DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :

Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : NPWP : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/KMK.05/2000 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-29/BC/2008 TENTANG

P - 03/BC/2009 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 03/BC/2009 TENTANG TATA CARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN KERINGANAN BEA MASUK DALAM RANGKA PEMBANGUNAN INDUSTRI/INDUSTRI JASA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN No. 135/KMK.05/2000

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135/KMK.05/2000 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP 01/BC/1999 TENTANG

TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP 02/BC/1999 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/PMK. 011/2012 TENTANG

MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

P - 12/BC/2010 TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Nomor KEP-03/BC/2001 TANGGAL 12 Januari 2001 TENTANG TATALAKSANA PEMBERIAN PENANGGUHAN DAN ATAU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 114/PMK.04/2008 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG CUKAI MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-11/BC/2007 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P - 16/BC/2006 TENTANG

KOP PERUSAHAAN. Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Barang dan atau Bahan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 58/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG MODAL BUKAN BARU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.011/2009 TENTANG

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-39/BC/1999 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

2015, No Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Tata Cara Pelaksanaan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah atas Impor Barang dan Bahan Terte

-2- kepolisian, termasuk suku cadang, serta barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang yang dipergunakan bagi keperluan pertahanan d

2 diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

2015, No c. bahwa dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Keuangan di Badan Koordinasi Penanaman Modal, perlu

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG IMPOR SEMENTARA ATAU EKSPOR SEMENTARA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI POS LINTAS BATAS NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 38/PMK.04/2005 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN BEA MASUK, DENDA ADMINISTRASI, DAN/ATAU BUNGA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-14/BC/2001 TANGGAL 7 FEBRUARI 2001 TENTANG PEMBLOKIRAN PERUSAHAN DI BIDANG KEPABEANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

2017, No Kementerian Perindustrian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1806); 4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77/M- DAG/P

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG

Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... Dengan ini kami selaku pengurus/kuasa *) dari: Nama Wajib Pajak :... NPWP :... Alamat :...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

P - 44/BC/2009 DAFTAR KODE STANDAR INTERNASIONAL YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGISIAN PEMBERITAHUAN PABEAN

SURAT PERMOHONAN NIPER PEMBEBASAN DAN/ATAU NIPER PENGEMBALIAN

2011, No.95 2 umum, perlu dilakukan penyesuaian terhadap mekanisme pemberian pembebasan bea masuk atas impor barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, dan dalam rangka memberikan pelayanan kep

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 7/MPP/Kep/1/2000 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 24/BC/2007 TENTANG MITRA UTAMA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-38/BC/2007

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

FORMULIR -A1. Nomor : Kepada Lampiran : Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Perihal : Permohonan Pembebasan Bahan Baku... di -...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 1 /BC/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. SURAT EDARAN Nomor : SE-12 /BC/1998

Dengan telah diperolehnya Izin Usaha..* Nomor... tanggal., bersama ini kami : Nama Pemohon :... Bidang Usaha :... - Faksimile :...

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 51/PMK.011/2010

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

Contoh Permohonan. Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan

KOP PERUSAHAAN. Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA. Kepada : Yth. Kepala KPU... Di...

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P 14/BC/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERMOHONAN NIPER PEMBEBASAN DAN/ATAU NIPER PENGEMBALIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36/BC/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PMK.011/2007 TANGGAL 3 APRIL 2007 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN KENDARAAN BERMOTOR DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : a. bahwa dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 34/PMK.011/2007 tanggal 3 April 2007 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bahan Baku Untuk Pembuatan Komponen Kendaraan Bermotor, maka perlu diatur petunjuk pelaksanaan pemberian fasilitas pembebasan Bea Masuk dimaksud; b. berdasarkan uraian pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 34/PMK.011/2007 tanggal 3 April 2007; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661) 2. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2006 tentang penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor; 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 34/PMK.011/2007 tanggal 3 April 2007 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bahan Baku Untuk Pembuatan Komponen Kendaraan Bermotor; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PMK.011/2007 TANGGAL 3 APRIL 2007 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN KENDARAAN BERMOTOR.

Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Kendaraan bermotor roda empat atau lebih yaitu kendaraan sebagaimana dimaksud dalam pos tarif HS 8701.20, 8702, 8703, 8704 dan 8705. b. Kendaraan bermotor roda dua atau tiga adalah kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pos Tarif HS 8711 dan 8713. c. Komponen kendaraan bermotor adalah bagian kendaraan bermotor yang diperlukan untuk berfungsinya kendaraan bermotor. d. Bahan baku adalah bahan yang dapat digunakan dan/atau diperlukan untuk pembuatan berbagai jenis komponen kendaraan bermotor dengan spesifikasi teknis dan/atau ukuran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan komponen yang akan dibuat. e. Perusahaan Industri Komponen Kendaraan Bermotor adalah perusahaan industri yang didirikan dan beroperasi di Indonesia serta memiliki surat izin usaha industri untuk memproduksi komponen kendaraan bermotor. f. Keterangan verifikasi surveyor meliputi penetapan konversi, kebutuhan jumlah, jenis bahan baku dan periode produksi komponen kendaraan bermotor yang bersangkutan sampai dengan berakhirnya masa berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.011/2007 tanggal 3 April 2007. Pasal 2 Atas Impor bahan baku untuk pembuatan komponen kendaraan bermotor oleh perusahaan industri komponen kendaraan bermotor sebagaimana ditetapkan dalam lampiran Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 34/PMK.011/2007 tanggal 3 April 2007 diberikan pembebasan Bea Masuk. Pasal 3 (1) Pembebasan Bea Masuk sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 hanya diberikan kepada Perusahaan Industri Komponen Kendaraan Bermotor. (2) Pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 diberikan kepada Perusahaan Industri Komponen Kendaraan Bermotor yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki izin Usaha Industri dari Instansi yang berwenang; b. Memiliki peralatan yang memadai untuk pembuatan komponen kendaraan bermotor sesuai dengan jenis komponen yang akan diproduksi. Pasal 4 (1) Untuk mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Perusahaan Industri Komponen Kendaraan Bermotor mengajukan permohonan dengan menggunakan formulir yang ditetapkan sebagaimana contoh dalam Lampiran I Peraturan ini. (2) Permohonan diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p Direktur Fasilitas Kepabeanan dengan dilengkapi : a. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang telah dilegalisir oleh instansi terkait atau memperlihatkan dokumen aslinya kepada Pejabat Direktorat Fasilitas Kepabeanan; b. Fotokopi Izin Usaha Industri yang telah dilegalisir atau dengan memperlihatkan dokumen aslinya kepada Pejabat Direktorat Fasilitas Kepabeanan; c. Konversi kebutuhan bahan baku untuk pembuatan komponen kendaraan bermotor sebagaimana Lampiran II Peraturan ini; d. Daftar Bahan Baku yang akan diimpor yang meliputi nama barang, spesifikasi teknis, negara asal, pelabuhan bongkar, jumlah dan nilai bahan baku sebagaimana Lampiran III Peraturan ini; e. Surat Asli hasil verifikasi kebutuhan bahan baku dari Surveyor yang ditunjuk oleh Pemerintah. f. Fotokopi Angka Pengenal Importir/Angka Pengenal Importir Terbatas (API/APIT).

(3) Direktur Fasilitas Kepabeanan meneliti berkas permohonan pembebasan Bea Masuk yang diajukan pemohon. (4) Dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan, Direktur Fasilitas Kepabeanan menerbitkan surat penolakan kepada yang bersangkutan. (5) Dalam hal permohonan memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Bahan Baku untuk Pembuatan Komponen Kendaraan Bermotor. (6) Jumlah dan jenis bahan baku yang diberikan pembebasan bea masuknya didasarkan pada hasil verifikasi Surveyor yang ditunjuk oleh Pemerintah tersebut pada pasal 4 ayat (2) huruf e; Pasal 5 Terhadap barang impor yang diberikan pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (5) berlaku tatalaksana kepabeanan dibidang impor; Pasal 6 (1) Bahan Baku yang diberikan pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (5) hanya dapat diimpor melalui Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang ditunjuk; (2) Perubahan atau penambahan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat pemasukan barang harus mendapat pesetujuan dari Direktur Fasilitas Kepabeanan. Pasal 7 Perusahaan Industri Komponen Kendaraan Bermotor yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk diwajibkan untuk : (1) Menyelenggarakan pembukuan pengimporan bahan baku yang mendapatkan fasilitas berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 34/PMK.011/2007, untuk keperluan audit di bidang kepabeanan. (2) Menyimpan dan memelihara pembukuan, dokumen dan catatan-catatan lainnya sehubungan dengan pemberian pembebasan atau keringanan bea masuk untuk sekurangkurangnya 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak realisasi impor pada tempat usahanya. (3) Menyampaikan laporan tentang realisasi impor kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Audit. Pasal 8 (1) Atas impor bahan baku yang telah mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk hanya dapat dipergunakan untuk kepentingan industri yang bersangkutan; (2) Orang yang tidak memenuhi ketentuan pembebasan bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar bea masuk yang terutang dan dikenai sanksi administrasi sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 9 (1) Perusahaan yang telah memperoleh fasilitas keringanan bea masuk atas impor bahan baku untuk pembuatan komponen kendaraan bermotor berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 97/KMK.05/2000 dan belum merealisir seluruh impornya dapat tetap menggunakan keputusan pemberian fasilitas kepabeanan berdasarkan ketentuan tersebut hingga berakhirnya masa berlakunya keputusan yang bersangkutan dengan ketentuan tidak dapat diperpanjang dan atau diubah. (2) Terhadap sisa bahan baku yang telah memperoleh fasilitas keringanan bea masuk namun belum direalisasikan impornya, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 97/KMK.05/2000. (3) Terhadap sisa bahan baku sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memperoleh fasilitas pembebasan bea masuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.011/2007, perusahaan :

