BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia yang selalu di iringi pendidikan, kehidupannya akan selalu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB V PEMBAHASAN. yang menggambarkan perbedaan hasil belajar matematika peserta didik pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, kita tidak pernah lepas dari matematika. Setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Saat belajar siswa tidak lepas dari sumber belajar. Sumber belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah. kependidikan yang lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION AND ENTERTAINMENT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang, setiap jenis-jenis dan jenjang-jenjang pendidikan perlu terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, menyebabkan semakin derasnya arus informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang selalu di iringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Tidak ada zaman yang tidak berkembang, tidak ada kehidupan manusia yang tidak bergerak, dan tidak ada kehidupan manusia pun yang hidup dalam stagnasi peradapan. Semuanya itu bermuara pada pendidikan, karena pendidikan adalah pencetak peradapan manusia. 1 Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. 2 Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) ditengah-tengah persaiangan yang ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang terlebih dahulu maju karena belajar. 3 Di zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini, ketika komputer merajai seluruh sendi kehidupan, seluruh manusia di tuntut untuk bisa 1 Moh.Sholeh Hamid, Metode Edutainment,(Yogyakarta : Diva press, 2011) hal. 17 2 Muhibbin Syah, psikologi Belajar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005) hal 1 3 Ibid, hal 59 1

2 kreatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat. Untuk mewujudkan hal tersebut, pendidikan memegang peranan yang vital. Pendidikan harus bekerja keras dan berupaya untuk menciptakan generasigenerasi yang handal dan kreatif. Menyikapi kenyataan yang terjadi diatas sekaligus merupakan tantangan bagi dunia pendidikan, maka paradigma pendidikan harus di ubah. Semula hanya banyak mengajari menjadi banyak mendorong anak untuk belajar dari yang semula di sekolah hanya diorientasikan untuk menyelesaikan soal menjadi berorientasi menjadi mengembangkan pola pikir kreatif. Oleh karena itu seorang pendidik harus sanggup menciptakan suasana belajar yang nyaman serta mampu memahami sifat peserta didik yang berbeda dengan anak yang lain. Allah SWT berfirman : Musa berkata kepadanya bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu ilmu yang telah diajarkan kepadamu (QS. Al-Kahf [18]: 66) 4 Dalam QS Al Kahf (18):66, dapat diambil beberapa pokok pemikiran yaitu, kaitan dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping, dan yang lainnya 4 Kementerian Agama RI. Al Qur an dan terjemahannya (Jakarta; PT. Adhi Aksara Abadi,2011) hal.412

3 Sistem pembelajaran selama ini masih sebatas pengajaran atau perpindahan ilmu (Transfer Of Knowledge) saja, yang didominasi guru, sedangkan peserta didik hanya datang, mendengar, duduk, mencatat, dan hafalan. Peserta didik dianggap sebagai wadah kosong yang harus dan dapat diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan atau informasi apapun yang dikehendaki oleh pengajar (guru). Seringkali terjadi, bila guru sudah masuk ke dalam kelas kemudian peserta didik diarahkan untuk duduk tenang dan diam, lalu guru langsung memulai mengajar. Diyakini, pada saat guru mengajar, maka peserta didik pun akan belajar. Hal itu merupakan suatu asumsi yang salah, karena kehadiran seorang guru dan sejumlah pembelajaran di dalam kelas, tidak berarti proses pendidikan berlangsung secara otomatis. 5 Bila ada proses pengajaran, tidak berarti pasti diikuti dengan proses pembelajaran. Agar pembelajaran terjadi, kondisi (situasi) pembelajaran harus tercipta lebih dahulu, dan pikiran (otak) peserta didik harus di on kan. Asumsi lain yang juga menyesatkan adalah bahwa belajar dianggap hanya sebagai kerja otak, khususnya otak kiri, yang lebih menekankan pada proses rasional dan verbal, serta hampir tidak ada hubungannya dengan perasaan dan indera peserta didik. Pembelajaran seperti ini cenderung membuat peserta didik tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu yang lama atau kurang praktek langsung ke objek pembelajaran. 6 Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh pembelajaran yang dialami peserta didik. Selama ini 5 Hamruni, Konsep Edutainment dalam Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008), hal. 6 6 Ibid, hal. 4

