KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN TUTUP KELONGSONG DARI ZIRKALOI MENGGUNAKAN ALAT ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25

PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UO 2 MENGGUNAKAN ALAT ROUGHNESS TESTER SURTRONIC 25

PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER

ANALISIS UNJUK KERJA ALAT HELIUM LEAK DETECTOR

UJI FUNGSI ALAT ANALISIS KARBON SULFUR MERK LECO CS-744

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOBIL KAYU DENGAN MESIN CNC ROUTER PADA INDUSTRI BATIK KAYU

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM

ANALISIS PENGARUH TOOLPATH PADA PEMBUATAN KACAMATA KAYU DENGAN MESIN CNC MILLING ROUTER 3 AXIS

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS

STUDI IMPLEMENTASI CAD/CAM PADA PROSES MILLING CNC TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN TINGKAT KEPRESISIAN ALUMINIUM 6061

ANALISA HASIL KEKASARAN PERMUKAAN KAYU TERHADAP JENIS KETAM

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

KETIDAKPASTIAN PERHITUNGAN JARAK PADA PELAT ELEMEN BAHAN BAKAR NUKLIR. Nursinta A.W., Anik P., Khairina Ns., Entin H.

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

PENENTUAN KANDUNGAN Sn, Fe, Cr, Ni DAN PENGOTOR ZIRCALOY-2 SEBAGAI BAHAN KELONGSONG DAN TUTUP UJUNG ELEMEN BAKAR REAKTOR DAYA

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGUKURAN. Aksioma dalam Pengukuran

ANALISIS KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG ZIRKALOY-2 DENGAN ALAT ROUGHNESS TESTER TYPE SURTRONIC-25

STUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA. Nur Muflihah*)

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PADA PEMBUATAN TOPENG KAYU DENGAN MESIN CNC ROUTER 3 AXIS

PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

BAB II LANDASAN TEORI. dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran dikalikan dengan sesuatu. Nilai

ANALISA DAN EVALUASI NILAI KETIDAKPASTIAN ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN

Nilai benar (true value)

EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL

ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI SECARA POTENSIOMETRI

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DOSIS PERORANGAN MENGGUNAKAN THERMOLUMINISENCE DOSIMETER (TLD)

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,

JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014,

PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153

KUALIFIKASI OPERATOR MICRO HARDNESS TESTER DI LABORATORIUM IEBE

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

SEMINAR PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

KENDALI KUALITAS SERBUK UO2 HASIL UJI FUNGSI PILOT CONVERTION PLANT (PCP) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

Metode Pemeriksaan Mampu Ukur Suatu Rancangan Ditinjau dari Spesifikasi Produk Dengan Bantuan Checklist

EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

PROSES PENGHALUSAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR

VALIDASI METODE UNTUK ANALISIS KANDUNGAN URANIUM MENGGUNAKAN POTENSIOMETER T-90

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 2, Juli 2017 P-ISSN : E-ISSN :

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

ELEMEN BAKAR NUKLIR (EBN) TYPE ClRENE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

PENGARUH JENIS PROSES PEMOTONGAN PADA MESIN MILLING TERHADAPGETARAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN DENGAN MATERIAL ALUMINIUM 6061

TUGAS AKHIR OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOBIL KAYU DENGAN MESIN CNC ROUTER PADA INDUSTRI BATIK KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES PELAPISAN PERMUKAAN SPESIMEN DARI BAHAN ABS YANG DIBENTUK MELALUI RAPID TOOLING

PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

BAB IV PENGUJIAN ALAT GERINDA SILINDRIS DAN ANALISA

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan ekperimen data-data pendukung yang dikumpulkan

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

VALIDASI METODE UJI KEKERASAN MIKRO PADA KELONGSONG ZIRKALOY-4

PE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

Widyanuklida, Vol. 16 No. 1, November 2017: ISSN

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Peralatan Elektronika

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Transkripsi:

ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25 Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, Serpong, Banten, Indonesia, 15310 Email : pranjono@batan.go.id Abstrak - Telah dilakukan perhitungan ketidakpastian pengukuran kekasaran permukaan kelongsong bahan bakar nuklir dengan Roughness Tester Surtronic-25. Tujuan dari penentuan ketidakpastian ini untuk mengetahui rentang nilai kekasaran permukaan kelongsong yang terbuat dari bahan Zirkaloi. Ketidakpastian pengukuran adalah suatu parameter yang menetapkan rentang nilai suatu pengukuran. Penyimpangan dalam pengukuran yang terjadi akibat suatu perbuatan sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh operator dalam melakukan suatu pengukuran akan menyebabkan terjadinya kesalahan. Sumber-sumber kesalahan pengukuran ini meliputi kesalahan pengukuran sampel, dan kalibrasi alat. Tahapan kegiatan analisis adalah pengukuran terhadap sampel standar dan pengukuran terhadap permukaan kelongsong selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap nilai ketidakpastian. Dari hasil analisis dan perhitungan ketidakpastian diperoleh nilai kekasaran terbesar pada permukaan kelongsong adalah 0,468 µm dengan rentang pengukuran ± 0,0303 µm pada tingkat kepercayaan 95% sehingga rentang terbesarnya 0,4983 µm. Dengan demikian besarnya nilai kekasaran permukaan kelongsong memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai komponen elemen bahan bakar nuklir dengan batasan maksimum 0,80 µm. Kata Kunci : Ketidakpastian Pengukuran, Kekasaran Permukaan, Surtronic 25 Abstract - Measurement uncertainty calculation surface roughness of nuclear fuel cladding by roughnes Tester Surtronic-25 has been done. Determination of uncertainty purposed to show the range surface roughness value of cladding that made from zircaloy. Measurement uncertainty is a parameter to determined a range measurement value. Measurement deviation occured caused by accidentally or in accidentally mistakes done by an operator in measurement process. Error sources in measurement were included the sampel measurement error, and instrument calibration. Analysis steps were standard sampel measurement and surface cladding measurement, continued by calculation of uncertainty value. The results from analysis and uncertainty calculation show the highest roughness value of surface cladding at 0,468 µm with measurement range at ± 0,0303 µm with significant level at 95% so that the maximum limit value of the measurement range at 0,4983 µm. The surface roughness value of cladding was meet the requirement to be used as nuclear fuel element component that limited to 0,80 µm. Keywords : measurement uncertainty, surface roughness, surtronic 25 I. PENDAHULUAN Analisis kekasaran permukaan kelongsong bahan bakar nuklir dilakukan sebagai salah satu upaya memenuhi persyaratan kendali mutu. Pengukuran kekasaran dilakukan dengan metode kontak langsung, dimana stylus kontak langsung dengan benda yang akan diukur.analisis kesalahan sangat penting untuk menafsirkan hasil 17

No. 15/Tahun VIII. April 2015 ISSN 1979-2409 suatu percobaan. Pengukuran nilai suatu besaran mungkin akan didapatkan hasil yang berbeda. Dengan kata lain semua pengukuran memiliki beberapa derajat ketidakpastian. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan ketidak pastian pengukuran. Salah satu cara untuk menyakinkan hasil pengukuran adalah dengan cara melakukan pengukuran yang sama untuk beberapa kali kemudian mencari nilai rataratanya. Pengukuran berulang juga memungkinkan untuk memperkirakan ketidakpastian pengukuran dengan memeriksa konsistensi hasil pengukuran. Kepresisian hasil pengukuran tergantung pada sebaran data pengukurannya,yang sering diukur secara statistik dengan menggunakan standar deviasi dan jumlah (N), yang menyatakan jumlah pengukuran. Dalam kegiatan ini dilakukan pengukuran terhadap roughnessstandarddan terhadap permukaan kelongsong zirkaloi-2 dengan menggunakan alat Roughness Tester Surtronic 25 dengan menggunakan metode kontak. Persyaratan spesifikasi sebagai komponen bahan bakar nuklir nilai kekasarannya tidak melebihi 0,80 µm [4]. Pengukuran tersebut akan memberikan kontribusi kesalahan sehingga dipandang perlu untuk melakukan estimasi perhitungan ketidakpastian pengukurannya. Ketidakpastian pengukuran dan kesalahan sangat terkait antara satu dengan yang lainnya karena ketidakpastian pengukuran memadukan semua kesalahan yang dilakukan menjadi suatu rentang tunggal pengukuran. II. TEORI Kekasaran Rata-rata Aritmetis (Ra) (Mean Roughness Indec/CenterLine Average, CLA),merupakan harga-harga rata-rata secara aritmetis dari harga absolut antara harga profil terukur dengan profil tengah [1,2]. Simbol spesifikasi permukaan maupun posisi Ra dan parameter kekasaran yang lain seperti bentuk profil, panjang sampel dan panjang pengukuran yang dilakukan oleh mesin-mesin ukur kekasaran permukaan dapat dilihat seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2 [1,2,5]. 18 Gambar 1. Simbol Spesifikasi Permukaan

ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) Gambar 2. Parameter Permukaan Dalam menghitung nilai kekasaran permukaan kelongsong tentunya perlu menetapkan rentang nilainya yang dapat diketahui dari menghitung ketidakpastiannya. Menghitung rentang tersebut dikenal dengan pengukuran ketidakpastian. Penilaian kesesuaian terhadap suatu produk sering kali mencakup nilai terukur yang terletak dekat zona ketidakpastian. Menurut Pedoman Evaluasi dan Pelaporan Ketidakpastian Pengukuran dari Komite Akredititasi Nasional (KAN), ketidakpastian pengukuran terdiri dari beberapa komponen yang diklasifikasikan dalam bentuk evaluasi ketidakpastian tipe A dan tipe B [3]. Ketidakpastian tipe A berdasarkan pekerjaan eksperimental dan dihitung dari serangkaian pengamatan berulang. Bila pengukuran diulangi beberapa kali, nilai ratarata dan simpangan bakunya dapat dihitung. Simpangan baku ini menggambarkan sebaran nilai yang dapat digunakan untuk mewakili seluruh populasi nilai terukur. Ketidakpastian tipe B dihitung berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, yang dapat diperoleh dari spesifikasi alat atau sertifikat. Untuk memperoleh ketidakpastian baku, ketidakpastian bentangan dibagi dengan faktor cakupan yang diberikan dalam sertifikat tersebut. Tanpa adanya nilai faktor cakupan, maka faktor cakupan sama dengan 2, jika ketidakpastian bentangan mempunyai tingkat kepercayaan 95 %. 19

No. 15/Tahun VIII. April 2015 ISSN 1979-2409 III. TATA KERJA A. Bahan Bahan yang digunakan dalam penentuan ketidakpastian pengukuran ini adalah; Kelongsong Zirkaloi, Stylus, Roughness Standard 1 µm, dan dudukan kelongsong untuk pengukuran. B. Alat Alat yang digunakan adalah Roughness Tester Surtronic 25 yang dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Alat Roughness Tester Type Surtronic 25 C. Cara Kerja Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan dengan cara kontak, dimana permukaan benda yang akan diukur kekasarannya bersentuhan langsung dengan stylus. Sampel diambil secara acak dan titik pengukuran dilakukan di empat titik pengukuran. Pengukuran dilakukan melalui tahapan kalibrasi terhadap alat dengan mengukur sampel standar kekasaran permukaan (specimen roughness standard). Langkah selanjutnya pengukuran terhadap permukaan kelongsong. Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan menggunakan Roughness Tester Type Surtronic 25. Alat ini dilengkapi dengan jarum peraba (stylus pick up), dan hasil pengukuranditampilkanpada tampilan yang ada pada alat. 20

ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran sampel standar dengan menggunakan standar 1,0 µm dengan pengulangan 5 kali. Hasil pengukuran terhadap sampel standar dituangkan dalam bentuk Tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengukuran sampel Standar 1,0 µm No Nama Hasil (µm) Keterangan 1 Standar Roughness, 1,0 µm 0,99 1,00 0,99 1,01 1,00 Rerata = 0,998 µm Sd = 0,008 Pengukuran kelongsong dilakukan di empat titik pengukuran dengan arah putaran sekitar 90 o dimulai dari ujung satu kearah ujung yang lain. Kelongsong yang diukur adalah kelongsong Zirkaloi-2 untuk type HWR yang panjangnya 50 cm. Pada titik-titik pengukuran diberi simbol Titik 1 (T 1 ), Titik 2 (T 2 ), Titik 3 (T 3 ), Titik 4 (T 4 ). Dari setiap kali titik pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Hasil pengukuran nilai kekasaran tersebut disajikan dalam bentuk Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Rerata Pengukuran Kelongsong Zirkaloi 2 No Titik Pengukuran Hasil Pengulangan Pengukuran, 1 2 3 4 5 1 T 1 0,46 0,48 0,46 0,48 0,46 2 T 2 0,38 0,38 0,36 0,38 0,38 3 T 3 0,38 0,40 0,38 0,38 0,38 4 T 4 0,46 0,46 0,44 0,46 0,44 Keterangan Rerata = 0,468 Sd = 0,011 Rerata = 0,376 Sd = 0,009 Rerata = 0,384 Sd = 0,009 Rerata = 0,452 Sd = 0,011 Perhitungan ketidakpastian pengukuran kekasaran permukaan dilakukan dengan menghitung ketidakpastian tipe A dan ketidakpastian tipe B dan diasumsikan berdistribusi normal dengan tingkat kepercayaan 95 %. 21

