menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, khususnya dalam ha1 investasi. Hal

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah di bidang moneter pada bulan Oktober 1988 atau lebih

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

I. PENDAHULUAN. membawa dampak yang serius terhadap perkembangan sektor-sektor

UNISKA TABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi kebanggan tersendiri. Bank Jatim telah berupaya keras untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank sangatlah penting bagi perekonomian suatu negara dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang populer disebut Pakto 88 (Paket Kebijakan 27. Oktober 1988) melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia, pada umumnya bankbank. yang memiliki aset dan modal besar terutama Bank BUMN lebih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi dalam :

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memasuki dekade 10 tahun terakhir, memperlihatkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Negara berkembang maupun negara maju, perbankan adalah suatu industri

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. yang semakin terhadap banco-banco ini, maka orang bukan saja menukarkan uang

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan bertambah lagi sebagai tempat peminjaman uang.

PELAKSANAAN TABUNGAN CITRA PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, Tbk KANTOR CABANG UTAMA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PT. : : : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan dananya adalah deposito berjangka. Menurut Ismail

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian dunia. Bank memberikan jasa pelayanan produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sudah direncanakan maupun keperluan yang mendesak dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

Sejak krisis ekonorni rnelanda Indonesia tahun 1997 yang darnpaknya. sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasa-masa

I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dapat dikatakan indikator utama kemajuan ekonomi bangsa. PD.

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

I. PENDAHULUAN. pesat sejak dikeluarkannya Paket Kebijakan Oktober 1988 atau yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

I. PENDAHULUAN. Pemilik modal (investor) yang akan menginvestasikan dananya di

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin kompetitif di pasar domestik maupun pasar internasional.

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2). deposito yang sebagaimana dapat menjadi alternatif untuk berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. itu, setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan pelayanan ( services)

Determinan simpanan masyarakat di perbankan wilayah Eks-Karesidenan F

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

PENDAHULUAN PENGERTIAN BANK

I. PENDAHULUAN. Adanya krisis yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan

PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

I. PENDAHULUAN. 1997/1998, dimana pada masa itu, Bank Indonesia menetapkan capital adequacy

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. (agent of depelovement) terutama bagi bank-bank milik pemerintah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. Indonesia (BEI). Alasan pemilihan objek penelitian tersebut adalah :

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi memerlukan peran serta lembaga keuangan

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga perbankan mempunyai peranan penting dan strategis dalam menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, khususnya dalam ha1 investasi. Hal ini dikarenakan lembaga perbankan merupakan lembaga paling utama yang bertugas menghimpun dana masyarakat, baik dalam bentuk tabungan, giro maupun deposit0 dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkannya. Dengan keluamya PAKTO 88 (Paket Oktober 88) yaitu kebijakan pemerintah di bidang moneter pada bulan Oktober 88, berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, namun dampak lain keluarnya kebijakan tersebut adalah jumlah bank menjadi bertambah dari 111 bank pada tahun 1988 menjadi 239 bank pada tahun 1997 atau naik sebesar 115,32%. Pada periode yang sama jaringan kantor cabangnya meningkat dari 1.771 menjadi 5.919 kantor cabang atau naik sebesar 234,22%. (Bank Indonesia, 2002). Namun krisis yang melanda Indonesia mulai tahun 1997, banyak sektor usaha yang tidak dapat bertahan, demikian juga dengan sektor perbankan. Bank-bank banyak yang dilikuidasi karena tidak mampu mempertahankan likuiditasnya. Pada Tabel 1 di bawah ini terlihat bahwa pada tahun 1999 terdapat penurunan jumlah bank dan kantor cabangnya, baik Bank Persero, Swasta Nasional, Bank Asing dan Bank

