BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Toha Putra, 2013), hlm Departemen Agama, Al Qur an Al Karim dan Terjemahnya, (Smarang: PT. Karya

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

ق ال ل ه م وس ى ه ل أ ت ب ع ك ع ل ى أ ن ت ع ل م ن مم ا ع ل م ت ر ش د ا

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan siswa (siswa) untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL)

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep

BAB I PENDAHULUAN. media untuk menimba dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Belajar bisa. melalui pendidikan formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. dewasa serta terdidik dalam bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. 1. Kompetensi atau kemampuan guru dalam menyampaikan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Dalam Q.S ar-ra d/13: 11 Allah Swt. berfirman: kemunduran menuju kemajuan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan zaman, maka Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. logis, dan sikap kemandirian dalam diri peserta didik. Proses pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. sampai habis dengan demikian, belajar tuntas semestinya terarah pada upaya

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. di terangkan dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi permasalahan-permasalahan dan tantangan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki akhlak yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. orang berusaha membekali diri dengan iman, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu, itu

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada peserta didik sejak berada di tingkat dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Kegunaan matematika tidak hanya memberikan kemampuan dalam perhitungan kuantitatif, namun juga penataan cara berpikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Belajar matematika sangat penting sekali, karena di dalam kehidupan tidak pernah terlepas dari matematika. Cornelius mengemukakan tentang lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu: (1) sebagai sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) sebagai sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari; (3) sebagai sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) sebagai sarana untuk mengembangkan kreatifitas dan; (5) sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. 1 Sedangkan menurut Cockroft, matematika perlu diajarkan kepada siswa karena selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran; memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. 2 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui belajar matematika siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, menalar dan mencari 1 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 253. 2 Ibid, halaman 23 1

2 solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya seharihari. Tercapainya pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran, termasuk juga pembelajaran matematika, dimana hal ini merupakan salah satu tugas guru. Penciptaan suatu pembelajaran yang efektif, guru harus mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan diajarkan, sehingga dapat membuat peserta didik menjadi aktif, kritis dan inovatif yang nantinya dapat membangun pengetahuan dan keterampilan dari fakta-fakta atau kejadian yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, semua siswa memiliki keinginan untuk bisa menguasai matematika, tetapi karena metode atau pendekatan pembelajaran yang kurang tepat sehingga membuat siswa kesulitan untuk memahami dan menjadi malas untuk belajar. Pada setiap pembelajaran, kebanyakan siswa menganggap bahwa guru merupakan satu-satunya sumber ilmu yang paling benar dan siswa akan terpaku dengan apa yang diberikan oleh guru, sehingga siswa akan merasa kesulitan bila tidak hadirnya seorang guru dalam proses belajarnya. Pada dasarnya, siswa juga mempunyai hak untuk menemukan konsep dengan cara mereka sendiri, tanpa harus terpaku dengan konsep yang diberikan oleh guru. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Khafi ayat ق ال ۥ ل ه م وس ى ه ل أ ت ب ع ك ع ل ى أ ن ت ع ل م ه م م ا ع ل م ت ر ش د ا 66 : 3 ٦٦ Artinya: Musa berkata kepada Khidhir: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Pada ayat di atas, terdapat kaitannya dengan aspek pendidikan bahwa seorang guru atau pendidik hendaknya membimbing siswanya. Artinya: (1) guru atau pendidik berperan sebagai fasilitator, tentor, atau pendamping untuk membimbing siswa (anak didiknya) agar sesuai yang diharapkan orangtua, 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998), 576.

3 bangsa, dan agamanya; (2) memberitahu hambatan-hambatan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu, karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu; (3) mengarahkan untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya. Peranan yang sangat penting selain pendekatan pembelajaran yatu alat bantu pembelajaran atau alat peraga sebagai media pembelajaran untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam suatu proses belajar mengajar, terdapat dua unsur yang sangat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. 4 Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian alat peraga dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. 5 Penggunaan alat peraga pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan isi pembelajaran. Konsep matematika dalam penggunaan alat peraga yang awalnya abstrak akan menjadi konkret, sehingga peserta didik lebih mengerti terkait konsep-konsep tersebut. Matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak sehingga memerlukan visualisasi untuk menyampaikan beberapa konsep tertentu kepada siswa. Metode yang digunakan kebanyakan guru membuat siswa kurang menikmati proses belajar matematika di dalam kelas. Halhal seperti inilah yang membuat matematika menjadi sulit untuk dipahami dan membuat bosan bagi sebagian besar siswa. Demikian pula dengan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran, berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar privat siswasiswi SMP dari beberapa sekolah di Surabaya, peneliti menemukan bahwa kebanyakan dari mereka masih kesulitan dalam belajar materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Hal ini juga terjadi di SMPN 19 Palu, siswa juga mengalami kesulitan pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran khususnya menghitung panjang garis singgung luar atau dalam baik yang diketahui ataupun tidak diketahui gambar garis singgung dalam 4 Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 35 5 Ibid, halaman 36

