CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

dokumen-dokumen yang mirip
Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

pernah dialami oleh sesepuh dalam kelompok kejawen dilakukan sebagai bentuk

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN. Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. yang unik pula. Selain itu, di setiap daerah tersebut memiliki suatu cerita atau

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bentuk permainan pada manusia yang terus berkembang, pada

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

PEMANFAATAAN GUNUNG SRANDIL SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN ASPEK SADDHA UMAT BUDDHA DI DAERAH CILACAP MELALUI MORAL ACTION ARTIKEL

ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum melangkah lebih jauh membahas mengenai Ritual Malem Minggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang untuk memberikan salah satu rasa syukur kepada sang kuasa atas

ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

KATEGORI DAN FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT DI KENEGERIAN KARI KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Transkripsi:

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) bentuk Cerita Rakyat Gunung Srandil di Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, (2) unsur mitos yang berkembang di Gunung Srandil di Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, (3) persepsi masyarakat Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap tentang Cerita Rakyat Gunung Srandil, (4) fungsi folklor dalam Cerita Rakyat Gunung Srandil di Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Tempat penelitian dilakukan di Desa Glempang Pasir kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, waktu penelitian mulai bulan September 2013 sampai Januari 2014. Jenis penelitian ini yaitu kualitatif.sumber data dalam penelitian ini berupa informasi dan dokumentasi yang diperoleh dari narasumber yang mengerti dan paham tentang Cerita Rakyat Gunung Srandil dan buku-buku, rekaman, foto-foto, data monografi, serta referensi yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi, dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipan, yaitu ikut terlibat baik pasif maupun aktif.instrumen dalam penelitian ini yaitu handphone untuk merekam wawancara dan kamera digital untuk mengambil gambar dan merekam.metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan budaya berupa etnografi yaitu penelitian untuk mendiskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, di dalam Cerita Rakyat Gunung Srandil dimana peneliti memfokuskan pada (1) bentuk Cerita Rakyat Gunung Srandil merupakan cerita rakyat berbentuk mite dan legenda, dibuktikan adanya tempat yang berkaitan dengan adanya cerita tersebut, seperti keberadaan Gunung Srandil, tradisi budaya yang terkait dengan keberadaan Cerita Rakyat Gunung Srandil, (2) unsur mitos yang terkandung dalam Cerita Rakyat Gunung masih dipercaya oleh tokoh masyarakat sekitar maupun peziarah yang datang dari luar kota, (3) persepsi masyarakat Desa Glempang Pasir masih banyak yang mengakui keberadaan Cerita Rakyat Gunung Srandil dan petilasan yang ada, responden dari kelompok usia dan kelompok pendidikan, (4) fungsi folklor yang terkandung dalam Cerita Rakyat Gunung Srandil, yaitu fungsi kultural, fungsi sosial, fungsi religi dan fungsi keindahan. Kata kunci: cerita rakyat, gunung srandil, folklor. Pendahuluan Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini kebenarannya oleh orang yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaanperasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi sistem penilaian Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 37

sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya.hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumbernya adalah pandangan hidup dan etos atau sistem yang dimiliki oleh setiap manusia (Clifford Geertz dalam Sutardjo 2008: 11). Cerita rakyat merupakan manifestasi kreativitas manusia yang hidup dalam kolektivitas masyarakat yang memilikinya dan diwariskan secara turun temurun secara lisan dari generasi ke generasi. Cerita lisan lahir dari masyarakat tradisional yang masih memegang teguh tradisi lisannya. Cerita Rakyat Gunung Srandil digolongkan sebagai cerita rakyat karena adanya peninggalan berupa pepunden-pepunden yang terdiri di beberapa titik pepunden atau leluhur yang bersemayam dan memiliki sebuah cerita yang diyakini keberadaannya disana juga masih ada tradisi yang masih dilestarikan masyarakat. Cerita Rakyat Gunung Srandil diyakini terdapat unsur-unsur mitos di dalamnya yang dipercayai oleh sebagian masyarakat. Banyak orang yang menganggap mitos sebagai cerita khayal yang tidak ada artinya sama sekali. Akan tetapi harus diakui bahwa mitos dapat mempunyai peranan yang fundamental bagi kehidupan masyarakat. Mitos merupakan salah satu unsur dalam suatu sistem religi yang menjadi dasar kehidupan sosial dan kebudayaan manusia apabila dilihat dari konteks tertentu.melalui mitos dapat diungkapkan alam pikiran masyarakat pendukungnya mengenai dunia sekitar. Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, unsur mitos yang berkembang, persepsi masyarakat, fungsi folklor yang ada dalam Cerita Rakyat Gunung Srandil yang masih di percaya oleh tokoh masyarakat sekitar maupun peziarah yang datang dari luar kota. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian tentang kajian folklor dalam Cerita Rakyat Gunung Srandil adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini sendiri dilakukan di desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri (human instrument) dan dibantu dengan alat berupa kertas dan alat-alat tulis, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 38