4 kebanyakan peserta didik masih kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan peserta didik dalam memahami dan memecahkan masalah masih kurang dan tidak berkembang. Hal ini menyebabkan prestasi belajar peserta didik terutama pada mata pelajaran matematika masih rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika peserta didik, disebabkan oleh adanya berbagai faktor. Salah satunya ialah selama ini peserta didik masih menganggap matematika sebagai biang kesulitan dan paling dibenci peserta didik dari proses belajar di sekolah. Padahal ketidaksenangan terhadap suatu pelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah. Oleh karena itu dalam semua jenjang pendidikan, matematika memiliki porsi terbanyak dibandingkan dengan pelajaran lain. 7 Matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain yang utama adalah ilmu sains dan teknologi. Dengan menguasai matematika orang akan dapat belajar untuk mengatur jalan pemikirannya dan sekaligus belajar menambah kepandaiannya serta menguasai matematika dengan benar. Maka dari itu, Guru membutuhkan inovasi pembelajaran agar para peserta didik menjadi bersemangat dan mempunyai motivasi untuk belajar dan antusias menyambut pelajaran khususnya matematika di sekolah. Jika mereka senang saat memasuki kelas maka mereka pasti akan mudah dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai terobosan yang patut dihargai dan diujicobakan. Inti dari proses pembelajaran di kelas adalah bagaimana para peserta didik bisa bersemangat, antusias, dan berbahagia dalam mengikuti pelajaran matematika di Putra,2008),hal.5 7 Fitriyah-Abu Bakar, Cara Asyik Belajar Matematika,(Semarang : Ghyyas

5 kelas, bukannya terbebani dan menjadikan pelajaran sebagai sesuatu yang menakutkan. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan pengetahuan dengan baik, mengikuti pembelajaran dengan nyaman, dan mampu menjadikan pengetahuan tersebut sebagai bagian dari kehidupan mereka. Kesenjangan antara tujuan pembelajaran dengan kenyataan pembelajaran matematika di kelas VIII SMP N 3 kedungwaru mendorong peneliti agar menerapkan suatu metode pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran. Mengacu pada sifat alamiyah anak, yaitu bermain, pembelajaran edutainment memperkenalkan cara belajar yang bernuansa hiburan/menyenangkan tetapi dengan tidak meninggalkan tujuan pendidikan tersebut. Sehingga diharapkan pembelajaran seperti ini dapat menumbuhkan daya tarik peserta didik terhadap pelajaran matematika Sehingga konsep edutainment yang ingin menyinergikan antara pendidikan dengan entertainment (sesuatu yang menyenangkan dan menghibur ) patut untuk dijalankan. Konsep edutainment tentu sangat menarik bila dikembangkan dengan sistematis dan terstruktur. Jika berjalan dengan baik, tentu suasana pembelajaran di kelas akan berubah dari sesuatu yang menakutkan menjadi sesuatu yang menyenangkan, dari suatu yang membosankan menjadi membahagiakan, atau dari sesuatu yang dibenci menjadi sesuatu yang dirindukan oleh para peserta didik. Sehingga, mereka ingin dan ingin terus belajar di kelas, karena dipengaruhi rasa semangat dan antusiasme yang tinggi untuk mengikuti pelajaran. 8 Karena konsep edutainment lebih menekankan cara guru dalam menjalankan fungsinya, maka ia 8 Moh.Sholeh Hamid, Metode Edutainment...hal. 13-14

6 harus melengkapi diri dengan kemampuan menerapkan konsep edutainment di dalam kelas. Hal ini tentu bukan pekerjaan gampang, sebab perubahan pengajaran dari konvensional, dimana guru sangat dominan di kelas, menjadi konsep edutainment. 9 Pembelajaram edutainment ini berupaya mengajak peserta didik untuk menyenangi semua mata pelajaran. Salah satunya adalah pelajaran matematika, kurikulum matematika disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika secara nasional. Pengembangan kurikulum matematika dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat, dan diharapkan dapat berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kegiatan pembelajaran matematika dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pengamatan, pengujian/penelitian, diskusi, penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara narasumber, simulasi/bermain peran, nyanyian, demonstrasi/peragaan model yang dikaitkan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat. Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan selama pada akhir pembelajaran. Penilaian matematika dapat dilakukan baik pada hasil belajar (akhir kegiatan) maupun pada proses perolehan hasil belajar (selama kegiatan belajar). Dari sekian banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari bermain, maka pembelajaran edutainment perlu digunakan sebagai metode pembelajaran. 9 Ibid... hal. 14

7 Pelajaran dikemas dalam suasana hiburan dan bereksperimen sehingga proses belajar tidak lagi membosankan, tetapi justru merupakan arena hiburan yang edukatif dan menyenangkan bagi peserta didik. 10 Dengan metode pembelajaran edutainment ini diharapkan peserta didik mampu memahami konsep Matematika. Materi pelajaran yang dijadikan materi pokok dalam penelitian ini adalah materi lingkaran. Pengambilan materi ini disebabkan lingkaran merupakan bagian dari matematika dan juga merupakan salah satu materi yang dibahas pada peserta didik kelas VIII. Dari uraian diatas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Metode Pembelajaran Education and entertainment (Edutainment) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Kedungwaru Tulungagung B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Untuk mengatasi agar permasalahn yang akan dibahas pada penelitian tidak terlalu komplek maka perlu peneliti memberikan batasan-batasan permasalahan. Pembatasan permasalahan ini bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai pada sasaran dan tujuan dengan baik. Adapun pembatas masalah pada penelitian ini adalah : 1. Metode Edutainment 2015 10 http://alyaty.multiply.com/item/reply-to-message/alyaty:journal:2, diakses 15 Oktober

