III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2014 pada lahan Ultisol di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman nanas PT GGP Terbanggi Besar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

KEMANTAPAN AGREGAT TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan PT. Great Giant

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

BAB IV METODE ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV METODE PENELITIAN A.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Perkebunan pisang PT Nusantara Tropical Farm (NTF) terletak di

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

I. PENDAHULUAN. Lahan di PT. Great Giant Pineapple berlokasi Kecamatan Terbanggi Besar

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D ERLENMEYER

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM FISIKA TANAH

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji bliding dari beton segar

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III UJI MATERIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

ANALISA AYAKAN PASIR (ASTM C a)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Titik pengukuran kecepatan aliran

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

Progo dan Sungai Srumbung. Peralatan yang di gunakan ialah air, ember, selang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAB II TI JAUA PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal pertanaman nanas (Ananas comosus) yang berumur 6 bulan yang di rotasi setelah tanaman rumput taiwan (King grass) di lokasi 72 F PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar Lampung Tengah. Analisis dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan diantaranya sampel tanah, air dan larutan calgon (NaPO 3 )n Sedangkan alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah: ring sampel cangkul, sekop, oven, spidol, plastik, penggaris, ayakan (8 mm, 4,75 mm, 4 mm, 2,8 mm, 2 mm, dan 0,5 mm, ), penetrometer saku dan alat-alat labolatorium untuk analisis tanah. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini mengunakan metode survey. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lokasi 72 F, penentuan titik pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode diagonal. Pada pertanaman

19 nanas dilakukan pembuatan minipit dengan tujuan untuk melihat perakaran tanaman nanas pada umur 6 bulan. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada 3 titik dengan kedalam 0-20, 20-40 dan 40-60 cm sehingga didapatkan 9 sampel tanah. Analisis data dilakukan dengan membandingkan data sifat fisik yang di peroleh, dengan sifat fisik tanah yang ditetapkan untuk tanaman nanas. 3.4 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap, yaitu : 3.4.1 Pembuatan dan Pengamatan Minipit. Pembuatan dan pengamatan minipit dilakukan membuat minipit pada setiap pengambilan sempel tanah. Pada lokasi penelitian ini didapatkan tiga minipit di lokasi 72F. Kemudian minipit didiskripsikan untuk mengetahui persebaran akar tanaman nanas. Setelah pengamatan minipit kita dapat melakukan pengamatan struktur tanah di lapangan dengan cara pengamatan bentuk struktur tanah. 3.4.2 Pengambilan Contoh Tanah. Pengambilan contah tanah dilakukan dengan menggunakan ring sampel pada kedalaman 0-20, 20-40 dan 40-60 cm. Pengambilan contoh tanah tersebut dilakukan sebanyak tiga titik di lokasi 72F. 3.4.3 Analisis Tanah. Analisis tanah dilakukan dengan cara menganalisis contoh tanah yang telah diambil.kemudian dikering udarakan dan dianalisis di Labolatorium Fisika tanah. Sifat fisik yang dianalisis adalah agregat (menggunakan metode ayakan pada

20 kondisi tanah kering dan basah), Analisis kekerasan tanah (menggunakan alat penetrometer dengan skala 1-4 kgf/cm 2, kadar air, kerapatan isi, porositas, dan tekstur. 3.5 Analisis Labolatorium Analisis laboratorium yang di lakukan yaitu tekstur tanah, kemantapan agregat, kekerasan tanah, dan kerapatan isi. Persiapan sebelumnya melakukan analisis terutama untuk analisis adalah dengan menggunakan ring sempel dengan cara melakukan penjenuhan ring sempel tersebut. 3.6 Variabel Utama 3.6.1 Kemantapan Agregat Metode yang digunakan untuk menentukan kemantapan agregat dengan cara metode ayakan kering-basah.metode ayakan kering-basah merupakan suatu cara untuk menetapkan kemantapan agregat secara kuantitatif di laboratorium. Dasar metode ini adalah mencari perbedaan rata-rata berat diameter agregat pada pengayakan kering-basah. 1. Pengayakan Kering Contoh tanah dengan agregat utuh dikering udarakan, lalu ditimbang kurang lebih 500 gram. Selanjutnya contoh tanah ditaruh diatas satu set ayakan bertingkat dengan diameter berturut- turut dari atas ke bawah 8 mm; 4,75 mm; 2,83 mm; 2 mm; 1 mm; 0,5 mm. Berikutnya contoh tanah ditumbuk dengan anak lumpang (alu kecil) sampai semua lolos ayakan 8 mm. Kemudian ayakan tersebut diayunkan dengan tangan 5 kali. Masing-masing fraksi agregat di setiap ayakan

