BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sehat

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB I PENDAHULUAN. menaiki tangga, berlari dan berolahraga secara umum dan lain-lain. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi dari Norway mencatat insidensi terjadinya cedera pada tendon flexor

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,

PENATALAKSANAAN ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN SPRAIN ANKLE DEXTRA

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam bermobilisasi adalah kaki. Untuk melindungi bagian tubuh yang penting ini

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

PATOFISIOLOGI CEDERA

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

Kelompok 6 (adri, diah, yuyun, irfan, rama)

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

RUPTUR TENDO ACHILLES

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peranan wanita makin dirasakan dalam berbagai sektor, seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya masalah tersebut, seseorang akan mengkompensasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaki menjadi bagian penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya. Dibandingkan dengan bagian tubuh lain, kaki memang sering dianak tirikan. Padahal peran kaki bagi seseorang tidak kalah penting dibandingkan bagian tubuh lain. Kalau kaki kita sampai cidera, aktivitas keseharian kita pasti terganggu. Kisah Achilles, seorang pahlawan legendaris Yunani yang konon tidak terkalahkan, barangkali tepat untuk menggambarkan pentingnya peran kaki. Achilles memiliki pusat kekuatan sekaligus titik lemah pada otot tumit kakinya. Pada suatu ketika rahasianya terbongkar musuh. Musuh pun mengincar titik lemah itu. Ternyata benar, dengan menggangu fungsi kakinya musuh bisa melumpuhkannya. Mereka tak perlu harus mengoyak jantung atau isi kepalanya. 1 Dalam hidup keseharian kita, kejadian seperti cerita di atas memang nyaris tak pernah ada. Yang pasti, kaki merupakan tumpuan utama kita dalam beraktivitas. Celakanya, kelainan pada kaki, apakah itu berupa gangguan pada kulit, kuku atau tulang, sering dianggap ringan. Padahal kalau pada telapak kaki tumbuh mata ikan saja kita sudah terganggu, karena tidak bisa berjalan dengan leluasa. 1 http://ndobos.com/2007/05/17/kaki/

2 Bermacam-macam kelainan pada kaki seperti pecah-pecah pada bagian tumit, kaki lecet, mata ikan, eksem, radang akibat infeksi bakteri atau jamur pada kulit dan kuku, bisa diderita siapa saja. Anatomi kaki yang salah pun sering kali menjadi masalah. Misalnya telapak kaki datar atau tulang kaki tidak normal. Belum lagi gangguan pada kaki yang disebabkan oleh komplikasi penyakit macam kusta yang ditandai rasa baal, gangren kaki kibat penyakit diabetes yang ada kalanya harus diamputasi, dll. Setiap hari kita berjalan, tapi jarang sekali memikirkan bagaimana untuk memberikan relaksasi ringan pada kedua kaki kita. Bahkan karena terlupakannya, banyak orang percaya bahwa kita tak perlu membuat nyaman kedua pondasi kita ini. Sebab tidak ada pengaruhnya bagi kesehatan. Apa iya demikian? Ternyata dari keseluruhan tulang yang kita punya, 25 persennya ada di kaki kita. Tidak hanya itu, kaki kita juga memiliki 33 sendi, 107 ligamen, dan 19 otot. 2 Ketika tulang kita tidak bertumpu pada ligamen atau otot yang sering kita sebut sebagai keseleo atau sprain ankle, maka kita akan kesulitan untuk bergerak atau bahkan berjalan. Itu mengapa kesehatan kaki menjadi salah satu faktor kesehatan tubuh. Beberapa penyakit juga menunjukkan gejala awalnya dari rasa sakit atau nyeri pada kedua kaki kita. Menurut British Columbia Association of Podiatrists, organ yang terlihat namun sering terlupakan ini paling sering cedera dibanding bagian tubuh yang lain. Ini dikarenakan oleh kita yang sering mengabaikan kesehatan kaki sendiri. 2 http://www.laurent.co.id/tips.php?id=190

