PEMETAAN POTENSI AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR PANTAI BATAKAN KABUPATEN TANAH LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SURABAYA

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

Identifikasi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Di Desa Kampung Baru, Tanah Bumbu

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

*

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

POTENSI AIR TANAH DAERAH KAMPUS UNDIP TEMBALANG. Dian Agus Widiarso, Henarno Pudjihardjo *), Wahyu Prabowo**)

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

EKSPLORASI SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH HANDIL BABIRIK KABUPATEN TANAH LAUT

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT

IDENTIFIKASI LAPISAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DI DAERAH KERING DESA SUMBERBOTO KECAMATAN WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Marjuni 1, Sri Cahyo Wahyono 1, Simon Sadok Siregar 1

Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah

IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

Penentuan Lapisan Air Tanah dengan Metode Geolistrik Schlumberger di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

Meidanta Madwiratna Universitas Negeri Malang

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Unnes Physics Journal

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR ZONA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI PAYUNG KOTA BATU

Kabupaten Banjar. Meirani Agustina, Sri Cahyo Wahyono, Tetti Novalina Manik Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

BAB II TINJAUAN UMUM

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

Identifikasi Bijih Besi Menggunakan Metode Geolistrik Schlumberger Di Kabupaten Tanah Laut

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

NILAI RESISTIVITAS DENGAN VARIASI JARAK DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GUNUNG KUPANG BANJARBARU

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

Geo-Electrical Sounding untuk Pendugaan Keterdapatan Air Tanah dan Kedalaman Muka Air Tanah Freatik di Tegal

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Peta Geologi Porong-Sidoarjo

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

ANALISA RESISTIVITAS BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER DAR ZARROUK DAN KONSEP ANISOTROPI

Transkripsi:

JURNAL TEKNOLOGI & INDUSTRI Vol. 3 No. 1; Juni 2014 ISSN 2087-6920 PEMETAAN POTENSI AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR PANTAI BATAKAN KABUPATEN TANAH LAUT *ANTON KUSWOYO 1, ALI MASDUQI 2 1 Program Studi Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut, Pelaihari 2 Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS, Surabaya Naskah diterima: 02 Mei 2014; Naskah disetujui: 06 Juni 2014 ABSTRAK Mayoritas masyarakat daerah pesisir Pantai Batakan di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan masih menggunakan air sumur dangkal sebagai sumber air bersih. Pada musim kemarau, ketersediaan air sumur sangat terbatas dan di beberapa tempat tercemar air asin. Oleh sebab itu perlu ditemukan sumber air tanah untuk memenuhi kebutuhan air. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi air tanah untuk dimanfaatkan sebagai sumber air bersih di daerah pesisir. Menggunakan metode geolistrik schlumberger untuk mengukur nilai resistivitas lapisan bawah permukaan bumi. Resistivitas lapisan yang mengandung air tanah yaitu 10-150 Ωm, dan dan intrusi air laut ditandai dengan nilai resistivita 0,2-8 Ωm. Potensi air tanah dengan ketebalan lapisan air tanah di atas 15 m sebanyak 6 lintasan dari 9 lintasan penelitian: GL1, GL3, GL5, GL6, GL7 dan GL9, sedangkan lapisan air tanah dengan ketebalan 5-15 m sebanyak 3 lintasan: GL2, GL4 dan GL8. Keberadaan air tanah berada pada kisaran kedalaan 1-80 m. Lokasi yang terkena intrusi air laut yaitu pada titik lintasan GL1 pada kedalaman 0,98-7,17 m dan titik GL7 pada kedalaman 4,85-11,17 m dengan nilai resistivitas berturutturut 2,91 Ωm dan 0,44 Ωm. Kata Kunci: Air asin, air tanah, geolistrik schlumberger, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Pantai Batakan. PENDAHULUAN Masyarakat di daerah pesisir Pantai Batakan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan masih menggunakan air sumur dangkal sebagai sumber air bersih dan air minum. Air sumur dangkal persediaannya sangat terbatas pada musim kemarau dan di beberapa tempat terkena intrusi air laut. Hingga saat ini, layanan air PDAM belum menjangkau daerah pesisir. Penggunaan air bersih semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pertanian, industri dan pengembangan di berbagai sektor sangat bergantung pada ketersediaan sumber air bersih (Rao, dkk. 2011). Guna mencukupi kebutuhan air bersih, maka perlu mengoptimalkan sumber air bersih yang ada di daerah tersebut dan pemilihan teknologi yang tepat untuk meningkatkan capaian pelayanan air bersih (Masduqi, dkk. 2007). Sumber air dibedakan menjadi dua, air permukaan dan air tanah. Air permukaan seperti sungai, mata air dan rawa, rawan tercemar dengan berbagai polutan dan persediaannya pun tidak mencukupi di daerah pesisir. Sedangkan air tanah lebih terlindung dari berbagai pencemar, karena sumbernya berada di dalam lapisan tanah. Air tanah dalam, belum dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Hal ini karena belum ada penelitian yang mengungkapkan keberadaan lapisan air tanah dalam di daerah pesisir Kabupaten Tanah Laut. *Korespondensi: Telepon/nomor faks : 0512-21537 Email : kuswoyoanton@politala.ac.id [1]