Campuran. Khusus untuk Bank Persero, penurunan disebabkan merger-nya Bank BDN, EXIM, BBD dan BAF'INDO menjadi Bank MANDIRI. Tabel 1. Jurnlah Bank-Bank di Indonesia Posisi November 2002 Sumber : Bank Indonesia (2002) Penurunan jumlah bank dan kantor-kantor cabangnya tersebut tidak menyebabkan penurunan jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank di Indonesia. Pada Tabel 2 disajikan data posisi dana simpanan yang terdapat di berbagai bank di Indonesia pada bulan November 2002. Akumulasi dana yang berhasil dihimpun oleh Bank Persero, BPD, Bank Swasta Nasional serta Bank Asing dan Campuran selama periode 2001-2002 mengalami peningkatan dari Rp. 809.126 Miliar menjadi Rp. 825.270 Miliar atau naik sebesar 2%. Peningkatan jumlah simpanan terbesar bulan November 2002 terjadi pada Bank BPD yang berhasil meraih peningkatan sebesar 21,36% atau senilai Rp. 7.922 Miliar, sedangkan jumlah simpanan Bank Asing dan Campuran mengalami penurunan sebesar 13,40% atau berkurang sebesar Rp. 13.033 Miliar.

Tabel 2. Posisi dan Perkembangan Dana Rupiah dan Valuta Asinn - di Indonesia Bulan November ah& 2002 @;lam Miliar Rupiah) TAHUN BANK PERSERO Pembahan (%) BPD Perubahan %) BANK SWASTA NASIONAL Perubahan (%) BANK ASING DAN BANK CAMPURAN Perubahan (%) Sumber : Bank Indonesia, diolah (2002) Jika dilihat berdasarkan bentuk simpanannya, peningkatan total dana simpanan yang dikelola oleh bank-bank di Indonesia terdapat pada jenis sim-panan giro. Pada Tabel 3 disajikan data posisi dana giro di Indonesia bulan November 2002. Peningkatan ini karena giro digunakan untuk menunjang kelancaran aktivitas usaha yang penarikannya dapat dilakukan dengan cek, bilyet giro, pemindahbukuan, transfer dan untuk pemilik giro perorangan pena~ikan dapat dilakukan melalui ATM. Akumulasi dana giro yang dihimpun oleh Bank Persero, BPD, Bank Swasta Nasional serta Bank Asing dan Campuran pada periode 2001-2002 mengalami peningkatan dari Rp. 190.317 Miliar menjadi Rp. 201.995 Miliar atau naik sebesar 6,14%. Semua bank menunjukan kenaikan dana simpanan dalam bentuk giro. BPD mengalami kenaikan terbesar yaitu Rp. 18.543 Miliar atau naik sebesar 262,28%...- Sedangkan yang paling kecil kenaikan dana gironya adalah.bank Asing dan Bank Campuran, yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.817 Miliar atau naik sebesar

Tabel 3. Posisi dan Perkembangan - Dana Giro di Indonesia Bulan November Tahun Sumber : Bank Indonesia diolah (2002) Setelah giro, pengumpulan dana berikutnya adalah produk deposito. Deposito dipergunakan untuk sarana penyimpanan uang, penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan waktu yang telah diperjanjikan antara pihak pemilik dana dengan bank, meskipun ada pemilik dana yang menarik sebelum jangka waktu yang diperjanjikan berakhir dengan konsekuensi dikenakan denda. Pada Tabel 4 terlihat bahwa dana deposito rupiah dan valuta asing yang terakumulasi di Bank Persero, BPD, Bank Swasta Nasional serta Bank Asing dan Bank Campuran periode 2001-2002 pada umumnya mengalami penurunan dari Rp. 446.198 Miliar menjadi Rp. 442.507 Miliar atau turun sebesar 0,83 % atau senilai Rp. 3.691 Miliar. Penman deposito rupiah dan valuta asing terbesar terjadi pada Bank Asing dan Bank Campuran sebesar Rp. 12.339 Miliar atau sebesar 21,59%, namun BPD mengalami peningkatan sebesar Rp. 4.976 Miliar atau naik sebesar 70,68%.

