BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kenyataan menunjukkan bahwa prestasi hasil belajar para siswa di

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh, dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. diklat dan MGMP. Salah satu yang harus disiapkan guru sebelum melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

penelitian tentang pelaksanaan pengajaran bahasa Lampung

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, baik itu ilmu eksak maupun ilmu non-eksak, mulai dari tingkat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar hingga. menghadapi masalah-masalah matematika yang disajikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal Aronson (Abidin, 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang

Silabus Perkaderan Muhammadiyah 1. Oleh : Munawwar Khalil 2

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

Keterangan : X = Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMR O = Tes KIM dan KBKM

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang

BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bertolak dari rumusan masalah penelitian, hasil analisis data, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Hanif,2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pada pengalaman langsung dan nyata bagi para peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB II KAJIAN TEORI. A. Efektivitas Pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

Transkripsi:

235 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berpedoman kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian secara menyeluruh pada pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan presatasi hasil belajar siswa, maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi pembelajaran Matematika dan Geometri Ruang Dimensi Tiga di SMA saat ini. a. Siswa umumnya memiliki motivasi yang cukup potensial untuk mengikuti pembelajaran Matematika, khususnya Geometri Ruang Dimensi Tiga. Matematika bukan lagi menjadi mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari. Mereka cukup menyukai da mampu menguasai materi ajarnya melalui pemahaman terhadap contoh dan pembahasan soal-soal. Para siswa perlu peningkatan aktivitas dan aktualisasi kemampuannya melalui stimulus pembelajaran yang optimal dari guru. Terhadap tugas atau, umumnya mereka menganggap biasa saja dan dirasakan cukup sebagai bahan latihan di rumah. b. Berkaitan dengan aktivitas pembelajaran guru Matematika, para siswa berpendapat bahwa guru berkompeten terhadap substansi materi pelajaran dan mampu mengimplementasikannya di kelas. Berbagai komponen penting untuk

236 mempelajari suatu konsep serta prilaku siswa dalam peningkatan keterampilan pemecahan masalah, masih banyak di sampaikan dengan metode pembelajaran yang konvensional. c. Guru memiliki kelengkapan administrasi dan instrumen perencanaan yang cukup memadai sebagai pedoman pada implementasi pembelajaran Matematika diantaranya: program tahunan, program semester, silabus mata pelajaran Matematika kelas X, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar hadir siswa, daftar nilai siswa, sumber bahan ajar Matematika (buku paket, LKS, software, bank soal), dan beberapa media pembelajaran lainnya. d. Dokumen perencanaan pembelajaran lebih luas dikembangkan pada forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika di sekolah dan tingkat kabupaten/kota maupun melalui pelatihan/penataran profesional guru. Pengembangan terhadap materi pebelajaran Matematika biasanya diadaptasi oleh guru dari sumber belajar siswa dan sumber-sumber lainnya yang relevan. Dibagian lain, guru juga mengembangkan sendiri berdasarkan standar isi KTSP, termasuk untuk tujuan pembelajarannya. e. Dalam konteks implementasi kurikulum, guru berkomitmen merealisasikan tujuanya seoptimal mungkin. Memiliki tanggung jawab profesional serta motivasi untuk mengembangkan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik agar siswa dapat berkompeten dalam keilmuan dengan prestasi yang tinggi. Proses pembelajaran masih didominasi oleh pendekatan konvensional, seperti ceramah dan penugasan. Meskipun demikian guru berupaya mengimplementasikan metode tersebut sesuai

237 dengan tantangan materi ajar, dan selalu melakukan perbaikan / penyesuaian lagi untuk keperluan kedepan. f. Sehubungan dengan implementasi metode inquiri dan pengembangannya, guru menginterpretsikan konsep tersebut sebagai pembelajaran dengan orientasi berpikir ilmiah, mencari, mengetahui kemudian memecahkan masalah. Kompetensi wawasan guru dan pemberdayaan pendekatan pembelajaran ini diketahui belum optimal, sehingga efektifitas, efesiensi serta relevansinya untuk meningkatkan aktivitas maupun aktualisasi belajar siswa belum terwujud dengan baik. Evaluasi hasil belajar Geometri Ruang Dimensi Tiga melalui tes tertulis bentuk isian/uraian yang memerlukan pemahaman lebih dahulu terhadap pernyataan soal, dikatakan efektif untuk mengungkap kemampuan siswa. 2. Desain model inquiry pada pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga yang dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan prestasi hasil belajar siswa a. Perencanaan untuk model pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga meliputi desain sistem pembelajaran, menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran, menentukan materi ajar dan sumber belajar, metode yang digunakan pada implementasinya serta konstruksi dan mekanisme proses pembelajaran dengan sistem evaluasi hasil belajarnya. b. Pengembangan model dilakukan melalui realisasi pemberdayaan potensi fisik maupun lingkungan sekolah yang dipadukan dengan kondisi dan kompetensi