Secara geografis, pada bagian Barat dan Selatan, Kecamatan Panyipatan berbatasan langsung dengan laut Jawa. Kondisi geologi daerah ini tersusun atas Formasi Ultramafik, Formasi Dahor dan Formasi Aluvium (Sikumbang dan Heryanto, 1994). Formasi Ultramafik terdiri dari harzburgit, wehrlit, websterlite, piroksenit dan serpentinit. Formasi Dahor mempunyai kombinasi batuan yaitu batupasir kuarsa kurang padu, konglomerat dan batulempung lunak dengan sisipan lignit, kaolin dan limonit. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal formasi dipermukaan 250 cm. Umurnya diduga Plio-Plistosen. Sedangkan Formasi Aluvium tersusun atas kerikil, pasir, lanau lempung dan lumpur. Berdasarkan kasus tersebut di atas, ada beberapa hal menarik untuk dikaji. Pertama mayoritas penduduk masih menggunakan sumber air minum yang rentan terhadap pencemaran, sementara sumber air minum yang yang aman dan mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan belum digunakan secara maksimal. Kedua, kawasan perdesaan di daerah pesisir, pada beberapa lokasi sudah terkena intrusi air laut, oleh sebab itu perlu solusi penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sumber air bersih di daerah pesisir hanya berasal dari air hujan, air sungai dan air tanah dangkal (sumur). Air hujan jumlahnya fluktuatif serta memerlukan bak penampungan yang besar. Penggunaan air hujan hanya sebatas air minum, sementara untuk air bersih masih belum mencukupi secara kuantitas. Air sungai rentan terhadap pencemaran air asin. Sedangkan air tanah dalam hingga saat ini belum pernah diteliti potensi pemanfaatannya. Potensi keberadaan air tanah dalam dapat dieksplorasi dengan menggunakan metode geolistrik schlumberger guna mengetahui zona akumulasi air tanah (Wahyono dan Wianto, 2008). Kajian potensi air tanah dengan metode geolistrik menjadi menarik karena metode ini tidak merusak medium dan lingkungan sekitar, namun hasilnya bisa dianalisis untuk mengetahui keberadaan lapisan air tanah. Besarnya potensi air tanah bisa ditandai dengan adanya zona akifer yang tebal (Anomohanran, 2011). METODOLOGI Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Desa Tanjung Dewa dan Desa Batakan, Keduanya berada di Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah, Laut Kalimantan Selatan. Daerah penelitian merupakan pesisir yang berbatasan dengan Laut Jawa. Topografi daerah ini berupa dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 2 300 m dari permukaan laut (dpl). Pada daerah yang berdekatan dengan pantai, berupa dataran rendah dan landai, bahkan di beberapa lokasi berupa rawa-rawa. Geologi batuan terdiri dari formasi alluvium, ultramafik dan dahor (Gambar 1). [2]

Gambar 1. Geologi daerah penelitian (Sikumbang dan Heryanto, 1994) Pengambilan data resistivitas dengan menggunakan metode geolistrik pada sembilan titik lintasan yaitu lintasan GL1 GL9. koordinat setiap titik penelitian dicatat dengan menggunakan GPS (global positioning system) dan ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Koordinat posisi lokasi penelitian, pengambilan data resistivitas Koordinat Ketinggian Jarak Titik Penelitian Bujur Timur dari pantai Lintang Selatan (LS) dpl (m) (BT) (m) GL1 4,030 0 114,639 0 2 175 GL2 4,029 0 114,644 0 8 750 GL3 4,028 0 0 114,648 21 1100 GL4 4,073 0 0 114,636 29 875 GL5 4,072 0 0 114,639 18 1200 GL6 4,007 0 0 114,643 37 1900 GL7 4,098 0 114,631 0 6 190 GL8 4,090 0 0 114,644 11 1700 GL9 4,080 0 0 114,657 18 3200 Sumber: pengolahan data, 2012 Metode Geolistrik Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yang didasarkan pada penerapan konsep kelistrikan pada masalah kebumian dengan cara mengalirkan arus listrik searah (Direct Current) yang mempunyai beda potensial tinggi ke dalam bumi. Injeksi arus listrik ini menggunakan dua buah elektroda arus C 1 dan C 2 yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu (Gambar 2). Semakin panjang jarak elektroda C 1C 2 akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam (Santoso, 2002). Aliran arus tersebut menimbulkan efek beda potensial listrik di dalam tanah. Beda potensial listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan menggunakan multimeter yang terhubung melalui dua buah elektroda potensial P 1 dan P 2 yang jaraknya lebih pendek daripada jarak elektroda C 1C 2. Bila posisi jarak [3]