8 Metode Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga memuat pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. 11 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku/perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dapat diukur melalui proses penilaian produk (tes). 12 3. Peserta didik Peserta didik yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP N 3 Kedungwaru 4. Matematika Peneliti berfokus pada mata pelajaran Matematika materi pokok lingkaran (hubungan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur dan luas juring) C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran Edutainment Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Kedungwaru Tulungagung? 11 Moh.Sholeh Hamid, Metode Edutainment... hal. 17 12 Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hal 45

9 2. Seberapa besar pengaruh pembelajaran Edutainment Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Kedungwaru Tulungagung? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Edutainment Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Kedungwaru Tulungagung. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Edutainment Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Kedungwaru Tulungagung. E. Hipotesis penelitian Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data terkumpul. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu : 1. Hipotesis nol disingkat H 0, hipotesis nol dinyatakan dengan kalimat negatif. 2. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif yang disimbolkan denga H 1. Hipotesis kerja dinyatakan dengan kalimat positif.

10 Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh metode pembelajaran Edutainment terhadap hasil belajar Matematika Materi Lingkaran Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Kedungwaru Tulungagung. F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan tentang pengaruh metode pembelajaran edutainment (education entertainment) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. 2. Secara praktis Manfaat untuk Peneliti adalah dengan adanya hasil penelitian ini, peneliti sebagai calon pendidik dapat menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang akan dihadapi sebelum akhirnya terjun dalam dunia pendidikan. Serta manfaat bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan minat siswa terhadap semua mata pelajaran khususnya matematika. G. Penegasan Istilah 1. Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau tumbuh dari suatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Mengacu dari pengertian tersebut, pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan sesuatu model pembelajaran.

11 2. Metode pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. 13 3. Edutainment terdiri atas dua kata, yaitu education dan entertainment. Education artinya pendidikan, dan entertainment artinya hiburan. Dari segi bahasa, Edutainment memiliki arti pendidikan yang menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi, edutainment adalah sebuah proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis, sehingga aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan. 14 4. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku/perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dapat diukur melalui proses penilaian produk (tes). Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman dunia pelajar dengan dunia fisik dan lingkungan. Sasaran hasil belajar berupa tingkah laku yang diharapkan terjadi pada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Tanda yang diberikan pada hasil belajar tersebut berupa angka dan nilai. 15 Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar matematika yang diukur berdasarkan perolehan post test dari kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. H. Sistematika Penulisan Skripsi 13 Hergianasari, Indah. Pengaruh Pembelajaran melalui Pendekatan Recriprocal Teaching terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII pada Materi Segitiga di SMPN 1 Boyolangu,(Tulungagung:Skripsi Tidak Diterbitkan,2011), hal 28 14 Hamruni, Konsep Edutainment, hal. 124-125 15 Purwanto, Evaluasi hasil Belajar...hal 45

12 Dalam penyusunan sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian antara lain: 1. Bagian awal terdiri dari : halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, abstrak. 2. Bagian utama, terdiri : Bab I Pendahuluan, terdiri dari : (A) Latar Belakang Masalah, (B) Identifikasi dan Pembatasan Masalah, (C) Rumusan Masalah, (D) Tujuan Penelitian, (E) Hipotesis penelitian, (F) Manfaat Penelitian, (G) Penegasan Istilah, (H) Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Landasan Teori, terdiri dari : (A) Pembelajaran Matematika, (B) Pembelajaran Edutainment, (B) Hasil Belajar, (C) Materi Lingkaran, (D) Pembelajaran Lingkaran dengan Edutainment, (E) kajian Penelitian terdahulu. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari : (A) Pola Penelitian, (B) Populasi Penelitian, Teknik Sampling, dan Sampel, (C) Data, Sumber dan Variabel, (D) Metode dan Instrumen pengumpulan data, (E) Teknik Analisis Data, (F) Prosedur Penelitian Bab IV Hasil penelitian, terdiri dari : (A) penyajian dan Analisis Data Hasil Penelitian (B) Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis Bab V Pembahasan, Bab VI Penutup, terdiri dari : (A) Kesimpulan, (B) Saran 3. Bagian Akhir terdiri dari : (A) Daftar Rujukan, (B) Lampiran-Lampiran, (C) Daftar riwayat hidup.

13