238 akademis serta fsikis siswa. Pemanfaatan fasilitas sekolah dan media pembelajaran yang mendukung keberhasilan kualitas pelaksanaan kegiatan belajar, tentunya berpedoman pada kebijakan dan regulasi sekolah. Latar belakang pendidikan pendidikan, wawasan keilmuan dan pengalaman guru dalam pembelajaran merupakan modal utama untuk pencapaian tujuan. c Pengelolaan terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas senantiasa memperhatikan ketersediaan alokasi waktu yang sangat terbatas. Perhatian dan pemberdayaan potensi siswa harus selalu digali mengingat masih ditemui kondisi belajar siswa yang perlu stimulus motivasi dari guru. Manajemen fasilitas kelas dan kondisi siswa dapat dilakukan dengan cukup bijaksana. Demkian juga pada pengelolaan prosedur maupun tahapan yang dikembangkan dalam pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga, dilakukan engan mengeksploitasi potensi intelektual siswa untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah agar memperoleh prestasi hasil belajar yang memuaskan. d. Sistem penilaian yang dikembangkan dalam pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga ini berupa pretest untuk menggambarkan kemampuan siswa sebelum perlakuan, penilaian proses berupa aktivitas dan aktualisasi kompetensi siswa melalui observasi pada saat kegiatan belajar berlangsung. Penilaian posttest diberikan setelah implementasi model untuk mengetahui kemampuan setelah pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga, yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan acuan pendeskripsian tingkat keterampilan pemecahan masalah yang dimiliki siswa, serta sejauhmana efektifitas dari penerapan model tersebut.

239 3. Kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah matematis berdasarkan efektifitas pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga dengan metode inquiri. a. Berdasarkan analisis terhadap evaluasi hasil belajar selama uji coba terbatas dalam bentuk pretest dan posttest, dijumpai perubahan-perubahan terhadap kemampuan kognitif maupun skill arimetika siswa. Pada uji coba pertama perolehan nilai rata-rata pretest dikatagorikan kurang (>50,00), mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga menjadi lebih dari cukup (>70,00). Kondisi ini terus mengalami perubahan kearah peningkatan nilai rata-rata hasil test yang diperoleh siswa pada uji coba terbatas tahap kedua dan ketiga. Sehingga pada posttest di akhir uji coba terbatas ini diperoleh nilai rata-rata siswa dengan katagori baik, yaitu lebih dari 80,00. b. Dengan merujuk pada peningkatan nilai rata-rata hasil evaluasi tersebut, maka proses pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga dengan metode inquiri, telah memberikan dampak terhadap kemampuan daya pikir maupun analisis siswa untuk dapat menyelesaikan masalah matematika. Mereka telah memiliki keterampilan kognitif dengan menunjukkan prestasi hasil belajar yang baik. Kompetensi kognitif ini dapat meliputi konsep dasar bagun ruang dimensi tiga, keterpaduan antar konsep dan aplikasinya, daya analisis dan pendeskripsian konsep/definisi, pemahaman terhadap algoritma beserta keterampilan aritmetikanya, kemampuan menafsirkan konsep serta menentukan jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahannya.

