LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL (IUJKN) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI BUPATI SIDOARJO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kota Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA JASA KONTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

DINAS PEKERJAAN UMUM

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 06 TAHUN 2003 T E N T A N G IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS CIPTA KARYA TANDA TERIMA DOKUMEN SURAT PERMOHONAN IJIN (SPI)

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI (SIUJK)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2014 NOMOR 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 44 TAHUN : 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 7 TAHUN 2004 TENTANG JASA KONSTRUKSI DI KOTA CIMAHI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a.

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONTRUKSI

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 45 Tahun 2012 Seri E

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G KETENTUAN IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

JASA KONSTRUKSI NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2001 SERI B.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 5 Tahun : 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

WALIKOTA LUBUKLINGGAU

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 16 TAHUN 2003 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin ketertiban dalam penyelenggaraan usaha di bidang jasa konstruksi yang berasaskan kejujuran, keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan dan keselamatan, maka dipandang perlu adanya penerbitan Ijin Usaha Jasa Konstruksi;

2 b. bahwa guna menyelenggarakan kewenangan penerbitan Ijin Usaha Jasa Konstruksi perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Peran Masyarakat dalam Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956);

3 7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3958); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4165); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 11. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

4 12. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3931); 13. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor ); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 24 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 33 Seri D.7); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 26 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 35 Seri D.9); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 27 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 36 Seri D.10);

5 Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Pandeglang; 4. Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana adalah Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana Kabupaten Pandeglang; 5. Kepala Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana adalah Kepala Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana Kabupaten Pandeglang 6. Bagian Pengendalian Pembangunan adalah Bagian Pengendalian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pandglang; 7. Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan adalah Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pandglang; 8. Kantor Tata Ruang dan Perijinan adalah Kantor yang melayani perijinan di Kabupaten Pandeglang;

6 9. Kepala Kantor Tata Ruang dan Perijinan adalah Kepala Kantor Tata Ruang dan Perijinan Kabupaten Pandglang; 10. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi; 11. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain; 12. Badan Usaha/Perusahaan Jasa Konstruksi adalah badan usaha/perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi; 13. Klasifikasi adalah penggolongan badan usaha/perusahaan berdasarkan bidang dan sub bidang keahliannya; 14. Kualifikasi adalah penggolongan badan usaha/perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi; 15. Penanggung Jawab Perusahaan adalah Direksi/pimpinan perusahaan untuk pusat dan kepala cabang untuk kantor cabang; 16. Tenaga Teknik adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Teknik Menengah/Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Teknik dan mempunyai Nomor Kode Tenaga Teknik (NKTT); 17. Tenaga Tugas Penuh adalah tenaga teknik dan non teknik yang bekerja pada perusahaan dan tidak merangkap pada perusahan lain; 18. IUJK adalah ijin usaha jasa kontruksi; 19. Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi yang selanjutnya disingkat SIUJK adalah surat izin yang diperlukan bagi perusahaan jasa kontruksi untuk dapat melakukan kegiatan di bidang usaha jasa kontruksi; 20. Surat Permohonan Ijin untuk selanjutnya disebut SPI adalah surat permohonan untuk mendapatkan SIUJK;

7 21. Hasil Penilaian yang selanjutnya disingkat HP adalah penilaian yang diberikan oleh tim penilaian IUJK sebagai hasil penilaian tentng kelengkapan administrasi, teknik, dan perlengkapan penunjang lainnya yang dimiliki oleh pemohon IUJK; 22. Pemohon IUJK adalah badan usaha yang telah mendapatkan pengesahan dari Pengadilan Negeri setempat; Pasal 2 (1) Perencanaan pekerjaan konstruksi harus dilaksanakan oleh konsultan perencanaan di bidang Konstruksi atau Dinas Teknis terkait di bidang Konstruksi; (2) Pelaksanaan pekerjaan kontruksi harus dilaksanakan oleh pelaksana di bidang konstruksi; (3) Pengawasan pekerjaan kontruksi harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas atau Dinas terkait di bidang kontruksi; (4) Ketentuan ayat (1), (2), dan (3) pasal ini dikecualikan untuk pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola; Pasal 3 (1) Menurut klasifikasinya badan usaha/perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa kontruksi digolongkan dalam bidang pekerjaan sebagai berikut: a. Arsitektural; b. Sipil; c. Mekanikal; d. Elektrikal; e. Tata lingkungan.