Tabel 4. Posisi dan Perkembangan Dana Deposito Rupiah dan Valuta Asing di Indonesia Bulan November Tahun 2002 (Dalam Miliar Rupiah) TAHUN BANK PERSERO 'k;," BPD PMba 'lan (%) BANK BANK ASMG SWASTA Perubahan DANBANK NASIONAL (%) CAMPURAN Perubahan (%) Sunlber : Bank Indonesia diolah (2002) Peningkatan dana terjadi juga pada jenis simpanan lainnya yaitu tabungan. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu (UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan). Tabungan ini terdiri atas tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu, tabungan berjangka, tabungan pendidikan dan tabungan haji. Dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini, bahwa akumulasi dana tabungan pada Bank Persero, BPD, Bank Swasta Nasional serta Bank Asing dan Bank Campuran periode 2001-2002 mengalami peningkatan dari Rp. 172.611 Miliar menjadi Rp. 178.14 Miliar atau naik sebesar Rp. 5.529 Miliar atau 3,20%. Tabel 5. Posisi dan Perkembangan Dana Tabungan di Indonesia Bulan November Sumber : Bank Indonesia diolah (2002)

Jenis tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu memiliki keunggulan berupa fleksibilitas penarikan dana, kekuensi penarikan tidak dibatasi, bunga dihitung atas dasar rata-rata saldo harian, melakukan transaksi lewat ATM, internet dan phone banking. Tabungan tersebut dalam teknis penarikan dananya oleh masyarakat dilakukan dengan mempergunakan slip penarikan tabungan, kartu ATM, pemindahbukuan, phone banking dan internet banking. Pada Tabel 6 di bawah ini terlihat bahwa bank yang menawarkan jasa tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu mengalami kenaikan terbesar pada periode tahun 2001-2002 adalah Bank Persero yaitu senilai Rp. 4.924 Miliar atau 6,25%. Namun di samping itu, Bank Asing dan Bank Campuran mengalami penurunan sebesar Rp. 690 juta atau 19,12%. Tabel 6. Posisi dan PerkembanganTabungan yang Dapat Ditarik Sewaktu-waktu Posisi November 2002 (Dalam Miliar Rupiah) TAHUN BANK PERSERO BPD BANK SWASTA NASIONAL BANK ASMG DAN BANK CAMPURAN I I I I I Jumlah I Perubahan I Jumlah I Perubahan I Jumlah I Perubahan IJumlah I Perubahan Sumber : Bank Indonesia diolah (2002) Berbagai usaha telah dilakukan oleh bank-bank yang ada, seperti promosi di berbagai media cetak maupun elektronik, hadiah langsung dan undian yang ditujukan untuk menarik simpati nasabah atau calon nasabah agar tertarik menyimpan dananya

pada bank tersebut. Hal tersebut berdarnpak pada persaingan yang semakin meningkat antara perbankan, khususnya dalam ha1 pengumpulan dana masyarakat. Guna mengantisipasi persaingan antar bank yang te rjadi, dimana persaingan antar bank tersebut bukan terjadi pada persaingan produk dengan berbagai fasilitasnya, tetapi persaingan pada aspek pelayanannya. Bank-bank yang memberikan layanan terbaik akan dicari oleh nasabah, di satnping itu ketidakpuasan nasabah juga akan mudah sekali membuat nasabah tersebut beralih ke bank lain. Nasabah akhimya juga tidak akan mudah dibujuk oleh suatu promosi iklan tentang suatu produk atau fasilitasnya. Bank dituntut untuk setiap saat mengetahui apa yang dirasakan oleh nasabahnya dan bagaimana sebenarnya tingkat pelayanan yang diberikan terhadap nasabahnya. Pelayanan yang diberikan kepada nasabah tersebut dapat diukur dari kepuasan nasabah saat berhubungan dengan bank tersebut. Dalam satu dekade belakangan ini istilah kepuasan tersebut hampir identik dengan kualitas. Tiiiggi rendahnya derajat kepuasan nasabah dapat dijadikan ukuran kualitas suatu produk atau pelayanan yang ditawarkan perusahaan kepada nasabah. Berdasarkan data-data di atas, karena tabungan yang dapat ditarik sewaktu- waktu merupakan salah satu produk dana yang perlu ditingkatkan baik nominalnya, serta tabungan juga rnerupakan simpanan yang paling banyak dipromosikan baik hadiah maupun fasilitasnya, maka perlu dilakukan analisis kepuasan nasabah tabungan di sembilan kota besar Indonesia. Adapun Bank yang dipilih untuk penelitian ini adalah Bank ECA. Alasan pemilihan Bank ECA adalah Bank ECA adalah salah satu bank yang terbesar, baik aset maupun jumlah nasabahnya, di -