handphone, dan kamera. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus dan data yang telah terkumpul kemudian peneliti analisis. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil analisis yang berupa bentuk cerita yaitu bahwa Cerita Rakyat Gunung Srandil berbentuk mite dan legenda. Berbentuk mite sebab asal usul cerita Gunung Srandil dianggap oleh sang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguhsungguh pernah terjadi. Cerita Rakyat Gunung Srandil di Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah merupakan cerita lisan yang hidup di masyarakat secara turun temurun. Berbentuk legenda sebab masih banyak masyarakat yang sangat mempercayai Gunung Srandil sebagai tempat yang sakral dan masyarakat juga masih mempercayai dengan adanya kekuatan-kekuatan yang ada di Gunung Srandil yang di percaya dapat mengabulkan semua permintaan. Unsur mitos yang ada di Gunung Srandil yaitu (1) Gunung Srandil mengandung kekuatan gaib, kekuatan-kekuatan yang tercipta pada tokoh yang disakralkan di Gunung Srandil dipercaya masyarakat dan para peziarah bahwa kekuatan itu mampu menangkis segala macam bahaya dan mengabulkan semua doa, (2) Gunung srandil memberikan jaminan kehidupan manusia yaitu masyarakatpercaya bahwa Gunung Srandil dapat mengabulkan segala keinginan yang berhubungan dengan kepentingan duniawi. Persepsi masyarakat yang berbeda-beda yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok usia dan kelompok pendidikan. Kelompok usiaterdiri dari golongan tua dan golongan muda. Persepsi dari golongan tua yang kebanyakan masih mempercayai dengan adanya cerita di Gunung Srandil, sedangkan dari golongan muda sudah mulai tidak mempercayai dengan adanya cerita di Gunung Srandil. Kelompok pendidikan dibagi menjadi beberapa golongan yaitu tidak bersekolah, lulus SD, lulus SMP, lulus SMA, dan lulus perguruan tinggi. Golongan yang tidak bersekolah sampai yang lulus SMP masih banyak yang mempercayai dengan adanya kekuatan-kekuatan di Gunung Srandil, sedangkan yang lulus SMA sampai perguruan tinggi yang mulai sudah tidak mempercayai dengan adanya cerita mengenai kekuatan-kekuatan yang ada di Gunung Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 39