8 (2) Menurut kualifikasinya badan usaha/perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa kontruksi digolongkan sebagai berikut: a. Perusahaan besar (B); b. Perusahaan menengah (M); c. Perusahaan kecil satu (K-1); d. Perusahaan kecil dua (K-2). BAB II KELEMBAGAAN Pasal 4 (1) Untuk penerbitan IUJK dibentuk Tim Peneliti yang terdiri dari anggota tim teknik dan non Teknik yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah; (2) Tim Peneliti terdiri dari Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana sebagai Tim Teknik serta Tim Non Teknik yang terdiri dari Asisten Ekonomi Pembangunan, Kantor Tata Ruang dan Perijinan, dan Bagian Pengendalian Pembangunan; (3) Tim Peneliti mengadakan penelitian data termasuk mengadakan kunjungan ke lokasi dan menilai sumber daya yang dimiliki oleh pemohon izin, kemudian membuat laporan yang dituangkan dalam bentuk Hasil Penilaian (HP); (4) Hasil Penilaian (HP) yang telah diproses oleh tim peneliti diajukan kepada Kepala Daerah untuk mendapatkan ijin usaha jasa kontruksi atau ditolak permohonan izinnya;

9 BAB III KETENTUAN PERIZINAN Bagian Kesatu Persyaratan Administrasi Pasal 5 (1) Setiap badan usaha/perusahaan sebelum melakukan kegiatan usaha di bidang jasa kontruksi harus terlebih dahulu memiliki izin usaha jasa kontruksi dari Bupati atau pejabat yang di tunjuk; (2) Ijin Usaha Jasa Konstruksi berlaku selama 3 (Tiga) tahun sejak tanggal diterbitkan, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 3 (tiga ) tahun berikutnya sepanjang memenuhi persyaratan teknis; (3) NKTT menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan IUJK yang diterbitkan; (4) Dalam SIUJK dicantumkan klasifikasi dari badan usaha atau perusahaan yang bersangkutan, yaitu meliputi bidang pekerjaan yang bisa ditangani; Pasal 6 (1) Badan usaha atau perusahaan yang hendak mengajukan ijin usaha, harus memenuhi ketentuan persyaratan administrasi sebagai berikut: a. Memiliki akte pendirian perusahaan; b. Memiliki penanggung jawab perusahaan; c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) d. Memiliki kemampuan keuangan.

10 (2) Semua persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dibuktikan, melalui pemeriksaan oleh tim peneliti IUJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Bagian Kedua Persyaratan Teknis Pasal 7 (1) Badan usaha atau perusahaan yang hendak mengajukan izin usaha, harus memenuhi ketentuan persyaratan teknis sebagai berikut: a. Memiliki perlengkapan kantor yang memadai sesuai kualifikasi badan usahanya; b. Memiliki peralatan penunjang pekerjaan lapangan; c. Memiliki tenaga teknik dan non teknik tugas penuh; d. Memiliki kemampuan menangani pekerjaan (2) Semua ketentuan dan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dapat dibuktikan melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh tim peneliti IUJK Bagian Ketiga Hak dan Kewajiban Hak Pasal 8 (1) Perusahaan yang akan bergerak di bidang jasa konstruksi mempunyai hak untuk mengajukan surat permohonan ijin usaha jasa konstruksi; (2) Bagi perusahaan yang telah mengajukan permohonan berhak mendapat pelayanan berupa pemrosesan ijin dimaksud, sampai keluarnya Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi, selambat-lambatnya 15 hari sejak diterimanya berkas secara lengkap;

11 (3) Apabila perusahaan sudah mendapatkan surat ijin usaha jasa konstruksi berhak mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di bidang konstruksi; Kewajiban Pasal 9 (1) Perusahaan wajib memasang papan nama perusahaan pada kantor perusahaan dengan ukuran 60cm x 30cm, dengan mencantumkan nomor IUJK; (2) Perusahaan wajib mencantumkan nama perusahaan dan nomor IUJK pada papan nama proyek di lokasi pekerjaan; (3) Perusahaan yang memiliki IUJK wajib menyampaikan kinerja peruahaan kepada Tim Peneliti IUJK berdasarkan penilaian yang diberikan oleh pengguna jasa. BAB IV TATA CARA PENERBITAN Bagian Pertama Permohonan Ijin Pasal 10 Perusahaan yang akan mendapatkan Ijin Usaha Jasa Kontruksi wajib mengajukan permohonan dengan cara mengisi Formulir Surat Permohonan Ijin (SPI) yang dilengkapi data administrasi, data personalia, data peralatan/perlengkapan kantor, data keuangan dan data pengalaman bagi yang sudah memiliki pengalaman kerja.