3 Ankle atau pergelangan kaki adalah bagian dari anggota tubuh yang menerima beban paling berat, mulai dari berdiri, berjalan sampai berlari. Hal ini dikarenakan kaki dan pergelangan kaki menjadi pusat bertumpunya berat badan pada saat berdiri, berjalan atau berlari, maka kaki dan pergelangan kaki sangat rentan sekali terhadap cidera dan sering sekali mengalami gangguan akibat trauma mekanik. Salah satu cidera yang terjadi pada daerah pergelangan kaki adalah sprain ankle, yang merupakan cidera pada daerah ligamentum-ligamentum sisi lateral ankle. Cidera ini pula yang sangat ditakutkan oleh para atlet olah raga terutama atlet olah raga sepak bola karena cidera ini berakibat fatal. Cidera tersebut dapat menyebabkan penarikan yang tiba-tiba (overstretch) pada ligamentum ligamentum sisi lateral ankle, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat dan kesulitan untuk berdiri apalagi berjalan normal. Maka dari itu, sebagai manusia yang ingin tetap sehat dalam melakukan aktivitas, harus memperhatikan kesehatan kaki. Kondisi ini biasanya terjadi berulang kali (repetition overstretch) dengan gangguan Activity Daily Living (ADL) berjalan. Adanya gangguan ADL berjalan sangat mempengaruhi beban kompresi pada sendi lain terutama sendi lutut. Gangguan berjalan bisa saja menimbulkan ketidakseimbangan pada kompresi yaitu pada knee joint, sehingga keadaan ini secara progresif bisa menyebabkan OA lutut atau nyeri lutut. 3 3 http://www.rileks.com/lifestyle/trends/healthy-live/32221-perhatikan-kesehatan-kaki.html

4 Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan, sangat berperan penting dalam menangani nyeri yang disebabkan oleh problem nyeri kronik yang ditimbulkan oleh sprain ankle. Modalitas yang sering digunakan pada kasus sprain ankle adalah ultrasound, yang mana ultrasound dapat menimbulkan efek yang dapat merangsang penyembuhan luka dengan menimbulkan reaksi peradangan baru secara fisiologis, dan juga dapat menurunkan intensitas nyeri dengan efek mekanisnya. Berdasarkan penelitian pada tahun 2001 yang dilakukan oleh Van der Windt DAWM, Van der Heijden GJMG, Van den Berg SGM, Ter Riet G, De Winter AF, dan Bouter LM yang berjudul Therapeutic Ultra Sound for Acute Ankle Sprains, didapatkan hasil pada kelompok perlakuan yang diberikan terapi ultrasound lebih bermakna untuk mengurangi nyeri kondisi sprain ankle dibandingkan dengan kelompok perlakuan placebo. Maka dari itu, penelitian ini membuktikan kalau ultrasound dapat mengurangi nyeri kondisi sprain ankle.. 4 Selain Ultrasound, modalitas lainnya adalah memberikan stabilisasi aktif untuk mengurangi nyeri pada sprain ankle dengan latihan isotonik pada otot-otot stabilisator sendi ankle menggunakan theraband. Theraband merupakan suatu alat yang berupa karet panjang dan sedikit lebar serta mempunyai fleksibilitas tinggi yang dapat digunakan untuk membantu proses latihan isotonik sebagai tahanan pada kondisi sprain ankle. 4 http://www.sld.cu/galerias/pdf/sitios/rehabilitacionfis/therapeutic_ultrasound_for_acute_ankle_sprains.pdf

5 Berdasarkan penelitian tahun 2002 yang dilakukan oleh Carl G. Mattacola dan Maureen K. Dwyer yang berjudul Rehabilitation of the Ankle After Acute Sprain or Choric Instability didapatkan hasil penelitian pada kelompok akut dan kronik yang paling tepat diberikan terapi pemulihan fungsi secara normal kasus sprain ankle adalah fase kronik dimana dapat diberikan latihan stabilisasi ataupun latihan keseimbangan. Sedangkan pada fase akut, intervensi PRICE lebih bermakna untuk masa peradangan pada sprain ankle. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa, pemulihan fungsional ankle dengan latihan stabilisasi ataupun keseimbangan lebih bermakna pada fase kronik. Jadi, latihan stabilisasi (kontraksi otot dinamik tehnik isotonik) terbukti dapat meningkatkan kestabilan dan kekuatan ankle, dengan itu terbukti juga dapat menurunkan nyeri pada kondisi sprain ankle kronik. 5 Dari hasil penelitian diatas, maka dapat dibuktikan kalau ultrasound dan latihan isotonic dengan theraband sama-sama dapat menurunkan nyeri. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini, untuk mendapatkan hasil yang optimal pada kasus sprain ankle kronik penulis ingin menggabungkan kedua intervensi tersebut antara ultrasound dan isotonic exercise dengan theraband yang sama sama terbukti dapat menurunkan nyeri. Adapun judul dalam penulisan skripsi ini yang akan diteliti oleh penulis yakni Efek Penambahan Theraband Exercise Pada Intervensi Ultrasound Terhadap Penurunan Nyeri Kondisi Sprain Ankle Kronik. 5 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc164373/pdf/attr_37_04_0413.pdf