240 c. Melalui kajian yang dilakukan terhadap hasil observasi pembelajaran, diperoleh berbagai aktivitas maupun aktualisasi kemampuan siswa yang selalui mengalami peningkatan dari setiap tahapan uji coba model. Potensi akademik dan pembelajaran siswa yang dapat diungkapkan antara lain kondisi siswa yang menunjukkan partisipasi aktif dalam menghadapi pembelajaran, termasuk mempersiapkan keperluan perlengkapan belajar. Siswa memperlihatkan respon yang baik terhadap penjelasan substansi bahan ajar oleh guru. Siswa umumnya memiliki keterampilan bertanya dan mengungkapkan jawaban atas persoalanpersoalan yang dilontarkan guru secara tepat. Mereka mampu mengemukakan pendapat dan ilustrasi lain dengan cukup optimal. d. Efektifitas pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga dengan metode inquiri juga diperlihatkan secara terbuka dan jelas melalui perubahan prilaku belajar siswa yang semakin berkembang selama uji coba model secara lebih luas di tiga sekolah tempat penelitian. e. Peningkatan hasil evaluasi pembelajaran melalui tes, menunjukkan kemajuan kemampuan siswa dengan memperoleh rata-rata nilai tes tersebut yang semakin baik. Korelasinya menunjukkan bahwa hasil pebelajaran dengan implementasi model pada kelompok eksperimen, terbukti lebih baik dan meningkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan perolehan hasil pembelajaran tanpa perlakuan model inquiri (konvensional). Hal ini ditunjukkan dalam tabel hasil uji statistik terhadap data nilai tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di tiga sekolah uji coba luas.

241 4. Potensi dan kendala-kendala yang berpengaruh terhadap pengembangan model inquiri melaui pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga dalam upaya meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan prestasi hasil belajar siswa. a. Dalam upaya menyuguhkan pembelajaran yang berkualitas untuk efesiensi pencapaian tujuan, guru didukung oleh motivasi dan kemampuan profesionalnya. Latar belakang pendidikan Matematika yang cukup dengan pengalaman mengajar yang relatif lama menjadi potensi yang dapat dikembangkan. Untuk peningkatan dan pengembangan wawasan serta kemampuan didaktik metodik, para guru tersebut difasilitasi melalui pendidikan dan latihan ataupun berupa penataran profesi di tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi maupun lingkup nasional. Selain itu pengembangan kompetensi ini juga dilakukan oleh masing-masing guru atau melalui forum MGMP sekolah maupun kabupaten/kota Serang. b. Kompetensi guru juga ditunjukkan dengan kemampuan mengelola alokasi waktu pembelajaran yang relatif singkat (2X45 menit) untuk suatu penerapan metode inquiri. Pengelolaan terhadap lingkungan sekolah dan fasilitas kelas, media pembelajaran, dan sumber bahan ajar dilakukan dengan baik, yang dipadukan dengan pengelolaan/pemberdayaan kemampuan intelektualnya. c. Pada saat implementasi metode inquiri dari setiap tahapan uji coba model, kompetensi guru dalam pembelajaran terus berkembang, terutama pada mekanisme proses, pemanfaatan alat peraga, maupun media pembelajaran. Guru membawakan materi aja dengan mengedapnkan keterampilan bertanya yang

242 cukup untuk mengungkap lebih jauh lagi tentang berbagai potensi kognitif siswa. Kemampuan memberikan stimulus untuk meningkatkan motivasi serta respon belajar siswa, dinilai cukup baik sepanjang pelaksanaan uji coba model. d. Kendala-kendala yang dijumpai selama kegiatan pembelajaran untuk efektifitas peningkatan kemampuan akademik siswa antara lain guru kurang maksimal dalam mengeksploitasi aktivitas dan aktualisasi potensi intelektual siswa dengan keterampilan bertanya. Pemberian stimulus yang kontinu selama pembelajaran, agar proses pemahaman terhadap materi ajar dan aktivitas belajar siswa lebih besar lagi. e. Disamping potensi dan kemampuan matematis yang dimiliki siswa melalui pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga, diketahui juga berbagai kendala yang mempengaruhi keberhasilan implementasi model, sehingga hal ini berimbas pada kualitas proses maupun pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Kendala-kendala yang ditemui selama pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain: - sebagian kecil siswa masih kurang memberikan respon maksimal dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran secara baik. - beberapa siswa terlihat belum sepenuhnya beraktivitas serta mengaktualisasikan kemampuan akademiknya, sehingga belum menguasai pengetahuan serta keterampilan standar yang diharapkan. - Masih ditemui siswa yang belum memiliki sumber pembelajaran secara lengkap sebagaimana yang diharapkan. tentunya ini juga menjadi hambatan dalam kelancaran proses pemahaman materi ajar.