21 ditimbang, kemudian dinyatakan kedalam persen. Persentasi agregasi = 100% - % agregat lebih kecil dan 2 mm. Tabel 1. Perhitungan kemantapan agregat dengan pengayakan kering Agihan diameter Rerata Berat agregatyang Persentase No ayakan diameter tertinggal (mm) (mm) (g) (%) 1 0,00--0,50 0,25 A (A/G) x 100 2 0,05-1,00 0,75 B (B/G) x 100 3 1,00--2,00 1,5 C (C/G) x 100 4 2,00--2,83 2,4 D (D/G) x 100 5 2,83--4,76 3,8 E (E/G) x 100 6 4,76--8,00 6,4 F (F/G) x 100 Total (A + B + C + D + E + F) = G Total (D + E + F) = H 1) Agihan (sebaran) Ukuran Agregat : Agihan agregat dapat dinyatakan dalam persen berat, misal: agregat ukuran 6,40 mm = F/G x 100 % =...% 2) Rerata Berat Diameter (RBD) Nilai RBD menggambarkan dominansi agregat ukuran tertentu. RBD dihitung hanya untuk agregat ukuran> 2 mm, dengan urutan sebagai berikut: a. Hitung persentase agregat ukuran > 2 mm: D/H x 100 % = X; E/H x 100 % = Y; F/H x 100 % = Z. b. Hasil pada a dikalikan dengan rerata diameter dan jumlahkan dan dibagi dengan100, seperti pada persamaan: RBD (g.mm) = [ (X x 2,4) + (Y x 3,8) + (Z x 6,4)] / 100

22 1. Pengayakan Basah Agregat-agregat yang diperoleh dari pengayakan kering, kecuali agregat lebih kecil dari 2 mm, ditimbang dan masing-masing diletakan dalam mangkuk kecil (cawan). Banyaknya disesuaikan dengan perbandingan ketiga fraksi agregat tersebut dan totalnya harus 100 gram. Kemudian contoh tanah dibasahi menggunakan pipet atau spreyer sampai pada kondisi kapasitas lapang dan biarkan selama 1 malam. Kemudian tiap-tiap agregat dipindahkan dari mangkuk (cawan) ke satu set ayakan bertingkat dengan diameter berturut-turut dari atas ke bawah 4,76 mm; 2,83 mm; 2 mm; 1 mm; 0,5 mm; dan 0,279 mm sebagai berikut: - Agregat antara 8 mm dan 4,76 mm di atas ayakan 4,76 mm - Agregat antara 4,76 mm dan 2,83 mm di atas ayakan 2,83 mm - Agregat antara 2,83 mm dan 2 mm di atas ayakan 2 mm Selanjutnya ayakan tersebut dipasang pada alat pengayak yang dihubungkan dengan bejana (ember besar) berisi air. Pengayakan dilakukan selama 5 menit (kurang lebih 35 ayunan tiap menit dengan amplitudo 3,75 cm). Tanah yang tertampung pada setiap ayakan dipindahkan ke kaleng (koran), kemudian dioven dengan suhu 130 o C. Setelah kering, tanah pada masing-masing diameter ayakan ditimbang.

23 Tabel 2. Perhitungan kemantapan agregat Agihan diameter Rerata Berat agregat yang No ayakan diameter tertinggal Persentase (mm) (mm) (g) (%) 1 0,00--0,50 0,25 A (A/G) x 100 2 0,05-1,00 0,75 B (B/G) x 100 3 1,00--2,00 1,5 C (C/G) x 100 4 2,00--2,83 2,4 D (D/G) x 100 5 2,83--4,76 3,8 E (E/G) x 100 6 4,76--8,00 6,4 F (F/G) x 100 Total (A + B + C + D + E + F) = G Total (D + E + F) = H 1) Agihan (sebaran) Ukuran Agregat : Agihan agregat dapat dinyatakan dalam persen berat, misal agregat ukuran 6,40 mm = F/G x 100 % =...% 2) Rerata Berat Diameter (RBD) Nilai RBD menggambarkan dominansi agregat ukuran tertentu.rbd dihitung hanya untuk agregat ukuran> 2 mm, dengan urutan sebagai berikut: a. Hitung persentase agregat ukuran > 2 mm: D/H x 100 % = X; E/H x 100 % = Y; F/H x 100 % = Z. b. Hasil pada a dikalikan dengan rerata diameter dan jumlahkan dan dibagi dengan100, seperti pada persamaan: RBD (g.mm) = [ (X x 2,4) + (Y x 3,8) + (Z x 6,4)] / 100 Perhitungan Indeks Kemantapan Agregat Kemantapan agregat = 1 RBD kering RBD basah x 100