elektroda C 1C 2 diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda P 1P 2 ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar (Savit, 1988). b Gambar 2. Injeksi arus listrik dan garis-garis bidang potensial yang ditimbulkan (Minning, 1973) Tujuan penerapan metode geolistrik adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan bawah permukaan terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas). Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi karena adanya fluida elektrolit pada pori-pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu formasi batuan bergantung pada porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori batuan tersebut. Batuan yang pori-porinya berisi air atau air asin tentu lebih konduktif (resistivitasnya rendah) dibanding batuan yang sama yang pori-porinya hanya berisi udara (Santoso, 2002). Sehingga lapisan batuan yang mempunyai cadangan air cukup banyak akan terdeteksi, termasuk juga intrusi air laut di lapisan bawah permukaan bumi (Satriani, dkk. 2012). Akuisisi data resistivitas Akuisisi data resistivitas dilakukan untuk mengetahui keberadaan air tanah berdasarkan nilai resistivitas lapisan-lapisan bawah permukaan bumi. Arus listrik diinjeksikan melalui dua buah elektroda arus (current) sepanjang lintasan 400 m untuk masing-masing titik penelitian. Data hasil pengukuran resistivitas di lapangan ditulis pada Tabel 2, berupa nilai resistivitas terukur (R). [4]

Tabel 2. Data hasil pengukuran resistivitas Lintasan GL1 C1C2/2 P1P2/2 R(ohm) k (m) Rho(Ohm.m) 1 0.2 9.533 7.543 71.906 1.5 0.3 7.096 11.314 80.286 2 0.3 3.655 20.481 74.858 2.5 0.3 2.344 32.267 75.633 3 0.3 1.611 46.671 75.188 4 0.3 0.886 83.338 73.838 5 0.3 0.524 130.481 68.372 6 0.3 0.323 188.100 60.756 6 1.2 1.17 45.257 52.951 7 1.2 0.747 62.281 46.524 8 1.2 0.489 81.924 40.061 9 1.2 0.332 104.186 34.590 10 1.2 0.246 129.067 31.750 12 1.2 0.144 186.686 26.883 15 1.2 0.078 292.757 22.835 15 3 0.166 113.143 18.782 20 3 0.086 204.810 17.614 25 3 0.059 322.667 19.037 30 3 0.044 466.714 20.535 40 3 0.031 833.381 25.835 50 3 0.027 1,304.810 35.230 60 3 0.023 1,881.000 43.263 60 12 0.099 452.571 44.805 70 12 0.087 622.810 54.184 80 12 0.075 819.238 61.443 90 12 0.059 1,041.857 61.470 100 12 0.057 1,290.667 73.568 120 12 0.069 1,866.857 128.813 150 12 0.021 2,927.571 61.479 150 30 0.037 1,131.429 41.863 200 30 0.052 2,048.095 106.501 Sumber: pengolahan data, 2013 Nilai resistivitas terukur selanjutnya dikalikan dengan faktor geometri (k) untuk mendapatkan resistivitas semu (Rho). Nilai resistivitas semu tersebut yang akan dianalisis dengan menggunakan software progress versi 3.0. Langkah awal untuk mengolah data resistivitas adalah membuka software progress pada komputer, kemudian memasukkan spasi elektroda arus injeksi (C 1C 2) pada kolom Spacing dan nilai [5]

resistivitas semu pada kolom Observed Data seperti yang ditampilkan software. Selanjutnya software dioperasikan sesuai prosedur. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil akhir pengolahan data adalah berupa kurva nilai resistivitas pada tiap-tiap lapisan bumi (Gambar 3). Pada pembahasan ini hanya ditampilkan contoh pengolahan data pada satu titik penelitian, yakni lintasan GL1. Sedangkan untuk 8 titik penelitian lainnya hanya ditampilkan hasil penelitian yang diperoleh dengan cara dan analisis yang sama dengan lintasan GL1. Kurva pada gambar sebelah kiri menunjukkan hubungan nilai resistivas dengan panjang spasi elektroda arus yang diinjeksi pada waktu pengambilan data lapangan. Tabel di sebelah kanan menampilkan kedalaman lapisan tanah/batuan dan nilai resistivitasnya. Gambar 3. Kurva hasil pengolahan data resistivitas pada Lintasan GL1 [6]