a. Mengajukan permohonan pembatalan atas fasilitas keringanan bea masuk yang telah diperolehnya; b. Mengajukan permohonan pembebasan bea masuk sesuai dengan kebutuhan bahan baku pada periode produksi berakhirnya Peraturan Menteri Keuangan nomor 34/PMK.011/2007. Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berakhir pada tanggal 3 Mei 2008. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Juni 2007 Direktur Jenderal, Anwar Suprijadi

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P- 19/BC/2007 Tanggal : 27 Juni 2007 Nomor : Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Bea Masuk atas Impor Bahan Baku untuk Pembuatan Komponen Kenderaan Bermotor Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Fasilitas Kepabeanan di Jakarta Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari: Nama Perusahaan : NPWP : Alamat Kantor : Telepon : Facsimili : Alamat Pabrik : Dalam kedudukan sebagai Produsen Industri Komponen Kenderaan Bermotor, dengan ini mengajukan permohonan fasilitas bea masuk bahan baku untuk pembuatan komponen kendaraan bermotor. Bersama ini kami lampirkan pula dokumen pendukung antara lain: 1. Fotokopi Izin Usaha Industri yang telah dilegalisasi; 2. Fotokopi NPWP yang telah dilegalisasi; 3. Konversi kebutuhan bahan baku untuk pembuatan komponen kendaraan bermotor (Lampiran II); 4. Daftar bahan baku yang akan diimpor, meliputi jenis barang, negara asal, pelabuhan bongkar, jumlah, nilai barang (Lampiran III); 5. Asli hasil verifikasi kebutuhan bahan baku dari surveyor yang ditunjuk oleh pemerintah; 6. Fotokopi Angka Pengenal Importir (API) atau Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT). Apabila permohonan ini disetujui, kami akan mentaati semua peraturan yang menjadi dasar pemberian fasilitas ini. Pemohon Materai *Ditandatangani oleh pimpinan perusahaan. (...)* DIREKTUR JENDERAL, ANWAR SUPRIJADI

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-19/BC/2007 Tanggal : 27 Juni 2007 KONVERSI KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK TIAP KOMPONEN Nama Perusahaan : NPWP : Nomor 1 2 Nama Perusahaan Bahan Baku Nomor Nama Bahan Baku Satuan Konversi 1 2 3 Dst 1 2 3 dst Cap Perusahaanan Pemohon *Ditandatangani oleh pimpinan perusahaan DIREKTUR JENDERAL, (Nama Terang)* Jabatan ANWAR SUPRIJADI

Lampiran III Halaman... dari Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-19/BC/2007 Tanggal : 27 Juni 2007 DAFTAR BAHAN BAKU YANG AKAN DIIMPOR Nama Perusahaan : NPWP : Untuk Rencana Produksi : /Tahun Nomor Urut Uraian Barang Negara Asal Pelabuhan Bongkar Spesifikasi Teknis (Jenis, Ukuran, dll) Jumlah Satuan Perkiraan Harga Per Unit Total Nomor Item pada Lamp. PMK Nomor 34/PMK.011/2007 PERKIRAAN TOTAL HARGA Catatan : Harga barang adalah harga perkiraan dalam mata uang asing (C&F/CIF) Pemohon *Ditandatangani oleh pimpinan perusahaan DIREKTUR JENDERAL, (Nama Terang)* Jabatan ANWAR SUPRIJADI