24 3.7 Variabel Pendukung 3.7.1 Penetapan Tekstur Tanah Metode untuk penentuan tekstur tanah dengan menggunakan metode hidrometer, adapun cara menentukan tekstur tanah dengan menggunakan metode hidrometer sebagai berikut : 1. Timbang 50 g tanah dan masukkan dalam gelas erlenmeyer 250 ml, tambahkan 50 ml calgon 5%, kocok dan biarkan, 10 menit. Ambil juga 10 g tanah tersebut untuk diukur kadar lengasnya. 2. Masukkan dalam gelas pengaduk lisrik dan berikan 400 ml air akuades dan kocok selama 5 menit. 3. Pindahkan suspensi ini kedalam tabung sedimentasi 1000 ml dan tambahkan air sampai batas, dan aduk suspensi tersebut selama 2 menit. 4. Begitu alat pengaduk diangkat, nyalakan stop watch. Masukkan hidrometer secara pelan-pelan setelah sekitar 20 detik, baca setelah 40 detik angka yang ditunjukkan oleh hidrometer (H1). Angkat hidrometer dan jangan lupa mencucinya. Baca juga suhu suspensi ini dengan termometer (T1). 5. Biarkan suspensi tersebut, jangan diganggu. Lakukan pembacaan kedua setelah 2 jam (T2 dan H2). 6. Buatlah larutan blankonya, yakni 100 ml kalgon dilarutkan dengan akuades dalam tabung sedimentasi sampai volumenya 1000 ml. Lakukan pengukuran yang sama (Afandi 2004).

25 Adapun perhitungan untuk metode hidrometer adalah sebagai berikut : (H1-B1)+ FK % (debu + liat)= x 100 Mp (H2-B2) + FK % liat = x 100 Mp Faktor koreksi suhu (FK) untuk T1 dan T2 adalah FK = 0,36 (T o C - 20 o C) atau FK = 0,2 (T o F - 67 o F) dan Mp adalah berat kering tanah % pasir = 100 - (% debu+liat) % debu = 100 - (% liat + pasir) 3.7.2 Kekuatan Tanah Penetrometer Metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan tanah dengan cara penetrometer. Adapun prosedur kerja untuk mengetahui kekuatan tanah adalah sebagi berikut : 1. Geser cincin pembaca sampai ujung bagian bawah skala penetrometer. 2. Siapkan contoh tanah pada kondisi jenuh, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. 3. Tusukkan penetrometer secara pelan dan tegak sampai ujung batang penusuk masuk sedalam tanda batas beralur.

26 4. Penetrometer dicabut dan selanjutnya baca angka yang ditunjukkan cincin pembaca. 5. Ulangi sampai 3 kali pada bidang yang berdekatan (Afandi, 2004). 3.7.3 Kerapatan Isi Metode penentuan kerapatan isi yang paling sering digunakan adalah dengan ring sampel. Adapun prosedur kerja dalam mengetahui kerapatan isi adalah sebagai berikut : 1. Timbang bobot tanah beserta tabungnya (A). 2. Masukkan dalam oven dengan suhu 102-105 o C selama 24 jam. Jika tanah dalam keadaan jenuh, lebih baik dilakukan pengovenan selama 48 jam. Jika tabung akan segera digunakan untuk keperluan lainnya, maka tanah dapat dikeluarkan dari tabung dan diambil sekitar 10 g untuk diukur kadar lengasnya (w). 3. Matikan oven dan tunggu sekitar 30 menit sampai tabung agak dingin atau masukkan dalam desikator, tunggu sampai dingin, dan timbang (B). 4. Keluarkan tanah dari tabung, cuci tabung sampai bersih, keringkan, dan timbang (C). 5. Setelah itu ukur tebal/tinggi tabung (t), diameternya (d), dan cari volumenya (V) (Afandi, 2004). Perhitungan untuk mengetahui kerapatan isi adalah sebagai berikut : Disamping kerapatan isi (ρb), kadar lengas tanah (w) juga dapat dihitung.

27 Mw- Mp w % = x 100 % Mp (A - B) - ( B- A ) = x 100% B - C Mp ρb = V Keterangan = (B-C )/ V V = 3.14 x (d/2) 2 x t Ρb Mp Vt B C V : kerapatan isi (g cm-3); : massa padatan tanah; : volume total tanah : bobot tanah + tabung : bobot tabung : volume tabung 3.8 Analisis Data Data yang dikumpulkan dari studi lapang selanjutnya diolah dan dianalisis. Analisis data dilakukan melalui perbandingan data yang diperoleh pada saat di lapangan maupun analisis labolatorium. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui sifat fisik tanah sebagai berikut : 1. Kemantapan agregat. Kriteria kemantapan agregat yang digunakan untuk membandingkan nilai kemantapan agregat yang didapatkan dapat di lihat pada Tabel 3.

28 Tabel 3. Harkat kemantapan agregat (Soekodarmodjo dkk,1985) Kemantapan Agregat Harkat Sangat mantap sekali > 200 Sangat mantap 80 200 Mantap 61 80 Agak mantap 50 60 Kurang mantap 40 50 Tidak mantap < 40 2. Kerapatan isi Kriteria kerapatan isi yang digunakan untuk membandingkan nilai kerapatan isi yang didapatkan dapat di lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kerapatan isi ideal bagi tanaman (USDA, 2008) Tekstur Pasir Debu Liat Kerapatan isi ideal untuk pertumbuhan tanaman (g/cm 3 ) Kerapatan isi yang membatasi pertumbuhan akar(g/cm 3 ) < 1,60 > 1,80 < 1,40 > 1,65 < 1,10 > 1,47