KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

KONVENSI MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

KONVENSI MENGENAI PENGUPAHAN BAGI LAKI-LAKI DAN WANITA UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

KONVENSI MENGENAI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING BERSAMA

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K131. Konvensi Penetapan Upah Minimum, 1970

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN KONVENSI ILO NO. 138 MENGENAI

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

DEKLARASI HAK ANAK-ANAK. Mukadimah

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja.

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK.BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

KONVENSI NOMOR 81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

K171 Konvensi Kerja Malam, 1990

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 83 TAHUN 1998

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG KOMITE AKSI ACEH PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

K155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K120 HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-KANTOR

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

KONPENSI 106 MENGENAI ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR-KANTOR KONPERENSI UMUM ORGANISASI PERBURUHAN INTERNASIONAL

KONVENSI MENGENAI KERJA PAKSA ATAU KERJA WAJIB

BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 MUKADIMAH

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR... TAHUN... T E N T A N G

Oleh : Amin Budiamin

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

PEKERJA ANAK. Dibahas dalam UU NO 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejaterahan Bagian 1 Paragraf 2.

Transkripsi:

1 KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK Yang Disetujui Oleh Konferensi Ketenagakerjaan Internasional Pada Acara Sidangnya Yang Ke Delapan Puluh Tujuh Di Jenewa Pada Tanggal 17 Juni 1999 Ditetapkan oleh Konferensi Umum Organisasi Buruh Internasional, di Jenewa, pada tanggal 17 Juni 1999 Konferensi Umum Organisasi Buruh Internasional, Telah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pengurus Kantor Buruh Internasional, dan bertemu dalam Sidang ke-87 pada tanggal 1 Juni 1999, dan Mempertimbangkan kebutuhan menetapkan instrumen barn untuk pelarangan dan penghapusan bentuk-bentuk terburuk dari pekerja anak sebagai prioritas utama untuk tindakan nasional dan internasional, termasuk kerjasama dan bantuan internasional, melengkapi Konvensi dan Rekomendasi mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja 1973 yang masih merupakan instrumen dasar untuk pekerja anak, dan Mempertimbangkan bahwa penghapusan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak yang efektif memerlukan tindakan segera dan komprehensif, memperhitungkan pentingnya pendidikan dasar gratis dan kebutuhan meniadakan semua pekerjaan terhadap anak dan memberikan mereka rehabilitasi dan integrasi sosial ketika berhadapan dengan keinginan dari keluarga mereka, dan, Mengingat resolusi mengenai penghapusan pekerja anak yang, ditetapkan oleh Konferensi Buruh Internasional pada Sidang ke-83 di tahun 1996, dan Mengakui bahwa pekerja anak adalah masalah terbesar dikarenakan oleh kelaparan dan bahwa solusi jangka panjang yang menetapkan pada kelajutan pertumbuhan ekonomi mengarah pada kemajuan sosial, khususnya pemberantasan kelaparan clan pendidikan universal, dan Mengingat Konvensi tentang Hak Anak yang ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989, dan Mengingat Deklarasi ILO tentang Prinsip-prinsip Mendasar dan Hak di tempat Bekerja clan lanjutannya yang ditetapkan oleh Konferensi Buruh Internasional pada Sidang ke-86 di tahun 1998, dan Mengingat bahwa beberapa bentuk-bentuk terburuk pekerja anak dibahas juga dalam instrumen internasional lainnya, khususnya Konvensi tentang Kerja Paksa

2 1930 clan Konvensi Tambahan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Penghapusan Perbudakan, Perdagangan Budak clan Lembaga-lembaga dan Praktek-praktek Sejenis Perbudakan 1956, dan Telah memutuskan penerimaan beberapa usulan mengenai pekerja anak yang merupakan bagian keempat dalam agenda Sidang, dan Telah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus berbentuk Konvensi Internasional Pasal 1 Setiap Anggota yang meratifikasi konvensi ini wajib mengambil tindakan segera clan efektif untuk menjamin pelarangan dan penghapusan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak sebagai hal yang mendesak. Pasal 2 Dalam konvensi ini, istilah "anak" berarti semua orang yang berusia di bawah 18 tahun. Pasal 3 Dalam konvensi ini, istilah "bentuk-bentuk terburuk kerja anak mengandung pengertian: (a) segala bentuk perbudakan atau praktek-praktek sejenis perbudakan, seperti penjualan dan perdagangan anak-anak, kerja ijon dan perhambaan Berta kerja paksa atau wajib kerja, termasuk perekrutatn anak-anak secara paksa untuk dilibatkan dalam konflik bersenjata, (b) pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk produksi pornografi atau untuk pertunjukan-pertunjukan porno, (c) pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan haram, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional yang relevan, (d) pekerjaan yang sifatnya atau berdasarkan lingkungan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anakanak.

3 Pasal 4 (1) Jenis-jenis pekerjaan yang disebut dalam pasal 3 (d) ditetapkan oleh undang-undang atau peraturan nasional, atau oleh pihak yang berwenang setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha clan pekerja terkait, dengan mempertimbangkan standar internasional yang relevan khususnya ayat 3 dan ayat 4 dari Rekomenclasi mengenai Bentuk-bentuk Terburuk Pekerja Anak 1999. (2) Pihak yang berwenang, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha clan pekerja terkait wajib mengidentifikasi tempat-tempat jenis pekerjaan itu berada. (3) Daftar jenis pekerjaan yang disebutkan dalam ayat 1 pasal ini wajib clikaji ulang secara berkala dan direvisi bilamana perlu, melalui konsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja terkait. Pasal 5 Setiap anggota, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja, wajib membuat dan menetapkan mekanisme yang sesuai untuk memantau pelaksanaan ketentuan yang membuat konvensi ini berlaku. Pasal 6 (1) Setiap anggota wajib merancang dan melaksanakan program aksi untuk menghapuskan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak sebagai prioritas. (2) Program-program aksi itu wajib dirancang dan dilaksanakan melalui konsultasi dengan lembaga pemerintah dan organisasi pengusaha dan pekerja terkait dengan memperhatikan pandangan kelompok-kelompok terkait lainnya sebagaimana diperlukan. Pasal 7 (1) Setiap Anggota waj ib mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan agar ketentuan-ketentuan yang memberlakukan konvensi ini dapat diterapkan dan dilaksanakan secara efektif, termasuk ketentuan dan penerapan sanksi pidana atau sebagaimana sanksi-sanksi lainnya. (2) Setiap Anggota wajib dengan memperhitungkan pentingnya pendidikan dalam menghapuskan pekerja anak, menganmbil tindakan yang efektif dan terikat waktu untuk:

4 (a) anak, mencegah penggunaan anak-anak dalam bentuk-bentuk terburuk pekerja (b) memberikan bantuan langsung yang diperlukan dan sesuai untuk membebaskan anak-anak dari bentuk-bentuk terburuk pekerja anak dan untuk rehabilitasi serta integrasi sosial mereka, (c) menjamin tersedianya pendidikan dasar secara cuma-cuma, dan apabila memungkinkan menyediakan pelatihan kejuruan bagi anak-anak yang telah dibebaskan dari bentuk-bentuk terburuk pekerja anak, (d) (e) mengidentifikasi dan menjangkau anak-anak berisiko khusus, dan memperhitungkan situasi khusus anak-anak perempuan. (3) SetiapAnggotawajibmenunjukpihakberwenangyangbertanggungjawabterhadap pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang memberlakukan Konvensi ini. Pasal 8 Anggota wajib mengambil langkah yang sesuai untuk membantu satu sama lain dalam memberlakukan ketentuan konvensi ini melalui peningkatan kerja sama dan/atau bantuan internasional termasuk dukungan pembangunan sosial dan ekonomi, program-program penanggulangan kemiskinan, dan wajib belajar. Pasal 9 Ratifikasi resmi konvensi ini harus disampaikan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional untuk didaftarkan. Pasal 10 (1) Konvensi ini mengikat hanya bagi anggota Organisasi Buruh Internasional yang ratifikasinya telah didaftarkan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional. (2) Konvensi ini mulai berlaku duabelas bulan setelah dua anggota organisasi Buruh Internasional mendaftarkan ratifikasi mereka kepada Direktur Jenderal. (3) Selanjutnya, Konvensi ini akan berlaku bagi setiap anggota duabelas bulan setelah ratifikasinya didaftar.

5 Pasal 11 (1) Anggota yang telah meratifikasi konvensi ini dapat menarik diri, setelah melampaui waktu sepuluh tahun terhitung sejak tanggal konvensi ini mulai berlaku, dengan menyampaikan keterangan kepada Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional untuk didaftarkan. Penarikan diri ini tidak akan berlaku hingga satu tahun setelah tanggal pendaftarannya. (2) Setiap anggota yang telah meratifikasi konvensi ini dan yang dalam waktu satu tahun setelah berakhimya mass sepuluh tahun sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut di atas tidak menggunakan hak menarik diri menurut ketentuan dalam pasal, akan terikat untuk sepuluh tahun lagi dan sesudah itu dapat menarik diri dari Konvensi ini pada waktu berakhimya tiap-tiap mass sepuluh tahun sebagaimana diatur dalam pasal ini. Pasal 12 (1) Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional wajib memberitahukan kepada segenap anggota Organisasi Buruh Internasional tentang pendaftaran semua ratifikasi dan penarikan diri yang disampaikan oleh anggota organisasi. (2) Pada scat memberitahukan kepada anggota organisasi tentang pendaftaran ratifikasi kedua yang disampaikan kepadanya, Direktur Jenderal meminta perhatian anggota organisasi mengenai tanggal mulai berlakunya konvensi ini. Pasal 13 Direktur Jenderal Kantor Buruh Internasional wajib menyampaikan pada Sekretaris Jenderal Peserikatan Bangsa-Bangsa untuk didaftarkan, sesuai dengan pasal 102 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, hal ikhwal mengenai semua ratifikasi dan penarikan diri yang didaftarkannya menurut ketentuan pasal-pasal tersebut di atas. Pasal 14 Pada waktu yang dianggap perlu, Badan Pengurus Kantor Buruh Internasional wajib menyampaikan kepada rapat umum, laporan mengenai pelaksanaan konvensi ini dan wajib mempertimbangkan perlunya mengagendakan dalam rapat umum, perubahan konvensi ini seluruhnya atau sebagian. Pasal 15

6 (1) Rapat umum dapat menyetujui konvensi barn yang memperbaiki konvensi ini secara keseluruhan atau sebagian, apabila konvensi baru menentukan, maka: a. ratifikasi oleh anggota atas konvensi baru yang telah memperbaiki, secara hukum berarti penarikan diri atas konvensi ini tanpa mengurangi ketentuan dalam pasal 11 di atas, jika dan bilamana konvensi baru yang telah diperbaiki itu mulai berlaku, b. terhitung sejak tanggal berlakunya konvensi baru yang telah diperbaiki, konvensi ini dinyatakan tertutup untuk ratifikasi oleh Negara Anggota. (2) Konvensi ini tetap berlaku bagi negara anggota yang telah meratifikasi tetapi tidak meratifikasi konvensi yang telah diperbaiki, sesuai dengan bentuk dan isi aslinya. Pasal 16 Bunyi naskah Konvensi ini dalam bahasa Inggris dan Prancis kedua-keduanya mempunyai keaslian yang sama