12 Pasal 11 Pengambilan formulir Surat Permohonan Ijin (SPI) dilakukan pada Kantor Tata Ruang dan Perijinan yang selanjutnya diisi dan diserahkan dengan menyertakan lampiran-lampiran yang dipersyaratkan. Pasal 12 (1) Dokumen SPI yang telah diisi beserta lampirannya diserahkan ke Kantor Tata Ruang dan Perijinan, dan diberi nama nomor urut pendaftaran, dan pemohon akan mendapatkan tanda terima dokumen SPI setelah semua Persyaratan lengkap; (2) Surat Permohonan Ijin (SPI) dilengkapi dokumen sebagai berikut: a. Daftar pengurus perusahaan; b. Daftar tenaga teknik tugas penuh dan tenaga non teknis perusahaan; c. Surat penyataan tenaga teknik tugas penuh; d. Daftar pengalaman kerja tenaga teknik tugas penuh; e. Daftar peralatan perusahaan; f. Neraca perusahaan tahun terakhir; g. Daftar pengalaman perusahaan. Bagian Kedua Pemrosesan Ijin Pasal 13 (1) Dokumen Surat Permohonan Ijin (SPI) yang telah diterima, diperiksa kelengkapan dan kebenarannya oleh tim peneliti; (2) Untuk meneliti kebenaran dokumen Surat Permohonan Izin (SPI) Dilakukan Pemeriksaan di tempat;

13 (3) Setiap dokumen Surat Permohonan Ijin (SPI) yang telah siap dinilai harus dapat dijamin kebenaranya; Pasal 14 (1) Penilaian dokumen SPI dilaksanakan oleh tim peneliti yang terdiri dari anggota tim teknik dan non teknik; (2) Hasil penilaian (HP) disahkan oleh ketua tim peneliti setelah diparaf sekretaris tim; (3) Hasil penilaian diumumkan melalui papan pengumuman pada Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana atau Kantor Tata Ruang dan Perijinan dan dikirimkan surat pemberitahuan kepada pemohon selambat-lambanya 15 hari kerja setelah pendaftaran; Pasal 15 (1) Kepada perusahaan yang memenuhi persyaratan diberikan izin usaha jasa konstruksi yang dilengkapi dengan nomor kode IUJK; (2) Perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan, dapat melengkapi kekurangan persyaratan dan apabila dalam jangka waktu 7 hari dari tanggal penilaian tidak melengkapi persyaratan dimaksud maka dinyatakan gugur; (3) Pengambilan SIUJK dapat dilakukan dikantor Tata Ruang dan Perijinan dengan membayar biaya administrasi dan menyeahkan tanda terima SPI.

14 Bagian Ketiga Perubahan Ijin Pasal 16 (1) Apabila selama kurun waktu masa berlakunya Ijin Usaha Jasa Kontruksi terdapat perubahan pada alamat kantor, nomor telepon dan tenaga teknik, dapat dilakukan melalui proses proses penyampaian laporan tertulis dilampiri salinan SIUJK; (2) Apabila selama kurun waktu masa berlakunya Ijin Usaha Jasa Konstruksi terdapat perubahan atas bentuk perusahaan, nama pemilik, susunan pengurus, direksi, kegiatan usaha, dan bidang pekerjaan, maka dilakukan dengan mengajukan permohonan SPI baru. Bagian Keempat Perpanjangan Ijin Pasal 17 Pengajuan permohonan perpanjangan SIUJK dilakukan selambatlambatnya 30 hari sebelum habis masa berlakunya SIUJK. Pasal 18 Pengajuan perpanjangan dengan mengikuti prosedur permohonan SPI baru, disertai salinan SIUJK lama.

15 Bagian Kelima Permohonan Ulang Ijin Pasal 19 Pengajuan permohonan ulang diperuntukkan bagi perusahaan yang izin usaha jasa konstruksinya terkena sanksi pencabutan atau yang terlambat memperpanjang Ijin Usaha Jasa Konstruksi. Pasal 20 (1) Pengajuan permohonan pada pasal 19 dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada Bupati yang selanjutnya akan diadakan penelitian mengenai kemampuan perusahaan yang bersangkutan; (2) Apabila perusahaan memenuhi syarat maka akan diberikan rekomendasi untuk mendapatkan formulir surat permohonan ijin (SPI); (3) Apabila perusahaan yang bersangkutan dipandang tidak memenuhi syarat, maka tidak diberikan rekomendasi/dinyatakan gugur. BAB V BIAYA IJIN USAHA JASA KONSTUKSI Pasal 21 (1) Biaya Ijin Usaha Jasa Konstruksi adalah biaya administrasi yang diperlukan guna proses penerbitan IUJK;