Nilai-nilai resistivitas pada tiap lapisan dibandingkan dengan nilai resistivitas batuan yang ada pada literatur tentang daftar nilai resistivitas batuan dan mineral (Reynolds, 1997) dan disesuaikan dengan formasi batuan. Pada lintasan GL1 terletak pada formasi alluvium, maka batuan yang ada di daerah tersebut terdiri dari pasir, alluvial kerikil, lanau lempung (clay) dan lumpur. Lapisan bawah permukaan bumi mempunyai rentang nilai resistivatas 2,91 1044,08 Ωm yang terdiri dari 6 lapisan. Jika dibandingkan dengan formasi alluvium maka dapat diprediksi jenis batuan yang terkandung pada titik pengukuran GL1 adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Lapisan-lapisan bawah permukaan tanah pada Lintasan GL1 No. Lapisan Kedalaman (m) Resistivitas Ωm Jenis batuan 1 0,00 0,20 11,33 Lapisan tanah lapuk dan clay 2 0,20 0,98 289,47 pasir 3 0,98 7,17 18,91 Lapisan tanah lapuk dan clay 4 7,17 10,02 2,91 Lapisan tanah yang terkena intrusi 5 10,02 88,04 1044,08 Kerikil (gravel) 6 88,04-130 109,47 Lapisan pasir, banyak mengandung air tanah Sumber: Pengolahan data, 2012 Air tanah diprediksi berada pada kedalaman 88,04 130 m. Hal ini ditandai pada lapisan pasir yang memiliki rentang nilai resistivitas 10 150 Ωm. Semakin tebal lapisan yang mengandung air tanah, maka potensinya semakin besar (Eke dan Igboekwe, 2011). Namun potensi air tanah tidak hanya ditinjau dari ketebalan lapisan saja, ada faktor lain seperti luas area, kemudahan untuk dieksploitasi dan lain-lain. Pada lintasan GL1 terjadi intrusi air laut pada kedalaman 7,17-10,02 m dengan nilai resistivitas 2,91 Ωm. intrusi air laut juga terjadi pada lintasan GL7 kedalaman 4,85 11,17 m dengan nilai resistivitas 0,44 Ωm. Demikian juga cara penglolahan data untuk 8 titik lintasan yang lainnya, menggunakan cara dan analisis yang sama. Analisis Potensi Air Tanah Setelah dilakukan pengambilan data resistivitas untuk mengetahui keberadaan air tanah dan potensinya untuk digunakan sebagai sumber air bersih, diperoleh data hasil analisis berupa kedalaman lapisan yang mengandung potensi air tanah. Tabel 3.3 menunjukkan kedalaman dan ketebalan lapisan air tanah di sembilan titik penelitian. Data pada Tabel 4 selanjutnya ditampilkan dalam bentuk peta kontur seperti pada Gambar 4. Potensi air tanah dikelompokkan menjadi tiga: Besar, Sedang dan Kecil. Potensi besar yakni lapisan yang mengandung air tanah dengan ketebalan lapisan di atas 20 m. Potensi sedang yakni lapisan yang mengandung air tanah dengan ketebalan lapisan di atas antara 5 20 m, sedangkan potensi kecil jika [7]