4 atau luar lingkarannya. 6 Peserta didik di MTs. Hasan Kafrawi Mayong Jepara juga merasa kesulitan dalam memahami konsep dari materi panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. 7 Begitu juga di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya, berdasarkan wawancara peneliti dengan guru matematika disana, siswa SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya juga mengalami kesulitan pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran, hal tersebut dikarenakan kurangnya media atau alat peraga yang bisa menjelaskan secara konkret kepada siswa. Dampak dari kesulitan yang dialami oleh siswa adalah hasil belajar yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, pemilihan pendekatan dan alat bantu pembelajaran harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan pemilihan pendekatan dan alat bantu pembelajaran yang tepat, akan menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, sehingga proses belajar mengajar akan lebih terarah. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek lain-lain yang ada pada individu. 8 Proses pembelajaran dapat berlangsung ketika terdapat interaksi antara guru dan peserta didik. Belajar yang baik bukanlah hanya mendengarkan penjelasan guru saja, tetapi belajar yang baik adalah mengalami dan melakukannya sendiri. Belajar akan lebih baik apabila disertai gerakan tubuh dan aktivitas intelektual, namun pada kenyataannya kognitif siswa menjadi fokus guru dalam pembelajaran di kelas, sedangkan gerakan tubuh (tingkah) siswa dianggap kurang relevan dengan proses pembelajaran. Gerakan tubuh yang dilakukan oleh siswa sering dianggap tidak penting dan menganggu, seperti beranjak 6 Muhammad Fachri Baharuddin Paloloang, Penerapan Model PBL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Panjang Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran di Kelas VIII SMPN 19 Palu, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 2:1 (September 2014) 7 Lia Aristiyani, Skripsi: Pengaruh Pemberian Reward dan Punismentterhadap hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII pada Materi Pokok Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Lingkaran Mts. Hasan KafrawiMayong Jepara, (IAIN Walisongo, 2011), 4. 8 Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2009), 28.

5 dari tempat duduk untuk memperagakan materi yang dipelajarinya dan mengajak temannya untuk menjadi pasangan dalam memperagakannya. Namun gerakan tubuh atau tingkah laku merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, karena gerakan tubuh selain meningkatkan sirkulasi otak juga menghasilkan zat kimia yang penting bagi susunan jaringan saraf di dalam otak. 9 Pendekatan pembelajaran yang menggabungkan antara gerakan tubuh dan aktifitas intelektual adalah pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual). Pendekatan SAVI memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari pendekatan SAVI yaitu membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual; memunculkan suasana belajar yang lebih menarik dan efektif; mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa; memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual. 10 Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengembangkan alat peraga yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual serta penggunaan semua indera. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan alat peraga sebagai media pembelajaran matematika dengan judul PENGEMBANGAN ALAT PERAGA GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kelayakan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran sebagai media pembelajaran matematika? 2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga garis singgung 9 Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book (Terjemahan), (Bandung : Kaifa, 2003), 68-69. 10 Purwanti, Skripsi: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Belajar SAVI pada Siswa Kelas III SDN 01 Jatisuko Jatipuro Tahun Pelajaran 2010/2011, (UMS, 2011), 16.

6 persekutuan dua lingkaran sebagai media pembelajaran matematika? 3. Bagaimana respon siswa setelah menggunakan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran sebagai media pembelajaran matematika? C. Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan kelayakan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran sebagai media pembelajaran matematika 2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran sebagai media pembelajaran matematika. 3. Untuk mendeskripsikan respon siswa setelah menggunakan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran sebagai media pembelajaran matematika D. Manfaat Hasil penelitian pengembangan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran sebagai media pembelajaran matematika ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat, antara lain : 1. Bagi Guru Hasil pengembangan ini dapat memberi alternatif alat bantu pembelajaran untuk materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. 2. Bagi Siswa Alat peraga yang dihasilkan diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk belajar matematika khususnya untuk materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. 3. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan alat peraga.

7 E. Batasan Masalah Agar pembahasan masalah dari penelitian ini tidak meluas, maka ruang lingkupnya ditentukan oleh penulis sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya dan peneliti menerapkan ujicoba terbatas pada kelas VIII-A dan VIII-B 2. Dalam pelaksanaan ujicoba terbatas, peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan SAVI. 3. Penelitian ini membatasi pengembangan alat peraga pembelajaran pada submateri garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran dan persekutuan luar dua lingkaran. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran pada penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan beberapa istilah, yaitu: 1. Alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran adalah alat bantu pembelajaran untuk materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. 2. Media pembelajaran matematika adalah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk memudahkan guru menyampaikan informasi kepada siswa terkait materi matematika 3. Pengembangan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran adalah proses membuat dan menghasilkan alat bantu pembelajaran untuk materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.