Srandil, sebab pada golongan ini pola pikir mereka sudah maju atau modern, sehingga mereka tidak mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal. Mereka lebih percaya bahwa kekuatan yang ditimbulkan hanya berasal dari Allah Swt. Fungsi folklor yang terdiri dari fungsi kultural yaitu (1) anak cucu mengetahui asal usul nenek moyangnya yaitu bahwa para leluhur terdahulu selalu berusaha untuk menceritakan Cerita Rakyat Gunung Srandil kepada anak cucu karena pemikiran mereka cerita ini tidak akan hilang jika anak cucu mendengar Cerita Rakyat Gunung Srandil, (2) orang dapat mengambil sebuah pengalaman dan menghargai jasa tokoh terdahulu, Cara penghargaan masyarakat Glempang Pasir terhadap jasa tokoh yang ada di Gunung Srandil adalah dengan tetap menjaga dan merawat keadaan dengan masih menceritakan kepada generasi berikutnya supaya masyarakat bisa menghargai Cerita Rakyat Gunung Srandil. Fungsi sosial yaitu (1) sebagai sarana kerukunan hidup yaitu terlihat dengan berlangsungnya tradisi-tradisi di Gunung Srandil maka diharapkan kerukunan hidup akan terjalin, sebab dalam pelaksanaan tradisi tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan cara saling membantu satu sama lain demi kelancaran acara, (2) sebagai kegotong-royongan yaitu dengan menyelenggarakan tradisi di Gunung Srandil setiap tahun, maka rasa kebersamaan di kalangan masyarakat tercipta serta menjadikan motivasi positif sebagai perwujudan gotong royong warisan leluhur (3) sebagai alat pengendalian atau pengawasan norma-norma masyarakat, adanya tradisi di Gunung Srandil desa Glempang Pasir, dipercaya dan dilaksanakan tanpa ragu-ragu walaupun kadang tidak dapat dianalisis secara rasional dan (4) sebagai pelestarian tradisi, fungsi pelestarian tradisi yang terdapat di Gunung Srandil di Desa Glempang Pasir yaitu warga tetap melaksanakan tradisi tersebut setiap tahun sekali pada akhir bulan sura. Fungsi religi yaitu (1) membantu masyarakat dalam meningkatkan nilai-nilai keagamaan seperti dengan membaca doa-doa pada saat melaksanakan ziarah di petilasan yang ada di Gunung Srandil, (2) keyakinan tentang sifat-sifat Tuhan tentang wujud alam gaib, dalam tradisi yang ada di Gunung Srandil warga memiliki getaran jiwa untuk melakukan tradisi tersebut, khususnya warga yang mempercayai. Emosi keagamaan yang dimiliki warga ditunjukkan para warga dengan ikut berpartisipasi dalam melakukan tradisi tersebut dan melakukan aktivitas religius, sedangkan keyakinan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 40

tentang wujud alam gaib, roh atau lainnya mereka tunjukkan dengan kepercayaan yang ada dalam kebudayaan ketika pada saat melakukan tradisi menggunakan sesaji (3) mencari hubungannya dengan Tuhan mengenai hakekat hidup dan maut serta hubungan para warga dengan makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib di Gunung Srandil. Fungsi keindahan yaitu sebagai alat yang menyenangkan dan memberi hiburan. Simpulan Berdasarkan penyajian dan pembahasan mengenai Cerita Rakyat Gunung Srandil, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: (1) bentuk cerita yaitu bahwa Cerita Rakyat Gunung Srandil berbentuk legenda dan mite karena berupa prosa rakyat yang dianggap oleh sang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguhsungguh pernah terjadi dan sangat mempercayai Gunung Srandil sebagai tempat yang sakral; (2) Unsur mitos yang ada di Gunung Srandil yaitu (i) Gunung Srandil mengandung kekuatan gaib, (ii) Gunung srandil memberikan jaminan kehidupan manusia; (3) Persepsi masyarakat yang berbeda-beda yang terbagi menjadi dua kelompok dan terdiri dari beberapa golongan yaitu dari kelompok usia yang terdiri dari golongan muda dan golongan tua, serta dari kelompok pendidikan yang terdiri mulai dari yang tidak bersekolah sampai yang lulus perguruan tinggi, dan (4) fungsi folklor yang terdiri dari (i) fungsi kultural yaitu anak cucu mengetahui asal usul nenek moyangnya, orang dapat mengambil sebuah pengalaman dan menghargai jasa tokoh terdahulu, (ii) fungsi sosial yaitu sebagai sarana kerukunan hidup, sebagai kegotongroyongan, sebagai alat pengendalian atau pengawasan norma-norma masyarakat, dan sebagai pelestarian tradisi, (iii) fungsi religi yaitu membantu masyarakat dalam meningkatkan nilai-nilai keagamaan, keyakinan tentang sifat-sifat Tuhan tentang wujud alam gaib, mencari hubungannya dengan Tuhan mengenai hakikat hidup dan maut serta hubungan para warga dengan makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib di Gunung Srandil, dan (iv) fungsi keindahan yaitu sebagai alat yang menyenangkan dan memberi hiburan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 41

Daftar Pustaka Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2010. Metode Pendekatan Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutardjo, Imam. 2008. Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 42