan sarana pendukung pembelajaran biologi. 1.3. Pembatasaa MMalab Untuk menghindari meluasnya masalah maka perlu adanya pe:mbatasan masalah ya.kni yang menjadi objek pada penelitian ini adalah proses penyusunan RPP biologi, dokumen RPP biologi yang tercantum pada Jampiran dokumen II KTSP, telcnologi dan sarana pendukung pembelajaran bioloii SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang. 1.4. Perumusao Masalah Berdasarl<.an latar belak.ang masalah di atas dapat dirumusk.an masa.lah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses penyusunan RPP guru-guru mata pelajaran biologi SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang?

6 2. Bagaimanakah komponcn-komponen RPP yang disusun oleh guru~guru mata pelajaran biologi SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang? 3. Bagaimanakah kategori RPP yang disusun oleh guru-guru mata pelajaran biologi SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang? 4. Bagaimanak.ah ketcrsediaan teknologi dan sarana pendukung pembelajaran biologi di SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang? 1.~. Tujuao PenelitiaD Penelitian ini bertujuan untuk: I. Menganalisis proses penyusunan RPP biologi yang disusun oleh guru-guru biologi SMA Negeri di Kabupaten.DeJiserdang. 2. Menganalisis komponen-komponen RPP biologi yang disusun oleh guru-guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang. 3. M.enganalisis kategori RPP biologi yang disusun oleh guru-guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Deliserdang. 4. Menganalisis ketersediaan teknologi dan sarana pendukung pembelajaran biologi pada SMA Negeri di Ka.bupaten Deliserdang. 1.6. Mufut Peaelffiu Pcnelitian ini diharapkan bennanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secua teoritis penelitian ini bermanfaat untuk: (l) memberikan wawasan bagi guru-guru tentang bagaimana proses penyusunan RPP yang baik; dan (2) memberikan wawasa.n bagi guru-guru mata pelajaran biologi bagaimana menyusun RPP yang baik. Sclanjutnya diharapkan dengan penelitian ini secara praktis dapat: {I) menjadi swnber data bagi selcolah dalam mengambil keputusan untuk menenwkan

7 kebijakan yang sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah; (2) sumber informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya. (3) menjadi umpan balik bagi pemerintab daerah dalam usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.