BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fersil Viali, 2016 Penerapan Metode Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh pemerintah juga

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesatuan yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Keempat hal tersebut dipaparkan sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Dari keempat keterampilan tersebut, menulis merupakan keterampilan yang paling sulit bagi siswa SMP PGRI 4 Denpasar karena menulis merupakan keterampilan yang produktif (kegiatan yang menghasilkan tulisan yang diatur dengan kaidah-kaidah bahasa). Di samping itu, juga keterampilan yang ekspresif (kegiatan yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, ataupun perasaan yang dimiliki kepada orang lain). Pembelajaran keterampilan menulis memiliki tujuan agar peserta didik mampu menghasilkan tulisan yang dapat membangun pemahaman mengenai cara menulis yang baik dan bagaimana tulisan yang baik. Di samping itu, pembelajaran keterampilan menulis juga memiliki tujuan agar peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berbahasa sesuai dengan kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Inggris. Adapun standar kompetensinya, yaitu mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana 1

2 berbentuk recount. Di pihak lain kompetensi dasarnya, yaitu menulis teks pendek dan sederhana berbentuk recount dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat, akurat, dan berterima. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis karena menghendaki penguasaan berbagai kompetensi kebahasaan sehingga melalui keterampilan menulis terjadi keseimbangan antara kompetensi kebahasaan dan keterampilan berbahasa pada peserta didik. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori, tetapi dilakukan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga dengan usaha tersebut peserta didik dapat menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik (Alwasilah dalam Zainurrahman, 2013: v). Kenyataan yang peneliti amati sangat berbeda dengan apa yang terjadi dalam proses pembelajaran menulis di kelas VIII C SMP PGRI 4 Denpasar. Selama proses pembelajaran keterampilan menulis, peserta didik sangat kesulitan menyusun sebuah teks recount sederhana. Situasi kelas menjadi sangat ramai, peserta didik lebih banyak bercanda tanpa melakukan aktivitas menulis karena pendidik yang mengajar masih menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah. Selain dari pihak pendidik tidak menggunakan media yang mendukung proses pembelajaran secara kreatif dan inovatif, kelas masih didominasi oleh pendidik (teacher centre). Akibatnya, peserta didik tidak dapat mengembangkan kemampuan dan pemahaman mereka dalam menghasilkan tulisan yang baik. Peserta didik terlihat tidak mengerti apa yang harus ditulis. Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh peserta didik, penelitian ini mencoba untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas, terutama dalam

3 memperbaiki kemampuan menulis dan hasil evaluasi belajar menulis peserta didik melalui penerapan metode pembelajaran yang inovatif, yaitu metode PPP (presentation, practice, and production) untuk mempermudah peserta didik dalam mengembangkan keterampilan menulis, terutama dalam menulis recount text. Kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Inggris SMP/MTs, mencantumkan pembelajaran keterampilan menulis recount text. Recount text merupakan suatu jenis teks yang berisi tentang pengalaman pribadi seseorang yang disampaikan secara terurut dan teratur (Fadlun, 2011:98). Pembelajaran menulis recount text diajarkan pada kelas VIII SMP/MTs dengan standar kompetensi mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk recount. Di samping itu, kompetensi dasar adalah menulis teks pendek dan sederhana berbentuk recount dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat, akurat, dan berterima. Tujuan mempelajari recount text bagi peserta didik adalah sebagai upaya mereka berkomunikasi secara lisan dan tulisan mengenai pengalaman-pengalaman yang berkesan dalam kehidupannya. Melalui pembelajaran menulis recount text, peserta didik diharapkan mampu mengekspresikan perasaan, pengalaman, dan kejadian yang berkesan dalam hidupnya ke dalam sebuah tulisan yang berbentuk recount text secara terurut. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran di kelas, ditemukan kendala-kendala yang dialami oleh peserta didik dalam proses menulis recount text. Adapun kendala-kendala tersebut, seperti kurang berminatnya peserta didik pada pembelajaran karena menganggap kegiatan menulis recount text merupakan kegiatan yang sulit dan membosankan.

4 Pada saat menulis recount text peserta didik merasa kesulitan dalam mengungkapkan gagasan/ide, penggunaan tata bahasa yang tepat, penggunaan tanda baca, dan lain-lain. Terdapat kesalahan yang dialami peserta didik dalam menulis, misalnya kesalahan penggunaan tata bahasa. Kesalahan tersebut berupa kesalahan penggunaan bentuk kata kerja (verb) past tense. Misalnya, dalam menulis kata call (dalam bentuk lampau) seharusnya berubah menjadi called dengan penambahan sufiks ed karena kata call merupakan regular verb (kata kerja beraturan). Akan tetapi, sebagian peserta didik masih tetap menulis ke dalam bentuk dasarnya, yaitu call. Contoh lain adalah dalam menuliskan bentuk lampau dari kata go. Peserta didik menulis perubahan bentuk lampau menjadi goed, seharusnya perubahan bentuk kata tersebut menjadi went, yakni kata go merupakan irregular verb (kata kerja tidak beraturan). Kesalahan-kesalahan tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman peserta didik terhadap penggunaan tata bahasa yang tepat dalam penulisan recount text. Di pihak lain, motivasi juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis recount text. Motivasi yang dimaksud, yaitu motivasi dari dalam diri peserta didik (internal) dan motivasi yang diberikan pendidik kepada peserta didik (eksternal). Alderfer (dalam Abdul Majid, 2013:319) menyatakan bahwa motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasi akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Selain itu, Widiadnya (2013) juga mengungkapkan bahwa rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis disebabkan oleh sikap peserta didik yang