6 B. Identifikasi Masalah Sprain ankle adalah kondisi terjadinya overstrech pada ligamentumligamentum sisi lateral ankle. Ligamentum sisi lateral ankle terdiri atas ligamentum talofibular anterior, ligamentum talofibular posterior, ligamentum calcaneocuboideum, ligamentum talocalcaneus dan ligamentum calcaneofibular. Sprain pada ligamentum sisi lateral ankle disebabkan oleh gerak inversi dan plantar flexi ankle yang tiba-tiba. Sprain ankle memiliki derajat sprain sesuai tingkat kerusakannya. Derajat I sprain ankle umumnya terjadi penguluran pada ligamentum talofibular anterior sehingga pasien mengalami nyeri yang ringan dan sedikit bengkak, sedangkan pada derajat II dan III sprain ankle, kerobekan parsial dan komplet telah terjadi pada ligamentum lateral compleks ankle (ligamentum talofibular anterior, ligamentum calcaneofibular, ligamentum calcaneocuboideum, ligamentum talocalcaneus dan ligamentum talofibular posterior) sehingga pasien mengalami nyeri hebat (aktualitas tinggi), bengkak dan penurunan fungsi ankle (gangguan berjalan). Derajat 1 sprain ankle sering menjadi kronik sprain ankle karena pasien tidak memperhatikan injury sehingga tidak diobati. Apabila terjadi berulang kali (repetition overstretch) akan menimbulkan nyeri yang intermitent atau kadang- kadang constan, dan dapat terjadi problem sekunder seperti unstable ankle join (laxity ligament) dan gangguan ADL berjalan. 6 6 http://www.sportsinjuryclinic.net/cybertherapist/front/ankle/anklesprain.htm

7 Modalitas yang sering digunakan pada kondisi sprain ankle adalah ultrasound, yang mana ultrasound dapat menimbulkan efek yang dapat merangsang penyembuhan luka dengan menimbulkan reaksi peradangan baru secara fisiologis, dan juga dapat menurunkan intensitas nyeri dengan efek mekanisnya. Selain dapat menggunakan modalitas tersebut, diatas fisioterapi juga dapat memberikan stabilisasi aktif untuk mengurangi nyeri pada sprain ankle dengan latihan isotonic pada otot-otot stabilisator sendi ankle menggunakan theraband. Latihan ini akan memberikan suatu reaksi terjadi perubahan panjang otot serta tonus otot meningkat. 7 Latihan isotonik berfungsi menambah kekuatan, mencegah peradangan, melindungi serta memperbaiki problem yang muncul akibat instabilitas atau nyeri yang diakibatkan oleh kelemahan. Latihan isotonik juga akan meningkatkan peredaran darah pada persendian dan nutrisi tulang untuk memperbaiki kekuatan dan fungsi resiko terluka atau cidera kronik pada persendian. Latihan isotonik juga memperbaiki system peredaran darah oleh adanya pumping sehingga mengatasi terjadinya pembengkakan yang dapat mengganggu gerak dan fungsi sendi dan mampu mengurangi nyeri pada level sensorik. Secara khusus, penanganan nyeri pada sprain ankle memerlukan kinerja yang komprehensif sehingga perlu dipilih modalitas dan bentuk latihan yang dapat memberikan hasil secara maksimal, salah satunya adalah ultrasound dan theraband exercise pada ankle. 7 http://www.emedicinehealth.com/ankle_sprain/article_em.htm

8 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka penulis membuat penelitian Efek Penambahan Theraband Exercise Pada Intervensi Ultrasound Terhadap Penurunan Nyeri Kondisi Sprain Ankle Kronik. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah yaitu : Apakah ada efek penambahan theraband exercise pada intervensi ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ada efek penambahan theraband exercise pada intervensi ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui apakah ada efek intervensi theraband exercise dan ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik. b. Untuk mengetahui apakah ada efek intervensi ultrasound untuk mengurangi nyeri kondisi sprain ankle kronik.

9 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Peneliti ingin mengetahui bagaimana efek penambahan theraband exercise pada intervensi ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik. b. Peneliti ingin membuktikan bagaimana efek penambahan theraband exercise pada intervensi ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik dengan efek intervensi ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik. 2. Bagi Sejawat Fisioterapi a. Agar dapat menjadi bahan referensi bagi rekan sejawat fisioterapi, mengenai efek penambahan theraband exercise pada intervensi ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik. b. Agar dapat memberikan pelayanan fisioterapi yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Bagi Institusi Pendidikan a. Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang membahas hal yang sama. b. Dapat menambah khasanah ilmiah dalam dunia pendidikan pada khususnya.

10 4. Bagi Institusi Pelayanan Fisioterapi Dengan adanya hasil penelitian, maka diharapkan adanya pengembangan wawasan bagi fisioterapi mengenai efek penambahan theraband exercise pada intervensi ultrasound terhadap penurunan nyeri kondisi sprain ankle kronik. 5. Bagi Institusi Lain Dengan adanya hasil penelitian, maka dapat menjadi referensi tambahan dalam ilmu pengetahuan dan dengan metode yang diteliti dapat dikembangkan lagi dikemudian hari.