ketebalan lapisan yang mengandung air tanah kurang dari 5 m. Penggolongan potensi besar, sedang dan kecil ini relatif, artinya berdasarkan jumlah penduduk di daerah penelitian. Potensi besar sebanyak 6 titik dari 9 titik penelitian, yakni berada pada titik GL1, GL3, GL5, GL6, GL7 dan GL9. Potensi sedang berada pada titik GL2, GL4 dan GL8. Pembuatan sumur bor, harus pada titik dengan potensi air yang sedang dan besar. Hal ini untuk menghindari kekurangan pasokan air bersih dan untuk menjaga kontinuitas penyediaan air bersih bagi masyarakat. Selain itu, potensi air tanah sedang dan besar diperkirakan tidak akan kering walaupun musim kemarau. Nilai resistivitas lapisan air tanah pada masing-masing lintasan ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 4. Kedalaman dan ketebalan lapisan air tanah Titik Lokasi Jarak dari Pantai (m) Kedalaman Lapisan (m) Ketebalan Lapisan (m) Potensi GL1 175 88,04 41,96 Besar GL2 750 12,03 7,36 Sedang GL3 1100 1,51 30,93 Besar GL4 875 4,01 10,02 Sedang GL5 1200 3,71 17,72 Besar GL6 1900 55,04 48,77 Besar GL7 190 11,17 136,83 Besar GL8 1700 7,22 13,63 Sedang GL9 3200 12,47 116,03 Besar Sumber: pengolahan data, 2012 Tabel 5. Nilai resistivitas lapisan air tanah Titik Lokasi Kedalaman Lapisan (m) Ketebalan Lapisan (m) Nilai Resistivitas (Ωm) GL1 88,04 41,96 109,47 GL2 12,03 7,36 55,40 GL3 1,51 30,93 113,15 GL4 4,01 10,02 22,56 144,65 GL5 3,71 17,72 78,57 114,70 GL6 55,04 48,77 101,89 186,50 GL7 11,17 136,83 45,67 74,74 GL8 7,22 13,63 29,46 114,73 GL9 12,47 116,03 10,63 91,57 [8]

Gambar 4. Peta Kontur kedalaman air tanah di daerah pesisir Kec. Panyipatan Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan KESIMPULAN Keberadaan air tanah pada sembilan titik penelitian menunjukkan daerah pesisir Pantai Batakan di Kabupaten Tanah Laut mempunyai potensi air tanah yang layak untuk dimanfaaatkan sebagai sumber air bersih. Potensi besar sebanyak 6 titik dari 9 titik penelitian (dengan ketebalan lapisan air di atas 15 m), yakni berada pada titik GL1, GL3, GL5, GL6, GL7 dan GL9. Potensi sedang (dengan ketebalan lapisan air tanah antara 5 15 m) berada pada titik GL2, GL4 dan GL8. Keberadaan air tanah berada pada kisaran kedalaan 1 80 m. Lokasi yang tercemar air asin yaitu pada titik lintasangl1 pada kedalaman 0,98-7,17 m dan titik GL7 pada kedalaman 4,85-11,17 m dengan nilai resistivitas berturut-turut 2,91 Ωm dan 0,44 Ωm. [9]

DAFTAR PUSTAKA Anomohanran, O. (2011), Determination Of Groundwater Potential In Asaba, Nigeria Using Surface Geoelectric Sounding, International Journal of the Physical Sciences Vol. 6(33), pp. 7651-7656. Eke1, K. T. dan Igboekwe, M. U. (2011), Geoelectric Investigation of Groundwater in Some Villages in Ohafia Locality, Abia State,Nigeria. British Journal of Applied Science & Technology 1(4): 190-203. Masduqi, A., N. Endah, Soedjono, E. S., dan Hadi, W. (2007), Capaian Pelayanan Air Bersih Perdesaan Sesuai Millennium Development Goals Studi Kasus di Wilayah DAS Brantas, Jurnal Purifikasi, Vol. 8, No. 2, Desember 2007: 115-120. Minning, R.C. (1973), The Electrical Resistivity Method, Part I, Technical Memo Number 3, Water Well Journal, 27(6). Rao, V.G., Naidu, K. C., dan Mouli, S.C. (2011), Contamination of groundwater in Srikakulam Coastal Belt Due to Salt Water Intrusion. International Journal of Engineering and Technology Vol.3 (1), 2011, 25-29. Santoso, D. (2002), Pengantar Teknik Geofisika, ITB, Bandung. Satriani, A., Loperte, A., Imbrenda, V., dan Lapenna, V. (2012), Geoelectrical Surveys for Characterization of the Coastal Saltwater Intrusion inmetapontum Forest Reserve (Southern Italy), Hindawi Publishing Corporation International Journal of Geophysics Volume 2012, Article ID 238478, 8 pages. Savit, M.B. dan Dobrin, C.H. (1988), Introduction to geophysical prospecting. Mc Graw Hill International Edition. Sikumbang, N dan Heryanto, R. (1994), Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan, Bandung. Reynolds, J. M. (1997), An Introduction to Aplied and Environmental Geophysics, John Wiley and Sons Ltd. Baffins, Chichester, West Susex PO19 IUD. England. Wahyono, S.C. dan Wianto, T. (2008), Penentuan Lapisan Air Tanah dengan Metode Geolistrik Schlumberger di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, Jurnal Fisika Fluks. Vol 5 No.2, Agustus 2008 (148-164). [10]