samping itu Bank ECA merupakan bank yang hampir sudah dikenal oleh banyak masyarakat. Dan jika dilihat total pengumpulan dana Tabungku berdasarkan lokasi, maka yang terbanyak adalah yang berada di sembilan kota besar di Indonesia seperti Tabel 7 dan Tabel 8 di bawah ini. Jenis tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan paling populer bagi Bank ECA adalah Tabungku. Tabungku memiliki jumlah nominal yang paling besar dibandingkan jenis tabungan lain yang ditawarkan oleh Bank ECA seperti pada Tabel 7 di bawah ini. Di lain pihak, permasalahan yang terjadi pada produk Tabungku tersebut adalah tingkat pertumbuhan Tabungku pada periode tahun 2001-2002 yang sangat lambat yaitu sebesar Rp. 220 Miliar atau 0,90%. Data selengkapnya mengenai posisi jenis-jenis tabungan yang ada pada Bank ECA disajikan pada Tabel 7. Karena pertumbuhan Tabungku yang larnbat serta perlunya mempertahankan nasabah yang telah ada dan mendapatkan nasabah yang bau, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat menyusun dan merumuskan kebijakan-kebijakan perusahaan yang tepat dan teliti dalam rangka meningkatkan kepuasan nasabah sesuai dengan standar pelayanan yang ingin dicapai. Tabel 7. Posisi dan Perkembangan Tabungan Bank ECA November 2002 Sumber : Bank ECA (2002)

Jika dilihat berdasarkan komposisi dana Tabungku berdasarkan lokasi Tabungku, sembilan kota besar di Indonesia mempunyai total dana yang terbesar dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini, dimana dari total dana Tabungku yaitu 24.544 Milyar,.sebanyak 8,57% ada di sembilan kota besar atau Rp. 11.920 Milyar, dan diantara sembilan kota besar, Jabotabek memiliki dana sebesar 27,14% atau Rp. 6.662 Milyar. Tabel 8. Posisi dan Perkembangan Tabuilgku Sembilan Kota Besar Indonesia Bank Sumber : Bank ECA (2002) 1.2. Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang dapat teridentifikasi pada penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut a. Dari hasil riset independen (konsultan XYZ) yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari sampai dengan 23 Februari 2002 untuk nasabah tabungan, menyimpulkan secara keseluruhan nasabah Bank ECA mempersepsi value yang diberikan Bank ECA kepada nasabah masihrendah.

b. Persaingan antar bank-bank dalam rangka meningkatkan kepuasan nasabah semakin ketat. c. Market share Tabungku yang rendah, sebesar Rp. 24.544 Miliar atau hanya 13,58 % dari total tabungan di Indonesia dan tingkat pei-tumbuhan yang semakin lambat hanya Rp. 220 Miliar atau 0,90%. d. Tuntutan nasabah terhadap pelayanan yang prima dari bank yang dipilihnya semakin tinggi. 1.3. Perumusan Masalah Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi kepada produk Tabungku yang ditawarkan oleh Bank ECA serta nasabah tabungan Bank BCA dan Bank Mandiri di sembilan kota besar di Indonesia seperti Jabotabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Palembang dan Medan. Selanjutnya dibuat perumusan masalah sebagai berikut a. Bagaimana mengetahui kepuasan nasabah terhadap produk Tabungku Bank ECA. b. Upaya apa yang dilakukan agar Bank ECA dapat memenuhi kepuasan nasabah Tabungku. c. Apa yang menyebabkan nasabah tidak puas. d. Apakah ada hubungan antara faktor demografi dengan tingkat kepuasan.

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Tabungku. b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen. c. Untuk menganalisis hubungan antara karakteristik demografis dengan kepuasan. d. Memberikan altematif rekomendasi kepuasan untuk menetapkan strategi kepuasan konsumen. 1.6. Manfaat Peuelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Sebagai salah satu altematif pertimbangan oleh manajemen dalam menetapkan strategi kepuasan nasabah. b. Adapun manfaat bagi penulis adalah dapat dijadikan sebagai aplikasi secara langsung atas teori mengenai perilaku konsumen yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.