No. 15/Tahun VIII. April 2015 ISSN 1979-2409 A. Perhitungan Ketidakpastian : 1. Ketidakpastian Tipe A Ketidakpastian U(x) dari pengukuran sampel standar dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada pedoman penghitungan ketidakpastian pengukuran yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu dengan menggunakan rumus U(x) =....(1) Dari Tabel 1 diperoleh standar deviasi 0,008 µm dan dengan perhitungan menggunakan rumus (1) maka ketidakpastian sampel standard U(A 1 ) adalah U(A 1 ) = = = 0,0036 Ketidakpastian pengukuran kelongsong diambil dari pengukuran terbesar pada titik T 1, nilai kekasarannya Ra = 0,468 dengan Sd 0,011. U(A 2 ) = = 0,0049 2. Ketidakpastian Tipe B Dilakukan dengan menghitung berdasarkan informasi yang dapat dipercaya. a. Ketidakpastian berdasarkan sertifikat untuk sampel standar 1,0 µm didapat informasi rerata Ra = 0,997 µm, N = 29; Sd = 0,004413 µm dan ketidakpastian = 0,0083 U(B 1 ) = 0,0083 b. Resolusi pick up pada range 100 µm adalah 0,01 µm U(B 2 ) = = 0,005 µm c. Akurasi pick up pada range 100 µm adalah 0,02 µm U(B 3 ) = = 0,01 µm 22

ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) Perhitungan ketidakpastian gabungan dihitung berdasarkan perhitungan ketidakpastian tipe A dan tipe B, untuk memudahkan perhitungan maka dibuat tabel spereti yang tertuang pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran No Uraian Hasil Perhitungan U(x) U(x) 2 1 Sampel Standar (A1) 0,0036 0,00001 2 Kelongsong (A2) 0,0049 0,00002 3 Sertifikat (B1) 0,0083 0,00007 4 Resolusi Pick up (B2) 0,0050 0,00003 5 Akurasi Puck up (B3) 0,0100 0,00010 B. Ketidakpastian Gabungan : U(x) 2 0,00023 Perhitungan ketidakpastian gabungan dihitung berdasarkan rumus, Uc =....(2) dengan perhitungan menggunakan rumus (2) maka ketidakpastian gabungan Uc adalah : Uc = Uc = Uc = 0,0152 µm. C. Perhitungan Ketidakpastian Terentang Derajat kebebasan untuk ketidakpastian didapat faktor cakupan k sebesar 2 pada tingkat kepercayaan 95%. U = ± (k x Uc)...(3) Dengan menggunakan rumus (3) maka diperoleh ketidakpastian terentang adalah U = ± 2 x 0,0152 µm. U = ± 0,0303 µm. 23

No. 15/Tahun VIII. April 2015 ISSN 1979-2409 Pada perhitungan diatas diambil pengukuran permukaan kelongsong diambil nilai kekasaran yang paling besar yaitu pada T1 nilai kekasarannya sebesar 0,468 µm, setelah dihitung dengan nilai rentangan diperoleh nilai kekasarannya adalah 0,4983 µm. Nilai kekasaran 0,4983 masih memenuhi syarat yang diijinkan yaitu tidak melebihi 0,80 µm. Ditinjau dari nilai kekasaran, maka dapat digunakan sebagai komponen bahan bakar nuklir. V. KESIMPULAN Dari hasil perhitungan ketidakpastian pengukuran terhadap kekasaran permukaan kelongsong zirkaloi 2 dengan menggunakan alat Roughness Tester Surtronic 25, didapat nilai kekasaran terbesar adalah 0,468 µm dengan rentang pengukuran ± 0,0303 µm pada tingkat kepercayaan 95 %. Oleh karena nilai rentang pengukuran terbesar adalah 0,4983 µm, makadari keseluruhan pengukuran nilai kekasaran permukaan kelongsong masih dalam batas keberterimaan yaitu masih dibawah 0,80 µm, sebagai persyaratan untuk dapat digunakan komponen bahan bakar nuklir. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimaksih penulis sampaikan kepada Kepala Bidang Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir yang telah memberi arahan dalam proses penulisan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Sdri. MM Lilis Windaryati dan Sdri. Banawa Sri Galuh yang telah menyiapkan bahan bahan serta memberi masukan dalam kegiatan pengukuruan kelongsong. DAFTAR PUSTAKA [1]. ASME B46.1, Surface Texture (Surface Roughness, Waviness, and Lay), An American National Standard, Three Park Avenue, New York, NY, USA, 2009. [2]. Surtronic 25 User Guide Taylor Hobson Precision, K505/125-01, Taylor Hobson Ltd, England, 2006. [3]. Pedoman dan Evaluasi Pelaporan Ketidakpastian Pengukuran, DP 01.23, Komite Akreditasi Nasional (KAN), Jakarta, 2003. [4]. Sasongko Heru, Petunjuk Pelaksanaan Kendali Mutu Laboratorium Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir, IEBE-PEBN-BATAN, Serpong, 1988. [5]. Bimbing Atedi dkk, Standar Kekasaran Permukaan Bidang Pada Yoke Flange Menurut ISO R 1302 dan DIN 4768 Dengan Memperhatikan Nilai Ketidakpastiannya, Media Mesin Volume 6 No 2, 2005. 24