5 menganggap keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sulit dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan yang menunjukkan bahwa kesulitan yang dihadapi peserta didik juga dikarenakan karena motivasi dan semangat belajar yang kurang. Berdasarkan latar belakang kesulitan yang menjadi kendala peserta didik dalam menulis recount text, maka peneliti melakukan suatu penelitian tindakan kelas (class action research) untuk mencari pemecahan masalah terhadap hambatan yang dihadapi peserta didik dalam menulis recount text serta menjadikan kegiatan menulis sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan. Pada penelitian ini diterapkan sebuah teknik pembelajaran yang inovatif, yaitu metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production). Metode PPP digunakan karena merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan dan divariasikan dengan berbagai teknik pengajaran yang menyenangkan, seperti picture series, role playing, dan lainnya. Metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) merupakan sebuah variasi dari pendekatan audiolingual yang berfungsi sebagai kontrol terhadap kebebasan aktivitas belajar peserta didik, latihan terbimbing terhadap peserta didik sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang diharapkan (Harmer, 2007:65). Metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dibagi menjadi tiga tahap, yaitu presentation (penyajian), practice (praktik), dan production (produksi). Kelebihan metode ini adalah dapat diterapkan untuk mengajarkan unsur tata bahasa dan dapat digunakan untuk mengajarkan fungsi

6 bahasa, kosa kata, bahkan pengucapannya. Selain itu, metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) juga dapat digunakan untuk mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan gagasan/ide dan pengetahuannya secara lebih kritis dan komunikatif dalam ragam bentuk bahasa tulis yang bermakna dan berguna bagi dirinya sendiri maupun yang membacanya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori, tetapi dilakukan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga dengan usaha tersebut peserta didik dapat menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik. Sukses atau tidaknya seorang peserta didik meningkatkan kemampuannya dalam menulis sebuah recount text sangat bergantung pada sikap dan upayanya untuk selalu berusaha membiasakan diri untuk menulis. Hal tersebut sejalan dengan teori behaviorisme (Skinner, 1957) yang menyatakan bahwa belajar merupakan salah satu jenis perilaku (behavior) individu yang dilakukan secara sadar, berulangulang, dan dilatih terus-menerus. Individu berperilaku apabila ada rangsangan (stimulus) sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik akan belajar apabila menerima rangsangan dari pendidik. Semakin tepat dan intensif rangsangan yang diberikan oleh pendidik semakin tepat dan intensif pula kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Alwasilah (2005:43) menambahkan bahwa latihan menulis dapat dikembangkan mulai sejak dini dengan latihan yang intensif,

7 peserta didik berlatih, dan terus berlatih tanpa disadari bahwa mereka telah menguasai cara menulis yang baik. Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks. Oleh karena itu, ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Supaya proses pembelajaran menulis dapat berjalan dengan baik, peserta didik sebaiknya diajarkan untuk memanfaatkan semua alat indranya (Arsyad, 2002:8). Pendidik berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indra melalui penggunaan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) sehingga nantinya menghasilkan suatu respon berupa hasil karangan recount text yang baik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah hasil evaluasi belajar menulis peserta didik kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar dalam pembelajaran menulis recount text sebelum diterapkannya metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production)? 2. Bagaimanakah hasil evaluasi belajar menulis peserta didik kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar dalam menulis recount text setelah dilaksanakannya metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) di dalam kelas?

8 3. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi hasil belajar menulis peserta didik dalam pembelajaran menulis recount text dengan menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production)? 1.3 Tujuan Penelitian Dari ketiga masalah yang dirumuskan di atas, dapat ditentukan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Kedua tujuan tersebut yang dipaparkan sebagai berikut. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami kesesuaian pendekatan, metode, dan teknik yang tepat dalam kegiatan pembelajaran sebagai satu muatan kurikulum 2013 yang digunakan oleh seorang pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran menulis di dalam kelas. Di samping itu, juga diharapkan berguna untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori yang berhubungan dengan kesesuaian metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dalam proses pembelajaran menulis recount text di dalam kelas. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan khusus yang dimaksud, adalah sebagai berikut.

9 1) mengetahui kelemahan peserta didik kelas VIII di SMP PGRI 4 Denpasar dalam pembelajaran menulis recount text sebelum diterapkannya metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production); 2) mengetahui hasil evaluasi belajar menulis peserta didik kelas VIII di SMP PGRI 4 Denpasar dalam menulis recount text setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) di dalam kelas; 3) mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar menulis peserta didik dalam pembelajaran recount text dengan menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production). 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide, keilmuwan, dan kepraktisan. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dipaparkan berupa manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide, khususnya terhadap tenaga edukatif dalam bidang kebahasaan, penelitian, dan para pembelajar bahasa dalam kaitannya dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan, teori, metode, dan teknik pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Oleh sebab itu, seorang pendidik dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan

10 sebelum memasuki kelas dan melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Di samping itu, diharapkan juga agar penelitian ini menjadi suatu alat untuk memotivasi para peneliti tenaga edukatif dalam bidang kebahasaan dan lainnya untuk lebih memperkaya temuan-temuan kebahasaan guna mendukung proses belajar mengajar yang lebih baik di sekolah, baik formal maupun informal. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan menulis, terutama menulis sebuah recount text yang baik. Di pihak lain bagi para pendidik khususnya dalam memahami metode pembelajaran atau model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat menyesuaikannya dengan penggunaan alat media, alokasi waktu, sumber belajar yang inovatif, dan dapat menemukan kemungkinankemungkinan baru yang dapat meningkatkan prestasi peserta didik dalam metode menulis recount text yang baik dan benar. Di samping itu, seorang pendidik juga diharapkan mampu berpikir kreatif dan selalu mengembangkan media yang imajinatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.