243 - Terkadang ada ketidakyakinan terhadap kemampuan diri dalam mengemukakan pendapatnya atau ada rasa kurang percaya diri, sehingga siswa enggan menyampaikan permasalahan yang sebenarnya belum dimengerti atau masih merasa ragu akan kebenaran suatu pernyataan. - Terhadap bangun ruang yang ditunjukkan dengan gabar pada buku pelajaran, di papan tulis atau melalui slide, tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan dalam membayangkan bagian belakang (gambar bayangan) dari bangun ruang tersebut secara utuh, sehingga mengakibatkan kesalahan penafsiran dan perhitungannya. - Pemahaman terhadap algoritma penyelesaian soal masih menjadi kendala sebagian kecil siswa, sehingga skill (keterampilan) menghitung (kemampuan aritmetika) siswa menjadi hambatan dalam penyelesaian soal tersebut. Akhirnya jawaban terhadap suatu persoalan dirasakan relatif lambat. Sebenarnya algoritma ini akan tertanam dengan sendiriya pada siswa manakala mereka sering malakukan latihan penyelesaian soal. - Dalam upaya memahami dan menguasai materi pelajaran Matematika, khususya Geometri Ruang Dimensi Tiga, banyak juga diantara siswa yang daya intektualitasnya kurang, terjebak cara belajar dengan hanya membaca atau menghapalkannya, padahal cara belajar ini tidak cukup untuk mengerti pokok permasalahan lebih kompleks yang ditemui. Kompetensi aritmetika sulit diperoleh hanya melalui pembelajaran sederhana seperti ini. Akan tetapi kegiatan membaca dan menghapalkan definisi-definisi atau aturan dasar

244 Matematika juga tetap diperlukan, tetapi harus ditindaklanjuti dengan pengkajian lebih jauh lagi. - Penguasaan terhadap topik Geometri Ruang Dimensi Tiga, belum banyak ditekankan pada pemahaman konsep dasar bangun ruang beserta definisidefinisinya. Kemudian dilakukan analisis serta interpretasi dari konsep tersebut. Setelah aplikasi konsep, maka dilakukan pendeskripsian untuk menguraikan jawaban atas permasalahannya. Penguasaan terhadap makna dari prosedur ini juga merupakan kendala yang kerap ditemui dilapangan. B. REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan yang dipadukan dengan manfaat penelitian tentang pengembangan model inquiri dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah untuk pencapaian prestasi hasil belajar yang lebih baik, maka dapat diajukan rekomendasi dengan paparan sebagai berikut: 1. Bagi para guru Matematika, bahwa pembelajaran dengan model inquiri ini dapat digunakan sebagai suatu landasan pertimbangan untuk mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif serta bermakna meningkatkan keterampilan pemecahan masalah maupun kompetensi matematis secara umum kearah pencapaian tujuan dan prestasi hasil belajar yang lebih baik. Menjadikan bahan masukan sebagai konsep dan prinsip pembelajaran yang lebih mengeksploitasi potensi intelektual siswa melalui aktualisasi pada proses pembelajaran tersebut.

245 Berkenaan dengan kurang luasnya pemahaman para guru terhadap implementasi model pembelajaran, maka disarankan untuk berupaya meningkatkan wawasan pengetahuan pendekatan-pendekatan pembelajaran maupun kemampuan mengaplikasikannya secara optimal. 2. Bagi siswa agar menjadi suatu pengetahuan dan bahan pemikiran untuk memanfaatkan pembelajaran Matematika dengan metode inquiri sebagai upaya peningkatan kompetensi matematis. Konsep pembelajaran guru yang perlu di maknai untuk melatih daya pikir, komunikasi matematis dan skill penyelesaian masalah untuk pencapaian tujuan dengan prestasi memuaskan. 3. Bagi para peneliti dan pengembang metode pembelajaran bidang Matematika, bahwa pemberdayaan model ini dapat menjadikan stimulus dan acuan alternatif untuk memperluas wawasan maupun jangkauan pengembangannya. Dapat dikembangkan dengan konsep serta variabel yang berbeda atau materi Matematika lain, sehingga akan memperkaya dan memperluas lingkup pengembangan model pembelajaran Matematika itu sendiri. 4. Bagi institusi pengambil kebijakan pendidikan, pengembangan model inquiri ini dapat menjadi suatu alternatif untuk direkomendasikan menjadi konsep pembelajaran yang meningkatkan kompetensi sisw. Sehingga salah satu tujuan institusi mengenai pendidikan akan ter-realisasikan. Juga sebagai bahan pertimbangan lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan fasilitas, sumber, dan media pembelajaran yang diperlukan untuk mendukung kualitas proses kegiatan belajar mengajar agar lebih konkrit dan bermakna.