16 (2) Besarnya biaya administrasi penerbitan IUJK adalah sebesar : a. Rp. 275.000,00 untuk perusahaan dengan kategori kecil (K-2); b. Rp. 400.000,00 untuk perusahaan dengan kategori kecil (K-1); c. Rp.1.000.000,00 untuk perusahaan dengan kategori menengah; d. Rp.1.250.000,00 untuk perusahaan dengan kategori besar. BAB VI PENERIMAAN DAN PENYETORAN Bagian Kesatu Penerimaan Pasal 22 Hasil penerimaan dari penerbitan IUJK sebagaimana dimaksud pada pasal 21 wajib disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 Jam; Bagian Kedua Penyetoran Pasal 23 (1) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada pasal 22 dilakukan oleh Bendaharawan Penerima; (2) Bendaharawan Penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diangkat oleh Kepala Daerah.

17 Bagian Ketiga Tata Cara Penerimaan dan Penyetoran Pasal 24 Tata Cara Penerimaan dan Penyetoran diatur lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Daerah. BAB VII S A N K S I Bagian Kesatu Jenis Sanksi Pasal 25 Kepada setiap Perusahaan yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini akan dikenakan sanksi berupa : 1. Peringatan Tertulis; 2. Pembekuan IUJK; 3. Pencabutan IUJK. Bagian Kedua Peringatan Tertulis Pasal 26 Perusahaan mendapatkan peringatan tertulis apabila: 1. Perusahaan tidak memiliki IUJK; 2. Perusahaan tidak memiliki papan nama;

18 3. Perusahaan tidak melaporkan perubahan data perusahaan; 4. Perusahaan tidak menyerahkan laporan kinerja; 5. Perusahaan tidak memenuhi ketentuan perpajakan; 6. Perusahaan dalam jangka waktu dua tahun setelah mendapatkan IUJK tidak melakukan kegiatan usaha dalam bidang konstruksi; 7. Penanggung jawab perusahaan merangkap menjadi pengurus perusahaan lain atau tidak bertugas penuh; 8. Tenaga teknik tugas penuh ternyata merangkap pada perusahaan lain; 9. Tenaga teknik tugas penuh ternyata merangkap dua kegiatan usaha dan/atau bidang pekerjaan yang lain pada perusahaan yang sama; 10. Penanggung jawab perusahaan dan/atau tenaga teknik tugas penuh tidak bertempat tinggal di Kabupaten Pandeglang. Bagian Ketiga P e m b e k u a n Pasal 27 (1) Perusahaan yang telah mendapatkan peringatan tertulis, Ijin Usaha Jasa Konstruksinya dapat dibekukan apabila; a. Telah mendapat peringatan tertulis sebanyak 3 kali, tetap tidak memenuhi kewajibannya; b. Tenggang waktu untuk masing-masing peringatan sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah 10 hari; c. Perusahaan masih dalam pemeriksaan pengadilan (2) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan Keputusan Kepala Daerah

19 Bagian Keempat P e n c a b u t a n Pasal 28 (1) Ijin Usaha Jasa Konstruksi dapat dicabut apabila : b. Terbukti diperoleh dengan cara melanggar hukum; c. Perusahaan telah dijatuhi hukuman oleh badan peradilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; d. Dalam jangka waktu 30 hari sejak dibekukannya IUJK, perusahaan tidak memenuhi kewajibannya; e. Perusahaan dinyatakan bangkrut; f. Terbukti perusahaan pemegang IUJK meminjamkan namanya kepada perusahaan lain untuk mendaptkan pekerjaan; g. Terbukti bahwa perusahaan menyerahkan pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain tanpa persetujuan pengguna jasa. (2) Pencabutan ijin usaha jasa konstruksi ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 (1) IUJK yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku selama 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya Peraturan Daerah ini;

20 (2) Setelah lewat waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Perusahaan wajib memperbaharui IUJKnya. Pasal 30 Permohonan IUJK yang diajukan dan belum diputuskan pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, akan diselesaikan berdasarkan ketentuan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. BAB IX P E N U T U P Pasal 31 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Keputusan Kepala Daerah Pasal 32 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua ketentuan yang setingkat atau di bawahnya yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

21 Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang. Disahkan di Pandeglang pada tanggal 28 Maret 2003 BUPATI PANDEGLANG, Cap/Ttd A. DIMYATI NATAKUSUMAH Diundangkan di Pandeglang pada tanggal 10 April 2003 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG, Cap/Ttd ERWAN KURTUBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2003 NOMOR 16 SERI D.13 LD2003IUJK/

22

23 ERWAN KURTUBI